• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Umum Kognitif Menurut Jean Piaget

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Prinsip Umum Kognitif Menurut Jean Piaget

Dalam teorinya mengenai perkembangan kognitif, Jean Piaget menjelaskan beberapa fungsi dari perkembangan intelektual yang juga dijadikan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang melekat pada sistem kognisi pada manusia. Berikut ini adalah prinsip umum mengenai kognitif menurut Jean Piaget.

1. Organisasi (organization)

Mengacu pada sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Pikiran menurut perspektif Piaget bersifat terstruktur atau terorganisasi, meningkat kompleksitasnya, dan terintegrasi. Tingkat berpikir yang paling sederhana adalah skema, yaitu representasi mental beberapa tindakan (fisik maupun mental) yang dapat dilakukan terhadap objek. Pada bayi yang baru lahir, menghisap, menggenggam, dan melihat adalah skema yang digunakan sebagai strategi kognitif bayi untuk mengetahui dunia. Dalam perkembangannya, skema-skema ini terintegrasi secara progresif dan terkoordinasikan dalam pola-pola yang teratur, sehingga membentuk pikiran orang dewasa. Jean Piaget menyusun sebuah teori yang menjelaskan tahapan sebuah data atau informasi diolah atau diproses dalam sistem kognisi manusia mulai dari berbentuk

16

stimulus hingga menjadi sebuah informasi atau kosa kata baru. Berikut adalah proses pengolahan informasi yang dijelaskan oleh Piaget.

Dalam prinsip adaptasi terdapat dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi:

a. Asimilasi adalah proses perolehan informasi dari luar, dan pengasimilasiannya dengan pengetahuan dan perilaku kita sebelumnya. Pada bayi, dunianya lebih banyak dipengaruhi oleh benda-benda fisik, dan skema pertamanya adalah memasukkan benda-benda tersebut ke dalam mulutnya.

b. Akomodasi meliputi proses perubahan (adaptasi) skema lama untuk memproses informasi dan objek-objek baru dilingkungannya. Misalnya ketika bayi semakin besar dan mobilitasnya meningkat, mereka akan mendekati meja kopi dan benda tersebut terlalu besar untuk diambil dan dimasukkan ke dalam mulutnya (skema lama), sehingga ia mengakomodasi (mengubah) skema lamanya itu dengan mendekatkan wajahnya pada sudut meja tersebut, kemudian menggigit-gigitnya. Piaget meyakini bahwa fenomena-fenomena serupa dapat diterapkan pada aktivitas mental, yaitu bahwa kita memiliki beberapa struktur mental, mengasimilasikan peristiwa - peristiwa eksternal, serta bisa mengkonversikannya menjadi peristiwa-perisitiwa mental atau pikiran. Dengan kata lain, kita mengakomodasikan struktur biologis kita untuk menghadapi permasalahan yang muncul dari objek-objek baru. Dengan cara yang sama, kita mengakomodasi struktur mental kita. Kedua proses

ini, yaitu asimilasi dan akomodasi, merupakan representasi dua aspek yang saling melengkapi satu sama lain dalam proses adaptasi.

2. Perkembangan Intelektual

Anak usia antara 6-8 tahun merupakan masa peralihan dari masa sensori-motor ke masa formal-operasional. Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mereka. Keinginan untuk menjelajah dunia sekitarpun semakin besar dan terarah seiring dengan perkembangan berpikirnya yang telah memasuki tahap praoperasional.

Pada masa ini anak diharapkan dapat mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang bersifat akademis maupun non-akademis yang merupakan pedoman berperilaku dan menjadi lebih mandiri. Beberapa kemampuan tersebut seperti 1) Motorik kasar : melompat, melempar dan menangkap barang, berlari, bisa bersepeda roda dua dan menari. 2) Motorik halus : menggambar, makan dan berpakaian sendiri, memotong dan menggunting, menggambar penglihatan, meniru kalimat dengan tulisan tangan. 3) Perseptual Kognitif : mampu membedakan kata yang hampir sama, mengenal nilai tempat, mampu memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, bangun ruang dll, bermain teka-teki, dan mengelompokkan benda menurut cerita. 4) Bahasa dan Sosial : mampu memperkenalkan diri, menceritakan banyak hal, mengerti bahwa beberapa kata memiliki arti dan

18

fungsi, menyempurnakan kalimat, menjawab pertanyaan, menyanyikan lagu, dan membaca dengan nyaring. (Sujiono, 2011: 162)

Dalam perkembangan intelektual, ada tiga aspek yang diteliti oleh Piaget, yaitu struktur, isi (konten), dan fungsi intelektual itu sendiri.

a. Struktur

Untuk sampai pada pengertian struktur, diperlukan suatu pengertian yang erat hubungannya dengan struktur, yaitu pengertian operasi. Piaget berpendapat bahwa ada hubungan fungsional antara tindakan fisik dan tindakan mental dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan menuju pada perkembangan operasi dan operasi selanjutnya menuju pada perkembangan struktur. Operasi-operasi itu sendiri memiliki empat ciri.

Pertama, operasi merupakan tindakan-tindakan yag terinternalisasi. Ini berarti antara tindakan – tindakan itu, baik tindakan mental maupun tindakan fisik, tidak terdapat garis pemisah. Misalnya jika seorang anak mengumpulkan kelereng kuning dan merah, tindakannya ialah merupakan tindakan fisik dan mental. Secara fisik dia memindahkan kelereng-kelereng itu, tetapi tindakannya itu dibimbing oleh hubungan “sama” dan “berbeda” yang diciptakannya dalam pikirannya. Kedua, operasi-operasi itu reversible. Misalnya menambah dan mengurangi merupakan operasi yang sama yang dilakukannya dengan arah yang berlawanan: 2 dapat ditambahkan pada 1 untuk memperoleh 3, atau 1 dapat dikurangi3 untuk memperoleh 2. Ciri yang ketiga ialah tidak ada operasi yang berdiri sendiri. Suatu operasi selalu

berhubungan dengan struktur atau sekumpulan operasi. Misalnya operasi penambahan-pengurangan berhubungan dengan operasi klasifikasi, pengurutan, dan konservasi bilangan. Operasi itu saling membutuhkan. Jadi, operasi itu adalah tindakan-tindakan mental yang terinternalisasi, reversible, tetap, dan terintegrasi dengan struktur-struktur dan operasi-operasi lainnya.

Struktur yang juga disebut dengan skemata merupakan organisasi mental tingkat tinggi, satu tingkat lebih tinggi dari individu waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Struktur yang terbentuk lebih memudahkan individu itu menghadapi tuntutan-tuntutan yang makin meningkat dari lingkungannya. Diperolehnya suatu struktur atau skemata berarti telah terjadi suatu perubahan dalam perkembangan intelektual anak.

b. Isi

Aspek kedua yang menjadi perhatian Piaget adalah aspek isi. Hal yang dimaksud dengan isi ialah pola perilaku anak yang khusus yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya. Antara tahun 1920 dan 1930 perhatian Piaget dalam penelitiannya tertuju pada isi pikiran anak, misalnya perubahan dalam kemampuan penalaran semenjak kecil sekali hingga agak besar, konsepsi anak tentang alam sekitarnya, yaitu pohon-pohon, matahari, bulan, dan konsepsi anak tentang beberapa peristiwa alam, seperti bergeraknya awan dan sungai. Sesudah tahun 1930, perhatian penelitia Piaget lebih dalam. Dari deskripsi

20

pikiran-pikiran anak, ia beralih pada analisis proses dasar yang melandasi dan menetukan isi itu sendiri (Dahar, 2011).

c. Fungsi

Fungsi ialah cara yang digunakan organisme atau lebih tepatnya manusia untuk membuat kemajuan-kemajuan intelektual. Menurut Piaget, perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi, yaitu organisasi dan adaptasi. Adapun penjelaskan mengenai fungsi ini akan lebih dijelaskan secara rinci pada sub bab selanjutnya.

Dokumen terkait