• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SENTRA MAIN PERAN DAN BIMBINGAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI TK DAARUL QUR AN INTERNASIONAL TANGERANG TESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SENTRA MAIN PERAN DAN BIMBINGAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI TK DAARUL QUR AN INTERNASIONAL TANGERANG TESI"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SENTRA MAIN PERAN DAN BIMBINGAN GURU

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

DI TK DAARUL QUR’AN INTERNASIONAL TANGERANG

TESIS

oleh

Oleh Ahmad Syamsudin NPM : 2016920030

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI ISLAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2019 M / 1440

(2)

ii

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SENTRA MAIN PERAN DAN BIMBINGAN GURU

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

DI TK DAARUL QUR’AN INTERNASIONAL TANGERANG

TESIS

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Ag.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

O L E H

Nama : AHMAD SYAMSUDIN NIM : 2016920030

PEMBIMBING

DR. Jusuf Mudzakkir, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2019 M/1440 H.

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SENTRA MAIN PERAN DAN BIMBINGAN GURU

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

DI TK DAARUL QUR’AN INTERNASIONAL TANGERANG

DR. Jusuf Mudzakkir, M.Si Pembimbing

Mengetahui

Dr. Sopa, M.A Ketua Program

Tesis ini dinyatakan DISETUJUI

Jakarta, Maret 2019

(4)

iv

ABSTRAK

Ahmad Syamsudin, (NP: 2016920039), Implementasi Model Pembelajaran Sentra Main Peran dan Bimbingan Guru Dalam Pembentukan

Karakter Siswa di TK Daarul Qur’an Internasional

Penelitian ini membahas tentang implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukkan karakter siswa di TK Daarul Qur’an. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional serta faktor pendukung dan penghambat implementasinya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional serta faktor pendukung dan penghambatnya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Subjek dalam penelitian ini ialah 26 siswa TK B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru berpengaruh dalam pembentukkan 3 karakter siswa yaitu disiplin, mandiri dan tanggung jawab di TK Daarul Quran Internasional. Dengan 4 pijakan yaitu pijakan lingkungan main, pijakan awal main, pijakan individual main/ pijakan main, pijakan setelah main menunjukkan pengembangan karakter disiplin, mandiri, dan tanggung jawab. Sedangkan dalam implementasi bimbingan guru dalam pembentukkan karakter terbagi dua kegiatan yaitu kegiatan terprogram dan kegiatan pembiasaan.

Faktor Pendukung pertama, guru kelas TK B lulusan SI PAUD yang paham tentang PAUD, model pembelajaran sentra, materi tema setiap bulan, komunikasi yang efektif dan kemampuan membimbing siswa. Kedua, tersedianya fasilitas yang mendukung diantaranya ruang kelas yang ber AC, lapangan futsal untuk umum dan fasilitas antar jemput, tersedianya alat peraga, kebersihan dan kerapihan ruangan kelas. Ketiga, pelatihan dan magang bagi guru pengajar sentra. Keempat, kebijakan keuangan dari yayasan yang memfasilitasi kegiatan sekolah. Faktor penghambat implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukkan karakter siswa di TK Daarul Qur’an Internasional Tangerang. Pertama, Guru sentra peran sering berganti orang, adanya perpindahan guru sentra main peran di pertengahan semester, belum memahami betul tentang sentra main peran. Kedua, alat permainan edukatif (APE) yang tersedia masih kurang, ruangan sentra peran belum bisa disetting di pagi hari.

Ketiga, perlunya pengadaan fasilitas yang menunjang program bimbingan guru seperti, sound system untuk kagiatan tahsin tahfidz dan senam, halaman khusus untuk anak bermain gross motor. Keempat, beberapa guru latar belakang pendidikan bukan Paud, kelima, beberapa guru motivasi belajarnya rendah, keenam, guru yang hafal 30 juz dibidang tahsin dan tahfidz sedikit, ketujuh, Orang tua belum maksimal dalam mensupport kegiatan anak.

Kata Kunci: Sentra Main Peran, Bimbingan Guru, Karakter

(5)

v ABSTRACT

Ahmad Syamsudin, (NP:2016920030), Implementation of learning Model Playing a role sentra and Teacher Mentoring in Forming the Students Characters of Daarul

Qur’an International Kindergarten School

This study discusses the implementation of learning model playing a role sentra and teacher mentoring in forming the student’s characters of Daarul Qur'an international kindergarten school. The formulation of the problem in this study is how implementation of learning model playing a role sentra and teacher mentoring in forming the student’s characters of Daarul Qur'an international kindergarten school as well as supporting factors and obstacles to its implementation. The purpose of this study is to determine the implementation of learning model to play the role and guidance of the teacher in forming the character of children in Daarul Qur'an International Kindergarten as well as supporting factors and barriers.

This study uses a qualitative method. In collecting the data techniques is using documentation study techniques, interviews, and observations. The subjects in this study were 26 kindergarten of students of class B. The results of the study showed that the implementation of learning model of playing role center and teacher guidance had the effect in form of 3 student characters, namely discipline, independence and responsibility in Daarul Quran International Kindergarten with 4 scaffolding, namely the environmental of scaffolding of playing, the early scaffolding of playing, individual scaffolding of playing, after scaffolding of playing. These four scaffolding show that the development of the character of discipline, independence, and responsibility. Then the implementation of teacher guidance in character formation is divided into two activities, namely programmed activities and habituation activities.

The first Supporting Factors, the teacher of B-class kindergarten are graduating from Bachelor of Early Childhood Education( S1 PAUD) who understands about early childhood education, Sentra learning models, monthly theme material, effective communication and the ability to guide students. Second, the availability of supporting facilities including air-conditioned classrooms, public futsal courts and shuttle facilities, the availability of props, cleanliness and tidiness of classrooms. Third, training and apprenticeship for center teaching teachers. Fourth, financial policies from foundations that facilitate school activities. Inhibitors Factors of the implementation in learning model sentra playing a role and guidance of teachers in forming the student’s characters at Daarul Qur'an International kindergarten school, Tangerang. First, the teacher's role sentra is often changing, there is a shift in the teacher's role playing sentra in the middle of the semester, and they do not understanding fully yet about the role playing centers. Second, the educational games (APE) available are still lacking, the role sentra rooms are not able to be set in the morning up. Third, Providing the facilities is fully need to support teacher guidance programs such as the sound system for tahfinz rituals and gymnastics, a special field for children playing gross motorbikes. Fourth, some teachers background is non- early childhood education (PAUD), Fifthly, some teachers have low learning motivation.

Sixth, Teacher who memorize 30 Juz in the field of Tahsin and Tahfidz are lack of persons. Seventh, parents are not maximal in supporting children's activities.

Keywords: Role Play Sentra, Teacher Guidance, Character

(6)

vi

ﺪﻳﺮﺠﺘﻟا

:ﺪﻴﻘﻟا ﻢﻗر) ،ﻦﻳﺪﻟا ﺲﴰ ﺪﲪأ 2016920030

ﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻖﻴﺒﻄﺗ ،(

تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ ﱘﻮﻘﺗ ﰲ ﲔﺳرﺪﳌا ﻪﻴﺟﻮﺗو راودﻷا ﺐﻌ

ﺔﺿور بﻼﻃ لﺎﻔﻃأ

.ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا نآﺮﻘﻟا راد

نآﺮﻘﻟا راد لﺎﻔﻃأ ﺔﺿور بﻼﻃ تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ ﱘﻮﻘﺗ ﰲ ﲔﺳرﺪﳌا ﻪﻴﺟﻮﺗو راودﻷا ﺐﻌﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺔﻴﻌﻗاو ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ لوﺎﻨﺘﻳ

ﻮﺗو راودﻷا ﺐﻌﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺔﻴﻔﻴﻛ ﻰﻠﻋ ﺚﺤﺒﻟا ﻞﺋﺎﺴﻣ ﺰﻛﱰﻳو .ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا راد لﺎﻔﻃأ ﺔﺿور بﻼﻃ تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ ﱘﻮﻘﺗ ﰲ ﲔﺳرﺪﳌا ﻪﻴﺟ

ﻌﻟا نآﺮﻘﻟا ﱘﻮﻘﺗ ﰲ ﲔﺳرﺪﳌا ﻪﻴﺟﻮﺗو راودﻷا ﺐﻌﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺔﻓﺮﻌﻣ ﱃإ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ فﺪﻬﻳ ﺎﻤﻛ .ﺎﻬﻘﺋاﻮﻋو ﺎﳍ ﺔﻤﻋاﺪﻟا ﻞﻣاﻮﻌﻟا ﻊﻣ ﺔﻴﳌﺎ

.ﺎﻬﻘﺋاﻮﻋو ﺎﳍ ﺔﻤﻋاﺪﻟا ﻞﻣاﻮﻌﻟا ﻊﻣ ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا نآﺮﻘﻟا راد لﺎﻔﻃأ ﺔﺿور بﻼﻃ تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ

ﻨﻳ ﻬﺘ Aﺎﻴﺑ ﻊﲨ ﰲ ﺬﺨﺘﻳ ﺎﻤﻛ ،ﻲﻋﻮﻨﻟا ﺞﻬﻨﳌا ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﰲ ﺚﺣﺎﺒﻟا ﺞ ماﺪﺨﺘﺳJ ،ﺔﻈﺣﻼﳌاو ﺔﻠﺑﺎﻘﳌاو ﻖﺋLﻮﻟا ﺔﺳارد ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻪﺗ

.ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ تAﺎﻴﺑ رﺪﺼﻤﻛ ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا نآﺮﻘﻟا راد لﺎﻔﻃأ ﺔﺿور ﰲ (ب) ﺔﻠﺣﺮﳌا ﻦﻣ ﺎﺒﻟﺎﻃ ﻦﻳﺮﺸﻋو ﺔﺘﺳ

اودﻷا ﺐﻌﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻖﻴﺒﻄﺗ نR ﲔﺒﺘﻴﻓ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﺔﺻﻼﺧ ﺎﻣأ ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا نآﺮﻘﻟا راد لﺎﻔﻃأ ﺔﺿور ﰲ ﲔﺳرﺪﳌا ﻪﻴﺟﻮﺗ و ر

ﺛأ ﺎﻤﳍ ﺮ

) ﺔﺛﻼﺛ ﺔﺌﺸﻨﺗ ﰲ ﲑﺒﻛ 3

) ﺔﻌﺑرأ ماﺪﺨﺘﺳJ .ﺔﻴﻟوﺆﺴﳌاو ،ﺲﻔﻨﻟا ﻰﻠﻋ دﺎﻤﺘﻋﻻاو ،مﺎﻈﺘﻧﻻا :ﻲﻫو ،بﻼﻄﻠﻟ تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ عاﻮﻧأ ( 4

،تاﻮﻄﺧ (

ﻟا ﻂﺳو ةﻮﻄﺧ :ﺎﺜﻟL ،ﺔﺒﻌﻠﻟا ﺔﻳاﺪﺑ ةﻮﻄﺧ :ﺔﻴﻧL ،ﺔﺒﻌﻠﻟا ﺔﺌﻴﺑ ﺔﺌﻴc ةﻮﻄﺧ :ﻻوأ ﺔﻴﻗﺮﺗ ﱃإ ﻲﻬﺘﻨﻳ ﻚﻟذ ﻞﻛ ،ﺔﺒﻌﻠﻟا ﺪﻌﺑ ﺎﻣ ةﻮﻄﺧ :ﺎﻌﺑار ،ﺔﺒﻌﻠ

ﻛﻮﻠﺳ .ﺔﻴﻟوﺆﺴﳌاو ﺲﻔﻨﻟا ﻰﻠﻋ دﺎﻤﺘﻋﻻاو مﺎﻈﺘﻧﻻا ﺔﻬﺟ ﻦﻣ بﻼﻄﻟا تﺎﻴ

.ﺔﻳﺪﻳﻮﻌﺗ تﺎﻃﺎﺸﻧو ﺔﳎﱪﻣ تﺎﻃﺎﺸﻧ :ﲔﻤﺴﻗ ﱃإ ﻢﺴﻘﻨﻴﻓ ،بﻼﻄﻟا تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ ﺔﺌﺸﻨﺗ ﰲ سرﺪﳌا ﻪﻴﺟﻮﺗ رود ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺎﻣأ

ﺪﳌا :ﻻوأ ،ﻲﻬﻓ ﺔﻌﻓاﺪﻟا ﻞﻣاﻮﻌﻟا ﺎﻣأ ﻷا ضkر ﻢﺴﻗ تﺎﻌﻣﺎﺟ ﻲﳚﺮﺧ ﻦﻣ ﻢﻫ نﻮﺳر

ﺞﻫﺎﻨﻣ نﺄﺸﺑ اﺪﻴﺟ نﻮﻤﻬﻔﻳ ﻢﻫو لﺎﻔﻃ

ﰲ ﺔﻣﺎﺘﻟا ﺔﻓﺮﻌﳌاو ،ةﺮﻜﺒﳌا ﺔﻟﻮﻔﻄﻟا ﺔﻠﺣﺮﻣ ﰲ ﺲﻳرﺪﺘﻟا ﰲ ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ةءﺎﻔﻜﻟاو ،kﺮﻬﺷ ةرﺮﻘﳌا داﻮﳌا ﰲ مﺎﺘﻟا نﺎﻘﺗﻹاو ،راودﻷا ﺐﻌﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ

ﺘﻟا ﺔﻴﻨﺒﻟا ﺮﻓﻮﺗ :ﺎﻴﻧL .ﻢr مﺎﻤﺘﻫﻻاو بﻼﻄﻟا ﲔﺑ ﻞﺻاﻮﺘﻟا ةﺮﻜﻟ ﺐﻌﻠﳌا دﻮﺟوو ﺔﻔﻴﻜﳌا ةﺰﻬﺟﻷا دﻮﺟﻮﻛ ﺲﻳرﺪﺘﻟا فﺮﻐﻛ ﺔﻴﻓﺎﻜﻟا ﺔﻴﺘﺤ

ﻓﻮﺗ ،ﻢcﻮﻴﺑ ﱃإو ﻦﻣ بﻼﻄﻟا ﺬﺧﻷ ةرﺎﻴﺴﻟاو ﺮﻐﺼﳌا مﺪﻘﻟا .ﺲﻳرﺪﺘﻟا فﺮﻏ مﺎﻈﺘﻧاو ﺔﻓﺎﻈﻨﻟا ﻰﻠﻋ ﺔﻤﺋاﺪﻟا ﺔﻈﻓﺎﶈاو حﺎﻀﻳﻹا ﻞﺋﺎﺳو ﺮ

ﺆﳌا ﻞﺒﻗ ﻦﻣ ﺔﻤﻋاﺪﻟا تاراﺮﻘﻟا :ﺎﻌﺑار .ﺔﻔﺜﻜﳌا تاروﺪﻟاو تﺎﺒﻳرﺪﺘﻟا :ﺎﺜﻟL .ﺔﺳرﺪﳌا تﺎﻴﻟﺎﻌﻓ ﻊﻴﻤﳉ ﺔﻠﻓﺎﻜﻟاو ﺔﻴﻓﺎﻜﻟا تﺎﻴﻧاﺰﻴﳌا نﺄﺸﺑ ﺔﺴﺳ

رﺪﳌا رودو راودﻷJ بﺎﻌﻟﻷا ﺔﻘﻳﺮﻃ نود لﻮﲢ ﱵﻟا ﻞﻣاﻮﻌﻟا ﺎﻣأ راد لﺎﻔﻃﻷا ﺔﺿور ﺔﺳرﺪﻣ ﰲ لﺎﻔﻃﻷا تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ ءﺎﺸﻧإ ﰲ ﲔﺳ

ﻦﻣ ﻢﳍﺎﻘﺘﻧاو ،ﺮﺧآ ﱃإ ﲔﺣ ﻦﻣ ﲔﺳرﺪﳌا ﲑﻴﻐﺗ ﺮﺜﻛ ،ﻻوأ :ﺞﻧاﲑﳒﺎﺘﺑ ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا نآﺮﻘﻟا ﺺﻘﻧ و ،ﻲﺳارﺪﻟا ﻦﻣﺰﻟا ﻂﺳو ﰲ ﺮﺧآ ﱃإ نﺎﻜﻣ

دﻮﺟﻮﳌا ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟا بﺎﻌﻟﻷا تاودأ ،ﺎﻴﻧL .راودﻷJ بﺎﻌﻟﻷا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﰲ ﻞﻣﺎﺸﻟا ﻢﻬﻤﻬﻓ ﻦﻜﳝ ﻻ راودﻷJ بﺎﻌﻟﻷا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺔﻓﺮﻏ ،ﺔﺼﻗA ة

اﱪﻜﻣ ﻞﺜﻤﻛ ،ﲔﺳرﺪﳌا ﻞﻴﻫ~ ﺞﻣAﱪﻟ ﺔﻤﻋاﺪﻟا تﻼﻴﻬﺳﺎﺘﻟا ﱃإ جﺎﻴﺘﺣﻻا ،ﺎﺜﻟL .حﺎﺒﺼﻟا ﰲ ﺎﻫﺰﻴﻬﲡ ةءاﺮﻘﻟا ﲔﺴﺤﺘﻟ تﻮﺼﻟا ت

ﻢﺴﻗ ﰲ ﺔﻴﺳارﺪﻟا ﺔﻴﻔﻠﳋا ،ﺎﻌﺑار .ﺔﻃﺮﻔﳌا تﺎﻛﺮﺤﺘﻟا تاذ ﺐﻴﻋﻻﻸﻟ ﺔﺻﺎﳋا ﺔﺣﺎﺴﻟاو ،ﺔﺿkﺮﻟاو ﻆﻴﻔﺤﺘﻟاو ﺾﻌﺑ ﺪﻨﻋ ﺖﺑﺎﻏ ﺔﻧﺎﻀﳊا

ﻦﻣ ﻢﻬﻨﻣ ﻞﻴﻠﻗ ﻆﻴﻔﺤﺘﻟاو ﲔﺴﺤﺘﻟا لﺎﳎ ﰲ ﲔﺳرﺪﳌا دﺪﻋ ،ﺎﺳدﺎﺳ .ﲔﺳرﺪﳌا ﺾﻌﺑ ﺪﻨﻋ ﺔﺼﻗA ﻲﺳارﺪﻟا ﺰﻓاﻮﳊا ،ﺎﺴﻣﺎﺧ .ﲔﺳرﺪﳌا ﳛ .ﻢﻫءﺎﻨﺑﻷ ءJﻵا ﻦﻣ ﰲﺎﻜﻟا ﻢﻋﺪﻟا نﺎﺼﻘﻧ ،ﺎﻌﺑﺎﺳ .ﻼﻣﺎﻛ اءﺰﺟ ﲔﺛﻼﺜﻟ ﻆﻔ

رﺪﳌا ﻪﻴﺟﻮﺗ ،راودﻷا ﺐﻌﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ :ﺔﻳرﺎﺷﻹا تﺎﻤﻠﻜﻟا تﺎﻴﻛﻮﻠﺳ ،س

(7)

vii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ahmad Syamsudin

NIM : 2016920030

Program Studi : Magister Studi Islam

Alamat : Plumpang B Jl KI Rt 03 Rw 05 Kel. Rawa Badak Selatan Kec. Koja Jakarta Utara

Judul Penelitian : Implementasi Model Pembelajaran Sentra Main Peran dan Bimbingan Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa di TK Daarul Qur’an Internasional Tangerang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil penelitian saya ini tidak terdapat unsur- unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah dilakukan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber-sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi dan klaim pihak lain, maka saya bersedia tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari siapapun,

Jakarta, 25 Maret 2019 Hormat saya

Ahmad Syamsudin

NIM. 2016920030

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah swt. Zat yang mengajari manusia dengan perantaraan qalaam. Dia-lah yang memberikan kekuatan pada pikiran kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Magister Pendidikan Islam pada Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Bahri, SH.MH., selaku Rektor Universitas Muahamdiyah Jakarta.

2. Ibu Rini Fatma Kartika, S.Ag, MH., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Muhamadiyah Jakarta.

3. Bapak Dr. Sopa, M.Ag, selaku Ketua prodi Magister Studi Islam Pasca Sarjan Universitas Muhamadiyah Jakarta.

4. Bapak Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis hingga selesai.

5. Seluruh dosen-dosen pasca sarjana program studi Pendidikan Agama Islam, yang telah meluangkan waktunya untuk mengajarkan dan mentransfer ilmunya selama kegiatan perkuliahan.

6. Pengurus Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, yang telah mempersilahkan penulis untuk kuliah dan juga motivasinya dalam melanjutkan pendidikan.

7. Ayahanda Umar (Alm) dan Ibunda Napsiah yang senantiasa menyayangi, mencintai, mengasihi serta tak pernah bosan mengirimkan do’a tulus buat penulis sehingga mendapat kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya..

(9)

ix

8. Ayahanda Mertua, Sugiharto , Ibunda Mertua, Trisusanti yang sudi mendoakan saya agar segala proses perkuliahan ini dapat terlaksana dengan baik.

9. Ucapan sayang dan terima kasih tak terhingga kepada istriku tercinta, Meilisa Wulandari, S.Pd, yang memberikan dorongan dan motivasi hingga selesainya tesis ini.

10. Anakku tercinta, Kakak Mahira Qurrata A’yun, yang dengan canda, tawa dan cerianya menemani penulis dalam menyesaikan tugas-tugas perkuliahan, sehingga dapat menyelesaikan tesis di Universitas Muhamadiyah Jakarta.

11. Ucapan terimakasih pada Drs. H.Sukman Hermawan dan Kawan-kawan di Biro Fullday atas bantuan dan motivasinya.

12. Teman-teman satu kelas Program Magister, Pasca Sarjana Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Muhamadiyah Jakarta atas kebersamaanya yang begitu banyak terekam dalam memori kenangan yang indah selama masa perkuliahan.

13. Ucapan terima kasih juga kepada Ust Yudhi Fachrudin dan kawan-kawan di Akademik Litbang atas bantuan dan motivasinya.

Tangerang, Maret 2019

Ahmad Syamsudin

NIM. 2016920030

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...ii

LEMBAR PENGESAHAN... ...iii

ABSTRAK...iv

LEMBAR KEASLIAN TESIS...vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR GAMBAR...xiv

DAFTAR TABEL... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... …...1

B. Identifikasi Masalah ... ...7

C. Fokus Penelitian ... ...7

D. Rumusan Masalah ... ...8

E. Tujuan Penelitian ... ...8

F. Manfaat Hasil Penelitian ... ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakter 1. Pengertian Karakter ... ...9

2. Pendidikan Karakter ... …...10

3. Tujuan Pendidikan Karakter ... …...12

4. Nilai-nlai Pendidikan Karakter ... ...13

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Anak Usia Dini ... …...16

6. Penilaian ... ...16

(11)

xi B. Bimbingan Guru Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini…... ... ....18

2. Pengertian Bimbingan ... ....19

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ... ....21

4. Prinsip-prinsip Bimbingan Anak Usia Dini ... ....24

5. Ruang Lingkup Bimbingan Anak Usia Dini ... ....27

6. Peran Guru Sebagai Pembimbing Anak Usia Dini ... ....27

7. Pelaksanaan Bimbingan Guru TK Daarul Qur’an Internasional ... ....30

C. Model Pembelajaran Sentra 1. Landasan Model Pembelajaran Sentra ... ....32

2. Sejarah Sentra ... ....34

3. Pengertian Model Pembelajaran Sentra ... ....37

4. Tiga Jenis Main Anak Usia Dini ... ....38

5. Macam-macam Sentra ... ....58

6. Pengertian Model Pembelajaran Sentra Main Peran ... ....61

7. Langkah-langkah Pembelajaran ... ....86

D. Studi Penelitian Terdahulu 1. Studi Penelitian Terdahulu ... ....89

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... ....94

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... ....94

C. Sumber Data ... ....95

D. Teknik Pengumpulan Daya ... ....95

E. Teknik Analisis Data ... ....98

F. Rencana Pengujian Keabsahan Data ... ....100

(12)

xii

G. Jadwal Penelitian ... ....100 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil TK Daarul Qur’an Internasional ... ....101 2. Gambaran Umum TK Daarul Qur’an Internasional Tangerang....101 3. Keadaan Tenaga Pengajar ... ....105 4. Keadaan Siswa ... ....105 5. Sarana dan Prasarana ... ....105 B. Paparan Data

1. Implementasi Model Pembelajaran Sentra Main Peran di

TK Daarul Qur’an Internasional ... ...107 2. Implementasi Bimbingan Guru di TK Daarul Qur’an

Internasional ... ...113 C. Pembahasan

1. Implementasi Model Pembelajaran Sentra Main Peran Dalam Pembentukan Karakter Siswa di TK

Daarul Qur’an Internasional Tangerang ... ….126 2. Implementasi Bimbingan Guru Dalam Pembentukan

Karakter Siswa di TK Daarul Qur’an Internasional

Tangerang ... ...134 3. Faktor Pendukung Implementasi Model Pembelajaran

Sentra Main Peran dan Bimbingan Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa di TK Daarul

Qur’an Internasional Tangerang ... ...147 4. Faktor Penghambat Implementasi Model Pembelajaran

(13)

xiii

Sentra Main Peran dan Bimbingan Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa di TK Daarul

Qur’an Internasional Tangerang ... ....150

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... ....153 B. Daftar Pustaka ... ....156 C. Lampiran

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis flow model ...99 Gambar 3.2 Komponen dalam analisis interactive model...99

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Rencana Usulan Penelitian ...100

Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa TK B Daarul Qur’an 2018/2019...105

Tabel 4.2 Data Sarana dan Prasarana...106

Tabel 4.3 Hasil Observasi Sentra Main Peran...133

Tabel 4.4 Hasil Observasi Bimbingan Guru...146

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derasnya arus globalisasi telah banyak membawa perubahan tidak hanya pada hal yang positif saja tetapi hal negatif pun melanda negeri ini sehingga banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan baik itu norma agama atau sosial maupun norma hukum.

Masyarakat terkena dampak krisis karakter. Melihat realita diberbagai media surat kabar baik itu cetak atupun elektronik banyak memberitakan maraknya kejahatan yang dilakukan oleh para remaja mulai dari narkoba dan obat-obatan terlarang sampai tindakan kriminal yang banyak dilakukan oleh anggota geng motor remaja. Untuk itulah pendidikan karakter perlu ditingkatkan di Indonesia. Pendidikan karakter dipilih sebagai suatu upaya perwujudan pembentukan karakter peserta didik ataupun generasi bangsa yang berakhlak mulia. Pendidikan karakter harus dilaksanakan sejak usia dini sebagai pondasi awal membangun karakter. Dalam proses pendidikan karakter sendiri diperlukan kelanjutan dan tidak berakhir (never ending process), sebagaimana bagian yang terpadu untuk menyiapkan masa depan, berakar pada filosofi dan nilai cultural religius bangsa Indonesia.1

Pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, tetapi juga harus mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya. Karakter manusia telah melekat pada kepribadian seseorang dan ditunjukkan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Sejak lahir, manusia telah memiliki potensi karakter yang ditunjukkan oleh kemampuan kognitif dan sifat-sifat bawaannya.

Karakter bawaan akan berkembang jika mendapat sentuhan pengalaman belajar dari

1 Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter. (Jakarta: Bumi Aksara 2011), hal. 1

(17)

lingkungannya. Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh anak dan akan menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk karakter setelah dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.2 Perkembangan kecerdasan diiringi oleh perkembangan mental kepribadian lainnya sampai usia remaja. Setelah dewasa, kecerdasan maupun perilaku kepribadian sudah relatif stabil, oleh sebab itu jika ingin membentuk kecerdasan dan karakter, waktu yang paling tepat adalah pada saat usia anak-anak sampai dengan remaja.

Pendidikan karakter telah lama menjadi perhatian pemerintah. Dalam Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 (satu) antara lain disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3 Menurut kemendiknas 20104 tentang pembinaan pendidikan karakter disekolah menengah pertama menagatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen-komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai ‘’ the deliberate use of school life to foster optimal character development.’’ Sedangkan menurut Kurniawaty, pendidikan karakter adalah upaya

2 Suyanto.Ph.D.2010 Model Pembinaan Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah.( Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan Nasional), hal. 30 3Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, Pasal 1

4 Kemendiknas.2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta

(18)

penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manuasia yang berakhlak.5

Berdasarkan pengertian diatas bahwa penanaman karakter ini berlaku diseluruh jenjang pendidikan, mulai dari Paud sampai dengan perguruan tinggi, karena karakter suatu bangsa akan menentukan tingginya peradaban dari suatu negara dan masyarakat yang hidup didalamnya, .maka dari itu agar kita memilki generasi yang berkarakter kuat maka diperlukan stimulasi pendidikan karakter sejak dini, agar pondasi yang kita bangun semakain kuat, dalam suatu pribahasa mengatakan

‘’mendidik anak diwaktu kecil bagaikan mengukir diatas batu’’ artinya pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini akan tertanam kuat dalam dirinya sehingga ini akan menjadi peletak batu awal kesuksesan anak di kemudian hari.. Setiap anak memiliki ciri khas yang unik dimana setiap anak memiliki bakat, minat dan kecendrungan yang berbeda-beda. perbedaan ini perlu mendapat perhatian lembaga untuk memberikan panduan sesuai dengan keunikan masing-masing.dan di jenjang Taman Kanak-Kanak (PAUD), tenaga pendidik bertanggung jawab besar untuk memberikan bimbingan.6 Penting bagi seorang pendidik atau orang tua untuk bisa memahami dunia anak dengan baik, karena anak bukanlah orang dewasa mini yang secara pemikiran sangat berbeda , dunia mereka adalah dunia bermain, mereka melakuakan semua aktifitas dengan penuh semangat dalam suasana yang menyenangkan, jika mereka dalam keadaan tertekan maka mereka tidak dapat belajar

5 Kurniawaty & Aries Susanty, Pengembangan Karakter Anak Usia Dini di Lembaga Paud.(Jakarta: Litbang RA Istiqlal. 2011), hal.7

6 Suryadi, Buku pegangan Bimbingan koseling untuk PAUD(Yogyakarta:Diva Press, 2009),hlm.157.

(19)

dengan baik, sehingga ini akan menjadikan mereka tidak dapat berkembang secara optimal.

Untuk itu dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak dengan kegiatan yang yang menyenangkan dan penuh kreatiifitas, perkembangan karakter seorang anak sangat berkaitan dengan perkembangan moral seorang anak, karena menurut hurlock (1969 :98) dalam perkembangan anak usia dini Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.

mengatakan bahwa anak yang mempunyai IQ tinggi cenderung lebih matang dalam penilaian moral dari pada anak yang tingkat kecerdasanya lebih rendah , dan anak perempuan cenderung membentuk penilaian moral yang lebih matang daripada anak laki-laki.7

Sue Bredekamp dalam Ratna Megawangi8 menyatakan banyaknya praktek- praktek pendidikan yang salah yang dilakukan pada anak usia dini, sehingga mereka gagal menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan. Paradigma pendidikan bagi anak sejak dini hingga kini masih terbatas pada keberhasilan membangun manusia yang memiliki otak yang cerdas atau sering dikatakan pendidikan lebih bersifat mengajar daripada hakekat mendidik itu sendiri. Kandungan materi pelajaran yang berhubungan dengan kepekaan sosial, kejujuran, kerjasama, perasaan memiliki belum sepenuhnya dapat ditanamkan pada diri anak padahal hal tersebut sangat berperan dalam kehidupan anak kelak di masyarakat.

Untuk itu penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini memerlukan model yang tepat agar dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan perkembangan anak. Ada

7 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd., Perkembangan Anak Usia Dini,(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2014),hal.68

8 Ratna Megawangi, Character Parenting Space, ( Bandung: Read Publishing House, 2007), hal. 163

(20)

beberapa model pembelajaran dalam PAUD, diantaranya dengan menggunakan model Beyond Centers and Circle Time (BCCT), atau sekarang dikenal dengan sebutan model pembelajaran sentra. Dimana pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijkan (scffolding) untuk mendukung perekembangan anak, yaitu (1) Pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan setelah main; dan (4) pijakan setelah main.

Salah satu model pembelajaran sentra yang yang dapat mengembangkan dan menstimulai pembentukan karakter anak usia dini adalah sentra main Peran atau disebut juga main simbolik, pura-pura, imajinasi atau main drama. Dalam main peran anak-anak dapat berlatih untuk menjalankan peran-peran kehidupan, belajar menegosiasikan ego dan menemukan konsep-konsep tentang hidup bersama orang lain.anak-anak bebas bereksperimen dengan peran-peran, konflik dan pemecahan masalah.9Dalam bermain peran anak-anak akan diajarkan bagaimana berprilaku dan bertutur kata yang baik ketika beriteraksi dengan anak didik yang lain, menanamkan sikap jujur, bertanggung jawab, disiplin, mandiri serta sikap-sikap positif yang lainnya. Menurut Erik Erikson main peran adalah suatu jalan bagi anak untuk mengembangkan pengendalian dirinya terhadap keinginannya dan selanjutnya anak dapat menghadapi serangan dari luar terhadap egonya. Secara bertahap anak mempelajari tuntutan dari luar yang datang setiap harinya.10

Sara smilansky mengatakan bahwa anak yang tidak terlibat main peran dan tidak bertahan main peran bersama temannya akan memiliki kesulitan disekolah nantinya.

Dalam penelitiannya ia menemukan anak yang memiliki sedikit pengalaman main

9 BPTKI 2013, Panduan Pembelajaran Paud Berbasis Masjid Model Sentra (Jakarta:PT Chateda) hal.12

10 Ibid.hal 12

(21)

peran terlihat mendapatkan kesulitan dalam merangkai kegiatan dan percakapan mereka. Terlihat kaku tidak luwes, monoton, dan mengulang-ulang perilaku, kesilitan dalam mengembangkan sebuah tema, pikiran, dan permainan, kesulitan untuk mengaitkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki.11

Daarul Qur’an sebagai lembaga pendidikan dan dakwah memiliki unit pendidikan mulai dari Paud hingga Perguruan Tinggi, salah satunya adalah TK Daarul Qur’an Internasional yang sudah berjalan 11 tahun lebih dan menjadi salah satu alternatif pendidikan anak usia dini yang bercirikan dengan nilai-nilai keislamannya.

Model pembelajaran yang digunakan di TK Daarul Qur’an Internasional adalah Beyond Centers and Circle Time (BCCT) yang lebih dikenal dengan sebutan sentra.

Adapun Sentra adalah pusat kegiatan pembelajaran dengan metode bermain sambil belajar yang dirancang untuk mengembangkan seluruh potensi anak. Setiap sentra memiliki tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Oleh karena itu dalam merancang dan menata kegiatan bermain yang bermutu, seorang guru harus memperhatikan proses perkembangan anak, baik dari segi materi, bahan dan alat main.12 Dalam model pembelajaan ini ada 6 sentra yang dikembangkan di TK Daarul Qur’an Internasiona yaitu : sentra Ibadah/Imtaq, Sentra persiapan, Sentra main peran, Sentra balok, Sentra bahan alam dan Sentra seni dan kreatifitas.

Model pembelajaran sentra dianggap paling ideal diterapkan di Tanah Air, selain tidak memerlukan peralatan yang banyak, tapi kecerdasan anak tetap bisa

11 Ibid.hal.12.

12http://sugengnarwanta.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-paud-dengan-menggunakan.

html.diunduh pada tanggal 12/11/2018.pkl.14.00 WIB

(22)

dioptimalkan. Model pembelajaran sentra mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (multiple intelligent) melalui bermain yang terarah. Setting pembelajaran mampu merangsang anak saling aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman sendiri. Jelas berbeda dengan pembelajaran masa silam yang menghendaki murid mengikuti perintah, meniru, atau menghafal.13

Berdasarkan latar belakang diatas penulis sangat tertarik melakukan penelitian yang penulis tuangkan dalam Tesis Berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Sentra Main Peran Dan Bimbingan Guru dalam Pembentukan Karakter Siswa Di TK Daarul Quran Internasioanal Tangerang’’

B. Identifikasi Masalah

1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di TK Daquschool Ketapang Tangerang 2. Pembentukan Karakter di TK Daquschool Ketapang Tangerang

3. Indikator sebuah keberhasilan karakter anak di Daquschool Ketapang Tangerang.

4. Implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional.

5. Faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional.

C. Fokus Penelitian

Model pembelajaran sentra pada anak usia dini, dalam penerapannya terdapat beberapa sentra yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan anak. Adapun dalam tesis ini fokus pembahasan adalah Implementasi Pembelajaran Sentra Main Peran dan Bimbingan guru terhadap pembentukan karakter siswa di TK Daarul Qur’an

13 Dipo Handoko, Mengajar dengan Sentra dan Lingkaran, (Februari, 3, 2008).

http://thenaffschool.wordpress.com/2008/03/07/apa-bcct-itu diunduh 12/11/2018 pukul 14.15Wib

(23)

Internasional Tangerang. Selain itu, anak usia dini yang akan dibahas dalam Tesis ini adalah Kelompok TK B yang berusia 5-6 tahun dan karakter yang akan menjadi pembahasan pada penelitian ini adalah sikap disiplin, mandiri dan tanggung jawab.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional ?

2. Bagaimana Faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional

2. Untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembelajaran sentra main peran dan bimbingan guru dalam pembentukan karakter anak di TK Daarul Qur’an Internasional

F. Manfaat Hasil Penilitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara Praktis bagi:

1. Penelitian ini memberikan masukan khususnya dalam pengembangan pendidikan Karakter melalui Sentra Main Peran di Seluruh Unit TK Daquschool.

2. Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat sebagai media pembelajaran dalam pendidikan Karakter Anak Usia Dini.

3. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk mengembangkan karakter anak Usia Dini melalui kegiatan bermain disentra Main Peran dan Bimbingan Guru.

(24)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Karakter

1. Pengertian Karakter

Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 14 merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.

Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.

Karakter, yang dalam wujud konkritnya berupa perilaku yang terkait dengan moral (moralitas), memiliki komponen afektif, kognitif, dan perilaku.

Dengan demikian, meskipun wujud konkrit dari karakter itu akan berupa perilaku (perilaku moral), perkembangan karakter akan melibatkan tiga komponen dari karakter tersebut afektif, kognitif, dan perilaku.

Secara singkat, Sigelman & Rider 15 menjelaskan perkembangan karakter atau perilaku moral pada anak sebagai berikut; Pada awalnya, bayi memang kurang atau tidak bermoral, khususnya ketika ia harus membuat pertimbangan benar dan salah. Namun, sosialisasi moral mereka telah mulai. Kelekatan (attachment) yang aman dan orientasi yang saling responsif antara orang tua dan anak berkontribusi ke perkembangan kata hati (conscience). Menjelang usia 2 tahun, anak telah menginternalisasi aturan berperilaku, dan mereka menjadi

14 http://kbbi.web.id/karakter diakses 22 november 2018

15 Massofa. 2011. Membangun Dan MengembangkanKarakter Anak Melalui Pensinergian Pendidikan Rumah Dan Sekolah. http://massofa.wordpress.com. Diakses tanggal 22 mei 2018

(25)

cemas ketika mereka melanggar aturan. Mereka juga menunjukan bibit empati (suatu motivator penting dari perilaku moral) ketika melihat yang lain cemas atau bersedih.

Menurut Said Hamid Hasan,16 mendefinisikan karakter sebagai suatu watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Dalam pandangan ini, karakter dapat dikatakan sebagai sebuah dasar pijakan dari segala hal sebagai pedoman dan sumber dalam cara berpikir, bersikap, maupun bertindak dan melakukan keputusan.

2. Pendidikan Karakter

Beberapa pendapat para ahli terkait pengertian pendidikan karakter antara lain:

Menurut Fakri Gafar17, pendidikan karakter adalah suatu proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh-kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Defenisi ini mengandung pengertian bahwa dalam pendidikan karakter paling tidak mencakup transformasi nilai-nilai kebajikan, yang kemudian ditumbuh kembangkan dalam diri seseorang (peserta didik), dan akhirnya akan menjadi sebuah kepribadian, tabiat, maupun kebiasaan dalam bertingkah laku.

16 Said Hamid Hasan, et. al. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Jakarta.

Kemdiknas Balitbang

17 Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida.Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini.

(Yogyakarta:Ar-ruzz Media, 2013), Hal. 22

(26)

Sedangkan Scerenko18 pendidikan karakter dapat difahami atau dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulsi (usaha maksimal untuk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan yang dipelajari). Sedangkan menurut Pedomam pendidikan karakter pada pendidikan anak usia dini (Kemendiknas 2012) mengatakan Pendidikan karakter adalah suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai- nilai kebaikan dan kebijakan, kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak.19. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko- kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.

Pemikiran-pemikiran mengenai pendidikan karakter tersebut diperkuat dengan dasar hukum yang jelas pada UU Sisdiknas pasal 3, bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

18 Muchlas Samani & Hariyanto,Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011), hal. 45

19 Kemendiknas. 2012. Pembinaan Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.hal.4

(27)

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam rangka mewujudkan pendidikan karakter pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengimplementasikan di sekolah dan kampus. Namun demikian, kita harus merujuk pendapat Stiles (1998) bahwa “Pembangunan karakter tidak dapat dilakukan dengan serta merta tanpa upaya sistematis dan terprogram sejak dini” (Furqon, 2010). 20

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan karakter yang diharapkan Kementerian Pendidikan Nasional adalah21:

a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity)

20 Hidayatullah, Furqon. 2010 Pendidikan Karakter membangun peradaban Bangsa, Surakarta Yama Pustaka

21 Kementrian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa(Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010)hlm,7

(28)

4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Nilai –nilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan pada anak usia dini mencakup empat aspek, yaitu: aspek spiritual, aspek personal/kepribadian, aspek sosial, dan aspek lingkungan. Yang diharapkan dari pengembangan aspek tersebut dapat membentuk kepribadian siswa yang lebih baik.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang melibatkan penanaman pengetahuan , kecintaan dan penanaman perilaku kebaikan yang menjadi sebuah pola/kebiasaan. Pendidikan karakter tidak lepas dari nilai-nilai dasar yang dipandang baik. Pada pendidikan anak usia dini nilai-nilai yang dipandang sangat penting dikenalkan dan diinternalisasikan kedalam perilaku mereka mencakup lima belas poin yaitu:22

1. Kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Kejujuran

3. Disiplin 4. Toleransi 5. Percaya diri 6. Mandiri

7. Tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong 8. Hormat dan sopan santun

9. Tanggung jawab 10. Kerja keras

11. Kepemimpinan dan keadilan

22 Kemendiknas. 2012. Op.cit. hal.5

(29)

12. Kreatif 13. Rendah hati 14. Peduli lingkungan

15. Cinta bangsa dan tanah air

Sehubungan dengan luasnya nilai-nilai karakter yang dipandang sangat penting maka penulis membatasi nilai-nilai karakter yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah disiplin, mandiri dan tanggung jawab.berikut tabel indikator yaitu :23

No Nilai Pengertian Indikator

1. Disiplin Nilai yang berkaitan dengan ketertiban dan keteraturan

1. Selalu datang tepat waktu 2. Dapat memperkirakan

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sesuatu

3. Menggunakan benda sesuai dengan fungsinya 4. Mengambil dan

mengembalikan benda pada tempatnya

5. Berusaha mentaati aturan yang telah disepakati 6. Tertib menunggu giliran 2. Mandiri Perilaku yang tidak 1. Dapat menentukan

23 Ibid.hal.20

(30)

bergantung pada orang lain. Penanaman nilai ini bertujuan anak bisa

terbiasa untuk

menentukan, melakukan, memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan atau dengan bantuan yang seperlunya.

keinginannya sendiri 2. Dapat memilih maiannya

sendiri

3. Senang melakukan sesuatu tanpa dibantu 4. Mengetahui batas

kemampuan sendiri

5. Dapat mengambil keputusan sendiri atau dengan sedikit arahan 3. Tanggung

jawab

Tanggung jawab adalah nilai yang terkait dengan

kesadaran untuk

melakukan dan

menanggung segala sesuatunya (kamus besar Bahasa indonesia 1991)

1. Merapihkan

peralatan/mainan yang telah digunakan

2. Mengakui dan meminta maaf bila melakukan kesalahan

3. Menjaga barang miliknya sendiri

4. Menjaga barang milik orang lain dan umum (misalnya APE di sekolah, dll)

5. Turut merawat mainan sekolah.

(31)

5. Prinsip –prinsip Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Ada tujuh prinsip pendidikan karakter yang harus dilaksanakan oleh pendidik dan lembaga PAUD, yaitu:24

1. Melalui contoh dan keteladanan 2. Dilakukan secara berkelanjutan

3. Menyeluruh, terintegrasi dalam seluruh aspek perkembangan 4. Menciptakan suasana kasih sayang

5. Aktif memotivasi anak

6. Melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

7. Adanya penilaian 6. Penilaian

Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak.penilaian kegiatan belajar anak di PAUD menggunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.25

a. Prinsip-prinsip Penilaian

Dalam melakukan penilaian para pendidik hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penilaian agar mendapatkan hasil yang maksimal. Prinsip-prinsip itu adalah :26

1. Mendidik

24 Ibid.hal.5

25 Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, 2015. Hal.1

26 Ibid.hal.4

(32)

Proses dan hasil dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

2. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana bertahap, dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. Objektif

Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

4. Akuntabel

Penilaian dilakukan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggung jawabkan

5. Transparan

Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosesdur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.

6. Sistematis

Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen.

7. Menyeluruh

Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

(33)

8. Bermakna

Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orang tua, guru, dan pihak lain yang relevan.

b. Empat Skala dalam Penilaian

Dalam melakukan penilaian ada empat skala yang menjadi acuan pendidik untuk menentukan status perkembangan anak yaitu :27

1. BB artinya belum berkembang : bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru..

2. MB artinya mulai berkembang : bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru.

3. BSH artinya berkembang sesuai harapan : bila anak melakukanya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru.

4. BSB artinya berkembang sangat baik : bila anak sudah dapat melakkukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan.

B. Bimbingan Guru Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini

Dalam pasal 28 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah anak yang berkisar

27 Ibid.hal.5

(34)

antara usia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga muncul berbagai keunikan pada dirinya.28

Menurut Beichler dan Snowman anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. 29 Menurut Mansur anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.30Sedangkan Anak usia dini menurut

NAEYC (National Association for The Education of Young Children), adalah anak yang berusia antara 0 sampai 8 tahun yang mendapatkan layanan pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak dalam keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik negeri maupun swasta, taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD)31

Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.

2. Pengertian Bimbingan

Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya pembimbingan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Berkaitan dengan bimbingan ini, Shertzer dan Stone (1971) mengartikan bimbingan sebagai proces of helping an individual to understand himself and hisworld, yang bermakna

28 Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media) hal.19 29Dwi Yulianti. (2010). Bermain sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak. (Jakarta: PT Indeks).hal.7

30 Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,( Yogyakarta: Pustaka Pelajar) hal.88

31 Siti Aisyah et.al., Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta:

UniversitasTerbuka, 2011), hal 1.3.

(35)

bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Ini berarti bahwa dengan adanya bimbingan ini dapat mengarahkan anak menuju kedewasaan, memberi arah jalan yang tepat, yang sesuai dengan norma dan aturan yang benar, agar anak tersebut tidak terjerumus ke jalan yang nista, jalan yang dilarang agama, dan tidak sesuai norma yang baik.32

Sedang Rochman Natawijaya (1987) mengartikan bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan , agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri.

Sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar.

Sesuai dengan tunutuan dan keadaan lingkungan sekolah , keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan menikmati kebahagiaan hidupnya dan memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.33

Menurut Crow & Crow (M.Surya, 1988 :45) bimbingan diartikan sebagai bantauan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya , mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.34

Pakar bimbingan yang lain mengungkapkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemadirian dalam pemahaman

32 Drs. Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana PRENADAMEDIA GROUP, 2014),hal.181.

33 Rochman Natawijaja, Pendekatan –Pendekatan Dalam Penyuluhan kelompok I (Bandung:Diponegoro,1987),hlm. 31.

34 M. Suryo, Pengantar bimbingan Karir.(Publikasi Jurusn PPB FIP IKIP Bandung, 1988),h.45

(36)

diri, penerimaan diri, pengarah diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyusuaian diri dengan lingkungan.35

Menurut Prayitno & Erman Amti Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.36

Adapun definisi bimbingan yang lebih spesifik untuk anak usia dini, seperti disampaikan oleh Syaodih (2008:16), bahwa bimbingan pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.37

Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan guru kepada individu anak secara kesinambungan dan sistematis agar anak mampu memahami diri dan lingkungannya serta dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri.

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Bagi Anak Usia Dini A. Tujuan Bimbingan

35 Moh.Suryo, Dasar-dasar konseling Pendidikan(teori &Praktek)(Yogyakarta:Kota Kembang, 1988),h.12

36 Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:Rineka Cipta,2004),hal.99.

37 Syaodih E.dan Agustin M, Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini (Jakarta :Universitas Terbuka,2004),hal.16.

(37)

Menurut Saripah38 Tujuan bimbingan anak Usia Dini Adalah membantu anak dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Mengembangkan cara pemahaman dan sikap hidup yang sehat baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya.

2. Menguasai berbagai keterampilan sosial-pribadi dan belajar yang diperlukan sesuai dengan taraf dan kebutuhan perkembangannya.

3. Mengekspresikan diri (pikiran dan perasaan) secara cepat dan bertanggung jawab, tanpa merasa terancam dan tertekan.

4. Mengendalikan diri dan menyalurkan dorongan dan keinginannya secara wajar sesuai dengan konteks dan suasana lingkungan yang dihadapi.

5. Berprilaku interaksional dan sosial yang tepat baik selama kegiatan pembelajaran dikelas maupun dalam suasana interaksional lainnya.

6. Mengembangkan motivasi dan gairah belajar yang tinggi.

7. Memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang ada serta mengembangkan berbgai potensi, minat, dan harapannya.

8. Mengatsi masalah dan kesulitan perkembangan dan belajar yang dihadapi.39

Adapun menurut Syaodih bahwa tujuan layanan bimbingan pada anak usia dini dilakukan untuk membantu mereka agar dapat:

1. Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya.

2. Mengembangkan potensi yang dimilikinya

38 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.,Perkembangan Anak Usia Dini( Pengantar dalam berbagai Aspeknya) (Jakarta:

Kencana Pranamedia Group,2011),hlm.184.

39 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.,Perkembangan Anak Usia Dini( Pengantar dalam berbagai Aspeknya) (Jakarta:

Kencana Pranamedia Group,2011),hlm.184.

(38)

3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya

4. Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.40

B. Fungsi Bimbingan untuk anak Usia Dini

Berdasarkan pengertian dan Prinsip- prinsip yang telah dipaparkan maka layanan bimbingan untuk anak usia dini dapat berfungsi sebagai berikut:41

1) Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman adalah usaha bimbingan yang dilakukan guru/pendamping untuk menghsilkan pemahaman yang menyeluruh tentang aspek-aspek sebagai berikut :

a) Pemahaman diri anak didik terutama oleh orang tua dan guru b) Hambatan atau masalah-masalah yang dihadapi anak

c) Lingkungan anak yang mencakup keluarga dan tempat belajar d) Lingkungan yang lebih luas diluar rumah dan diluar tempat belajar e) Cara-cara penyesuaian dan pengembangan diri

2) Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan yaiitu usaha bimbingan yang menghsilkan tercegahnya anak dari berbagai permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.

3) Fungsi Perbaikan

40 Ernawulan Syaodih, Mubiar Agustin, Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini(Tangerang Selatan:Universitas Terbuka, 2017),hlm.6

41 Ibid. hlm,15-18

(39)

Fungsi perbaikan adalah usaha bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya berbagai permasalahan yang dialami oleh anak didik.

Fungsi perbaikan ini diarahkan pada terselesaikannya berbagai hambatan atau kesulitan yang dihadapi anak didik.

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini merupakan usaha bimbingan yang menghsilkan terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Bimbingan tidak hanya diarahkan pada upaya membantu mengurangi berbagai kesulitan yang dihadapi anak didik, tetapi upaya bimbingan juga berfungsi untuk senantiasa memelihara berbagai potensi dan kondisi yang baik yang sudah dimiliki anak.

4. Prinsip - Prinsip Bimbingan Untuk Anak Usia Dini

Pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk anak usia dini tentu berbeda dengan pelayanan bimbingan orang dewasa, untuk itu menurut Syaodih dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk anak usia dini perlu diperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:42

1. Bimbingan bagian terpenting dari proses pendidikan

2. Bimbingan diberikan kepada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang menghadapi masalah

3. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan

4. Bimbingan harus berpusat pada anak yang dibimbing

42 Ibid, hlm.8--11

(40)

5. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang meliputi kemampuan fsik-motorik, kecerdasan, sosial maupun emosional

6. Bimbingan harus dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan- kebutuhan yang dirasakan anak

7. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangana anak

8. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya menciptakan situasi aman dan menyenangkan sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalahpahaman 9. Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orang tua

diikutsertakan agar mereka dapat menjgikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya dirumah

10. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemapuan yang dimiliki guru/pendamping sebagai pelaksana bimbingan, bilamana masalah yang terjadi perlu ditindaklanjuti maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah dan tenaga Ahli

11. Bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan

Sementara Muro dan Kottman (1995), mengungkapkan secara lengkap dan terinci tentang prinsip-prinsip dalam bimbingan perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut :43

1. Bimbingan dibutuhkan oleh semua anak

2. Bimbingan perkembangan berfokus dalam mengembangkan kegiatan belajar anak

43 Ibid ,hlm,3.7

(41)

3. Guru/Pendamping merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan perkembangan

4. Kurikulum yang terencana dan terorganisir merupakan komponen penting dalam bimbingan perkembangan

5. Bimbingan perkembangan memperhatikan aspek perkembangan penerimaan diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri anak

6. Bimbingan perkembangan membantu mendorong proses tumbuh kembang anak

7. Bimbingan perkembangan mengakui perkembangan yang terarah daripada akhir perkembangan yang definitif

8. Bimbingan perkembangan sebagai kegiatan yang berorientasi pada tim, seyogyanya dilaksanakan oleh tenaga Ahli(Konselor) yang Profesional

9. Bimbingan perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan-kebutuhan khusus anak

10. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan aspek-aspek Psikologi

11. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar yang berlandaskan pada kajian tentang Psikologi anak, Psikologi perkembangan dan teori belajar

12. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan Fleksibel

(42)

5. Ruang lingkup Bimbingan Anak Usia Dini

Mengenai strategi dan ruang lingkup garapan bimbingan anak usia dini, Solehuddin dan Saripah(2006:44) menjelaskan bahwa pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:44

1. Bimbingan di implementasikan dengan cara mendesain ruang atau tempat dan alat perlengkapan belajar dan bermain sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan belajar anak.

2. Bimbingan diimplememtasikan dengan cara menciptakan suasana interaksi dan perlakuan pendidikan atau pembelajaran yang sehat dan terhidar dari suasana konflik dan stress.

3. Bimbingan diimplementasikan dengan menyelenggarakan aktivitas bimbingan kelompok yang terprogram unttuk mengembangkan aspek- aspek perilaku dan pribadi tertentu sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan belajar anak, seperti pengembangan keterampilan sosial, keterampilan belajar, keterampilan penyelesaian konflik, dan keterampilan bermain.

4. Bimbingan diimplementasikan dengan memberikan layanan intervensi khusus untuk anak-anak tertentu yang memerlukan perhatian dan perlakuan khusus.

6. Peran Guru sebagai pembimbing Anak usia dini

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bab VII tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal 24 menjelaskan bahwa pendidik anak usia dini merupakan tenaga profesional yang

44 Drs.Ahmad Susanto, M.Pd.,Perkembangan Anak Usia Dini( Pengantar dalam berbagai Aspeknya) (Jakarta:

Kencana Pranamedia Group,2011),hlm.190-191

(43)

bertugas merencnakan, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran , serta melakukan pembimbingan , pelatihan, pengasuhan, dan perlindungan.45

Untuk itu guru pada satuan anak usia dini memiliki peran ganda , selain sebagai pengajar juga berperan sebagai seorang pembimbing, yang pelaksanaanya secara terpadu dan teritegrasi dengan pengelolaan program kegiatan setiap hari.

Menurut Abdulhak guru hendaknya memilki berbagai kemampuan atau kompetensi yaitu :46

1. Kompetensi Akademik

Guru hendaknya memenuhi persyaratan akademik sebagai berikut:

a) Mengetahui dan memahami karakteristik kebutuhan anak dan perkembangan anak serta mampu mengaplikasikannya dalam praktek

b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pendiidikan anak usia dini c) Mengetahui pengaruh multiple intelligences terhadap perkembangan

belajar

d) Mengunakan pengetahuan tentang perkembangan anak untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, mendukung, dan menantang

e) Merencanakan dan melaksanakan kurikulum yang berorientasi pada perkembangan (fisik, sosial, emosional, intelektual, dan bahasa) f) Memahami tujuan dan manfaat penilaian

45Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bab VII tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal 24

46 Abdulhak, Pemetaan tatanan kebijakan serta sistem dan program pendidikan anak usia dini di Indonesia (Jakarta :buletin Padu,2003),hlm,33

Referensi

Dokumen terkait

Proses identifikasi tingkat aktivitas menggunakan metode background subtraction. Proses diawali dengan kamera mengambil citra pertama. Setelah selang waktu tertentu

Sudah saatnya, para spiritualis di “Lemuria” mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh-temeh tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik

Permainan ini bertujuan meningkatkan stamina, sportifitas, ketangkasan, dan kelincahan anak-anak melatih kerjasama dan tangung jawab dengan teman yang lain

karakteristik shopping mall yaitu suasana, pelayanan, harga, kelengkapan produk dan lokasi berpengaruh terhadap jumlah uang yang dibelanjakan dapat disimpulkan bahwa

Hasil analisis mengarah pada kesimpulan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru, kedisiplinan tidak berpengaruh secara langsung

Burkitt lymphoma merupakan keganasan limfosit B yang dapat disembuhkan dan pertama kali dikenal berhubungan dengan HIV 5-6.. BL juga adalah salah satu tumor limfoid

Pada penelitian ini akan dibandingkan akurasi model Regresi Logistik yang digunakan untuk memprediksi kategori IPS1 mahasiswa angkatan 2016 melalui jalur

Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD, realisasi sebesar 73,33% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi