• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Dasar Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Basic Principles of the Implementation of Good Corporate Governance

Tujuan dari penerapan prinsip GCG di lingkup Perseroan antara lain:

1. Mengoptimalkan nilai Perseroan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan, dan mendorong tercapainya kesinambungan Perseroan dengan cara menerapkan 5 (lima) azas utama praktik GCG, yaitu: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian, Kewajaran dan Kesetaraan.

2. Mendorong pengelolaan Perseroan lebih terarah, profesional, efisien, efektif dan memberdayakan serta meningkatkan kemandirian unit usaha Perseroan. 3. Mendorong setiap pelaku dalam Perseroan untuk

mengambil keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi oleh nilai etika dan kepatuhan terhadap Anggaran Dasar, Peraturan Perseroan dan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia;

4. Mendukung penerapan pengendalian intern secara konsisten dan berkelanjutan;

5. Mendorong dan mendukung pengembangan, pengelolaan sumber daya Perseroan dan pengelolaan risiko usaha Perseroan dengan penerapan prinsip kehati-hatian, akuntabilitas dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan; 6. Meningkatkan budaya kerja dalam mencapai

tujuan Perseroan;

7. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan yang baik dan kondusif antara pemegang saham, Dewan Komisaris, Direksi, karyawan dan pemangku kepentingan;

8. Meningkatkan citra Perseroan bagi tercapainya daya saing yang kuat secara nasional dan internasional sehingga mampu mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup yang berkelanjutan.

Kesesuaian penerapan GCG di lingkup Perseroan terhadap 5 (lima) azas dasar prinsip GCG dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai tindakan yang dilakukan Perseroan.

The objectives of the GCG principles implementation in the Company are as follows:

1. Optimizing the value of the Company for its shareholders by taking into account the interests of stakeholders, and encouraging business sustainability by implementing the 5 (five) main principles of GCG, namely: Transparency, Accountability, Responsibility, Independence, Fairness and Equality.

2. Encouraging the Company’s management to be more focused, professional, efficient, effective and empowering as well as improving the independence of the Company’s business units.

3. Encouraging every personnel in the Company to make decisions and perform actions based on the values of ethics and compliance with the Articles of Association, the Company’s Regulations, and prevailing laws and regulations.

4. Supporting the implementation of internal control consistently and continuously.

5. Encouraging and supporting the development and management of the Company’s resources as well as management of the Company’s business risks with the application of prudence, accountability and responsible principles in line with the principles of Corporate Governance.

6. Enhancing work culture in achieving the Company’s objectives.

7. Controlling and directing a good and conducive relationship between shareholders, the Board of Commissioners, the Board of Directors, employees and stakeholders.

8. Improving the Company’s image in achieving strong competitiveness nationally and internationally in order to be ale to maintain sustainable existence and viability.

The suitability of GCG implementation in the Company upon 5 (five) GCG basic principles can be described as follows:

1. Transparency

Transparency is openness in disclosing material and relevant information regarding the undertaken by the Company.

manajemen yang efektif oleh Direksi dan akuntabilitas Direksi terhadap Perseroan dan pemegang saham. Oleh karena itu akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban dari masing-masing organ dan seluruh jajaran Perseroan sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas diterapkan melalui penetapan tanggung jawab dari masing-masing organ Perseroan serta mengkomunikasikan hak dan wewenangnya. Di samping itu, prinsip akuntabilitas ini menetapkan konsekuensi logis perbedaan kepentingan individu dengan kepentingan Perseroan maupun kepentingan Perseroan dengan pihak yang berkepentingan lainnya. 3. Kewajaran

Kewajaran merupakan kesetaraan perlakuan dalam pemenuhan hak-hak seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian maupun peraturan yang berlaku.

4. Pertanggungjawaban

Kesesuaian di dalam pengelolaan Perseroan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat dan bertanggung jawab untuk mematuhi hukum dan perundang undangan yang berlaku termasuk ketentuan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, perpajakan, persaingan usaha, kesehatan dan keselamatan kerja, dan lain sebagainya. Tata Kelola yang baik harus mengakui hak pemangku kepentingan sebagaimana ditetapkan oleh hukum.

5. Kemandirian

Kemandirian merupakan suatu keadaan di mana Perseroan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Kemandirian ini oleh Perseroan diimplementasikan dengan selalu menghormati hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan masing-masing bagian Perseroan. Kemandirian yang optimal dapat mengakibatkan keputusan kebijakan dan hasil optimal bagi Perseroan.

effective management by the Board of Directors and accountability of the Board of Directors to the Company and its shareholders. Accountability accomplishes clarity of function, implementation, and responsibility of each unit in all levels in the Company so that the management of the Company could be carried out effectively. Accountability is implemented through determining responsibilities of each organ of the Company as well as communicating their rights and authorities. In addition, the accountability principle also determines a logical consequence of differences in individual interests and the Company’s interests as well as the Company’s interests and other related parties.

3. Fairness

Fairness is equality of treatment in the fulfillment of rights of all shareholders and stakeholders that arise under prevailing agreements and Indonesian regulations. 4. Responsibility

Conformity in the management of the Company with applicable Indonesian regulations and principle of sound corporate that shows responsibility to comply with applicable Indonesian laws and regulations, including those relating to labor, taxation, business competition, occupational health and safety, and so forth. Good governance must recognize the rights of stakeholders as established by law.

5. Independence

Independence is a condition in which the Company is managed in a professional manner without any conflict of interest and influence or pressure from any party. The Company practices this independence by always respecting the rights and obligations, duties and responsibilities, and authorities of each part of the Company at all times.

Optimal independence could lead to optimum policies and results for the Company.

Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan menjadi hal yang mutlak dalam prinsip GCG. Penerapan GCG di lingkup Perseroan mengacu kepada beberapa aspek dasar hukum, seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan OJK yang telah mengatur organ Tata Kelola Perusahaan dan hubungan antar organ tersebut. Perseroan juga memiliki beberapa dasar peraturan yang menjadi landasan bagi setiap pelaku dalam Perseroan untuk bersinergi dan membangun hubungan kerja yang berlandaskan prinsip GCG, yaitu:

1. Anggaran Dasar Perseroan.

2. Pakta Integritas Direksi dan Dewan Komisaris tentang Penerapan GCG di lingkup Perseroan.

3. Piagam Komite Audit. 4. Piagam Audit Internal.

5. Piagam Sekretaris Perusahaan. 6. Perjanjian Kerja Bersama.

Prinsip Dasar Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Basic Principles of the Implementation of Good Corporate Governance

Compliance with laws and regulations is an absolute must in GCG principles. GCG implementation in the Company refers to several legal basis, such as Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Companies, Law No. 8 year 1995 regarding Capital Markets, and OJK regulation that organize the organs of Corporate Governance and relationships between those organs. The Company also has a number of basic rules as basis for every personnel in the Company to work together and build a working relationship based on GCG principles, namely:

1. The Company’s Articles of Association.

2. The Board of Director and Board of Commissioners’ Integrity Pact on GCG Implementation in the Company. 3. Audit Committee Charter.

4. Internal Audit Charter. 5. Corporate Secretary Charter. 6. Collective Labor Agreement.

ShareholDerS anD General MeeTinG of

ShareholDerS

Shareholders

The Company’s Articles of Association regulates the relationship of shareholders in the General Meeting of Shareholders (GMS) as the ultimate or final meeting in making strategic decision. GMS is a means of protection and equal treatment for all shareholders, whereby both controlling and non controlling/minority shareholders can channel their rights to create an optimal value for the Company. Articles of Association also regulates the enforcement of shareholders’ rights based on the principle of one share, one vote.

Until December 31, 2016, the Company's shareholders are as follows:

General Meeting of Shareholders

General Meeting of Shareholders (GMS) is the Corporate body that holds supreme power and authority that is not granted to the Board of Commissioners and Board of Directors, with the limits defined in laws and regulations and the Company’s Articles of Association. The Company’s GMS consists of 2 (two), namely:

1. Annual General Meeting of Shareholders (AGM), which is held annually.

2. Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM), which is held at any time based on the needs.

PeMeGanG SahaM Dan raPaT UMUM

PeMeGanG SahaM

Pemegang Saham

Anggaran Dasar Perseroan mengatur hubungan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan sebagai rapat tertinggi dalam pengambilan keputusan strategis. RUPS merupakan wadah perlindungan dan perlakuan kesetaraan bagi seluruh pemegang saham, dimana baik pemegang saham pengendali maupun non pengendali/minoritas dapat menyalurkan haknya untuk menciptakan nilai optimal bagi Perseroan. Anggaran Dasar Perseroan juga mengatur pemberlakuan hak pemegang saham berdasarkan prinsip

one share, one vote.

Hingga 31 Desember 2016, pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

78,77% Masing-masing <5% <5% respectively 8,08% Sugianto Kusuma 13,15% Tomy Winata

Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ Perseroan yang memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi, dengan batasan yang ditentukan dalam peraturan dan perundang-undangan serta Anggaran Dasar Perseroan. RUPS Perseroan terdiri dari 2 (dua), yaitu:

1. RUPS Tahunan, yang diselenggarakan setiap tahunnya. 2. RUPS Luar Biasa, yang dapat diadakan

Wewenang tersebut antara lain membuat keputusan atas hal-hal sebagai berikut:

1. Menyetujui laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris.

2. Memutuskan penggunaan laba Perseroan.

3. Menunjuk Akuntan Publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. 4. Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan

Komisaris dan Direksi.

5. Menetapkan gaji dan tunjangan Direksi serta honorarium dan tunjangan Dewan Komisaris. Mekanisme penyelenggaraan RUPS bagi perusahaan publik telah diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, dan telah menyesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32/ POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Emiten atau Perusahaan Publik.

RUPS Tahun 2015 dan Realisasi atas Keputusan RUPS tersebut Di tahun 2015, Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS yang dilakukan pada 29 Juni 2015 bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta, yang risalah rapatnya telah diaktakan oleh Notaris M. Nova Faisal, S.H., M.Kn. dalam Akta No. 183 tanggal 29 Juni 2015. Hasil keputusan RUPS tersebut telah diumumkan melalui media massa terpilih dan website Perseroan. Realisasi hasil RUPS tahun 2015 telah dilaksanakan selama tahun 2015 dan 2016. Penyelenggaraan RUPS Tahun 2016

Pada tahun 2016, Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPST yang dilakukan pada 30 Juni 2016 bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta. Pengumuman diadakannya RUPS telah dilakukan Perseroan melalui Surat Kabar Harian Ekonomi Neraca, pada 23 Mei 2016. Sementara pemanggilan RUPS dilakukan pada tanggal 8 Juni 2016 melalui surat kabar harian yang sama.

Rapat dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 1.885.408.714 saham atau 80,95% saham dari 2.329.040.482 saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah. Risalah rapat telah diaktakan oleh Notaris M. Nova Faisal, S.H., M.Kn. dengan

Struktur Tata Kelola Perusahaan