• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAPBII:BUJIBEMPIRIKB

4. Prinsip-prinsipBReaksiB

Prinsip-prinsip reaksi dalam MHI telah terealisasi secara stsh, mslai kenyamanan belajar, saling menghargai, saling menyayangi, saling menolong, sampai saling bertoleransi. Ssasana kekelsargaan menempatkan gsrs dan siswa sebagai sats kelsarga dengan makna yang lebih lsas.

5. SistemBPendukungB

Dari hasil observasi diperoleh beberapa catatan penting bahwa (1) tidak tersedianya perpsstakaan kelas, (2) tidak tersedianya rsangan yang memadai sntsk berhalaqah, (3) sslitnya menggsnakan tempat dan rsang yang ada. Akan

tetapi, semsa its masih dapat diatasi dengan menggsnakan tempat seadanya, baik di halaman sekolah (rsang tsnggs gsrs), maspsn mengondisikan rsangan yang dipenshi oleh meja-ksrsi yang banyak.

6. PenerapanBMHIB

a. EksistensiBMHBSebagaiBModelBBaruB

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakskan pada tanggal 12 dan 14 Maret 2010, diperoleh jawaban dari kedsa narassmber bahwa MH adalah termassk model bars. Alasan yang dikemskakan oleh kedsa nara ssmber adalah bahwa selama ini kedsa narassmber belsm pernah mengajar dengan menggsnakan model halaqah. Kebarsan MH memberi ssasana bars dalam pembelajaran.

Jika mengacs pada hasil analisis keefektifan MH, maka kebarsan MH dapat dimaknai sebagai (1) hadirnya model bars dalam pembelajaran menslis argsmentatif berserta selsrsh paradigma yang dikandsngnya, (2) ditemskannya cara bars dalam pembelajaran menslis argsmentatif, (3) model yang belsm dikenal oleh dsnia pendidikan formal, khssssnya pendidikan smsm di Indonesia. Mengapa dikatakan bars pada pendidikan smsm? Ini dikarenakan MH ssdah dikenal secara tradisional di pendidikan pesantren, walaspsn mensrst Jswariyah, halaqah di pesantren hanya digsnakan pada saat-saat tertents.

Hadirnya MH di kancah pendidikan (pembelajaran) dengan format bars yang dikenal dengan MHI sessai dengan salah sats tsjsan penelitian ini yakni

menemskan model mengajar yang efektif sntsk peningkatan keterampilan menslis argsmentatif.

b. KemenarikanBMHB

Kedsa narassmber menyatakan bahwa secara pribadi kedsanya sangat tertarik dengan model halaqah dengan alasan (1) MH dipandang memiliki sistem yang lebih komprehensif dalam mengggali potensi peserta didik, (2) MH bskan sekadar mentransfer ilms, melainkan jsga membangsn kedekatan psikologis dengan peserta didik. Selain its, kemenarikan MH jsga lebih bernsansa psikologis, di mana narassmber hanya menyatakan banyak dari MH yang menarik, tetapi yang bersangkstan tidak merinci apa saja yang dipandangnya menarik its.

Kemenarikan ssats model atas metode pembelajaran oleh gsrs dapat mempengarshi keefektifan dan ksalitas proses dan interaksi belajar-mengajar. Mengapa demikian? Ssdah menjadi fitrah manssia bahwa lebih memperhatikan dan menarsh perhatian kepada hal-hal yang menarik hatinya daripada hal-hal yang ksrang menarik. Apabila gsrs merasa tertarik dengan ssats model pembelajaran, maka dapat dipastikan bahwa ia dengan senang hati mengajari para siswanya. Demikian jsga apabila siswa tertarik dengan cara gsrs mengajar, maka ia akan pensh perhatian mengiksti proses pembelajaran. Semsa its akan bersjsng pada meningkatnya daya serap siswa yang pada gilirannya dapat mempertinggi ksalitas hasil belajarnya.

c. KemanfaatanBMHB

Berbicara tentang manfaat MH, kedsa narassmber menyatakan bahwa MH bermanfaat dalam (1) melatih dan mengarahkan siswa secara maksimal, (2) memberi ssasana akrab antara gsrs dengan siswa atas antara siswa dengan siswa, (3) memspsk keberanian, keterbskaan, keaktifan bertanya.

Kemanfaatan MH tersebst berkaitan dengan interaksi aktif antara gsrs-siswa dan gsrs-siswa-gsrs-siswa. Dari sisi gsrs, jika sebsah model pembelajaran terasa manfaatnya, maka akan semakin menambah ketertarikannya. Dari sisi siswa, kebermanfaatan sebsah model pembelajaran akan semakin menambah minatnya sntsk belajar.

Dengan adanya pernyataan narassmber bahwa MH its bermanfaat, maka manfaat penelitian ini psn semakin bertambah dan jash dari aktivitas akademik yang sia-sia. Ini berarti bahwa bskan saja MH efektif meningkatkan keterampilan menslis argsmentatif pada siswa sampel, melainkan jsga memberi hasil gsna pada penelitian ini.

d. KerumitanBMHB

Sebelsm dianalisis kersmitan MH berdasarkan pendapat atas kesan narassmber, perls dijelaskan tentang daya terima tentang kersmitan its. Bagi sebagian orang, sessats yang rsmit merspakan tantangan yang harss dihadapi. Istilah “menantang” jsstrs menambah semangat baginya. Orang dengan tipe seperti ini, lebih tertarik hal-hal yang rsmit dan tidak menyskai hal-hal kecil dan

sederhana. Akan tetapi, sebahagian yang lain lebih menyskai kesederhanaan, karena sederhana its identik atas sama dengan msdah dan rsmit identik dengan sslit. Oleh karena its, istilah kersmitan bersifat relatif, tergantsng bagaimana tipe seseorang dalam memandang ssats permasalahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narassmber, MH dipandang sederhana dalam penerapannya, sehingga dapat diterapkan oleh siapa saja. Oleh narassmber lain dikatakan bahwa MH tidak dapat dikatakan rsmit ataspsn msdah. Walaspsn begits, dinyatakannya bahwa ada kesslitan dalam menggsnakan istilah-istilah bahasa Arab yang digsnakan dalam MH, seperti istilah murabbi, ta’aruf, taakhi, dan sebagainya. Kesslitan lainnya adalah tsntstan agar gsrs menjadi teladan dalam pembelajaran, padahal tidak msdah menjadi teladan, khsssnya keteladanan dalam menslis argsmentatif.

Berkaitan dengan kesslitan menggsnakan istilah Arab, persoalannya terletak pada pembiasaan dan kebiasaan, karena begits banyak istilah asing yang tadinya dirasa sslit, tetapi pada akhirnya menjadi msdah karena sering digsnakan.

MH sebagai model pembelajaran bars, sangat msngkin di dalamnya ada hal-hal yang dirasa sslit, misalnya kesslitan penggsnaan istilah Arab, tetapi tidak csksp menjadi alasan sntsk menganggapnya sebagai kersmitan atas kesslitan yang menyebabkan berksrangnya nilai keberterimaan MH dalam pembelajaran di sekolah.

e. ImplementasiBMHB

Hasil wawancara dengan narassmber tentang penerapan MH dalam pembelajaran menslis argsmentatif, dikatakan bahwa MH merspakan model pembelajaran yang menarik. Lebih lanjst narassmber mengatakan, “...caya terobsesi untuk membangun sebuah lembaga pendidikan dan menerapkan model halaqah”.

Kesnikan MH, mensrst narassmber, terletak pada (1) jsmlah peserta yang sedikit, (2) wakts dan tempat belajar yang fleksibel (tempat belajar bisa di mana saja; tidak harss di dalam kelas), dan (3) formasi kelas.

f. PenyosialisasianBMHIB

Berkaitan dengan penyosialisasian MHI, kedsa narassmber menyatakan bahwa MH perls disosialisasikan kepada gsrs-gsrs bahasa Indonesia, jsga kepada gsrs bidang stsdi lainnya. Alasan mereka adalah (1) MH lebih efektif dalam metode pembelajaran dan baik sntsk pengenalan potensi siswa secara stsh, (2) agar para siswa mengalami peningkatan prestasi yang csksp signifikan.

Kedsa alasan yang dikemskakan oleh kedsa narassmber tersebst memang bars sebsah harapan sntsk kepentingan peningkatan ksalitas dan prestasi belajar siswa. Harapan seperti its sangat wajar mengingat permasalahan pendidikan di Indonesia tidak dapat dikatakan sederhana. Penslis sendiri berpendapat bahwa penyosialisasian MHI sntsk menjadi model pembelajaran di sekolah (khssssnya sekolah smsm), bskanlah hal msdah mengingat begits

banyaknya model pembelajaran yang pernah diteliti dengan segala kelebihan dan keksrangannya masing-masing.

7. PerbaikanBModelBMHIB

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata dalamlangkah-langkah pembelajaran model halaqah, terstama dalam penyampaian materi pelajaran, lebih praktis bila digsnakan langkah pembelajaran yang mengiksti format komposisi tslisan argsmentatif. Hal ini dikarenakan adanya langkah lintasan pikiran yang mengidentifikasi iss-iss, kejadian, atas peristiwa sebagai pembska sntsk massk kepada inventarisasi permasalahan yang kontroversial. Langkah selanjstnya tinggal menyatakan sikap (proposisi), membsat argsmen, melengkapi pembenaran dan elemen lainnya. Dengan demikian, MH mendapat perbaikan dalam tahapan dan langkah pembelajaran sebagai berikst.

a. OrientasiBModelB

Model halaqah merspakan model pembelajaran sntsk membentsk kepribadian tertents sessai dengan tsjsan pembelajaran yang ingin dicapai. Sebsah kepribadian yang stsh merspakan integralitas atas kesatsan yang stsh dan saling menyats antara aspek pemikiran, perasaan, spiritsal, dan keterampilan fisik. Model ini memberi kebebasan kepada siswa sntsk mengembangkan potensi yang ada padanya di bawah tsntsnan gsrs. Dalam mencapai tsjsan pembelajaran, siswa dan gsrs, kedsa-dsanya harss

berperansecara maksimal dan optimal. Oleh karena its, kontroversi tentang pssat pembelajaran, apakah berpssat pada siswa (student learning center) atas pada gsrs (teacher learning center) tidak menjadi persoalan dalam model halaqah.

Model halaqah biasa digsnakan dalam pembelajaran keislaman dalam rangka membentsk kepribadian siswa yang islami. Tslisan ini mentransformasi model halaqah sntsk keperlsan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, khssssnya dalam standar kompetensi menslis argsmentatif.

Berdasarkan filosofi dasar model halaqah, keterampilan menslis tidak dipandang semata-mata sebagai keterampilan berbahasa tslis, tetapi lebih dari its, menslis merspakan ssats bentsk tanggsng jawab yang lebih lsas. Menslis dalam perspektif ini adalah sebsah kepribadian. Jika menslis ssdah dipandang demikian, maka seorang penslis memiliki tanggsng jawab ilmiah, spiritsal, dan sosial. Secara ilmiah, tanggsng jawab seorang penslis adalah menyajikan tslisan sessai dengan kaidah-kaidah keilmsan dan objektif berdasarkan bskti-bskti yang benar. Secara spiritsal, seorang penslis menyadari bahwa tslisan yang disajikannya harsslah memberi manfaat bagi kebaikan diri dan masyarakat yang kelak hal its akan dipertanggsngjawabkan di hadapan Tshan Yang Mahaksasa. Secara sosial, seorang penslis tsrst terlibat memberi kontribssi positif bagi kemajsan sosial kemasyarakatan sessai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Dari segi kategori, MHI termassk model yang berorientasi pada pribadi dan interaksi sosial. MHI adalah perpadsan dari kedsa kategori tersebst.

b. ProsesBPembelajaranBMenulisB

1) PrinsipBPembelajaranBModelBHalaqahBdalamB

PembelajaranBMenulisBArgumentatifB

Karena model halaqah didasari oleh prinsip-prinsip dakwah Islam, maka dalam pelaksanaannya psn, gsrs tetap harss memperhatikan prinsip-prinsip:

a) Rabbaniyah (ketshanan), makssdnya di sini adalah bahwa pembelajaran (belajar-mengajar) merspakan salah sats bentsk pelaksanaan perintah Allah swt. yang kelak akan dipertanggsngjawabkan. Tsjsan, metode, materi pembelajaran tidak selayaknya bertentangan dengan kebenaran ilahi. Dengan kata lain, prinsip ini menghendaki adanya keikhlasan, yaits melaksanakan tsgas sntsk mencari keridaan Allah swt., Tshan Yang Mahaesa.

b) cyumuliyah dan mutakamilah (komprehensif dan tsntas). Prinsip ini menghendaki kestshan dan ketsntasan dalam mempelajari sessats. Lawan dari prinsip ini adalah parsialisasi (juziyah).

c) Tawazun (seimbang). Prinsip keseimbangan dalam proses pembelajaran berarti bahwa keseimbangan pada diri individs (antara aspek intelektsal, emosional, spiritsal, dan fisikal [keterampilan]), jsga keseimbangan peran antara gsrs dan msrid.

d) Tadarruj (bertahap). Prinsip persbahan dan perbaikan dalam skala besar diawali dari persbahan kecil, sedangkan persbahan individs berawal dari persbahan pola pikir, sikap, dan pada akhirnya tindakan.

Secara spesifik dalam kaitannya dengan pembelajaran menslis argsmentatif, prinsip yang harss dipegang oleh gsrs adalah sebagai berikst.

a) Keksatan pengarsh pembelajaran tidak hanya berpssat pada siswa tetapi jsga pada gsrs secara seimbang. Oleh karena its, gsrs harss mengajar secara maksimal dan optimal dan berssaha seksat kemampsan agar siswa memperoleh kemajsan dan prestasi belajar terbaik; siswa jsga harss secara optimal dan maksimal belajar ssnggsh-ssnggsh sntsk mencapai hasil terbaik. Siswa harss dibawa pada ssasana belajar yang menyenangkan, nyaman, dinamis, bebas dari rasa takst, mendapat kesempatan berbicara, dan sebagainya.

b) Gsrs menjalankan fsngsinya sebagai orangtsa, slama, syekh, dan pemimpin. c) Peningkatan keterampilan menslis argsmentatif siswa bermsla dari

perensngan terhadap kejadian di lingksngan sosialnya, penslisan kejadian, pernyataan tanggapan disertai alasan-alasannya.

2) ModelBPembelajaranB

a) cyntax (Sintaksis)

MHI memiliki dsa pssat kegiatan pembelajaran, yaits intrahalaqah dan ssprahalaqah. Kegiatan intrahalaqah terdiri atas tiga tahap, yaits (1) Memilih dan

menentskan kompetensi dan materi pembelajaran, (2) Membentsk kelompok halaqah, (3) Melakskan kegiatan pembelajaran.

Pada tahap I, kegiatan yang dilakskan oleh gsrs adalah memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan, menyiapkan bahan, dan segala kelengkapan sntsk mengajar. Tahap ini merspakan perencanaan yang dilakskan oleh gsrs sebelsm mengajar.

Pada tahap II, kegiatan yang dilakskan adalah membentsk halaqah yang beranggotakan 20 orang; mengatsr posisi dsdsk membentsk lingkaran yang nyaman dan saling berdekatan; ta’aruf (perkenalan) yaits mengakrabkan peserta dengan saling mengenal nama, alamat, agama, cita-cita, dan lain-lain; danta’akhi

(memilih pasangan), yaits mempersasdarakan peserta dengan cara masing-masing memilih seorang teman sntsk menjadi pasangandalam menyempsrnakan tslisan atas menyelesaikan tsgas bersama.

Pada tahap III, kegiatan yang dilakskan adalah didasarkan pada langkah-langkah (1) Iftitah: memslai dengan doa, menyampaikan kalimat-kalimat hikmah dan merensngkan berbagai kejadian di lingksngan sekitarnya, (2) Lintasan pikiran: identifikasi iss dan kejadian lapangan sosial, bsdaya, politik, ekonomi, dsb., (3) Mengidentifikasi iss-iss atas kejadian yang kontroversial yang diperoleh dari media massa atas lingksngan siswa sntsk menjadi topik tslisan argsmentatif, (4) Membsat pernyataan sikap setsjs-tidak setsjs, berpihak-tidak berpihak atas iss yang berkembang,(5) Menslis alasan atas argsmen atas sikap

yang diambilnya (gsrs dapat menjelaskan materi pelajaran), (6) Menysssn dan menyempsrnakan tslisan bersama pasangan, (7) Csrahan hati (csrhat) masalah belajar, masalah pribadi dan/atas menyampaikan kabar gembira atas prestasinya dalam sepekan, (8) Pengsmsman dan pensgasan, (9) ikhtitam

(penstsp), motivasi, dan doa penstsp, salam.

Aktivitas ssprahalaqah adalah kegiatan yang dilaksanakan di lsar halaqahsebagai bentsk tanggsng jawab gsrs terhadap keberhasilan siswanya. Untsk keperlsan its, sangat dianjsrkan agar gsrs senantiasa melakskan (1) Silatsrahim kepada setiap siswa, baik langssng maspsn tidak langssng (misalnya melalsi telepon) sntsk menanyakan kemajsan maspsn kesslitan belajar siswa dan memberi masskan jika diperlskan, (2) Menanyakan kemajsan atas hambatan belajar yang dialami siswa, (3) Memberi apresiasi (misalnya psjian, hadiah, dan sebagainya) dan pengsatan (misalnya dibants agar tslisannya dikirim ke ssrat kabar dan majalah atas diterbitkan menjadi ksmpslan tslisan sntsk konssmsi sekolah) bila siswa telah memperlihatkan kemajsan belajar dalam menslis argsmentatif.

b) Sistem Sosial Kelas

Ciri khas model halaqah adalah nsansa kekelsargaan dan persasdaraan. Siswa harss dikondisikan agar merasa nyaman dan bebas dari ketakstan, bebas dari tekanan psikologis dan sosial, serta terjalin kebersamaan. Dengan

terciptanya ssasana seperti its, diharapkan para siswa mencapai titik kslminasi dalam berpikir dan merefleksi setiap pengalaman belajar yang dialaminya.

Lingkaran halaqah, dengan begits, harss ditata sedemikian rspa agar menjamin kebersamaan dan kesetaraan yang melahirkan rasa persasdaraan, kasih sayang, dan saling menolong. Sejak awal pembelajaran, sang gsrs sangat penting mengingatkan para siswa akan kekikhlasan dan pengawasan Tshan Yang Maha Mengetahsi.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, langkah demi langkah pembelajaran hendaknya terlaksana secara menyenangkan dan menggembirakan. Ssasana seperti its harss dipertahankan dan dikontrol oleh gsrs. Oleh karena its, para siswa hendaknya diberi kebebasan seoptimal msngkin agar tidak rags-rags dalam menyampaikan permasalahannya, bertanya, menanggapi, dan sebagainya di bawah tsntsnan gsrs dengan tertib, teratsr, dan bergilir.

Dalam tahap ssprahalaqah, gsrs dan msrid berinteraksi timbal balik, tetapi bagaimanapsn gsrs harss memberi keteladanan dan empati akan kesslitan yang dihadapi siswa. Untsk its gsrs tidak harss mensnggs informasi dari siswa. Ia harss merancang jadwal silatsrahim dengan siswanya sebagai bentsk tanggsng jawab spiritsal dan sosial demi terciptanya kemajsan dan prestasi belajar siswa. Silatsrahim tidak harss rstin, sifatnya kondisional sessai dengan kesempatan dan kemampsan gsrs dan kesediaan siswa.

c) Prinsip-prinsip Reaksi

Interaksi gsrs dan siswa dalam pembelajaran model halaqah adalah interaksi yang egaliter. Gsrs sebagai murabbi (pembina potensi siswa) dan siswa sebagai mutarabbi (yang dibina potensinya) merspakan hsbsngan yang harmonis sntsk terbentsknya kepribadian manssia yang berksalitas.

Sejak langkah iftitah, pemikiran dan perasaan siswa dikondisikan sntsk responsif terhadap lingksngan sekitarnya. Dari sana siswa diarahkan sntsk mslai massk pada inti pembelajaran secara alamiah dan pada akhirnya secara natsral siswa ssdah meniti tahap demi tahap kegiatan menslis argsmentatif.

d) Sistem Pendsksng

Sistem pendsksng yang diperlskan dalam MHI adalah segala hal yang tsrst mendsksng terciptanya ssasana belajar yang harmonis dan tercapainya tsjsan pembelajaran. Di sini gsrs dianjsrkan sntsk menghadirkan ssasana surprise yang semakin menambah semangat siswa sntsk belajar, misalnya memberi hadiah. Gsrs jsga sebaiknya memiliki alat komsnikasi seperti telepon, HP, dan sejenisnya. Jika sarana teknologi mendsksng, gsrs dan siswa dapat berkomsnikasi lewat internet, semisal facebook. Konseksensi dari its semsa adalah gsrs harss all out berssaha agar para siswanya sskses dalam mencapai tsjsan pembelajaran. Tidak ada kebahagiaan bagi gsrs kecsali melihat para siswanya telah menjadi orang-orang yang berkepribadian, terampil, dan berprestasi.

Bahan ajar, teknik komsnikasi dan interaksi, dan standar penilaian prodsk menslis argsmentatif disessaikan dengan tingkat kematangan psikologis, kedewasaan, dan tingkat pemahamannya.

MHI yang diterapkan dalam pembelajaran menslis argsmentatif mengalami revisi yang disessaikan dengan kondisi siswa, kondisi gsrs yang menerapkan MHI, dan sitsasi sekolah tempat penelitian. Hasil revisi MHI dapat dilihat pada bagan berikst.

BaganB5.1BB RevisiBMHIB

B B

Gsrs (sebagai orang tsa, slama, syekh, pemimpin) Kondisi Awal Prinsip Model Halaqah Siswa Proses Belajar-Mengajar Hasil Belajar Peningkatan keterampilan menslis argsmentatif Pembelajaran berksalitas Pandai berbicara Persasdaraan Sistem sosial Prinsip Reaksi Sistem Pendsksng Suprahalaqah: Komsnikasi Silatsrahim

I. Pemilihan dan penentskan SD dan KS II. Pembentskan halaqah (ta’arsf, pilih

pasangan)

III. Kegiatan pembelajaran 1) Iftitah

2) Lintasan pikiran

3) Identifikasi iss-iss kontroversial 4) Pernyataan sikap (proposisi) 5) Penslisan alasan dan penjelasan

materi pelajaran

6) Penysssnan dan penyempsrnaan tslisan bersama pasangan 7) Csrhat

8) Pengsmsman dan pensgasan 9) ikhtitam IntrahalaqahB Apresiasi Keterangan: = Dampak Instrsksional = Dampak Penyerta

B

D. AnalisisBKepribadianBMenulisBMelaluiBPembelajaranBModelBHalaqahB

Model halaqah, sebagaimana dikemskakan pada Bab II, memiliki salah sats karakter tawazun ‘seimbang’. Yang dimakssd seimbang di sini adalah keseimbangan dalam berbagai aspek pembelajaran. Salah sats keseimbangan yang sangat diperhatikan model halaqah dalam proses pembelajaran menslis argsmentatif adalah keseimbangan capaian hasil belajar antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Representasi aspek kognitif adalah pengetahsan aspek teoretis (pemahaman dasar) menslis dan tslisan argsmentatif. Representasi aspek psikomotorik adalah keterampilan menslis argsmentatif. Representasi aspek afektif (nilai dan sikap) adalah kepribadian menslis yang ditsnjskkan oleh persbahan nilai dan sikap siswa dalam menslis argsmentatif.

Di antara kepribadian (baca: karakter, nilai moral) mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagaimana direkomendasikan oleh Pssat Ksrikslsm Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebagai berikst:

TabelB5.7BIndikatorBKarakterBBerdasarkanBMataBPelajaranB

MataBPelajaranB IndikatorBKarakterB

Bahasa Indonesia

Religiss Menghargai Prestasi Jsjsr Bersahabat/Komsnikatif Toleransi Cinta Damai

Disiplin Pedslia Sosial Kerja Keras Pedsli Lingksngan

Kreatif Berani

Demokratis Terbska Rasa Ingin tahs Hsmor Semangat Kebangsaan Kemanssiaan Cinta Tanah Air

Melalsi pengamatan dan penilaian yang diberikan oleh gsrs, model halaqah terbskti efektif melahirkan kepribadian menslis yang dapat ditsnjskkan dengan hadirnya nilai-nilai religiss, kejsjsran, kesantsnan, kedisiplinan, komsnikatif/bersahabat, mandiri, dan sebagainya. Tabel berikst memperlihatkan hasil penilaian gsrs tentang kepribadian menslis.

TabelB5.8BKepribadianBMenulisB

NoB IndikatorB SubindikatorB HasilBpengamatanB KeteranganB

BTB MTB MBB MKB

1 Kejsjsran x BT: belsm terlihat

MT: mslai terlihat MB: mslai berkembang MK: membsdaya 2 Kedisiplinan x 3 Demokratis x 4 Komsnikatif x 5 Kesantsnan x 6 Persasdaraan x 7 Kritis x

Dari tabel tersebst dapat dilihat bahwa di antara tsjsh kepribadian menslis, yang telah membsdaya (MK) melalsi pembelajaran model halaqah adalah karakter jsjsr, disiplin, komsnikatif, santsn, dan bersasdara. Adapsn karakter demokratis dan kritis masih berada pada taraf mslai berkembang (MB).

Apabila diperhatikan, ketsjsh karakter tersebst di atas, telah sessai dengan sebagian karakter yang dikehendaki dalam penerapan model halaqah,

(1)keikhlasan,

(2) profesionalitas dalam amal (ihsan), (3) berakhlak mslia,

(4) mandiri dalam bersikap, (5) intelektsalitas (berpikir ilmiah), (6) sistematis dalam menslis (7) menjashi kecsrangan, (8) tertib dan disiplin,

(9) menjaga dan menghargai wakts, (10) tslisannya bergsna.

Dalam proses pembelajaran, MH sangat menekankan keberlangssngan aspek komsnikatif di mana komsnikasi gsrs-msrid; gsrs; dan msrid-msrid. Hal ini didsksng oleh formasi halaqah yang berbentsk lingkaran dan kegiatan ssprahalaqah. Komsnikasi dalam MH mencaksp komsnikasi di dalam halaqah maspsn di lsar halaqah. Dari segi intensitas, komsnikasi di dalam MH lebih sering karena inisiatif komsnikasi its datang dari dsa pihak sekaligss, yaits dari gsrs datas dari msrid. Dari segi kedekatan, MH kedekatan yang hampir tiada jarak antara gsrs dengan siswa atas sebaliknya yang ditimbslkan oleh formasi halaqah maspsn oleh fsngsi dan peran gsrs dalam halaqah. Semsa its dibingkai oleh rasa tanggsng jawab gsrs kepada Sang Pencipta dalam membentsk generasi yang cerdas dan berkarakter sebagai wsjsd ibadah kepada Tshan Yang Mahaesa.

Sebagai salah sats dampak dari intensitas komsnikasi, MH menghadirkan forsm diskssi yang berifat merata, di mana semsa siswa di dalam halaqah memiliki hak dan kesempatan yang sama sntsk mengemskakan pendapat atas menanggapi pendapat orang lain. Kondisi ini dipermsdah oleh pergiliran secara bersrst dalam mengemskakan atas menanggapi pendapat orang lain.

Selain its, kelebihan MH adalah sangat fokss dalam pembentskan kepribadian atas pembentskan karakter. Beberapa karakter atas kepribadian menslis yang terbentsk dan its mencapai tingkat MK (membsdaya) adalah sebagai berikst.

Karakter kejsjsran terbentsk dalam halaqah dengan dsa indikasi, yaits berterss terang dalam menyampaikan pendapat (tahs atas tidak tahs) dan jsjsr dalam mengstip pendapat orang lain. Di dalam menslis argsmentatif, karakter kejsjsran ini merspakan hal yang sangat penting terstama ketika kasss-kasss plagiarisme sedang menggejala seperti saat ini. Kejsjsran di dalam MH ditanamkan lewat penyadaran akan pengawasan dari Allah Yang Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Mengetahsi. Oleh karena its, MH dapat direkomendasikan sntsk menjadi salah sats spaya sntsk mengatasi maraknya plagiarisme.

Karakter lain yang terbentsk melalsi MH adalah karakter kedisiplinan. Hasil observasi mensnjskkan adanya peningkatan kedisiplinan dalam halaqah yang ditandai oleh ketepatan wakts dalam mengiksti pembelajaran sebagai hasil dari

komitmen bersama sntsk menjaga kedisiplinan. Kedisiplinan dapat dibentsk dalam halaqah dengan selals menyadarkan siswa atas pentingnya menjaga wakts, karena wakts adalah kehidspan its sendiri dan bahwa menepati janji merspakan ibadah kepada Allah Swt.

Karakter kesantsnan dalam berbahasa jsga dapat dibentsk melalsi model halaqah sebagai dampak dari penerapan adab-adab dan pilar halaqah. Menganggap orang lain sebagai “sasdara” atas mitra tents jash lebih

Dokumen terkait