• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan

Dalam dokumen Agita Dyah Hapsari F3309003 (Halaman 58-105)

E. MANFAAT PENELITIAN

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

8. Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan

Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) dalam prinsip kehati-hatian perkreditan (Tawaf 1999: 255) berkaitan dengan:

a) Kebijakan pokok perkreditan: 1) prosedur kredit yang sehat,

2) kredit yang mendapat perhatian khusus, 3) perlakuan kredit yang di plafondering,

4) prosedur penyelesaian kredit bermasalah, pengahapusbukuan, dan pelaporan kredit macet, dan

commit to user

b) Kebijakan bank dalam pemberian kredit pada pihak terkait/ debitur besar, yaitu dalam bentuk pernyataan:

1) batasan jumlah maksimum kredit yang diberikan, 2) tata cara penyediaan kredit,

3) persyaratan kredit, dan

4) kebijakan pemenuhan ketentuan perkreditan. c) Pencantuman kredit yang perlu dihindari bank:

1) kredit untuk spekulasi,

2) informasi keuangan tidak cukup, 3) kredit dengan keahlian khusus, dan 4) kredit bermasalah pada bank lain.

d) Tata cara penilaian kualitas kredit, hasil penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Prosedur pemberian kredit yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dan berpedoman kepada Kebijakan Perkreditan Bank menurut Tawaf (1999 : 267) diantaranya adalah:

a) Permohonan nasabah

Pada prosedur ini nasabah mengajukan permohonan dan bank mencari informasi tentang nasabah dan bisnisnya dari berbagai sumber, termasuk bank to bank information. Informasi ini akan digunakan selanjutnya untuk bahan analisis kredit.

commit to user b) Persiapan analisis

Nasabah harus menjadi subyek hukum dengan memilih akte- akte pendirian badan usaha, memiliki NPWP, ijin-ijin usaha yang berlaku baik yang umum maupun yang khusus untuk bidang usahanya, laporan keuangan dan aktivitas usaha beserta penjelasannya.

c) Aspek-aspek dalam analisis

Bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan mencapai tujuan dan nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada bank. Mengingat selalu ada risiko tidak kembalinya kredit, setiap analisis kredit harus memenuhi syarat:

1) Independen dan objektif.

2) Mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif. 3) Adanya penetapan sumber pelunasan. 4) Adanya penetapan struktur fasilitas kredit. 5) Adanya analisis jaminan dan agunan. 6) Adanya analisis risiko.

d) Analisis resiko

Bank harus memperoleh kejelasan mengenai bentuk risiko yang harus dihadapi sehubungan dengan kredit nasabah agar dapat memperhitungkan bagaimana mengatasi risiko tersebut.

commit to user e) Perhitungan kebutuhan kredit

Jumlah kebutuhan kredit nasabah, berapa kebutuhan

pembiayaan nasabah, dan berapa yang dibiayai nasabah. Perhitungan dilakukan dengan metode yang ditetapkan bank.

f) Penggunaan formulir analisis kredit

Formulir analisis kredit digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas, penggunaan formulir standar merupakan suatu keharusan.

g) Tahap kerja

Tahap kerja adalah alur langkah yang harus dipenuhi dalam kegiatan pengelolaan kredit.

commit to user

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

PT. BPR Nguter memiliki beberapa jenis produk penyaluran dana, diantaranya adalah kredit modal usaha, kredit multi guna, kredit konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor, dan pembiayaan pembelian mobil. Sistem pemberian kredit yang akan penulis bahas adalah sistem pemberian kredit konsumtif. Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif, misalnya untuk membeli kendaraan, rumah, dan lain-lain. Sistem pemberian kredit konsumtif memiliki alur prosedur yang sama dengan kredit lainnya, begitu juga dengan fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, dan catatan akuntansi yang digunakan.

Untuk dapat mengajukan permohonan kredit, calon debitur terlebih dahulu dapat melakukan konsultasi dengan bagian marketing kredit. Calon debitur harus memenuhi persyaratan awal dalam pengajuan permohonan kredit konsumtif. Persyaratan yang ditetapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta diantaranya adalah:

a) calon debitur harus memiliki Kartu Tanda Penduduk yang masih aktif, b) calon debitur harus memenuhi kelengkapan persyaratan dokumen

identitas diri yang dibutuhkan dan terlampir di dalam Formulir Permohonan Kredit dan Surat Perjanjian Kredit,

c) calon debitur harus memiliki kemampuan untuk membayar angsuran kredit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, dan

commit to user

d) calon debitur harus memiliki jaminan sebagai penjamin ketika tidak mampu membayar angsuran kredit.

Dokumen dan persyaratan yang dilampirkan bersama dengan Formulir Pemohonan Kredit tidak dibedakan antara kredit modal usaha, kredit multi guna, kredit konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor, dan pembiayaan pembelian mobil. Calon debitur yang akan mengajukan permohan kredit wajib melampirkan persyaratan sebagai berikut:

1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku, 2) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,

3) fotokopi Surat Nikah, 4) fotokopi Rekening Listrik,

5) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/Sertifikat tanah),

6) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan

7) melampirkan dokumen pendukung lainnya.

a. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem pemberian kredit konsumtif adalah sebagai berikut:

1) Direksi

Direksi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) memberikan keputusan terhadap permohonan kredit dari calon debitur dengan melakukan penilaian kelayakan calon debitur,

commit to user

b) mengawasi dan memberikan otorisasi terhadap dokumen- dokumen yang dibutuhkan dalam pemberian kredit,

c) memberikan persetujuan atas formulir permohonan pinjaman, penyerahan hak milik secara kepercayaan (FIDUCIA), dan surat kuasa untuk menjual barang jaminan, dengan menandatangani dokumen tersebut, dan

d) bertanggung jawab terhadap kelancaran kredit yang diberikan kepada masyarakat.

2) Kepala Bagian Kredit

Kepala bagian kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) mengkoordinasi dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,

Account Officer, dan Collection di lapangan,

b) bertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran proses pencairan, dan

c) bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan kredit dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan SOP perusahaan.

3) Bagian Marketing Kredit

Bagian marketing kredit mempunyai tanggung jawab

sebagai berikut:

a) menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit antara lain konsumtif, modal kerja, dan lain-lain,

commit to user

b) melayani calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit,

c) mengumpulkan file data calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit, dan

d) memberikan informasi kepada calon debitur jika pengajuan permohonan kredit telah disetujui oleh Direksi.

4) Bagian Admin Kredit

Bagian admin kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) menerima berkas pengajuan permohonan kredit dari bagian

marketing kredit dan melakukan pengecekan kelengkapan untuk

selanjutnya diberikan kepada account offficer, dan b) melakukan SID atau BI checking.

5) Bagian Account Offcer

Account officer mempunyai tanggung jawab sebagai

berikut:

a) melakukan pengecekan kelengkapan berkas pengajuan

permohonan kredit calon debitur,

b) melakukan survei lapangan ke tempat tinggal calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit,

c) menganalisis hasil survei calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit, dan

commit to user

d) membuat laporan analisis kredit calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit.

6) Bagian Pencairan Kredit

Pencairan kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) menyiapkan dan mengisi Surat Perjanjian Kredit, disposisi pencairan, slip setor dan slip penarikan,

b) mencocokkan jaminan asli yang dibawa oleh calon debitur dengan fotokopi jaminan yang digunakan sebagai syarat awal (aplikasi) dalam pengajuan permohonan kredit,

c) menjelaskan kepada calon debitur tentang isi perjanjian SPK dan biaya-biaya yang ditanggungkan kepada calon debitur, d) menginput data calon debitur yang mengajukan permohonan

kredit, dan

e) mengarsip dokumen-dokumen permohonan kredit calon debitur.

7) Bagian Tabungan/Deposito

Bagian Tabungan/Deposito mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) melayani pembukaan rekening calon debitur yang akan

mengajukan permohonan kredit (calon debitur baru), dan

b) melayani transaksi calon debitur baik penyetoran, penarikan, dan pemindahbukuan.

commit to user 8) Bagian Kasir

Bagian kasir mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: a) bertanggung jawab terhadap keamanan kas dan memastikan

bahwa dana yang diberikan benar-benar telah diterima calon debitur yang mengajukan kredit,

b) menginput data calon debitur yang akan melakukan peminjaman kredit,

c) mengeluarkan voucher dari transaksi penarikan tabungan calon debitur (pemberian kredit kepada calon debitur), dan

d) membuat bukti pengeluaran umum dan bukti mutasi kas harian untuk mencatat seluruh pengeluaran kas dan membuat bukti setoran pinjaman untuk mencatat setoran angsuran dari debitur. 9) Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

a) bertanggung jawab atas pembukuan seluruh transaksi yang ada di PT. BPR Nguter Surakarta terutama yang berhubungan dengan pemberian kredit,

b) mencatat dalam buku besar atas transaksi dan melakukan pengarsipan bukti-bukti dan dokumen, dan

c) membuat catatan akuntansi dan laporan keuangan secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.

commit to user

b. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit konsumtif adalah sebagai berikut:

1) Formulir Permohonan Kredit

Formulir ini digunakan oleh calon debitur pada saat akan mengajukan permohonan kredit. Dokumen ini diotorisasi oleh Direksi dan kemudian ditandatangani oleh calon debitur yang bersangkutan.

2) Dokumen Syarat/Aplikasi

Dokumen syarat/aplikasi adalah dokumen-dokumen identitas diri yang dilampirkan bersamaan dengan Formulir Permohonan Kredit. Dokumen syarat terdiri dari:

a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku, b) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,

c) fotokopi Surat Nikah, d) fotokopi Rekening Listrik,

e) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/

Sertifikat),

f) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan g) melampirkan dokumen pendukung lainnya.

commit to user 3) Surat Perjanjian Kredit

Surat perjanjian kredit berisi ketentuan-ketentuan yang mengikat nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati. Dokumen ini dilampirkan pada agunan yang dijaminkan dengan materai Rp 6.000,00. Jika pada saat pelaksanaan angsuran kredit dari calon debitur bermasalah (tidak lancar), maka pihak bank memiliki wewenang untuk menjual atau melelang agunan yang dijaminkan tersebut. Surat Pernyataan Kuasa Menjual juga terlampir di dalam Surat Perjanjian Kredit.

4) Disposisi Pencairan Kredit

Disposisi pencairan kredit merupakan dokumen yang memuat data debitur beserta jumlah pinjaman kredit dan biaya-biaya administrasi.

5) Kartu angsuran

Merupakan kartu yang memuat jumlah pinjaman debitur dan pembayarannya.

6) Slip Pencairan Kredit

Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas atas pencairan kredit untuk calon debitur. Slip pencairan kredit terdiri dari 1 lembar slip penyetoran dan 2 lembar slip penarikan.

commit to user 7) Laporan Pemeriksaan dan Analisis Kredit

Laporan pemeriksaan dan analisis kredit adalah laporan dari hasil survey account officer kepada calon debitur yang mengajukan permohonan kredit untuk mengetahui tingkat kelayakan dari calon debitur tersebut.

8) Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar memuat jumlah nominal pengeluaran kas baik untuk pencairan kredit maupun untuk pengeluaran lainnya. 9) Bukti Kas Masuk

Bukti kas masuk memuat jumlah penerimaan kas dari pembayaran administrasi atau provisi setelah bank meyetujui pemberian kredit kepada debitur.

c. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit konsumtif adalah sebagai berikut:

1) Jurnal Umum

Jurnal ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang ada pada bank yang pada akhirnya digunakan untuk pembuatan laporan keuangan.

2) Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal ini berfungsi untuk mencatat jumlah pinjaman yang diberikan kepada debitur.

commit to user 3) Buku Besar

Buku besar digunakan untuk mencatat jumlah total pengeluaran kas yang sudah direkapitulasi melalui jurnal pengeluaran kas. Akun buku besar yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah kas, piutang, pinjaman flat, pinjaman menurun, dan pendapatan bunga.

4) Buku Kredit

Buku kredit digunakan untuk mencatat nama debitur yang mengambil kredit beserta jumlah kredit yang diambil.

5) Mutasi Kas

Catatan ini digunakan untuk mencatat perubahan kas atas terealisasinya kredit kepada debitur.

d. Jaringan Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif yang Membentuk

Sistem

Jaringan prosedur pemberian kredit konsumtif yang membentuk sistem adalah sebagai berikut:

1) Prosedur Permohonan Kredit

a) calon debitur datang ke bank untuk melakukan konsultasi kredit

dengan bagian marketing kredit. Calon debitur kemudian

melakukan pengisian Formulir Permohonan Kredit dan

commit to user

b) bagian marketing Kredit menerima Formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat calon debitur dan melakukan pengecekan kelengkapan berkas tersebut.

2) Prosedur Analisis Kredit

a) formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat diserahkan oleh bagian marketing kredit ke bagian admin kredit,

b) bagian admin kredit menunjuk account officer untuk melakukan

survey ke tempat tingal calon debitur untuk melihat kondisi

ekonomi dan usaha calon debitur, sekaligus melihat kondisi barang jaminan,

c) account officer menganalisis hasil survey dan membuat laporan

analisis kredit,

d) laporan analisis kredit beserta Formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat oleh account officer diserahkan ke bagian admin kredit, dan

e) admin kredit melakukan SID/ BI checking untuk mengetahui riwayat debitur dalam kemampuan melunasi kredit-kreditnya. 3) Prosedur Persetujuan Kredit

a) admin kredit menyerahkan Formulir Permohonan Kredit,

dokumen syarat, analisis hasil survey dan laporan SID kepada Kabag Kredit,

commit to user

b) kabag kredit memeriksa kelengkapan berkas pengajuan permohonan kredit dan kelayakan calon debitur untuk kemudian memberikan otorisasi. Berkas pengajuan permohonan kredit selanjutnya diserahkan kepada Direksi., dan

c) direksi mengotorisasi berkas pengajuan permohonan kredit sebagai tanda bahwa permohonan kredit calon debitur telah disetujui.

d) Prosedur Pencairan Kredit

a) bagian pencairan kredit melakukan penginputan data calon debitur ke komputer dan mengeluarkan Surat Perjanjian Kredit. Selain itu, bagian pencairan juga menyiapkan disposisi pencairan kredit dan slip penyetoran serta slip penarikan,

b) Surat Perjanjian Kredit ditandatangani oleh calon debitur dan Direksi dengan materai Rp 6.000,00,

c) berkas pengajuan permohonan kredit diserahkan kepada bagian tabungan untuk selanjutnya melakukan pembukaan rekening. Sehingga berkas pengajuan kredit tersebut terdiri dari:

· Formulir Permohonan Kredit,

· Dokumen syarat,

· Laporan Analisis Kredit, · Laporan SID/ BI checking,

· Surat Perjanjian Kredit, · Disposisi pencairan kredit,

commit to user

· satu lembar slip penyetoran (total plafon) dan dua lembar slip penarikan (biaya administrasi dan total plafon dikurangi biaya administrasi).

d) bagian tabungan menginput data calon debitur dari informasi Nomor SPK dan Kartu Tanda Penduduk untuk dilakukan pembukaan rekening nasabah,

e) slip penarikan lembar kedua diserahkan ke Bagian Kasir untuk diinput data mengenai jumlah plafon dikurangi biaya. Bagian kasir melakukan cetak validasi dan mengeluarkan voucher untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi,

f) bagian kasir mengeluarkan uang sesuai jumlah plafon yang sudah dikurang biaya beserta Kartu Angsuran debitur,

g) berkas Pengajuan Kredit diserahkan kembali ke Bagian Pencairan kredit untuk diarsip kecuali slip penyetoran dan slip penarikan lembar pertama diserahkan ke bagian akuntansi. Untuk slip lembar kedua diarsip secara permanen, dan

h) kasir menyerahkan voucher dan slip penarikan kepada bagian akuntansi.

e) Prosedur Pencatatan

a) bagian akuntansi menerima voucher, slip penyetoran dan slip penarikan dari kasir dan bagian pencairan kredit, dan

commit to user

e. Bagan Alir Sistem

Bagan alir sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta digambarkan sebagai berikut:

Bagian Marketing Kredit

Gambar 2.1 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif - Bagian Marketing Kredit Mulai 7 Memberi konsultasi peminja- man kredit Menghu- bungi debitur Menerima FPK dan dokumen syarat Debitur datang membawa jaminan

Dok. syarat Jaminan

Asli FPK Mengecek keleng- kapan data 8 Dok. syarat FPK 1

commit to user

Bagian Admin Kredit Account Officer

Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) Bagian - Admin Kredit Account Officer

3 1 LAK Dok. syarat FPK Dok. syarat FPK Mengecek keleng- kapan data Melakukan SID/ BI checking Laporan SID LAK Dok. syarat Dok. syarat FPK FPK 2 4

commit to user

Bagian Account Officer

Gambar 2.3 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif

(Lanjutan) - Bagian Account Officer

2 FPK Dok. syarat Mengecek keleng- kapan data Survey lapangan Analisis hasil survey Menyusun LAK LAK FPK Dok. syarat 3

commit to user Kepala Bagian Kredit

Gambar 2.4 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Kepala Bagian Kredit

11 4 SPK Disposisi LAK Laporan SID Dok. syarat Otorisasi FPK Mengecek keleng- kapan data Disposisi SPK 12 Otorisasi LAK dan Laporan SID Laporan SID Dok. syarat LAK FPK 5

commit to user Direksi

Gambar 2.5 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Direksi 12 5 Disposisi Laporan SID SPK Dok. syarat LAK FPK Otorisasi Mengecek LAK dan Laporan SID SPK Disposisi 13 Otorisasi LAK dan Laporan SID Laporan SID Dok. syarat LAK FPK 6

commit to user Bagian Pencairan Kredit

Otorisasi

debitur

Gambar 2.6 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan)

8 9 6 JA Dok. syarat LAK Laporan SID FPK Dok. syarat JA dicocokan dengan dok. syarat Mengecek keleng-

kapan data Isi SPK,

disposisi, slip, kartu angsuran Input data calon debitur Laporan SID 4 3 2 KA LAK

Dok. syarat Slip tarik 1

FPK Slip setor 1 2 SPK Disposisi T Dok. syarat JA T 10 10

commit to user Bagian Pencairan Kredit

Gambar 2.7 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian Pencairan Kredit

10 KA 4 2 3 Slip tarik 1 Slip setor 1 2 SPK Disposisi Laporan SID JA LAK FPK Dok. syarat 15 11 T 13

commit to user Bagian Pencairan Kredit

Gambar 2.8 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian Pencairan Kredit

14 Slip tarik 1 2 Slip setor 1 2 Disposisi Laporan SID SPK Dok. syarat LAK FPK 17 T

commit to user Bagian Tabungan

Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian Tabungan

13 Slip tarik 1 2 Slip setor 1 2 SPK Disposisi Laporan SID Dok. syarat LAK FPK Input data Pembukaan rekening tabungan 14

commit to user

Bagian Kasir Bagian Akuntansi

Gambar 2.10 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan)

16 17 15 Slip setor 1 Slip tarik 1 Slip tarik 3 Voucher 4 KA Slip tarik 3 Mencocokan voucher dan slip Input data Mencetak validasi Mencetak validasi Membuat JPK Menyerah- kan uang kepada debitur JPK Uang Membuat voucher Posting Buku Besar Buku Besar Voucher KA 4 Voucher Slip tarik 3 Slip tarik 3 Slip tarik 1 16 Debitur Slip setor 1 T T

commit to user

f. Uraian Singkat Mengenai Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit

Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta

1) Nasabah datang ke bank untuk konsultasi peminjaman kredit beserta syaratnya dengan bagian marketing kredit.

2) Nasabah mengisi formulir permohonan kredit serta menyiapkan dokumen syarat dan diterima oleh bagian marketing kredit. Dokumen syarat yang dibutuhkan meliputi:

a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku, b) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,

c) fotokopi Surat Nikah, d) fotokopi Rekening Listrik,

e) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/

Sertifikat),

f) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan g) melampirkan dokumen pendukung lainnya.

3) Bagian marketing kredit menyerahkan berkas atau dokumen nasabah tersebut ke Bagian admin kredit account officer.

4) Admin kredit account officer menerima pengajuan kredit dari bagian

marketing kredit. Berkas yang diterima kemudian diserahkan kepada

account officer untuk disurvei.

5) Account officer menerima berkas pengajuan kredit dari nasabah dan

melakukan pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon debitur.

commit to user

6) Account officer melakukan survei ke tempat calon debitur dan

melakukan analisis kredit dari hasil survei tersebut.

7) Account officer membuat Laporan Analisis Kredit dan diserahkan ke

bagian admin kredit account officer.

8) Admin kredit account officer melakukan SID atau BI checking untuk mengetahui riwayat kredit calon debitur. Laporan SID, Laporan Analisis Kredit, serta berkas pengajuan kredit diserahkan kepada Kepala Admin Kredit untuk diotorisasi dan selanjutnya dilaporkan ke Direksi.

9) Direksi melakukan pengecekan berkas pengajuan kredit dan menganalisis kembali Laporan Analisis Kredit serta Laporan SID. Jika Direksi menyetujui dan telah memberikan otorisasi, maka berkas pengajuan kredit nasabah tersebut diserahkan ke bagian pencairan.

10) Bagian marketing kredit menghubungi nasabah untuk memberikan informasi bahwa permohonan kreditnya telah disetujui.

11) Nasabah datang membawa jaminan asli, yaitu BPKB asli atau sertifikat tanah beserta syarat-kelengkapan lainnya yang berupa: a) fotokopi STNK,

b) fotokopi KTP atas nama BPKB,

c) kuitansi kosong bermaterai ditandatangani atas nama BPKB. d) faktur BPKB, dan

commit to user

12) Oleh bagian pencairan, jaminan tersebut diperiksa kelengkapannya dan dicocokkan dengan fotokopi BPKB atau sertifikat tanah yang dilampirkan pada dokumen syarat berkas pengajuan kredit calon debitur.

13) Jika jaminan tersebut sudah cocok, maka jaminan tersebut diarsip permanen. Bagian pencairan menyiapkan Surat Permohonan Kredit, disposisi pencairan kredit, satu lembar slip penyetoran dan dua lembar slip penarikan. Disposisi pencairan kredit terdiri dari lampiran:

a) tanda setor,

b) tanda terima uang pinjaman, c) surat sanggup, dan

d) aplikasi tabungan (fotokopi KTP)

14) Disposisi pencairan kredit diserahkan kepada Kepala Bagian Kredit dan Direksi untuk diotorisasi.

15) Bagian pencairan kredit menginput data pencairan nasabah tersebut ke sistem komputer dan mengeluarkan Surat Perjanjian Kredit calon debitur.

16) Bagian pencairan kredit menjelaskan isi perjanjian dan biaya-biaya yang tercantum di dalam Surat Perjanjian Kredit kepada calon debitur. Calon debitur melakukan akad kredit dan penandatanganan pada Surat Permohonan Kredit.

commit to user

17) Berkas pengajuan permohonan kredit debitur di bagian pencairan diserahkan ke bagian tabungan. Sehingga berkas pengajuan kredit terdiri dari:

a) Formulir Permohonan Kredit, b) Dokumen syarat,

c) Laporan Analisis Kredit, d) Laporan SID/ BI checking,

e) Surat Perjanjian Kredit, f) Disposisi pencairan kredit,

g) Satu lembar slip penyetoran dan dua lembar slip penarikan, dan h) Kartu Angsuran.

18) Bagian tabungan menerima berkas pengajuan kredit dan melakukan penginputan data untuk pembukaan rekening tabungan debitur.

Dalam dokumen Agita Dyah Hapsari F3309003 (Halaman 58-105)

Dokumen terkait