• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Ada tujuh prinsip pendidikan karakter yang harus dilaksanakan oleh pendidik dan lembaga PAUD, yaitu:24

1. Melalui contoh dan keteladanan 2. Dilakukan secara berkelanjutan

3. Menyeluruh, terintegrasi dalam seluruh aspek perkembangan 4. Menciptakan suasana kasih sayang

5. Aktif memotivasi anak

6. Melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

7. Adanya penilaian 6. Penilaian

Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak.penilaian kegiatan belajar anak di PAUD menggunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.25

a. Prinsip-prinsip Penilaian

Dalam melakukan penilaian para pendidik hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penilaian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip itu adalah :26

1. Mendidik

24 Ibid.hal.5

25 Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, 2015. Hal.1

26 Ibid.hal.4

Proses dan hasil dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

2. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana bertahap, dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. Objektif

Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

4. Akuntabel

Penilaian dilakukan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggung jawabkan

5. Transparan

Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosesdur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.

6. Sistematis

Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen.

7. Menyeluruh

Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

8. Bermakna

Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orang tua, guru, dan pihak lain yang relevan.

b. Empat Skala dalam Penilaian

Dalam melakukan penilaian ada empat skala yang menjadi acuan pendidik untuk menentukan status perkembangan anak yaitu :27

1. BB artinya belum berkembang : bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru..

2. MB artinya mulai berkembang : bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru.

3. BSH artinya berkembang sesuai harapan : bila anak melakukanya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru.

4. BSB artinya berkembang sangat baik : bila anak sudah dapat melakkukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan.

B. Bimbingan Guru Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini

Dalam pasal 28 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah anak yang berkisar

27 Ibid.hal.5

antara usia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga muncul berbagai keunikan pada dirinya.28

Menurut Beichler dan Snowman anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. 29 Menurut Mansur anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.30Sedangkan Anak usia dini menurut

NAEYC (National Association for The Education of Young Children), adalah anak yang berusia antara 0 sampai 8 tahun yang mendapatkan layanan pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak dalam keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik negeri maupun swasta, taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD)31

Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

2. Pengertian Bimbingan

Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya pembimbingan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Berkaitan dengan bimbingan ini, Shertzer dan Stone (1971) mengartikan bimbingan sebagai proces of helping an individual to understand himself and hisworld, yang bermakna

28 Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media) hal.19 29Dwi Yulianti. (2010). Bermain sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak. (Jakarta: PT Indeks).hal.7

30 Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar) hal.88

31 Siti Aisyah et.al., Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta:

UniversitasTerbuka, 2011), hal 1.3.

bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Ini berarti bahwa dengan adanya bimbingan ini dapat mengarahkan anak menuju kedewasaan, memberi arah jalan yang tepat, yang sesuai dengan norma dan aturan yang benar, agar anak tersebut tidak terjerumus ke jalan yang nista, jalan yang dilarang agama, dan tidak sesuai norma yang baik.32

Sedang Rochman Natawijaya (1987) mengartikan bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan , agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri.

Sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar.

Sesuai dengan tunutuan dan keadaan lingkungan sekolah , keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan menikmati kebahagiaan hidupnya dan memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.33

Menurut Crow & Crow (M.Surya, 1988 :45) bimbingan diartikan sebagai bantauan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya , mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.34

Pakar bimbingan yang lain mengungkapkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemadirian dalam pemahaman

32 Drs. Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana PRENADAMEDIA GROUP, 2014),hal.181.

33 Rochman Natawijaja, Pendekatan –Pendekatan Dalam Penyuluhan kelompok I (Bandung:Diponegoro,1987),hlm. 31.

34 M. Suryo, Pengantar bimbingan Karir.(Publikasi Jurusn PPB FIP IKIP Bandung, 1988),h.45

diri, penerimaan diri, pengarah diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyusuaian diri dengan lingkungan.35

Menurut Prayitno & Erman Amti Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.36

Adapun definisi bimbingan yang lebih spesifik untuk anak usia dini, seperti disampaikan oleh Syaodih (2008:16), bahwa bimbingan pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.37

Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan guru kepada individu anak secara kesinambungan dan sistematis agar anak mampu memahami diri dan lingkungannya serta dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri.

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Bagi Anak Usia Dini A. Tujuan Bimbingan

35 Moh.Suryo, Dasar-dasar konseling Pendidikan(teori &Praktek)(Yogyakarta:Kota Kembang, 1988),h.12

36 Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:Rineka Cipta,2004),hal.99.

37 Syaodih E.dan Agustin M, Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini (Jakarta :Universitas Terbuka,2004),hal.16.

Menurut Saripah38 Tujuan bimbingan anak Usia Dini Adalah membantu anak dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Mengembangkan cara pemahaman dan sikap hidup yang sehat baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya.

2. Menguasai berbagai keterampilan sosial-pribadi dan belajar yang diperlukan sesuai dengan taraf dan kebutuhan perkembangannya.

3. Mengekspresikan diri (pikiran dan perasaan) secara cepat dan bertanggung jawab, tanpa merasa terancam dan tertekan.

4. Mengendalikan diri dan menyalurkan dorongan dan keinginannya secara wajar sesuai dengan konteks dan suasana lingkungan yang dihadapi.

5. Berprilaku interaksional dan sosial yang tepat baik selama kegiatan pembelajaran dikelas maupun dalam suasana interaksional lainnya.

6. Mengembangkan motivasi dan gairah belajar yang tinggi.

7. Memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang ada serta mengembangkan berbgai potensi, minat, dan harapannya.

8. Mengatsi masalah dan kesulitan perkembangan dan belajar yang dihadapi.39

Adapun menurut Syaodih bahwa tujuan layanan bimbingan pada anak usia dini dilakukan untuk membantu mereka agar dapat:

1. Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya.

2. Mengembangkan potensi yang dimilikinya

38 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.,Perkembangan Anak Usia Dini( Pengantar dalam berbagai Aspeknya) (Jakarta:

Kencana Pranamedia Group,2011),hlm.184.

39 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.,Perkembangan Anak Usia Dini( Pengantar dalam berbagai Aspeknya) (Jakarta:

Kencana Pranamedia Group,2011),hlm.184.

3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya

4. Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.40

B. Fungsi Bimbingan untuk anak Usia Dini

Berdasarkan pengertian dan Prinsip- prinsip yang telah dipaparkan maka layanan bimbingan untuk anak usia dini dapat berfungsi sebagai berikut:41

1) Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman adalah usaha bimbingan yang dilakukan guru/pendamping untuk menghsilkan pemahaman yang menyeluruh tentang aspek-aspek sebagai berikut :

a) Pemahaman diri anak didik terutama oleh orang tua dan guru b) Hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi anak

c) Lingkungan anak yang mencakup keluarga dan tempat belajar d) Lingkungan yang lebih luas diluar rumah dan diluar tempat belajar e) Cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri

2) Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan yaiitu usaha bimbingan yang menghsilkan tercegahnya anak dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.

3) Fungsi Perbaikan

40 Ernawulan Syaodih, Mubiar Agustin, Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini(Tangerang Selatan:Universitas Terbuka, 2017),hlm.6

41 Ibid. hlm,15-18

Fungsi perbaikan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya berbagai permasalahan yang dialami oleh anak didik.

Fungsi perbaikan ini diarahkan pada terselesaikannya berbagai hambatan atau kesulitan yang dihadapi anak didik.

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini merupakan usaha bimbingan yang menghsilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Bimbingan tidak hanya diarahkan pada upaya membantu mengurangi berbagai kesulitan yang dihadapi anak didik, tetapi upaya bimbingan juga berfungsi untuk senantiasa memelihara berbagai potensi dan kondisi yang baik yang sudah dimiliki anak.

4. Prinsip - Prinsip Bimbingan Untuk Anak Usia Dini

Pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk anak usia dini tentu berbeda dengan pelayanan bimbingan orang dewasa, untuk itu menurut Syaodih dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk anak usia dini perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:42

1. Bimbingan bagian terpenting dari proses pendidikan

2. Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah

3. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan

4. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing

42 Ibid, hlm.8--11

5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fsik-motorik, kecerdasan, sosial maupun emosional

6. Bimbingan harus dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anak

7. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangana anak

8. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman 9. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orang tua

diikutsertakan agar mereka dapat menjgikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya dirumah

10. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemapuan yang dimiliki guru/pendamping sebagai pelaksana bimbingan, bilamana masalah yang terjadi perlu ditindaklanjuti maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah dan tenaga Ahli

11. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan

Sementara Muro dan Kottman (1995), mengungkapkan secara lengkap dan terinci tentang prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut :43

1. Bimbingan dibutuhkan oleh semua anak

2. Bimbingan perkembangan berfokus dalam mengembangkan kegiatan belajar anak

43 Ibid ,hlm,3.7

3. Guru/Pendamping merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan

4. Kurikulum yang terencana dan terorganisir merupakan komponen penting dalam bimbingan perkembangan

5. Bimbingan perkembangan memperhatikan aspek perkembangan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri anak

6. Bimbingan perkembangan membantu mendorong proses tumbuh kembang anak

7. Bimbingan perkembangan mengakui perkembangan yang terarah daripada akhir perkembangan yang definitif

8. Bimbingan perkembangan sebagai kegiatan yang berorientasi pada tim, seyogyanya dilaksanakan oleh tenaga Ahli(Konselor) yang Profesional

9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus anak

10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan aspek-aspek Psikologi

11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar yang berlandaskan pada kajian tentang Psikologi anak, Psikologi perkembangan dan teori belajar

12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan Fleksibel

5. Ruang lingkup Bimbingan Anak Usia Dini

Mengenai strategi dan ruang lingkup garapan bimbingan anak usia dini, Solehuddin dan Saripah(2006:44) menjelaskan bahwa pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:44

1. Bimbingan di implementasikan dengan cara mendesain ruang atau tempat dan alat perlengkapan belajar dan bermain sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan belajar anak.

2. Bimbingan diimplememtasikan dengan cara menciptakan suasana interaksi dan perlakuan pendidikan atau pembelajaran yang sehat dan terhidar dari suasana konflik dan stress.

3. Bimbingan diimplementasikan dengan menyelenggarakan aktivitas bimbingan kelompok yang terprogram unttuk mengembangkan aspek-aspek perilaku dan pribadi tertentu sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan belajar anak, seperti pengembangan keterampilan sosial, keterampilan belajar, keterampilan penyelesaian konflik, dan keterampilan bermain.

4. Bimbingan diimplementasikan dengan memberikan layanan intervensi khusus untuk anak-anak tertentu yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus.

6. Peran Guru sebagai pembimbing Anak usia dini

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bab VII tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal 24 menjelaskan bahwa pendidik anak usia dini merupakan tenaga profesional yang

44 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.,Perkembangan Anak Usia Dini( Pengantar dalam berbagai Aspeknya) (Jakarta:

Kencana Pranamedia Group,2011),hlm.190-191

bertugas merencnakan, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran , serta melakukan pembimbingan , pelatihan, pengasuhan, dan perlindungan.45

Untuk itu guru pada satuan anak usia dini memiliki peran ganda , selain sebagai pengajar juga berperan sebagai seorang pembimbing, yang pelaksanaanya secara terpadu dan teritegrasi dengan pengelolaan program kegiatan setiap hari.

Menurut Abdulhak guru hendaknya memilki berbagai kemampuan atau kompetensi yaitu :46

1. Kompetensi Akademik

Guru hendaknya memenuhi persyaratan akademik sebagai berikut:

a) Mengetahui dan memahami karakteristik kebutuhan anak dan perkembangan anak serta mampu mengaplikasikannya dalam praktek

b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pendiidikan anak usia dini c) Mengetahui pengaruh multiple intelligences terhadap perkembangan

belajar

d) Mengunakan pengetahuan tentang perkembangan anak untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, mendukung, dan menantang

e) Merencanakan dan melaksanakan kurikulum yang berorientasi pada perkembangan (fisik, sosial, emosional, intelektual, dan bahasa) f) Memahami tujuan dan manfaat penilaian

45Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bab VII tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal 24

46 Abdulhak, Pemetaan tatanan kebijakan serta sistem dan program pendidikan anak usia dini di Indonesia (Jakarta :buletin Padu,2003),hlm,33

g) Memahami dan mampu mempraktekkan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bermitra dengan keluarga dan proofesi lain

h) Mengunakan berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak

i) Mengembangkan kurikulum yang bermakna yang sesuai dengan karakteristik perkembangan dan kebutuhan anak

j) Bersikap kreatif, inovatif, dan terbuka terhadap ide-ide baru 2. Kompetensi Pribadi

Guru yang memiliki kompetensi pribadi ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Memiliki kepekaaan terhadap perasaan dana pikiran anak

b) Menggunakan komunikasi personal, baik verbal maupun non verbal c) Melindungi anak tanpa mengorbankan spontanitas dan

kegembiraannya

d) Menghargai perbedaan dan keunikan individu, cepat tanggap dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi anak didik

e) Memiliki rasa peduli, empati, responsif, serta mampu memnberikan dorongan kepada anak

f) Sabar, artinya guru memandang semua persoalan dengan adil, tenang, objektif dan memilki keyakinan bahwa semua masalah dapat dipecahkan

g) Luwes, mampu menyesuaikan diri dengan situasi sekitarnya

h) Memiliki rasa humor, periang, mudah gaul, dan memahami bahasa anak

3. Kompetensi Sosial-pribadi

Dalam bidang kompetensi Sosial- pribadi, guru dituntut memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

a) Memahami anak dalam konteks keluarga, budaya, dan masyarakat b) Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang keluarga dan

masyarakat

c) Mendukung dan memberdayakan keluarga dan masyarakat melalui hubungan saling menghargai dan timbal balik

d) Melibatkan keluarga dan msyarakat dalam mendukung perkembangan dan belajar anak

e) Mampu berkomunikasi, bekerja sama, serta memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada dilingkungan keluarga dan masyarakat.

7. Pelaksanaan Bimbingan guru di TK Daarul Qur’an Internasional

Pelaksanaan bimbingan guru di TK Daarul Qur’an Internasional terbagi dua yaitu bimbingan kegiatan terprogram dan bimbingan kegiatan pembiasaan:47

1. Kegiatan terprogram

Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang sudah direncanakan baik itu sifatnya harian, mingguan, bulanan atau tahunan.

Diantaranya seperti gross motor dipagi hari, tahsin/tahfidz, story telling, kegiatan makan siang, kegiatan penunjang tema, kegiaran mabit (pesantren kilat) setahun dua kali dan daqu ekspo setahun sekali.

47 Kemendiknas. 2012. Op.cit. hal.8-10

2. Kegiatan pembiasaaan

a. Kegiatan lembaga PAUD, yaitu kegiatan yang dilakukan dilembaga paud secara terus menerus dan konsisten setiap saat.seperti memberi salam saat berjumpa, shalat dhuha, pembacaan doa harian, pembacaan asmaul husna, sedekah harian, shalat dzuhur berjamaah

b. Kegiatan spontan, yaitu kegiatan yang dilakukan secara langsung atau spontan pada saat itu juga, biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui adanya perbuatan yang tidak baik/buruk sehingga perlu dikoreksi dan pemberian apresiasi (penghargaan, pujian ) terhdap nilai karakter yang diterapkan oleh anak. Misalnya mengucapkan terimakasih, memungut sampah lalu membuang pada tempatnya, memberikan bantua berupa pijakan ketika melihat ada dua orang anak yang saling beberebut mainan disentra, memberikan pijakan ketika melihat ada anak yang belum tertib ketika shalat dan lain sebagainya.

c. Keteladanan, yaitu kegiatan yang dapat ditiru dan dijadikan panutan. Dalam hal ini guru menunjukkan perilaku konsisten dalam mewujudkan nilai-nilai karakter, yang dapat diamati oleh anak dalam kegiatan sehari-hari baik berada di dalam atau luar lembaga PAUD. Sebagai contoh guru berpakaian rapi, guru datang tepat waktu, bertutur kata sopan, jujur dan bersikap kasih sayang.

d. Pengkondisian, yaitu situasi dan kondisi lembaga PAUD sebagai pendukung kegiatan penddikan karakter. Misalnya dengan pemeliharaan toilet bersih, penyediaan bak sampah, dan kerapian alat permainan edukatif, untuk menanamkan nilai karakter seperti tanggung jawab.

e. Budaya lembaga PAUD, mencakup suasana kehidupan dilembaga PAUD yang mencerminkan komunikasi yang efektif dan produktif yang mengarah pada perbuatan baik dan interaksi sesamanya dengan sopan dan santun, kebersamaan, dan penuh semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

C. Model Pembelajaran Sentra Main Peran

1. Landasan Yuridis Model Pembelajaran Sentra

Pelaksanaan model pembelajaran sentra pada anak usia dini berlandaskan pada :

1. Pembukaan UUD 1945

Kemudian daripada itu ,...melidungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan Umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa.mnecerdaskan kehidupan bangsa berarti meningkatkan daripada masyarakat negara itu sendiri untuk menuju

pembangunan yang berkualitas. Dan memang semua itu harus dimulai dari anak usia dini yang nantinya akan menjadi penerus bangsa.48

2. Amandemen UUD 1945, Pasal 26 C

Dalam pasal 28 ayat 2 tertulis bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuahan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi ksejahtraan umat manusia.49

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, diantaranya Pasal 2 Ayat (1) Tentang Hak Anak yang berbunyi:

Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.50

4. Undang-undang Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002

Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh , berkembang, dan berartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan , serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.(pasal 4):

setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasanya sesuai minat dan Bakatnya( pasal 9 ayat 1 ) dan selain hak anak sebagimana dimaksud dalam

48 Yuliani Nyraini Sujiono, Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks Permata Puri Media, 2009),hlm, 49

49 Ibid,..hlm,50

50 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 dalam

http://www.komnaspa.or.id/pdf/UU%20 Kesejahteraan%20Anak.pdf. diakses pada tanggal 9 Maret 2019.

ayat (1 ) , khususnya bagi anak yang mnyandang cacat juga berhak memperoeh pendidikan luar biasa, sedangkan anak yang memiliki kunggulan juga mendapatkan pendidikan khusus( Pasal 9 ayat2) Departemen Sosial RI, 2002.51

5. Undang-Undang Sisdiknas (No.20 Tahun 2003)

Tertulis bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang diakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.52

2. Sejarah Sentra di Indonesia

Sejarah sentra di indonesia tidak terlepas dari seorang sosok yang bernama drg.Wismiarti, beliau adalah pendidri sekolah Al-Falah, dimana setelah belau melakukan perjalaanan untuk study banding keberbagai negara diantaranya Australia, Eropa, dan Amerika serikat , beliau memutuskan untuk menggadopsi sisitem yang digunakan Creative Pre School, Tallahasse Florida, AS. maka di

Sejarah sentra di indonesia tidak terlepas dari seorang sosok yang bernama drg.Wismiarti, beliau adalah pendidri sekolah Al-Falah, dimana setelah belau melakukan perjalaanan untuk study banding keberbagai negara diantaranya Australia, Eropa, dan Amerika serikat , beliau memutuskan untuk menggadopsi sisitem yang digunakan Creative Pre School, Tallahasse Florida, AS. maka di

Dokumen terkait