• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

3. Strategi Penyusunan Anggaran

Perlu diketahui bahwa dalam organisasi skala kecil, anggaran biasanya disusun oleh staf pimpinan atau atasan dari suatu bagian. Sedangkan dalam organisasi skala besar, penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi atau komisi anggaran yang secara khusus merancang anggaran.18Oleh karena itu, di organisasi skala kecil semisal sekolah, peran kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dan yang bertanggungjawab dalam perencanaan keuangan seperti penyusunan anggaran sangat diandalkan.

Dalam penyusunan anggaran, masing-masing kepala sekolah memiliki strategi tersendiri, namun strategi yang dipakai dipastikan tetap harus berada dalam aturan umum dan perundang-undangan/peraturan pemerintah. Strategi ini dibuat agar ada langkah-langkah yang tepat guna penyusunan RAPBS yang logis dan sistematis. Blocher dalam Idochi Anwar, mengemukakan bahwa

“Strategi anggaran merupakan titik awal dalam penyiapan dan

pembuatan rencana anggaran suatu institusi. Penentuan strategi anggaran dimulai dari menilai faktor-faktor eksternal yang memengaruhi kegiatan dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal. Pentingnya strategi penganggaran dalam perencanaan tidak dapat terlalu ditekankan, tetapi tanpa strategi yang baik organisasi tidak mungkin memperoleh manfaat secara penuh dari peluang dan kekuatan yang ada. Sebuah instrumen yang dirancang untuk memfasilitasi perencanaan, budget juga memberikan sebuah konteks proses perencanaan dalam pemilihan langkah-langkah dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan.”19

Pendapat Nanang Fattah mengenai strategi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan yang berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Strategi itu sendiri dipengaruhi oleh misi organisasi atau lembaga (sekolah) dan lingkungannya. Dalam hubungan

18

Fattah, op. cit., h. 50

19

ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan lingkungan ekstern yang mencakup kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).20Dalam ilmu manajemen, analisis SWOT memang banyak digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang birokrasi maupun bisnis.

Aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan RAPBS, dikemukakan Nanang Fattah, yaitu dunia pendidikan (sekolah) sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan, baik dalam aspek politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi, industri, maupun informasi. Perubahan dalam aspek-aspek tersebut menuntut para pengambil keputusan kebijakan pendidikan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.21Dengan demikian, dalam penyusunan RAPBS penting untuk diperhatikan berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi pembiayaan pendidikan dalam penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan perundang-undangan, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka peluang, dalam hubungan ini, pemberian kewenangan kepada kepala sekolah (otonomi) untuk mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya menjadi sangat strategis.

Selain itu, lingkungan pendidikan juga berpengaruh dalam strategi penyusunan RAPBS, dalam hal ini Nanang Fattah membagi lingkungan pendidikan menjadi dua yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal sekolah mencakup tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, kelengkapan fasilitas, dan biaya yang tersedia di setiap sekolah. Sedangkan lingkungan eksternal sekolah mencakup kondisi sosial ekonomi dan aspirasi masyarakat. Keadaan sosial ekonomi orangtua, globalisasi informasi dan teknologi dan industri yang berkembang sangat cepat sehingga sangat berpengaruh terhadap pendidikan.22Dengan demikian, perlu dianalisis faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat memberikan pengaruh signifikan dan yang

20

Fattah, op. cit., h. 54

21

Ibid., h. 55

22

tidak, dan kemampuan kepala sekolah dalam memahami konsep SWOT dan manajemen sekolah, khususnya manajemen keuangan sangat diperlukan. Faktor-faktor internal sekolah yang manakah yang memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap mutu pendidikan, dan faktor-faktor manakah yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu pendidikan. Analisis faktor internal sekolah tersebut sangat diperlukan dalam menyusun RAPBS. Analisis keefektifan biaya (cost effectiveness analysis) merupakan cara terbaik dalam menyusun RAPBS yang berorientasi terhadap skala prioritas dan mutu.23

Dalam melakukan strategi RAPBS, satu hal yang harus diingat bahwa analisis SWOT bukan hal yang sederhana. Pada pengelolaan pendidikan perlu dipahami lebih dahulu konsep tersebut. Dalam hubungan ini, kemampuan kepala sekolah dalam manajemen sekolah dan manajemen keuangan; menjadi sangat strategis, khususnya dalam manajemen keuangan, kepala sekolah harus memiliki visi strategis pembiayaan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sehingga pemanfaatan biaya dari berbagai sumber daya menjadi efisien.24Dalam proses penyusunan RAPBS, ada banyak pihak yang terlibat selain kepala sekolah sebagai sosok utama. Segala hal yang berkenaan dengan pendapatan maupun pengeluaran/belanja harus diputuskan dalam rapat yang bisa dilaksanakan dalam beberapa kali, sebelum RAPBS benar-benar disahkan.

“Manajemen keuangan/pembiayaan yang efektif dan efisien akan

memberikan sumbangan penting pada kinerja manajemen yang optimum. Dalam pengelolaan sekolah dewasa ini, fungsi manajemen keuangan menjadi sangat menonjol dan perlu diketahui, dipahami oleh kepala sekolah, sebagai orang yang bertanggung jawab penuh terhadap

pengelolaan sekolah.”25

Mintarsih dalam Uhar Suharsaputra, mengemukakan bahwa dalam mencocokkan sumber-sumber yang disediakan oleh lingkungan eksternal 23 Ibid., h. 57 24 Ibid., 25

dengan output sekolah, kepala sekolah harus memperhatikan unsur-unsur dasar sebagai berikut: sumber-sumber dari lingkungan eksternal, gabungan sumber input, input sekolah, output sekolah, dan umpan balik kepada sekolah dan lingkungannya.26

Menurut Uhar Suharsaputra, dalam kaitannya dengan sumber pendanaan yang yang berasal dari masyarakat, maka pihak sekolah mesti mengelolanya secara transparan dan akuntabel agar tumbuh kepercayaan, dan dengan kepercayaan yang tinggi, maka masyarakat akan terdorong untuk berpartisipasi lebih baik dalam membantu membiayai pendidikan di sekolah.27

Dalam penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Sekolah, ada dua proses yang dilalui yaitu proses keputusan yang berkaitan dengan aspek legal dari anggaran dan proses penentuan sistematika anggaran. Berkaitan dengan aspek keputusan, maka model penyusunan anggaran dapat didasarkan pada model otoritas dan partisipatif. Model otoritas menunjukkan bahwa besaran anggaran serta sumber peruntukannya ditentukan oleh sekolah (kepala sekolah) tanpa melibatkan guru apalagi masyarakat dalam prosesnya, sementara orang tua (komite sekolah) hanya dijadikan stempel formal legalitas. Sementara itu model partisipatif menunjukkan bahwa penyusunan anggaran dilakukan secara bersama antara sekolah, guru, dan orang tua siswa (komite sekolah), sehingga persetujuan mereka akan anggaran benar-benar bernilai substantif, tidak hanya legal formal.28

Pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja Sekolah (RAPBS) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional tampaknya memadukan antara pengaturan pemerintah pusat dan sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat mengubah dari petunjuk penggunaan atau pengeluarannya, dan sekolah hanya bertindak 26 Ibid., h. 274 27 Ibid. 28 Ibid.

sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan anggaran belanja sekolah, terbatas pada pengelolaan tingkat operasional. Salah satu kebijakan tingkat sekolah adalah adanya pencarian tambahan dana dari partisipasi masyarakat, selanjutnya cara pengelolaannya dipadukan sesuai tatanan yang lajim sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun demikian, sesuai dengan semangat kemandirian, sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang begitu otonom dalam kaitannya dengan pengelolaan dana untuk mencapai efektivitas pencapaian tujuan sekolah.29

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa strategi penyusunan anggaran sekolah atau RAPBS harus berlandaskan tujuan sekolah, dengan memperhatikan analisis lingkungan internal dan eksternal sekolah. Hal ini untuk memudahkan kepala sekolah dalam menyusun RAPBS sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran. Kepala sekolah harus paham strategi dan melaksanakannya dengan baik dan optimal.

Dokumen terkait