BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Kerangka Pengukuran Kinerja1. Indikator kinerja merupakan dasar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Cara pengukuran/ penghitungan realisasi kinerja adalah sebagai berikut :
Tabel 8
Cara Pengukuran Kinerja Bappeda Tahun 2013
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN
1 perencanaan yang implementatif dan inklusif 1 Persentase arah kebijakan RPJMD yang mengarah pada arah kebijakan RPJPD
Kesesuaian dihitung dari konten dan proses RPJMD yang mengacu pada RPJPD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
2 Persentase penyusunan kebijakan Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD
Kesesuaian dihitung dari konten dan proses Renstra SKPD yang mengacu pada RPJMD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 3 Persentase penyusunan
kebijakan RKPD yang mengacu pada RPJMD
Kesesuaian dihitung dari konten dan proses Renstra SKPD yang mengacu pada RPJMD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 4 Persentase penyusunan
kebijakan Renja SKPD yang mengacu pada RKPD
Kesesuaian dihitung dari konten dan proses Renja SKPD yang mengacu pada RKPD dan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dibagi semua tahapan yang harus ada dalam
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
5 Persentase program KUA PPA yang mengacu pada program Renja SKPD
Jumlah program pembangunan dalam KUA-PPA yang mengacu pada program
pembangunan dalam Renja SKPD dibagi seluruh program
pembangunan yang ada dalam Renja SKPD dikali 100
6 Persentase RKA SKPD
yang mengacu pada program KUA PPA
Jumlah program pembangunan dalam RKA SKPD yang
mengacu pada program pembangunan dalam KUA-PPA dibagi seluruh program yang ada dalam KUA-PPA dikali 100
7 Persentase kegiatan
dalam RKA SKPD yang mangacu pada Renja SKPD
jumlah kegiatan dalam RKA SKPD yang sesuai dengan kegiatan dalam Renja SKPD dibagi jumlah kegiatan kegiatan dalam Renja SKPD kali 100
8 Persentase rencana
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN
SKPD yang terlaksana
melalui DPA SKPD dengan kegiatan dalamRenja SKPD dibagi seluruh jumlah kegiatan dalam Renja SKPD dikali 100
9 Tersedianya informasi
mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital Jumlah RDTR Kecamatan dibagi Jumlah seluruh Kecamatan dikali 100 10 Keterwakilan masyarakat dalam forum perencanaan partisipatif/Musrenbang 8 Komponen : - keterwakilan pengusaha - keterwakilan akademisi - keterwakilan LSM - keterwakilan Ormas - keterwakilan kaum difabel - keterwakila organisasi keagamaan - keterwakilan forum anak - keterwakilan organisasi profesi 11 persentase keterlibatan
masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan
jumlah perwakilan peserta dibagi jumlah undangan yang didistribusikan kali 100 12 keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan skoring keterlibatan Tinggi : ≥ 30% dari peserta Sedang : 20-29% dari peserta Rendah : < 20%
13 Terlaksananya
penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 kali setiap
Jumlah forum
konsultasi publik atau forum sejenis yang dilakukan dalam rangka penyusunan RTR
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CARA PENGUKURAN
disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang 2 Data dan infornasi pembangunan yang aktual
14 Data statistik tersaji tepat
waktu Dokumen tersediasesuai waktu yang ditentukan
15 Kecepatan akses:
- Data - Informasi
Akumulasi waktu yang diperlukan untuk menemukan data dan informasi yang
disediakan dengan cara menyampel responden.
16 Persentase pemanfaat-an
data spasial dan statistik serta kajian/masterplan oleh SKPD/stakeholder jumlah SKPD/stake holder yang memanfaatkan data statistic dan kajian/masterplan dibagi seluruh data statistic dan kajian/masterplan dikali 100%.
Kajian/masterplan yang dihitung adalah yang dihasilkan pada n-1 dan sebelumnya. 3 Pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang efektif
17 Tingkat capaian target
indikator Kinerja Pemkab Berdasarkan padadokumen pengendalian dan evaluasi terhadap hasil RPJMD pertahun, yaitu realisasi dibagi target dikali 100% 18 Persentase capaian indikator kinerja program/kegiatandalam DPA SKPD Berdasarkan pada dokumen pengendalian dan evaluasi terhadap hasil RKPD pertahun, yaitu realisasi dibagi target dikali 100%
4 Manajemen kerja yang baik
19 Implementasi SOP
Bappeda jumlah SOP yang sudahdiimplementasikan dibagi jumlah seluruh SOP Bappeda kali 100%.
20 Tingkat kepuasan
terhadap pelayanan Bappeda
dihitung melalui survey kepuasan dengan menggunakan
kuesioner yang disebar ke pengguna layanan.
Karakteristik indikator kinerja Bappeda bersifat positif, yaitu semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian yang semakin baik.
2. Untuk skala pengukuran kinerja dan predikatnya adalah sebagai berikut : a. Capaian kinerja >85% sampai dengan 100% = Sangat Berhasil; b. Capaian kinerja >70% sampai dengan 85% = Berhasil;
c. Capaian kinerja >55% sampai dengan 70% = Cukup Berhasil; d. Capaian kinerja <55 = Kurang Berhasil.
B. Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran. Perumuan indikator kinerja sasaran lebih difokuskan pada indikator kinerja makro serta indikator kinerja strategis.
Secara rinci capaian masing-masing indikator kinerja sasaran tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Capaian Sasaran Strategis Tahun 2013
No Sasaran Strategis Indikator KinerjaJumlah Target Realisasi CapaianTingkat Predikat
1 2 3 4 5
1 perencanaan 1 Persentase arah kebijakan 100% 100% 100% Sangat
yang implemen RPJMD yang mengarah Berhasil
tatif dan inklusif pada arah kebijakan RPJPD
2 Persentase penyusunan 90% 73,33% 81,48% Berhasil kebijakan Renstra SKPD
yang sesuai dengan RPJMD
3 Persentase penyusunan 90% 100% 111,11% Sangat
kebijakan RKPD yang Berhasil
mengacu pada RPJMD
4 Persentase penyusunan 100% 100% 100% Sangat
kebijakan Renja SKPD Berhasil
No Sasaran Strategis Indikator KinerjaJumlah Target Realisasi CapaianTingkat Predikat
1 2 3 4 5
RKPD
5 Persentase program KUA 100% 100% 100% Sangat
PPA yang mengacu pada Berhasil
program Renja SKPD
6 Persentase RKA SKPD 100% 100% 100% Sangat
yang mengacu pada Berhasil
program KUA PPA
7 Persentase kegiatan dalam 90% 93,98% 104,42% Sangat
RKA SKPD yang mengacu Berhasil
pada Renja SKPD
8 Persentase rencana 90% 93,98% 104,42% Sangat
kegiatan dalam Renja Berhasil
melalui DPA SKPD SKPD yang terlaksana
9 Persentase kecamatan 80,23% 88,23% 109,97% Sangat
yang sudah tercakup Berhasil
dalam RDTR
10 Keterwakilan masyarakat 8 8 100% Sangat
dalam forum perencanaan komponen komponen Berhasil partisipatif/Musrenbang
11 persentase keterlibatan 95% 131,25% 138,16% Sangat
masyarakat dalam proses Berhasil
perencanaan pembangunan
12 keterlibatan tinggi Sedang Berhasil
perempuan dalam proses (≥30%) (28,14%) 93,80% perencanaan
pembangunan
13 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang
100% 100% 100% Sangat
No Sasaran Strategis Indikator KinerjaJumlah Target Realisasi CapaianTingkat Predikat
1 2 3 4 5
minimal 2 kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang
2 data dan 14 data statistik tersaji tepat 75% Cukup
informasi waktu Bulan : Berhasil
pembangunan - Kabupaten Dalam Angka Juni Juni yang aktual - Kecamatan dalam angka Juni September
- SIPD Maret Maret
- PDRB Kabupaten Nov Juli
- PDRB Kecamatan Des Des
- Inflasi (per triwulan) Apr/Jun/Okt
/Des Apr/Juli/Okt/Des
- IPM Des Des
- IHB Des Des
- Inkesra Nov Nov
- Statistik Industri Des Des
- IPG Nov Des
- Gini Rasio Des Nov
15 kecepatan akses:
- data 1 jam 1 jam 100% Sangat
- informasi 1 jam 1 jam Berhasil
16 Persentase pemanfaatan data spasial dan statistik serta kajian/masterplan oleh SKPD/stakeholder
- data spasial dan statistik 95% 100% 105,26% Sangat
- dokumen kajian/ 75% 80% 106,66 Berhasil
masterplan
3 Pelaksanaan 17 tingkat capaian target Terca pai tercapai 100% Sangat
rencana indikator Penetapan (≥80%) (80%) Berhasil
pembangunan Kinerja Pemkab daerah yang
efektif
18 persentase capaian 80% 80% 100% Sangat
indikator kinerja program/kegiatan
Berhasil
No Sasaran Strategis Indikator KinerjaJumlah Target Realisasi CapaianTingkat Predikat
1 2 3 4 5
4 Penerapan 19 Implementasi SOP 80% 88% 110% Sangat
manajemen kerja Bappeda Berhasil
sesuai standar
20 Tingkat kepuasan 80% 81,77% 102,21 Sangat
terhadap pelayanan Berhasil
Bappeda
Berdasarkan uraian pada Tabel 9 diatas, maka rangkuman hasil pengukuran terhadap seluruh indikator kinerja sasaran, dapat dilihat sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 10
Rangkuman Hasil Pengukuran Kinerja No Sasaran Strategis IndikatorJumlah
Kinerja
Rata-rata Capaian
Kinerja
Predikat
1 Perencanaan yang 13 103,15 % Sangat berhasil
implementatif dan inklusif
2 Data dan informasi 3 93,65% Berhasil
Pembangunan yang aktual
3 Pelaksanaan rencana 2 100% Sangat berhasil
Pembangunan daerah yang efektif
4 Penerapan manajemen 2 106,10% Sangat berhasil
kerja sesuai standar C. Capaian Kinerja atas IKU
Tabel 11
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013
No INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA
%
1 2 3 4 5
1 Persentase arah
kebijakan 100% 100% 100%
RPJMD yang mengarah pada arah kebijakan RPJPD
2 Persentase penyusunan
kebijakan Renstra SKPD 90% 73,33% 81,48%
yang sesuai dengan RPJMD
3 Persentase penyusunan
kebijakan RKPD 90% 100% 111,11%
yang mengacu pada program RPJMD
4 Persentase penyusunan
kebijakan Renja SKPD 100% 100% 100%
yang sesuai dengan RKPD
5 Persentase program
KUA 100% 100% 100%
PPA yang mengacu pada
program Renja SKPD
6 Persentase RKA SKPD 100% 100% 100%
yang mengacu pada program KUA PPA 7 Persentase kegiatan dalam 90% 93,98% 104,42% RKA SKPD yang mangacu pada Renja SKPD 8 Persentase rencana kegiatan 90% 93,98% 104,42%
dalam Renja SKPD yang terlaksana melalui DPA SKPD
9 Persentase kecamatan
yang 80,23% 88,23% 109,97%
sudah tercakup dalam RDTR
10 Keterwakilanmasyarakat komponen8 8 komponen 100% dalam forum
No INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA % 1 2 3 4 5 partisipatif/Musrenbang 11 persentase keterlibatan 95% 131,25% 138,16% masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan 12 Keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan tinggi (30%) (28,14%)sedang 93,80% 13 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang
100% 100% 100%
D. Evaluasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Sasaran 1 :
“Perencanaan yang implementatif dan inklusif”
Hasil evaluasi capaian kinerja perencanaan yang implementatif dan inklusif dengan 13 (tiga belas) indikator kinerja, mendapatkan angka rata-rata capaian kinerja sebesar 101,55% dengan predikat sangat berhasil.
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 12
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2013 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)
No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realiasasi Tahun 2015Target Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 1 Persentase arah kebijakan 100% 100% 100% Indikator ini bersifat 5 (lima) tahunan, sehingga pengukuran dilakukan 1 (satu) kali kecuali Perda RPJMD yang mengarah
pada arah kebijakan RPJPD
No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realiasasi Tahun 2015Target Keterangan
1 2 3 4 5 6
tentang perubahan RPJMD telah ditetapkan.
2 Persentase penyusunan 73,33% 73,33% 100% sda
kebijakan Renstra SKPD yang sesuai dengan
RPJMD 3 Persentase penyusunan 100% 100% 100% kebijakan RKPD yang mengacu pada RPJMD 4 Persentase penyusunan 99,42% 100% 100,58% kebijakan Renja SKPD
yang sesuai dengan RKPD
5 Persentase program KUA 100% 100% 100%
PPA yang mengacu pada program Renja SKPD
6 Persentase RKA SKPD 100% 100% 100%
yang mengacu pada program KUA PPA
7 Persentase kegiatan dalam 90% 93,98% 100% RKA SKPD yang mengacu
pada Renja SKPD
8 Persentase rencana 90% 93,98% 100%
kegiatan dalam Renja melalui DPA SKPD SKPD yang terlaksana
9 Persentase kecamatan 88,23% 88,23% 100%
yang sudah tercakup dalam RDTR
10 Keterwakilan masyarakat 8 100% 100%
No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realiasasi Tahun 2015Target Keterangan
1 2 3 4 5 6
partisipatif/Musrenbang
11 persentase keterlibatan 131,25% 131,25% 100% masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan
12 keterlibatan Sedang
perempuan dalam proses (28,14%) 93,80% 100% perencanaan
pembangunan
13 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang
100% 100% 100%
1. Persentase arah kebijakan RPJMD yang mengarah pada arah kebijakan RPJPD Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase arah kebijakan RPJMD yang mengarah pada arah kebijakan RPJPD, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Tingkat capaian ini didasarkan pada hasil pengendalian dan evaluasi sesuai formulir Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
a.Telah dilakukan penelaahan RPJPD sebelum penyusunan RPJMD
b.Telah dilakukan penyelarasan rumusan visi misi jangka panjang dan jangka menengah
c.Rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah berpedoman pada tujuan dan sasaran jangka panjang
Potensi Hambatan
- Kemungkinan adanya perbedaan arah kebijakan pada RPJMD periode berikutnya dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan pada RPJPD. Hal ini
mengingat periodisasi yang berbeda, dimana RPJPD merupakan pedoman perencanaan selama 20 (dua puluh) tahun dan RPJMD merupakan pedoman 1 (satu) tahun, sehingga bisa saja muncul kebijakan-kebijakan baru untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini.
Strategi Pemecahan
1. Merumuskan arah kebijakan pada RPJPD secara lebih visioner agar dapat mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Melakukan revisi materi arah kebijakan RPJPD untuk menyesuaikan dengan perkembangan terkini.
2. Persentase Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD
Berdasarkan evaluasi terhadap Persentase Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD, realisasi sebesar 73,33% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan Renstra SKPD yang berpedoman pada formulir VII. G.7 Lampiran VII Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat kesesuaian rata-rata SKPD mencapai 73,33% dimana sebanyak 25 SKPD sebesar 75% dan 19 SKPD sebesar 70%. Tidak adanya SKPD yang tingkat kesesuaiannya mencapai 100% dikarenakan 3 hal.
Faktor penghambat pencapaian sasaran adalah :
1) Belum adanya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
2) Belum adanya Surat Edaran Bupati perihal penyusunan rancangan Renstra SKPD;
3) Belum adanya pentahapan pelaksanaan program.
Upaya perbaikan yang dilakukan adalah :
1) Pada penyusunan Renstra periode 2016-2020 yang dilaksanakan pada tahun 2015, SKPD telah diarahkan untuk menyusun KLHS
2) Pada penyusunan Renstra periode 2016-2020 yang dilaksanakan pada tahun 2015, akan diawali dengan Surat Edaran Bupati
3) Pada penyusunan Renstra periode 2016-2020 yang dilaksanakan pada tahun 2015, pentahapan pelaksanaan program akan disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahunan dalam RPJMD
3. Persentase penyusunan kebijakan RKPD yang mengacu pada RPJMD.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase penyusunan kebijakan RKPD yang mengacu pada RPJMD, realisasi sebesar 100% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan RKPD yang berpedoman pada formulir VII. D.15 Lampiran VII Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- telah dilakukan verifikasi terhadap rancangan RKPD sehingga dapat segera menindaklanjuti hasil catatan verifikasi dan Peraturan Bupati tentang RKPD yang ditetapkan sudah selaras dengan RPJMD.
Potensi Hambatan
- Kemungkinan adanya perbedaan kebijakan pada RKPD tahun berikutnya dengan kebijakan yang telah ditetapkan pada RPJMD. Hal ini mengingat periodisasi yang berbeda, dimana RPJMD merupakan pedoman perencanaan untuk lima tahunan. Sedangkan RKPD merupakan pedoman tahunan, sehingga bisa saja muncul kebijakan-kebijakan baru untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini.
Strategi Pemecahan
- Merumuskan kebijakan pada RPJMD secara lebih visioner agar mampu mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.
4. Persentase penyusunan kebijakan Renja SKPD yang mengacu pada RKPD.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase penyusunan kebijakan Renja SKPD yang mengacu pada RKPD, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan Renja Tahun 2013 yang berpedoman pada formulir VII. G.9 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat kesesuaian rata-rata SKPD mencapai 100% dimana 48 SKPD mencapai 100%.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- telah dilakukan verifikasi terhadap seluruh rancangan Renja SKPD agar SKPD dapat segera menindaklanjuti hasil catatan verifikasi sehingga Renja yang ditetapkan sudah selaras dengan RKPD
Potensi Hambatan
- Ketidak sesuaian substansi Renja dengan RKPD sebagaimana checklist yang ada pada form 6.9.
Strategi Pemecahan
- Melakukan verifikasi terhadap rancangan Renja SKPD dengan lebih intens, agar segera diketahui substansi yang berbeda dengan RKPD.
5. Persentase program KUA PPAS yang mengacu pada program Renja SKPD.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase program KUA PPAS yang mengacu pada program Renja SKPD, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Realisasi ini dilihat dari program yang tercantum pada dokumen Renja SKPD Tahun 2013 seluruhnya sesuai dengan program yang tercantum pada dokumen KUA PPAS Tahun 2013.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Program-program yang tidak diinput pada menu Renja atau RKPD, maka tidak dapat muncul pada dokumen PPAS.
Potensi Hambatan
- Adanya kesalahan sistem dalam membaca data/error yang mengakibatkan ketidaksinkronan program dan kegiatan di dokumen Musrenbang, dokumen RKPD maupun di PPAS.
Strategi Pemecahan
- Melakukan updating sistem untuk memperkuat sistem sehingga memperkecil terjadinya “System Error”.
6. Persentase program RKA SKPD yang mengacu pada program KUA PPAS.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase program RKA SKPD yang mengacu pada program KUA PPAS, realisasi sebesar 100% dari target 100%. Realisasi ini dilihat dari program yang tercantum pada dokumen RKA SKPD Tahun 2013 seluruhnya sesuai dengan program yang tercantum pada dokumen KUA PPAS Tahun 2013.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Program-program
yang tidak diinput pada menu PPAS, maka tidak dapat muncul pada dokumen RKA SKPD
Potensi Hambatan
- Adanya program yang tidak direncanakan namun harus dilaksanakan karena amanat Pemerintah Pusat atau Provinsi.
Strategi Pemecahan
- Sulit melakukan upaya antisipasi karena bersifat eksternal dan diluar kewenangan SKPD Kabupaten.
7. Persentase kegiatan dalam RKA SKPD yang mengacu pada Renja SKPD.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase kegiatan dalam RKA SKPD yang mengacu pada Renja SKPD, realisasi sebesar 93,98% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Tahun 2013 yang berpedoman pada formulir VII. H.4 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat rata-rata pelaksanaan kegiatan Renja SKPD tahun 2013 di dalam RKA SKPD Tahun 2013 mencapai 93,98% dimana sebanyak 2.465 kegiatan SKPD telah terakomodir dari total 2.623 kegiatan yang ada pada Renja SKPD. Kegiatan yang tidak dilaksanakan karena tidak menjadi prioritas pada tahun 2013.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Kegiatan-kegiatan yang tidak diinput pada menu Renja atau RKPD, maka tidak dapat muncul pada dokumen RKA SKPD
Potensi Hambatan
- Adanya kegiatan yang tidak direncanakan namun muncul pada RKA SKPD yang mengakibatkan inkonsistensi perencanaan dan tidak berjalannya mekanisme pengendalian dan evaluasi.
Strategi Pemecahan
- Mensosialisasikan pentingnya konsistensi dalam perencanaan dan penganggaran dan perlunya proses pengendalian dan evaluasi dalam setiap pelaksanaan rencana kegiatan SKPD.
8. Persentase rencana kegiatan dalam Renja SKPD yang terlaksana melalui DPA SKPD.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase kegiatan dalam DPA SKPD yang mengacu pada Renja SKPD, realisasi sebesar 93,98% dari target 90%. Realisasi ini sesuai hasil pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Tahun 2013 yang berpedoman pada formulir VII. H.4 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Tingkat rata-rata pelaksanaan kegiatan Renja SKPD tahun 2013 di dalam DPA SKPD Tahun 2013 mencapai 93,98% dimana sebanyak 2.465 kegiatan SKPD telah terakomodir dari total 2.623 kegiatan yang ada pada Renja SKPD.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah dibangun sistem informasi perencanaan daerah (SimRenDa) untuk menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan seluruh program dan kegiatan di Kabupaten Sleman. Kegiatan-kegiatan yang tidak diinput pada menu Renja atau RKPD, maka tidak dapat muncul pada dokumen DPA SKPD
Potensi Hambatan
- Adanya kegiatan yang tidak direncanakan namun dilaksanakan melalui DPA SKPD.
Strategi Pemecahan
- Mensosialisasikan pentingnya konsistensi dalam perencanaan dan penganggaran dan perlunya proses pengendalian dan evaluasi dalam setiap pelaksanaan rencana kegiatan SKPD.
Bappeda Sleman mengundang narasumber dan SKPD dalam Seminar Hasil Pengendalian dan Evaluasi
9. Persentase kecamatan yang sudah tercakup dalam RDTR.
Berdasarkan evaluasi terhadap persentase kecamatan yang sudah tercakup dalam RDTR, realisasi sebesar 88,23% dari target 80,23%. Sampai dengan tahun 2013 telah disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) bagi 15 Kecamatan dari total 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman, yakni Kecamatan Prambanan, Kecamatan Kalasan, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Depok, Kecamatan Mlati, Kecamatan Ngaglik, Kecamatan Pakem, Kecamatan Tempel, Kecamatan Sleman, Kecamatan Godean, Kecamatan Seyegan, Kecamatan Minggir, Kecamatan Moyudan, Kecamatan Sleman dan Kecamatan Gamping. Sedangkan 2 Kecamatan yang belum memiliki RDTR adalah Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Turi.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Penyusunan RDTR sudah direncanakan secara bertahap setiap tahunnya sehingga sudah dapat diketahui bahwa sampai dengan akhir periode Renstra telah disusun RDTR pada seluruh kecamatan di Kabupaten Sleman.
Potensi Hambatan
- Adanya perubahan tahapan penetapan RDTR dari pemerintah pusat.
Strategi Pemecahan
- Menyesuaikan panduan tahapan di level daerah.
10. Keterwakilan masyarakat dalam forum perencanaan partisipatif/musrenbang. Berdasarkan evaluasi terhadap keterwakilan masyarakat dalam forum perencanaan partisipatif/musrenbang, realisasi sebanyak 8 komponen dari target 8 komponen. 8 komponen tersebut meliputi :
- pengusaha - akademisi
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) - Organisasi Masyarakat (Ormas) - Kaum difabel
- Organisasi keagamaan - Forum Anak
- Organisasi profesi
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah diterapkan Pagu Indikatif Usulan Kecamatan (PIK) sebagai jaminan alokasi anggaran bagi usulan masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat dalam proses Musrenbang meningkat.
- Telah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Musrenbang yang mengamanatkan perencanaan yang inklusif dan partisipatif.
Potensi Hambatan
- Dengan diberlakukannya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah, maka ada kemungkinan perubahan mekanisme musrenbang.
Strategi Pemecahan
- Melakukan revisi pedoman musrenbang agar selaras dengan peraturan pemerintah dimaksud.
11. Persentase keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Berdasarkan evaluasi terhadap persentase keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan, realisasi sebesar 131,25% dari target 95%. Realisasi ini diukur dari kehadiran masyarakat pada forum Musrenbang Kabupaten dan Musrenbang Kecamatan. Jumlah masyarakat yang hadir sebanyak 231 orang dari total 176 undangan yang didistribusikan. Hal ini terjadi karena satu undangan dihadiri lebih dari satu orang. Ini menunjukkan tinggi atensi para pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Sleman.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah diterapkan Pagu Indikatif Usulan Kecamatan (PIK) sebagai jaminan alokasi anggaran bagi usulan masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat dalam proses Musrenbang meningkat.
- Telah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Musrenbang yang mengamanatkan perencanaan yang inklusif dan partisipatif
Potensi Hambatan
- Dengan diberlakukannya UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan peraturan pemerintah, maka ada kemungkinan perubahan mekanisme musrenbang.
Strategi Pemecahan
- Melakukan revisi pedoman musrenbang agar selaras dengan peraturan pemerintah dimaksud.
Pelaksanaan Musrenbang
12. Keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan.
Berdasarkan evaluasi terhadap keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan, realisasi keterlibatan masuk kategori sedang (28,14%) dari target (>30%). Realisasi ini dihitung dari jumlah kehadiran perempuan sebanyak 65 orang dari total 231 orang.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Telah diterapkan Pagu Indikatif Usulan Kecamatan (PIK) sebagai jaminan alokasi anggaran bagi usulan masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat dalam proses Musrenbang meningkat.
- Telah diterbitkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman Musrenbang yang mengamanatkan perencanaan yang inklusif dan partisipatif
Potensi Hambatan
- Masih adanya persepsi bahwa perempuan harus lebih banyak berperan di belakang layar dan tidak perlu berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan pembangunan.
Strategi Pemecahan
- Melakukan advokasi kesetaraan gender melalui lembaga-lembaga pengarusutamaan gender (PUG).
13. Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 kali setiap disusunnya RTR dan pemanfaatan ruang.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
- Forum konsultasi publik dilakukan melalui FGD (Focussed Group
Discussion) dan sudah terjadwal dengan baik dalam kerangka acuan
kerja.
Potensi Hambatan
- Indikator pelaksanaan forum konsultasi publik merupakan indikator SPM bidang tata ruang dari Kementerian Pekerjaan Umum yang dimungkinkan bisa berubah baik target maupun cara penghitungannya.
Strategi Pemecahan
- Menyesuaikan baseline indikator sesuai perubahan aturan.
Capaian indikator kinerja output rata-rata 101,55% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp1.011.673.675 dari anggaran sebesar Rp1.109.647.000,00
Sasaran 2 :
“Data dan informasi pembangunan yang aktual”
Hasil evaluasi capaian kinerja data dan informasi pembangunan yang aktual dengan 3 (tiga) indikator kinerja, mendapatkan angka rata-rata capaian kinerja sebesar 96,73% dengan predikat sangat berhasil.
Tabel 13
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2013 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)
No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisasi Tahun 2013Realisasi Tahun 2015Target Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 1 data statistik tersaji tepat 100%
waktu Bulan :
- Kabupaten Dalam Angka Juni Juni - Kecamatan dalam angka Juni September
- SIPD Maret Maret
- PDRB Kabupaten Nov Juli
- PDRB Kecamatan Des Des
- Inflasi (per triwulan) Apr/Jun/Okt
/Des Apr/Juli/Okt/Des
- IPM Des Des
- IHB Des Des
- Inkesra Nov Nov
- Statistik Industri Des Des
- IPG Nov Des
- Gini Rasio Des Nov
2 kecepatan akses:
- data 1 jam 1 jam 100%
- informasi 1 jam 1 jam
3 Persentase pemanfaatan data spasial dan statistik serta kajian/masterplan oleh SKPD/stakeholder
- data spasial dan statistik 95% 100% 100%
- dokumen kajian/ 75% 80% 100%
masterplan
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut : 1. Data tersaji tepat waktu
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator data tersaji tepat waktu, realisasi sebesar 75% dimana sebanyak 9 (sembilan) dokumen dapat tersaji sesuai target waktu dan 3 (tiga) dokumen tidak dapat selesai sesuai target waktu. Ketiga dokumen tersebut adalah IPG, Kecamatan Dalam Angka dan Inflasi (per triwulan).
Faktor penghambat pencapaian sasaran
- keterlambatan pengolahan data
Upaya perbaikan yang dilakukan
- lebih mengintensifkan koordinasi dengan BPS dan pengecekan kemajuan pengolahan data secara rutin.
2. Kecepatan akses data dan informasi.
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator kecepatan akses data dan informasi, realisasi 1 jam sesuai target. Realisasi ini diukur melalui akumulasi waktu yang diperlukan untuk mencari sampai dengan menemukan data dan informasi yang disediakan oleh Bappeda pada website, arsip dokumen di Bidang-Bidang dan arsip dokumen yang ada di ruang arsiparis.
Faktor Pendorong Keberhasilan
- Adanya sub bidang khusus yang mengelola data dan informasi
- Penyimpanan dokumen telah ditetapkan dalam SOP, sehingga setiap dokumen dapat dilacak dengan mudah
Potensi Hambatan
- Pengarsipan dokumen masih dilakukan dengan manual yang memungkinkan terjadinya kesalahan, misalnya kesalahan mencatat, dan tertukarnya kode antar dokumen.
Strategi Pemecahan
- membangun aplikasi/sistem informasi kearsipan
3. Persentase pemanfaatan data spasial dan statistik serta kajian/masterplan oleh SKPD/stakeholders.
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator Persentase pemanfaatan data spasial dan statistik serta kajian/masterplan oleh SKPD/stakeholders, realisasi rata-rata 90% dari target rata-rata 85 %. Realisasi ini diukur melalui jumlah produk Bappeda yang dimanfaatkan oleh SKPD/stakeholder.
Faktor pendorong keberhasilan
- Khusus untuk target pemanfaatan data spasial tercapai karena tingginya kebutuhan masyarakat akan data spasial untuk pengurusan ijin-ijin yang berkaitan dengan tata ruang
Hambatan
- Masterplan dan kajian yang disusun oleh Bappeda kurang dimplementasikan oleh SKPD karena belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan SKPD maupun masyarakat secara umum
Strategi Pemecahan
- Memperbanyak FGD dengan SKPD dan pemangku kepentingan lainnya untuk memetakan permasalahan dengan tepat dan spesifik sesuai kebutuhan
Capaian indikator kinerja output rata-rata 96,73% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp3.814.990.843,00 dari anggaran sebesar Rp4.305.948.600,00
Sasaran 3 :
“ Pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang efektif”
Hasil evaluasi capaian kinerja perencanaan yang implementatif dan inklusif dengan 2 (dua) indikator kinerja, mendapatkan angka realisasi sebesar 148,18%.
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 14
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2013 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)
No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisai Tahun 2013Realisasi Tahun 2015Target Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 1 tingkat capaian target Terca pai tercapai 100% indikator Penetapan (≥80%) (196,91%) Kinerja Pemkab 2 persentase capaian 80% 99,45% 100% indikator kinerja program/kegiatan dalam DPA SKPD
1. Tingkat capaian target indikator penetapan kinerja Pemkab.
Indikator kinerja Pemkab adalah indikator kinerja yang telah ditetapkan pada dokumen RPJMD. Berdasarkan evaluasi terhadap indikator tingkat capaian target indikator penetapan kinerja Pemkab, realisasi tercapai 196,91%. 77 indikator kinerja tercapai dari total 103 indikator kinerja yang telah dihitung.
Faktor pendorong keberhasilan sasaran ini adalah :
1) SKPD pengampu indikator kinerja didalam RPJMD mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai target yang telah ditetapkan
2) Telah dilakukan pengendalian dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan perencanaan daerah maupun perencanaan di tingkat SKPD Disamping keberhasilan pencapaian indikator kinerja, masih ada indikator kinerja yang belum tercapai.
Hambatan :
1) Penetapan target terlalu tinggi
2) Definisi operasional dan cara penghitungan kurang sinkron dengan pernyataan indikatornya
Strategi pemecahan
1) Penyesuaian target indikator kinerja dengan kondisi terkini dan kemampuan SKPD untuk mencapainya
2) Memperbaiki definisi operasional dan cara penghitungannya Kedua upaya tersebut dilakukan melalui perubahan RPJMD
2. Persentase capaian indikator kinerja program/kegiatan dalam DPA SKPD.
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator Persentase capaian indikator kinerja program/kegiatan dalam DPA SKPD, realisasi tercapai 99,45% dari target 90%. Realisasi tersebut disumbang dari program dan kegiatan dalam mendukung 11 prioritas di tahun 2013 yaitu sebanyak 161 program dan 972 kegiatan.
Faktor pendorong keberhasilan pencapaian kinerja adalah :
- Komitmen yang tinggi dari masing-masing SKPD untuk segera melaksanakan kegiatan tepat waktu dan mencapai target yang telah ditetapkan
Potensi Hambatan
- Penyelesaian dan penyerapan anggaran kegiatan menumpuk pada akhir tahun anggaran
Strategi pemecahan
- Mendorong SKPD agar mentaati jadwal yang telah dicantumkan dalam kerangka acuan kerja maupun rencana penarikan dananya.
Capaian indikator kinerja output rata-rata 148,18% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp1.059.230.700,00 dari anggaran sebesar Rp1.152.505.250,00
Sasaran 4 :
“ Penerapan manajemen kerja sesuai standar”
Hasil evaluasi sasaran penerapan manajemen kerja sesuai standar dengan 2 (dua) indikator kinerja, mendapatkan angka realisasi sebesar 84,88%.
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 15
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2013 dan Target Akhir Periode Renstra (Tahun 2015)
No Indikator Kinerja Tahun 2012Realisai Tahun 2013Realisasi Tahun 2015Target Keterangan
1 2 3 4 5 6 1 1 Implementasi SOP 80% 88% 100% Bappeda 2 Tingkat kepuasan 80% 81,77% 100% terhadap pelayanan Bappeda
1. Implementasi SOP Bappeda. Target 2015 : 100%.
Bappeda telah menyusun 80 pedoman prosedur kerja, yang terdiri dari 59 SOP dan 21 instruksi kerja.
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator implementasi SOP Bappeda, realisasi sebesar 88% dari target 70%. SOP yang telah diimplementasikan sebanyak 53 dari total 59 SOP. 7 SOP yang belum diterapkan adalah SOP-SOP yang mengatur tentang
penyusunan maupun pelaksanaan dokumen rencana periode tertentu ( 5 tahun sekali, 20 tahun sekali dll)
Implementasi SOP dievaluasi dengan melihat hasil akhir/produk kegiatan yang ber-SOP, belum mengevaluasi secara detil setiap tahapan dalam ber-SOP, apakah sudah sesuai atau belum.
Faktor pendorong keberhasilan kinerja adalah :
- Telah dibentuknya Satgas SPIP di lingkungan Bappeda
- Komitmen untuk menginternalisasi SPIP dalam pelaksanaan tupoksi Bappeda
Potensi Hambatan
- Belum dibuat instrumen evaluasi untuk setiap tahapan dalam SOP sehingga tidak diketahui apakah tahapan tersebut sudah dilaksanakan atau belum. Apabila tahapan telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan prosedur atau tidak.
Strategi Pemecahan
- Membuat instrumen atau kertas kerja evaluasi SOP 2. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan Bappeda. Target 2015 : 90%.
Berdasarkan evaluasi terhadap indikator tingkat kepuasan terhadap pelayanan Bappeda, realisasi sebesar 81,77%. Realisasi ini dihitung melalui survey menggunakan kuesioner yang disebar ke pemohon layanan ijin penelitian, KKN dan PKL.
Faktor pendorong keberhasilan kinerja adalah :
- Komitmen untuk menyelesaikan ijin tepat waktu
Potensi Hambatan
- Penyelesaian ijin yang relatif cepat dengan volume pemohon yang banyak menjadikan permohonan ijin tidak sempat dibaca dengan seksama oleh petugas sehingga proses verifikasi data pemohon maupun judul/materi yang akan diteliti tidak optimal.
Strategi Pemecahan
- Menyiapkan panduan yang mudah dipahami petugas agar dapat memilah permohonan ijin penelitian mana saja yang dapat segera diproses dan mana saja yang perlu dipelajari terlebih dahulu karena
materinya menyangkut kepentingan umum atau rawan untuk ditolak oleh masyarakat
Rekapitulasi capaian rata-rata 20 indikator kinerja dari 4 sasaran strategis adalah sebagai berikut :
- Capaian 17 indikator kinerja masuk pada interval 95%-100% (kategori sangat berhasil)
- Capaian 2 indikator kinerja masuk pada interval 80%-95% (kategori berhasil) - Capaian 1 indikator kinerja masuk pada interval 50%-80% (kategori cukup berhasil)
Capaian indikator kinerja output rata-rata 84,88% dari target yang ditentukan, dengan realisasi dana sebesar Rp1.449.078.050,00 dari anggaran sebesar Rp1.496.263.500,00
E. Akuntabilitas Keuangan
Sesuai PAPBD Tahun anggaran 2013 Bappeda Kabupaten Sleman mengelola anggaran sebesar Rp11.808.285.850,- yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp3.743.921.500,- dan Belanja Langsung sebesar Rp8.064.364.350,-. Belanja Tidak Langsung digunakan untuk belanja pegawai yaitu belanja gaji dan tunjangan, sedangkan Belanja Langsung tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Bappeda Kabupaten Sleman. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Bappeda terdiri dari 23 program dan 74 kegiatan. Perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan sampai akhir Bulan Desember Tahun 2013 adalah realisasi fisik rata-rata sebesar 98,65% dan realisasi keuangan sebesar 90,96%, dengan penyerapan dana sebesar Rp7.334.973.268,00.
Tabel dan realisasi anggaran pencapaian sasaran strategis tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 16 Realisasi Anggaran
No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian
1 2 3 4 5 6
No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian
1 2 3 4 5 6
yang implemen pengembangan dan tatif dan Inklusif pengelolaan jaringan
irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Program pengem 46,210,000 43,590,550 94.33 bangan, pengelolaan
dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya
Program 762,344,000 694,358,850 91.08
perencanaan tata ruang
2 Penerapan Program Pelayanan 691,952,350 575,270,997 83.14 manajemen kerja admnistrasi
sesuai standar perkantoran
Program 601,494,000 575,696,756 95.71 peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program 58,345,000 42,956,000 73.62 peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program 205,480,750 195,048,000 98.99 peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Program kerjasama 217,250,000 215,308,200.00 99.11 pembangunan
Program 149,240,000 146,222,900.00 97.98
No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian
1 2 3 4 5 6
Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh Program 100,112,500 97,616,250.00 97.51 peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program 1,882,309,000 1,594,879,240 84.73 perencanaan pembangunan daerah Program 227,805,000 213,591,250 93.76 perencanaan pembangunan ekonomi Program 78,380,000 74,164,000.00 94.62 perencanaan sosial budaya Program 93,580,000 84,237,250.00 90.02 perencanaan pembangunan daerah rawan bencana 3 Pelaksanaan Program 47,270,000 41,164,700.00 87.08 rencana pengembangan pembangunan kinerja Pengelolaan daerah yang persampahan efektif
Program 300,228,000 278,290,750 92,69
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
No StrategisSasaran Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Keuangan (%)Capaian 1 2 3 4 5 6 Lingkungan Hidup Program 141,045,000 111,355,400.00 78.95 Penanggulangan Kemiskinan Program 104,775,000 94,891,900.00 90.57 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program 96,383,000 92,631,850.00 96.11 peningkatan kualitas pelayanan publik Program pengkajian 462,804,250 440,896,100 95.27 dan penelitian bidang
Iptek
4 Data dan Program 1,182,730,000 1,147,606,550 97.03
informasi pengembangan data/ pembangunan informasi/ statistik yang Aktual daerah
Program 156,103,500 148,231,700 94.96
pengembangan komunikasi
informasi dan media massa
Program 157,430,000 153,239,800.00 97.34
pengembangan kemitraan