BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Deskripsi Hasil Penelitian Penyusunan RAPBS oleh Kepala SMK Karya
1. Prinsip Penyusunan RAPBS
a. Membagi Wewenang dan Tanggung Jawab dalam Penyusunan RAPBS
Pada penyusunan RAPBS di SMK Karya Bangsa Nusantara, pembagian wewenang dan tanggung jawab menjadi salah satu prinsip yang diperhatikan oleh Kepala Sekolah.Pada praktiknya, menurut pengakuanKepala SMK Karya Bangsa Nusantara,beliaumenginstruksikan kepada dewan guru yang dikoordinir oleh Wakil Kepala Sekolah BidangKurikulum untuk membuat usulan kebutuhan atau program/kegiatan dalam satu tahun anggaran. Penjelasantersebut berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara:
10
“Ya, karena dalam komponen RAPBS menyangkut kebutuhan
atau program/kegiatan pembelajaran, maka saya menginstruksikan kepada dewan guru, dengan masing-masing bidang studi yang mereka ampu untuk membuat daftar usulan kebutuhan atau program/kegiatan untuk semester ganjil dan genap (satu tahun) dan dikoordinir oleh Wakil Kepala Sekolah BidangKurikulum. Karena pada prinsipnya RAPBS disusun
untuk mengakomodir kebutuhan para guru dan siswa.”11
Pendapat Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara tersebut dibenarkan oleh penjelasan dari Wakil Kepala Sekolah BidangKurikulum:
“Benar, bidang kurikulum memang diinstruksikan oleh Kepala Sekolah untuk mengkoordinir guru-guru yang membuat usulan- usulan yang hendak dituangkan dalam penyusunan RAPBS. Kebutuhan guru dan siswa adalah hal yang utama di samping kebutuhan lain seperti pengadaan atau pemeliharaan sarana dan prasarana. Jadi, memang kepala sekolah menyerahkan urusan kurikulum kepada masing-masing guru.”12
Berdasarkan wawancara dengan Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum tersebut, pada prinsipnya, pembagian wewenang secara verbal memang dilaksanakan oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara. Akan tetapi, pembagian wewenang berupa pembentukan tim penyusun RAPBS secara tertulis dan formal justru tidak ada. Inilah yang menjadi salah satu aspek yang kurang diperhatikan oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara dalam penyusunan RAPBS.
Selain itu, pada setiap dilaksanakannya rapat, kelengkapan dokumen lain seperti notulensi yang mencatat berita acara penyusunan RAPBS SMK Karya Bangsa Nusantara, masih dibuat secara manual dengan menggunakan tulisan tangan. Dokumen notulensi rapat penyusunan RAPBS dapat dilihat pada lampiran.Hal tersebut menunjukkan kekurangsiapan dan kekurangrapian administrasi di SMK Karya Bangsa Nusantara,
11
Zulmar, Hasil wawancara, Solear, 09 November 2016
12
karena notulensi sendiri dapat dibuat secara rapi menggunakan
personal computer (PC).
Berdasarkan beberapa hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara belum sepenuhnya melaksanakan aspek pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam penyusunan RAPBS, walaupun dalam prosesnya dilaksanakan, tetapi kelengkapan dalam pembagian tugas masih banyak kekurangan.
b. Melibatkan Seluruh Pemangku Kepentingan dalam
Penyusunan RAPBS
Urgensi Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara melibatkan Komite Sekolah, Yayasan, dan orang tua siswa, serta guru dan staf tata usaha tentunya dalam penyusunan RAPBS, adalah dalam upaya memenuhi prinsip transparansi. Karena RAPBS adalah rencana yang menggunakan berbagaimacam sumber dana di dalam realisasinya, terutama karena adanya penggunaan iuran bulanan dari orang tua siswa, maka, semua pemangku kepentingan termasuk orang tua siswa wajib berkontribusi dalam penyusunan RAPBS. Hal ini sebagaimana pernyataan Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara,
“…Sangat penting sekali. Tentu anda paham jika sekolah swasta memang mengandalkan iuran dari orang tua siswa untuk operasional sekolah. Keterlibatan Komite Sekolah, Yayasan, dan Orang tua adalah upaya untuk membangun rasa saling percaya dan rasa saling memiliki peran terhadap ketercapaian tujuan
pendidikan”13
Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara menyadari betul hal tersebut, bahwa kontribusi semua pihak secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan di setiap aktivitas yang menyangkut kepentingan sekolah, termasuk pada proses penyusunan RAPBS.
13
Hal tersebut senada dengan pernyataan Ketua Komite SMK Karya Bangsa Nusantara:
“…Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara melibatkan komite sekolah sebagai mitra dalam penyusunan RAPBS.Karena Kepala Sekolah menyadari, bahwa penyusunan RAPBS perlu kecermatan dan penyatuan visi misi antarpihak yang dilibatkan.”14
Keterlibatan atau kontribusi semua pihak dianggap oleh Beliau sebagai hubungan kemitraan yang baik dalam rangka menyamakan persepsi. Karena menurut Beliau, menyamakan persepsi antara pihak sekolah dan orang tua siswa adalah hal yang cukup sulit di setiap prosesnya. Menjelaskan kebutuhan atau program-program yang diusulkan sekolah tidak serta merta diterima oleh orang tua siswa. Maka, ada peran komite sekolah dalam membantu kepala sekolah mensosialisasikan program- program yang akan dimasukan dalam draf RAPBS.
Pendapat lain diperoleh dari salah satu perwakilan orang tua siswa bernama Nurhasan, beliau menyatakan bahwa
“…Saya diundang hadir ke sekolah pada akhir bulan Juli yang lalu untuk mengikuti rapat dengan Kepala Sekolah, membahas tentang kesepakatan nominal iuran per siswa dan mendengarkan penjelasan tentang program-program yang akan diusulkan untuk
direalisasikan.”15
Pada dasarnya, selain komite sekolah, kontribusi orang tua siswa dalam penyusunan RAPBS dipandang sama pentingnya oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara.Orang tua siswa wajib mengetahui kemana iuran yang dibayarkan rutin setiap bulan dikelola oleh sekolah.Oleh karena itu, melalui rapat penyusunan RAPBS ini menjadi forum di mana sekolah dan orang tua siswa dapat duduk bersama untuk menyamakan visi dan misi.
Menurut Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara, keterlibatan orang tua siswa bertujuan agar usulan anggaran
14
Dadan Mardiana, Hasil wawancara, Solear, 14 November 2016
15
kebutuhan sekolah dan kebutuhan siswa dapat diketahui dan disepakati. Karena hal ini menyangkut penggunaan dana yang sebagian besar ditarik dari iuran terhadap orang tua siswa.16 Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara merasa perlu menghadirkan perwakilan orang tua dalam penyusunan RAPBS dengan maksud agar orang tua siswa mengetahui bahwa SMK Karya Bangsa Nusantara dalam operasionalnya membutuhkan perawatan sarana dan prasarana, biaya listrik dan telepon, maupun gaji bagi seluruh dewan guru dan pegawai, dan lain-lain, yang membutuhkan dana yang relatif tidak sedikit. Hal tersebut supaya dapat dimaklumi jika pada akhirnya SMK Karya Bangsa Nusantara menetapkan iuran bulanan pada kisaran biaya dengan nominal tertentu dan harus disepakati, akan tetapi hal tersebut tentu sudah dipertimbangkan secara matang berdasarkan kebutuhan yang tercantum pada usulan RAPBS.
Berdasarkan penjelasan dari Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara, Ketua Komite, dan perwakilan orang tua siswa, maka penulis menyimpulkan bahwa Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara pada prinsipnya belum melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam penyusunan RAPBS.
c. Penentuan Program Berdasarkan Skala Prioritas
Pada penyusunan RAPBS, prinsip penentuan program yang akan dimasukan ke dalam draf usulan RAPBS dilakukan berdasarkan tingkat urgensinya. Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara berpendapat bahwa program yang wajib diprioritaskan adalah program yang berkenaan dengan proses pembelajaran. Pada prinsipnya, guru-guru bidang studi yang diinstruksikan oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara untuk menyusun daftar usulan kebutuhan atau program/kegiatan, harus sesuai kebutuhan atau program/kegiatan. Usulan tersebut dikoordinir oleh Wakil Kepala
16
Sekolah Bidang Kurikulum untuk ditentukan mana kebutuhan atau program/kegiatan yang harus diutamakan dan didahulukan.17Hal ini dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum:
“Jadi, setelah ada instruksi oleh kepala sekolah untuk mengkoordinir rincian kebutuhan setiap guru bidang studi, kami dari tim bidang Kurikulum melakukan rapat terbatas. Agendanya yaitu untuk menentukan kebutuhan atau program mana yang seharusnya diutamakan.Sebab, di setiap penyusunan RAPBS, memang kebutuhan atau program yang diusulkan selalu banyak.Sedangkan sumber pendanaannya kita tahu sendiri, sangat terbatas.”18
Rincian tersebut mencakup kebutuhan selama satu tahun berupa daftar usulan kebutuhan atau program kegiatan yang diserahkan kepada tim penyusun RAPBS yang dibawahi oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara untuk dianalisis lebih lanjut dan menentukan kebutuhan atau program/kegiatan mana yang menjadi prioritas.
Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara menjelaskan bahwa tahap menentukan kebutuhan atau program/kegiatan berdasarkan skala prioritas bertujuan untuk:
a. Mengefisienkan dan mengefektifkan penggunaan dana yang terbatas
b. Mengoptimalkan kebutuhan atau program/kegiatan yang dianggap lebih memberi manfaat secara langsung pada proses pembelajaran, dan;
c. Menentukan program atau kegiatan yang menjadi unggulan.19 Menurut pendapat Beliau, kebutuhan atau program/kegiatan yang harus diprioritaskan adalah yang terkait dengan pembelajaran yang koordinasinya di bawah Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Itulah yang harus diutamakan karena pembelajaran adalah inti dari kegiatan sekolah.20Adapun untuk usulan kebutuhan
17 Ibid. 18
Wawan Ariawan, op.cit. 19
Zulmar, op.cit. 20
atau program kegiatan yang tidak termasuk dalam prioritas, bukan berarti dihilangkan, akan tetapi dialokasikan di urutan yang terakhir. Berdasarkan 3 tujuan dalam menentukan kebutuhan atau program/kegiatan tersebut, Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara berasumsi bahwa upaya tersebut merupakan langkah paling logis yang harus dilakukannya demi memenuhi prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penyusunan RAPBS.
Dapat dipahami bahwa Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara menyusun RAPBS memang berorientasi kepada kebutuhan guru dan siswa.Setelah tahap penentuan skala prioritas kebutuhan atau program/kegiatan, selanjutnya Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara membuat daftar alokasi anggaran secara lengkap mengenai semua kebutuhan atau program/kebutuhan.Daftar alokasi tersebut dipresentasikan dalam rapat yang dihadiri Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara yang juga dihadiri oleh orang tua siswa, tetapi semua rapat tersebut tidak tercatat dalam buku notulensi.
Berdasarkan penjelasan Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara dan konfirmasi oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara telah memenuhi prinsip penentuan program berdasarkan skala prioritas.
2. Strategi Penyusunan RAPBS
a. Analisis Lingkungan Internal Sekolah
Analisis lingkungan internal sekolah adalah upaya pihak sekolah dalam rangka menganalisis keunggulan dan kelemahan yang ada dalam organisasi sekolah. Di SMK Karya Bangsa Nusantara, Kepala Sekolah secara formal tidak melakukan analisis tersebut. Hal ini sebagaimana yang dituturkan Beliau:
“Sepertinya tidak (melakukan analisis lingkungan internal sekolah), kami menyusun RAPBS sesuai ketersediaan dana saja.”21
Berdasarkan pendapat tersebut, analisis lingkungan internal sekolah pada dasarnya tidak dilakukan oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara dalam penyusunan RAPBS.
Hal ini dapat dimaklumi, karena Orientasi kebijakan SMK Karya Bangsa Nusantara memang masih berdasarkan ketersediaan dana yang ada, belum berdasarkan rencana pengembangan sekolah yang umumnya disusun berdasarkan analisis lingkungan internal sekolah. Hal tersebut kurang lebih dapat mempengaruhi bagaimana keputusan Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara dalam penentuan arah kebijakan internal sekolah. Hal ini juga diperkuat oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum:
“Dalam proses penyusunan RAPBS, Kepala Sekolah tidak melakukan analisis strategi internal sekolah. Sekolah yang kami kelola masih harus belajar banyak, banyak aspek yang seharusnya ada, akan tetapi tidak dilaksanakan oleh sekolah kami.Sekolah terus berkembang dalam memenuhi semua aspek yang tujuan akhirnya tetap kepada tujuan peningkatan kualitas pembelajaran.”22
Berdasarkan penjelasan Kepala dan Wakil Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara, dapat penulis simpulkan bahwa analisis lingkungan internal di SMK Karya Bangsa Nusantara tidak dilaksanakan oleh Kepala Sekolah.
b. Analisis Lingkungan Eksternal Sekolah
Analisis lingkungan eksternal sekolah adalah upaya pihak sekolah dalam rangka menganalisis peluang dan ancaman, ancaman dalam arti bahwa kemungkinan terburuk yang datang dari luar internal sekolah. Di SMK Karya Bangsa Nusantara, Kepala
21
Ibid. 22
Sekolah tidak melakukan analisis tersebut. Hal ini sebagaimana yang dituturkan beliau:
“Untuk analisis lingkungan eksternal sekolah juga kami tidak melakukannya.”23
Beliau juga menambahkan bahwa alasan SMK Karya Bangsa Nusantara tidak melakukan analisis lingkungan eksternal sekolahsecara formal dalam penyusunan RAPBS, karena analisis mengenai peluang dan risiko tersebut belum sepenuhnya diperlukan dalam penyusunan RAPBS, dengan pertimbangan bahwa Kepala Sekolah masih dapat memperhatikan hal lain menyangkut kebijakan tahun ini berdasarkan kebijakan tahun anggaran sebelumnya untuk menjadi landasan penentuan kebijakan dalam penyusunan RAPBS.Oleh karena itu, dapat dimaklumi jika pada praktiknya, Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara tidak melaksanakan analisis ini, dengan memperhatikan bahwa sekolah memang belum memerlukan analisis secara rinci dan formal (tertulis) dalam penyusunan RAPBS.
Sama halnya dengan analisis internal lingkungan sekolah. Berdasarkan pendapat tersebut, analisis lingkungan eksternal sekolah juga tidak dilakukan oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara dalam penyusunan RAPBS.