• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Model Pembelajaran Kooperatif

3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Jadi tujuan pembelajaran kooperatif tidak hanya untuk mencapai hasil belajar akademik saja, namun juga untuk mengembangkan sikap saling menerima dan menghargai serta mengajarkan keterampilan sosial bagi siswa.

3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur Asma (2006: 14) dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif setidaknya terapat lima prinsip yang dianut, yaitu prinsip belajar siswa aktif (student active learning), belajar kerjasama

(cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif

(reactive learning) dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull

learning). Penjelasan dari masing-masing prinsip dasar model

pembelajaran kooperatif tersebut sebagai berikut. a. Belajar siswa aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, aktivitas belajar lebih dominan dilakukan siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa memahami materi pembelajaran dan mengakhiri dengan membuat laporan kelompok dan individual. Siswa bekerja sama, melakukan diskusi, mengemukakan ide masing-masing dan menguji secara bersama-sama. Siswa menggali seluruh informasi yang berkaitan dengan topik yang menjadi bahan kajian kelompok dan mendidkusikan pula dengan kelompok lainnya.

33 b. Belajar kerjasama

Proses pembelajaran dilalui dengan bekerja sama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari. Prinsip pembelajaran inilah yang melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif. Seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan diskusi, memecahkan masalah, dan mengujinya secara bersama-sama sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama mereka. Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan-penemuan dari hasil kerjasama diyakini akan lebih bernilai permanen dalam pemahaman masing-masing siswa.

c. Pembelajaran partisipatorik

Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan melakukan sesuatu (learning by doing) secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.

d. Reactive teaching

Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif, guru perlu menerapkan strategi yang tepat agar seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi siswa dapat dibangkitkan jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswa akan manfaat pelajaran untuk masa depan. Apabila guru mengetahui bahwa siswa merasa bosan, maka guru harus segera mencari cara untuk mengantisipasinya.

34 e. Pembelajaran yang Menyenangkan

Pembelajaran harus berjalan dalam suasana menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang tertekan. Model pembelajaran ini tidak akan berjalan secara efektif jika suasana belajar yang ada tidak menyenangkan.

Adapun prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Stahl (Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 7) adalah sebagai berikut:

a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas

Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas dan spesifik. Tujuan tersebut menyangkut apa yang diinginkan guru untuk dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum, apakah kegiatan belajar ditekankan pada pemahaman materi pelajaran, sikap, dan proses dalam bekerja sama, ataukah keterampilan tertentu.

b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar

Guru hendaknya mampu mengkondisikan kelas agar siswa menerima tujuan pembelajaran sari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan untuk dipelajari.

35 c. Ketergantungan yang bersifat positif

Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

d. Interaksi yang bersifat terbuka

Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti ini akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya. Mereka akan saling memberi dan menerima masukan, ide, saran, kritik dari temannya secara positif dan terbuka.

e. Tanggung jawab individu

Keberhasilan belajar dalam model belajar strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang telah dipelajarinya diantara siswa lainnya. Sehingga secara individual siswa mempunyai dua tanggung jawab, yaitu mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan

36

dirinya dan juga bagi keberhasilan anggota kelompoknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

f. Kelompok bersifat heterogen

Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti ini akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, dan perilaku siswa. Sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.

g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif

Dalam mengerjakan tugas, siswa bekerja dalam kelompok sebagaisuatu kelompok kerja sama. Siswa tidak bisa menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya pada anggota kelompok lainnya. Pada kegiatan kerja kelompok, siswa harus belajar bagaimana meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok.

h. Tindak lanjut (Follow Up)

Setelah masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya. Guru harus mengevaluasi dan memberikan berbagai masukan terhadap hasil

37

pekerjaan siswa dan aktivitas mereka selama bekerja dalam kelompok belajar tersebut. Dalam hal ini, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide dan saran dalam rangka perbaikan belajar dari hasilnya di kemudian hari.

i. Kepuasan dalam belajar

Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilannya. Apabila siswa tidak memperoleh waktu yang cukup dalam belajar, maka keuntungan yang diperoleh akan sangat terbatas. Oleh karena itu guru hendaknya mampu merancang dan mengalokasikan waktu yang memadai dalam menggunakan model pembelajaran ini.

Menurut Jumanta Hamdayama (2014: 64) terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan sebagai berikut.

a. Prinsip ketergantungan positif

Tugas kelompok dapat terselesaikan dengan adanya kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampun lebih diharapkan dapat membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.

b. Tanggung jawab perseorangan

Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai

38

dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.

c. Interaksi tatap muka

Pembelajaran kooperaif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Partisipasi dan komunikasi

Pembelajaran kooperaif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Siswa dapat mengembnagkan kemampuan berkomunikasi seperti kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain, tidak memojokkan, dan cara menyampaikan gagasan dan ide-ide dengan baik.

Dokumen terkait