• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kehati-hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain

BAB I

Ketentuan Umum

212 Pasal 1

13/25/PBI/2011

1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing, dan Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah;

2. Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Lain yang selanjutnya disebut Alih Daya adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada Perusahaan Penyedia Jasa melalui perjanjian pemborongan pekerjaan dan/atau melalui perjanjian penyediaan jasa tenaga kerja;

3. Perusahaan Penyedia Jasa adalah perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan yang diserahkan Bank melalui perjanjian pemborongan pekerjaan dan/atau melalui perjanjian penyediaan jasa tenaga kerja;

4. Dewan Komisaris:

c. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah dewan komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas;

d. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah;

e. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perkoperasian;

5. Direksi:

a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas;

b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah;

c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perkoperasian;

d. bagi kantor cabang bank asing adalah pimpinan kantor cabang bank asing yakni pemimpin kantor cabang dan pejabat satu tingkat di bawah pemimpin kantor cabang.

213 Pasal 2 13/25/PBI/2011 Ayat (1) SE 14/20/DPNP 2012 Romawi III Huruf A – D

(1) Bank dapat melakukan Alih Daya kepada Perusahaan Penyedia Jasa.

Termasuk dalam Alih Daya oleh Bank adalah Alih Daya yang dilakukan oleh Unit Usaha Syariah pada Bank konvensional.

Penyerahan pekerjaan yang tidak menjadi cakupan Alih Daya sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini adalah:

a. penyerahan pekerjaan kepada kantor pusat atau kantor wilayah Bank yang berkedudukan di luar negeri, perusahaan induk, dan

115

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

Pasal 2 13/25/PBI/2011 Ayat (2) SE 14/20/DPNP 2012 Romawi I.B

entitas lain dalam satu kelompok usaha Bank di dalam maupun di luar negeri;

Penyerahan pekerjaan jenis ini tetap tunduk kepada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain ketentuan mengenai manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi, pelaksanaan fungsi audit intern Bank, Good Corporate Governance (GCG), dan alat pembayaran dengan menggunakan kartu serta dengan memperhatikan kesesuaian dan kewajaran penyerahan pekerjaan dimaksud.

Contoh penyerahan pekerjaan kepada kantor pusat atau kantor wilayah Bank yang berkedudukan di luar negeri, kantor induk, dan/atau entitas lain dalam satu kelompok usaha yang bukan merupakan cakupan ketentuan Alih Daya antara lain adalah:

1. pekerjaan yang dilakukan sebagai bentuk pengawasan kantor pusat atau kantor wilayah Bank yang berkedudukan di luar negeri, atau perusahaan induk, misalnya pengawasan limit risiko pasar dan risiko kredit;

2. pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh kantor cabang bank asing atau perusahaan anak Bank karena kurangnya keahlian pada bidang tertentu dan bersifat konsultasi, misalnya review

atas model pengukuran risiko dan tenaga auditor yang memiliki keahlian pada bidang tertentu (TI); dan/atau

Contoh penyerahan pekerjaan ini antara lain jasa konsultan hukum, jasa notaris, jasa penilai independen (appraisal) dan akuntan publik.

3. pekerjaan yang merupakan bagian dari proses bisnis Bank yang dilakukan di kantor pusat atau kantor wilayah Bank yang berkedudukan di luar negeri, perusahaan induk, atau entitas lain dalam satu kelompok usaha Bank, misalnya rekonsiliasi laporan keuangan dan pemrosesan gaji.

b. penyerahan pekerjaan jasa konsultansi atau keahlian khusus; dan Contoh penyerahan pekerjaan ini antara lain jasa konsultan hokum, jasa notaris, jasa penilai independen (appraisal) dan akuntan publik. c. penyerahan pekerjaan jasa pemeliharaan barang dan gedung.

Contoh penyerahan pekerjaan ini antara lain pemeliharaan mesin pendingin ruangan (Air Conditioner/AC), fotocopy, komputer dan printer serta jasa pemeliharaan gedung kantor Bank.

(2) Dalam melakukan Alih Daya, Bank wajib menerapkan prinsip kehati- hatian dan manajemen risiko.

(3)Dalam melakukan Alih Daya, Bank perlu memperhatikan risiko yang dapat timbul dari pelaksanaan Alih Daya, antara lain risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum dan risiko reputasi.

116

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE

14/20/DPNP 2012 Romawi I.C

(4) Penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko atas pelaksanaan Alih Daya oleh Bank mencakup:

a. melakukan analisis dan penilaian Perusahaan Penyedia Jasa (PPJ) dengan baik untuk memastikan bahwa PPJ yang dipilih memiliki kinerja keuangan dan reputasi yang baik, sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta pengalaman yang memadai agar pekerjaan yang dialihdayakan dapat dilaksanakan dengan baik; b. menyusun perjanjian Alih Daya dengan PPJ sesuai dengan cakupan

minimum perjanjian yang dipersyaratkan dalam Ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian bagi Bank Umum yang melakukan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain; c. menerapkan manajemen risiko secara efektif atas pelaksanaan Alih

Daya, termasuk melaksanakan pengawasan berkala atas pelaksanaan pekerjaan oleh PPJ dan melakukan tindakan perbaikan secara dini dan efektif atas permasalahan yang timbul;

d. memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan e. melakukan upaya-upaya dalam rangka memberikan perlindungan

hak dan kepentingan nasabah.

BAB II

Alih Daya

214 Pasal 3 13/25/PBI/2011 Ayat (1) a SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II Huruf D.1 Pasal 3 13/25/PBI/2011 Ayat (1) b SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II Huruf D.2

(1) Alih Daya sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 213 ayat (1) dilakukan Bank melalui perjanjian:

a. pemborongan pekerjaan; dan/atau

Ketentuan ini tidak mengatur mengenai pemborongan pekerjaan yang hasil akhirnya berupa barang atau yang pada umumnya dikenal sebagai pengadaan barang, misalnya pengadaan slip setoran, buku tabungan, inventaris kantor, pembangunan gedung kantor, dan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Perjanjian pemborongan pekerjaan adalah perjanjian kerja antara Bank dengan PPJ untuk melakukan pemborongan pekerjaan tertentu dengan lebih menekankan standar hasil dari pekerjaan yang diborongkan. Sebagai contoh dalam perjanjian pemborongan pekerjaan pemasaran produk Bank, Bank memberikan target kepada PPJ mengenai jumlah calon nasabah yang harus diperoleh dalam jangka waktu tertentu.

b. penyediaan jasa tenaga kerja.

Perjanjian penyediaan jasa tenaga kerja adalah perjanjian kerja antara Bank dengan PPJ untuk menyediakan tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tertentu. Sebagai contoh dalam perjanjian penyediaan tenaga kerja pemasaran produk Bank, Bank menetapkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemasaran dan tingkat pendidikan minimal tenaga pemasaran tersebut.

117

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

Pasal 3 13/25/PBI/2011 Ayat (2) SE 14/20/DPNP 2012 Romawi I.E Pasal 3 13/25/PBI/2011 Ayat (3) SE 14/20/DPNP 2012 Romawi I Huruf D.3

(2) Bank wajib memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan yang dialihdayakan sesuai dengan perjanjian yang dibuat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain memperhatikan ketentuan ini, pelaksanaan penyerahan pekerjaan kepada pihak lain juga mengacu pada ketentuan lainnya yang mengatur pelaksanaan Alih Daya pada pekerjaan tertentu secara lebih spesifik, seperti ketentuan mengenai manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi, pelaksanaan fungsi audit intern Bank,

Good Corporate Governance (GCG), dan penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK).

(3) Bank tetap bertanggung jawab atas pekerjaan yang dialihdayakan kepada Perusahaan Penyedia Jasa.

Pelaksanaan Alih Daya tidak menghilangkan tanggung jawab Bank atas akibat dari tindakan yang dilakukan oleh Perusahaan Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan yang dialihkan, termasuk apabila terdapat tindakan yang merugikan nasabah Bank.

Pelaksanaan Alih Daya tidak menghilangkan tanggung jawab Bank dalam memberikan perlindungan terhadap hak dan kepentingan nasabah atas pelaksanaan pekerjaan yang dialihdayakan kepada PPJ. Oleh karena itu, Bank wajib memastikan bahwa kualitas dan tata cara pelaksanaan pekerjaan yang dialihdayakan sesuai dengan ukuran dan standar yang ditetapkan dalam perjanjian, antara lain dengan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh PPJ secara berkala dan melakukan langkah-langkah perbaikan dengan segera dan efektif atas permasalahan yang teridentifikasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan dengan baik dan kepentingan nasabah terlindungi.

215 Pasal 4

13/25/PBI/2011 Ayat (1) – (2)

(1) Dalam rangka Alih Daya, kegiatan Bank dikategorikan sebagai berikut : a. kegiatan usaha; dan

Ya g di aksud de ga kegiata usaha adalah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 serta Pasal 19 dan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Termasuk kegiatan usaha antara lain adalah penghimpunan dana dari masyarakat (funding), pemberian kredit/pembiayaan (lending/financing), serta membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

b. kegiatan pendukung usaha.

Ya g di aksud de ga kegiata pe duku g usaha adalah

118

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

Termasuk kegiatan pendukung usaha antara lain adalah kegiatan yang terkait dengan sumber daya manusia, manajemen risiko, kepatuhan, internal audit, akunting dan keuangan, teknologi informasi, logistik dan pengamanan.

(2) Dalam setiap kegiatan usaha dan kegiatan pendukung usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas serangkaian pekerjaan pokok dan pekerjaan penunjang.

Ya g di aksud de ga pekerjaa pokok adalah pekerjaa ya g harus

ada dalam alur kegiatan usaha atau alur kegiatan pendukung usaha Bank, sehingga apabila pekerjaan tersebut tidak ada, maka kegiatan dimaksud akan sangat terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya.

Ya g di aksud de ga alur adalah sera gkaia pekerjaa dari a al

sampai akhir dari suatu kegiatan usaha atau kegiatan pendukung usaha, misalnya alur pemberian kredit mencakup pekerjaan pemasaran, analisis kelayakan, persetujuan, pencairan, pemantauan, dan penagihan kredit.

Contoh pekerjaan pokok dalam alur kegiatan usaha Bank misalnya alur kegiatan pemberian kredit antara lain pekerjaan account officer dan analis kredit; pada alur kegiatan penghimpunan dana antara lain pekerjaan customer service, customer relation dan teller.

Contoh pekerjaan pokok dalam alur kegiatan pendukung usaha Bank misalnya alur kegiatan manajemen risiko antara lain pekerjaan analisis risiko; pada alur pengembangan organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia antara lain pekerjaaan perencanaan dan pengembangan organisasi serta perencanaan sumber daya manusia; pada alur kegiatan pengelolaan teknologi informasi antara lain pekerjaan perencanaan dan pengembangan teknologi informasi; dan pada alur kegiatan pengendalian internal antara lain pekerjaan audit internal.

Ya g di aksud de ga pekerjaa pe u ja g adalah pekerjaa ya g

tidak harus ada dalam alur kegiatan usaha atau alur kegiatan pendukung usaha Bank, sehingga apabila pekerjaan tersebut tidak ada kegiatan dimaksud masih dapat terlaksana tanpa gangguan yang berarti.

Contoh pekerjaan penunjang pada alur kegiatan usaha Bank misalnya alur kegiatan pemberian kredit antara lain pekerjaan call center, pemasaran (telemarketing, direct sales/ sales representative) dan penagihan; dan pada alur kegiatan perkasan misalnya pekerjaan jasa pengelolaan kas Bank.

Contoh pekerjaan penunjang pada alur kegiatan pendukung usaha antara lain pekerjaan yang dilakukan oleh sekretaris, agendaris, resepsionis, petugas kebersihan, petugas keamanan, pramubakti, kurir, data entry dan pengemudi.

Contoh pekerjaan pokok dan penjelasannya adalah sebagaimana dimaksud pada Lampiran 30.

119

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II A.4 – 5 Pasal 4 13/25/PBI/2011 Ayat (3)

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang harus ada dalam alur kegiatan usaha atau alur kegiatan pendukung usaha Bank, sehingga apabila pekerjaan tersebut tidak ada maka kegiatan dimaksud akan sangat terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Contoh pekerjaan pokok:

a. Pada alur kegiatan usaha Bank dalam kegiatan pemberian kredit antara lain analisis kelayakan dan persetujuan kredit, sedangkan pada alur kegiatan penghimpunan dana antara lain pekerjaan

customer service, customer relation dan teller.

b. Pada alur kegiatan pendukung usaha Bank dalam kegiatan manajemen risiko antara lain pekerjaan analisis risiko, sedangkan pada alur pengembangan organisasi dan pengelolaan sumber daya manusia antara lain pekerjaan perencanaan dan pengembangan organisasi serta perencanaan sumber daya manusia, dan pada alur kegiatan pengendalian internal antara lain pekerjaan audit internal. Contoh pekerjaan pokok dan penjelasannya adalah sebagaimana dimaksud pada Lampiran 30 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari ketentuan ini.

Pekerjaan penunjang adalah pekerjaan dalam alur kegiatan usaha atau alur kegiatan pendukung usaha Bank, yang apabila pekerjaan tersebut tidak ada maka kegiatan dimaksud masih dapat terlaksana tanpa gangguan yang berarti. Contoh pekerjaan penunjang:

a. Pada alur kegiatan usaha Bank dalam kegiatan pemberian kredit antara lain pekerjaan call center, pemasaran (telemarketing, direct sales atau sales representative) dan penagihan kredit.

b. Pada alur kegiatan pendukung usaha antara lain pekerjaan yang dilakukan oleh sekretaris, agendaris, resepsionis, petugas kebersihan, petugas keamanan, pramubakti, kurir, data entry dan pengemudi.

(3) Bank hanya dapat melakukan Alih Daya atas pekerjaan penunjang pada alur kegiatan usaha Bank dan pada alur kegiatan pendukung usaha Bank.

Contoh pekerjaan penunjang pada alur kegiatan usaha Bank dan pada alur kegiatan pendukung usaha Bank sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan ayat (2).

216 Pasal 5

13/25/PBI/2011 Ayat (1) a – b

(1) Pekerjaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 215 ayat (3) paling kurang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. berisiko rendah;

Ya g di aksud de ga pekerjaa erisiko re dah adalah

pekerjaan yang apabila terjadi kegagalan tidak akan mengganggu aktivitas operasional bank secara signifikan.

b. tidak membutuhkan kualifikasi kompetensi yang tinggi di bidang perbankan; dan

120

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II.B.2 Pasal 5 13/25/PBI/2011 Ayat (1) Huruf c SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II.B Pasal 5 13/25/PBI/2011 Ayat (2) – (3)

Ya g di aksud de ga kualifikasi ko pete si di ida g

per a ka a tara lai e akup pe didika for al da

pengetahuan atau pengalaman di bidang perbankan.

Namun demikian, Bank harus tetap mewajibkan PPJ untuk menyediakan jasa tenaga kerja dengan kualifikasi kompetensi yang memenuhi persyaratan pekerjaan yang dilakukan Alih Daya. Bank dapat mensyaratkan kualifikasi kompetensi tertentu untuk bidang pekerjaan yang spesifik dan membutuhkan keahlian khusus yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh pegawai tetap, misalnya untuk pekerjaan penunjang terkait IT, pengamanan, penagihan, dan pengelolaan kas. c. tidak terkait langsung dengan proses pengambilan keputusan yang

mempengaruhi operasional bank.

Proses pengambilan keputusan mencakup proses analisis dan proses judgement dalam rangka pengambilan keputusan.

Keputusan yang mempengaruhi operasional bank adalah keputusan yang dapat meningkatkan risiko secara signifikan dan/atau mengganggu berjalannya operasional bank apabila tidak dilakukan dengan benar.

Pekerjaan penunjang yang sesuai dengan kriteria pada huruf a, huruf b, dan huruf c antara lain pekerjaan call center, telemarketing, atau data entry karena potensi kerugian yang ditimbulkan akibat tidak berjalannya pekerjaan tersebut relatif rendah dan tidak mengganggu operasional Bank secara signifikan, tidak membutuhkan kompetensi yang tinggi di bidang perbankan dan tidak terkait langsung dengan proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi operasional Bank.

Contoh pekerjaan penunjang dan penjelasannya adalah sebagaimana dimaksud pada Lampiran 31.

(2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijabarkan dalam kebijakan Bank sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 225 ayat (2) huruf b.

(3) Bank dilarang melakukan Alih Daya yang mengakibatkan beralihnya tanggung jawab atau risiko dari obyek pekerjaan yang dialihdayakan kepada Perusahaan Penyedia Jasa.

Sebagai contoh dalam Alih Daya penagihan kredit melalui perjanjian pemborongan, Bank dilarang mengalihkan risiko kredit yang ditimbulkan oleh tidak tertagihnya krdit dengan menggunakan cara seperti mekanisme penjualan tagihan kredit melalui skim anjak piutang.

217 Pasal 6

13/25/PBI/2011 Ayat (1) a

(1) Bank hanya dapat melakukan perjanjian Alih Daya dengan Perusahaan Penyedia Jasa yang paling kurang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

121

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II.E Pasal 6 13/25/PBI/2011 Ayat (1) b – e SE 14/20/DPNP 2012 Romawi II.H

Bank hanya dapat melakukan perjanjian Alih Daya dengan PPJ berbadan hukum Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi.

b. memiliki ijin usaha yang masih berlaku dari instansi berwenang sesuai bidang usahanya;

c. memiliki kinerja keuangan dan reputasi yang baik serta pengalaman yang cukup;

d. memiliki sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan pekerjaan yang dialihdayakan; dan

e. memiliki sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam Alih Daya. (2) Apabila terdapat persyaratan bagi pekerjaan yang dilakukan Alih Daya

untuk memiliki sertifikasi yang telah memperoleh izin dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi atau pelatihan khusus terkait dengan pekerjaan tertentu seperti pekerjaan pengamanan, Bank wajib mensyaratkan pemenuhan sertifikasi atau pelatihan khusus tersebut oleh PPJ dalam perjanjian Alih Daya.

BAB III

Penerapan Prinsip Kehati-hatian dan Manajemen Risiko

Bagian Pertama

Pemilihan Perusahaan Penyedia Jasa

218 Pasal 7

13/25/PBI/2011

Untuk memastikan pemenuhan persyaratan dalam rangka pemilihan Perusahaan Penyedia Jasa, Bank wajib melakukan hal-hal sebagai berikut: a. meneliti dokumen sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 217 huruf a

dan huruf b; dan

Penelitian dokumen dilakukan terhadap informasi dan kondisi terkini Perusahaan Penyedia Jasa. Dalam hal diperlukan dapat dilakukan konfirmasi atau klarifikasi kepada instansi yang berwenang.

b. melakukan analisis dan penilaian terhadap aspek sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 217 huruf c, huruf d, dan huruf e, sebagai berikut:

Analisis dan penilaian dilakukan untuk meyakini bahwa Perusahaan Penyedia Jasa telah memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan dan mampu melakukan Alih Daya.

Analisis dan penilaian menggunakan informasi dan kondisi terkini Perusahaan Penyedia Jasa.

Kedalaman dan intensitas analisis dan penilaian disesuaikan dengan skala dan kompleksitas pekerjaan yang dialihdayakan.

1. kinerja keuangan dan reputasi yang baik serta pengalaman yang cukup;

Penilaian terhadap kinerja keuangan bertujuan untuk memastikan bahwa Perusahaan Penyedia Jasa memiliki kemampuan keuangan yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai perjanjian yang telah disepakati, yang antara lain mencakup penilaian terhadap modal, likuiditas dan profitabilitas Perusahaan

122

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

SE

14/20/DPNP 2012 Romawi II.F

Penyedia Jasa.

Penilaian terhadap reputasi termasuk penilaian terhadap track record Perusahaan Penyedia Jasa bertujuan untuk menilai kepatuhan Perusahaan Penyedia Jasa terhadap ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang antara lain mencakup:

1. permasalahan hukum yang pernah atau sedang dihadapi yang dapat berdampak negatif;

2. kepatuhan terhadap ketentuan dan/atau peraturan perundang- undangan yang berlaku; atau

3. kepatuhan terhadap perjanjian Alih Daya dengan Bank lain atau pemberi kerja sebelumnya.

Penilaian terhadap pengalaman Perusahaan Penyedia Jasa bertujuan untuk memastikan bahwa Perusahaan Penyedia Jasa memiliki pengalaman yang memadai untuk melaksanakan pekerjaaan yang dialihkan, antara lain mencakup:

1. pengalaman perusahaan dalam menangani pekerjaan yang dialihdayakan; dan/atau

2. pengalaman manajemen perusahaan dalam menangani pekerjaan yang dialihdayakan.

2. sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan pekerjaan yang dialihdayakan; dan

Penilaian terhadap sumber daya manusia bertujuan untuk memastikan pemenuhan kecukupan kuantitas dan kualitas (keahlian) sumber daya manusia.

3. sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam Alih Daya.

Penilaian terhadap sarana dan prasarana bertujuan untuk memastikan kecukupan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam Alih Daya, termasuk pemenuhan kecukupan kuantitas dan kualitas serta spesifikasi khusus yang dibutuhkan dalam Alih Daya.

Kedalaman dan intensitas analisis dan penilaian dapat disesuaikan dengan skala dan kompleksitas pekerjaan yang dilakukan Alih Daya. Sebagai contoh, analisis dan penilaian PPJ pekerjaan pemasaran dan penagihan harus lebih dalam dibandingkan dengan analisis dan penilaian PPJ pekerjaan pramubakti atau cleaning service.

219 Pasal 8

13/25/PBI/2011

Hasil penelitian, analisis dan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 218 wajib disusun secara tertulis dan didokumentasikan dengan baik.

220 Pasal 9

13/25/PBI/2011

(1) Bank wajib memantau dan mengevaluasi pemenuhan persyaratan Perusahaan Penyedia Jasa secara berkala, paling kurang sekali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan kinerja dan/atau reputasi Perusahaan Penyedia Jasa.

123

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan

(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disusun secara tertulis dan didokumentasikan dengan baik. Bagian Kedua

Perjanjian Alih Daya

221 Pasal 10

13/25/PBI/2011

(1) Dalam melakukan Alih Daya, Bank wajib membuat perjanjian dengan Perusahaan Penyedia Jasa secara tertulis.

(2) Perjanjian Alih Daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang mencakup:

a. ruang lingkup pekerjaan; b. jangka waktu perjanjian; c. nilai kontrak;

d. struktur biaya dan mekanisme pembayaran;

Termasuk dalam struktur biaya adalah biaya-biaya selain nilai kontrak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

Dalam mekanisme pembayaran diatur mengenai pihak yang harus membayar biaya tersebut dan tata cara pembayarannya.

e. hak, kewajiban, dan tanggung jawab Bank maupun Perusahaan Penyedia Jasa, antara lain:

1. kewenangan Bank untuk melakukan evaluasi dan pemeriksaan terhadap Perusahaan Penyedia Jasa terkait dengan pelaksanaan perjanjian Alih Daya;

2. kewajiban Perusahaan Penyedia Jasa termasuk tenaga kerja yang digunakan dalam Alih Daya untuk menjaga kerahasiaan dan pengamanan informasi Bank dan/atau nasabah Bank;

Kewajiban menjaga kerahasiaan dan pengamanan informasi nasabah mengacu pada ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku antara lain mengenai rahasia Bank dan ketentuan mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah.

3. kewajiban Perusahaan Penyedia Jasa untuk menyampaikan laporan dan informasi kepada Bank secara tertulis dan berkala;

Cakupan dan frekuensi laporan sesuai dengan kesepakatan para pihak.

4. kewajiban masing-masing pihak untuk mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain di bidang ketenagakerjaan dan perbankan.

5. kewajiban para pihak untuk melindungi hak dan kepentingan nasabah Bank terkait dengan pekerjaan yang dialihdayakan;