• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

1. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Terdapat beberapa prinsip-prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Guru pembimbing yang telah memahami secara benar dan mendasar prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling ini akan dapat menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling.

Menurut Sukardi (2008: 40) prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut :

a. prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan yaitu :

1. bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi,

2. bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis,

3. bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu,

4. bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran layanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok. Individu-individu itu sendiri bervariasi misalnya dalam hal umurnya, jenis kelaminnya, status sosial ekonomi keluarga, kedudukan, pangkat dan jabatannya, keterikatannya terhada suatu lembaga tertentu dan variasi-variasi lainnya. Berbagai variasi itu menyebakan bimbingan dan

konselingan individu yang satu berbeda dari yang lainnya. Masing-masing individu adalah unik. Secara lebih khusus lagi yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu , namun secara lebih nyata dapat kita lihat yaitu sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh kepribadian dan konsep diri dari masing-masing individu.

b. prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu yaitu: 1. bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut

pengaruh kondisi mental/ fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu,

2. kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan- hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu. Masalah- masalah yang timbul sangat bervariasi, baik dalam jenis dan intensitasnya. Secara ideal pelayanan bimbingan dan konseling ingin membantu semua individu dengan berbagai masalahnya itu.

c. prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan yaitu :

1. bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu; karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik,

2. program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga,

3. program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi,

4. terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaiaan dan teratur.

Berdasarkan uraian di atas maka konselor bertanggung jawab sepenuhnya atas penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling serta pemberian pelayanan bimbingan dan konseling. Program ini berorientasi pada seluruh sasaran layanan dengan memperhatikan masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang dapat diselenggarakan dan rentangan waktu yang tersedia. Dalam penysusunan program pelayanan konselor tentu harus memperhatikan kebutuhan individu berdasarkan jenjang pendidikannya serta konselor harus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan tersebut agar dapat diketahui sejauh mana program pelayanan terlaksana.

d. prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan yaitu: 1. bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan,

2. dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atas desakan dari pembimbing atau pihak lain,

3. permasalah individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan hasil pelayanan bimbingan,

4. kerjasama antara pembimbing, guru dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan,

5. pengembangan program pelayaanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling dimulai dengan pemahaman tentang

tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya yaitu konselor. Konselor membantu konseli dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya dengan tujuan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan. Disini konselor dapat melakukan kerjasama dengan orang tua, serta guru dalam menentukan hasil pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan.

Menurut Depdiknas (dalam Rambu- Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (Naskah Akademik ABKIN): 2007) disebutkan prinsip-prinsip itu adalah :

1. bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli,

Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli mengandung arti bahwa semua konseli atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupaun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.

2. bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi,

Prinsip bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi mengandung arti bahwa setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.

3. bimbingan menekankan hal yang positif,

Prinsip ini dimaksudkan untuk menumbuhkan persepsi yang positif pada peserta didik bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, membantu peserta didik

membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

4. bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama,

Bimbingan dan konseling bukan hanya tugas dan tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah.

5. pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling,

Prinsip pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling mengandung arti bahwa bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.

6. bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting kehidupan. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai seting kehidupan mengandung arti bahwa pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan lainnya.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah individu, program dan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah.

Dokumen terkait