• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Perspektif Islam Tentang Menabung

2.6 Ruang Lingkup Bank .1Pengertian Bank

2.7.4 Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Wadi’ah dapat juga diartikan titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila dikehendaki dari satu pihak ke pihak lain, baik sebagai individu maupun sebagai suatu badan hukum (Ali, 2008:23).

Secara umum terdapat 2 (dua) jenis Al-wadi’ah: a. Wadi’ah yad Al-Amanah (Trustee Depository)

li

b. Wadiah yad adh-Dhamamah (Guarantee Depository) Diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan. 2) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing atau Syirkah)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:

a. Al-Musyarakah

Pembiayaan yang dilakukan oleh pihak bank syariah untuk nasabah yang ingin melaksanakan proyek atau usaha, kemudian akan disepakati jumlah modal dan keuntungan bagi hasil untuk masing-masing pihak berdasarkan persentase keuntungan bersih dari hasil usaha tersebut sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat (Ali, 2008: 34).

Dua jenis Al-Musyarakah:

1) Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih

2) Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah

b. Mudharabah

Bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan (Karim, 2006:103). Akad mudhrabah terbagi atas 2 (dua), yaitu:

lii

1) Mudharabah Muthlaqah adalah kerja sama antara shahibul al-maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.

2) Mudharabah Muqayyadah adalah kerjasama antara shahibul al-maal dan mudharib dimana mudharib memberikan batasan kepada shahibul al-maal mengenai tempat, cara dan obyek investasi.

3) Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual (Karim, 2006:98). Prinsip jual beli terbagi atas:

a. Murabahah

Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual-beli dimana bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin) b. Salam

Transaksi jual beli di mana barang yang diperjual belikan belum ada. Bank bertindak sebagai pembeli sementara nasabah sebagai penjual.

c. Istishna

Akad jual beli antara pembeli dan produsen yang bertindak juga sebagai penjual. Bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembayaran manufaktur dan kontruksi.

liii

4) Prinsip Sewa (Ijarah)

Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah terbagi kepada 2 (dua) jenis:

a. Ijarah, sewa murni

b. Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa. 5) Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip antara lain:

a. Alih Utang-Piutang(Hiwalah)

Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier atau pemasok mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.

b. Gadai(Rahn)

Tujuan akad Rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

c. Pinjaman Uang(Qardh)

Pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan uang tanpa mengharapkan imbalan. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.

liv

d. Perwakilan(Wakalah)

Dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti L/C, inkaso dan transfer uang.

e. Garansi Bank(Kafalah)

Kafalah dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

lv 2.7.5Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Tabel 2.2

Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional

Karakteristik Bank Syariah Konvensional Business Framework Seluruh aktivitas comply

dengan syariah

Secular principles dan tidak didasarkan pada hukum agama Islam Larangan riba dalam

kredit/pembiayaan

Berdasarkan transaksi jual beli, bagi hasil, sistem angsuran tetap sejak awal s.d jatuh tempo pembiayaan

Orientasi bunga, sistem angsuran fixed/floating

Larangan riba dalam simpanan

Sistem profit and loss sharing atau revenue sharing, bank terhindar dari negative spreed

Sistem bunga yang mewajibkan bank membayar bunga sesuai dengan yang diperjanjikan diawal, bank rentan terhadap negative spreed

Hubungan dengan nasabah

Kemitraan Kreditur dan debitur Dewan Pengawas Syariah Memiliki DPS suntuk

mengawasi setiap produk dan aktivitas bank

Tidak mengenal dewan sejenis

Larangan gharar Dilarangan gharar (ketidakpastian) dan maisir (judi) Terkadang terlibat dalam speculative FOREX dealing Denda dalam kredit/pembiayaan

Diakui sebagai dana kebajikan (sumber qardh)

Sebagai pendapatan bank

Kegiatan social Pengumpul dan

mendistribusikan zakat

Tidak melakukan kegiatan ini Penyalahgunaan dana Menghindari hal ini yaitu

tidak memberikan dana secara tunai tetapi

memberikan barang yang dibutuhkan Murabahah

Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight streaming (penyalahgunaan dana pinjaman)

lvi 2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literatur (Kuncoro, 2003:48).

Menurut Supranto dan Limakrisna (2011;16) pandangan seseorang tentang dirinya dan cara dia mencoba hidup ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor motivasi, persepsi, sikap, keluarga dan budaya.

Motivasi merupakan daya penggerak didalam individu yang mendorong untuk menabung di Bank Syariah (Schiffman dan Kanuk, 2000:94)

Persepsi merupakan proses yang dilalui seseorang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran dirinya untuk mengambil keputusan menabung di Bank Syariah (Schiffman dan Kanuk, 2000:35).

Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat memutuskan untuk menabung di Bank Syariah (Sumarwan, 2002: 136).

Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen. Keluarga mempunyai peranan yang paling kuat untuk mempengaruhi seseorang menabung di Bank Syariah (Sumarwan, 2002:226).

lvii

Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat dalam memutuskan memilih menabung pada Bank Syariah (Sumarwan, 2002:170).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Samsudin (2005), data diolah 2.9 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan manfaat dan kerangka konseptual penelitian, maka hipotesis penelitian dari penelitian ini adalah:

3. Faktor motivasi, persepsi, sikap, keluarga dan budaya secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan

4. Faktor motivasi, persepsi ,sikap, keluarga dan budaya secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan

Faktor Motivasi X1 Faktor Persepsi X2 Faktor Sikap X3 Keputusan Nasabah menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan Y Faktor Budaya X5 Faktor Keluarga X4

Dokumen terkait