• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pro dan Kontra dalam Perpanjangan Durasi Perlindungan Hak Cipta

Dalam dokumen skripsi JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN HAK CI (Halaman 58-61)

WAKTU HAK CIPTA

4.1. Jangka waktu Perlindungan dan perpanjangan Hak Cipta di Indonesia 1 Jangka Waktu Hak Cipta Lebih Panjang Dari bidang HK

4.1.5. Pro dan Kontra dalam Perpanjangan Durasi Perlindungan Hak Cipta

Pada dasarnya, UU Hak Cipta disusun dengan tujuan untuk melindungi dan menghargai karya yang diciptakan oleh penulis, untuk menjamin hak-hak yang mereka miliki102.Kita harus memilih, dari sudut pandang manakah kita ingin melihat hukum hak cipta ini? Jika kita melihat hal ini dari perspektif "copyleft", ya, ini akan jadi semacam merugikan

karena masyarakat ingin agar karya itu menjadi '’Milik Umum"untuk

sesegera mungkin. Tapi sekali lagi, mengetahui tujuan dari UU Hak Cipta, fokus harus tertuju pada hak penulis atas karyanya (dalam industri karakter kartun, para pencipta karakter kartun) yang hak-haknya sangat dirugikan

terutama saat ini. Industrikarakter kartun ini merupakan industri yang sangat menguntungkan. Setiap tahun akan ada karaker kartun yang bermunculan, dan tentunya akan ada pihak yang mau memproduksi merchandise karakter kartun tersebut. Hal ini akan memajukan perekonomian orang.

Salah satu contoh adalah ketika Uni Eropa memperpanjang durasi perlindungan hak cipta untuk 70 (tujuh puluh) tahun, terutama untuk karya- karya hak cipta dalam bentuk gambar. Peraturan ini sudah dilaksanakan dalam Peraturan (Amandemen) Hak Cipta dan Durasinya dalam bidang Pertunjukan Tahun 2014103. Kebijakan ini menciptakan pro dan kontra di kalangan masyarakat Eropa. Beberapa dari mereka mendukung kebijakan itu, menyatakan bahwa mereka harus memberikan apresiasi lebih kepada penulis sehingga mereka akan terus mengembangkan karyanya dan memperluas kreativitasnya. Tapi di sisi lain, ekstensi ini akan menyebabkan pembatasan tambahan pada penggunaan kreasi tertentu, yang seharusnya sudah menjadi milik umum sebelumnya. Dengan perpanjangan ini, orang-orang harus membayar royalti lebih untuk jangka panjang.

Beberapa orang mengkritik bahwa perpanjangan durasi perlindungan

hak cipta menentang prinsip “Milik Umum”. Juga perpanjangan seperti iniakan menjadi pemicu bagi legalitas pertumbuhan pasar monopoli dalam waktu singkat sebagai sebuah bentuk insentif bagi penulis sebelum kembali ke pasar bebas104. Mengetahui bahwa jangka waktu perlindungan yang dimiliki oleh penulis diperpanjang, sehingga penulis dan ahli waris akan dapat menikmati hak atas karya untuk jangka waktu yang lebih lama.

Hak cipta umumnya diklasifikasikan sebagai sebuah kekayaan "intelektual" daripada "industri"105. Karakterisasi ini menunjukkan bahwa hak cipta lebih peduli dengan mensponsori dan melindungi usaha intelektual atau kreatif, dan kurang tertarik pada cara melindungi produksi komoditas

103Intellectual Property Office. “Term of Protection for sound recording and performers’

rights”, diakses pada 24 Septemer 2015.<http://www.ipo.gov.uk/c-policy-copyterm>.

104Julian Goldberg,” The Current Term of Copyright Protection in the United Kingdom Can Be Justified”, (Intellectual Property Disertation, England), hlm 5-6.

investasi, dibanding area-area lainnya dari hukum kekayaan intelektual106.Ada hak dan kewajiban dalam lingkup hak cipta.Penulis berhak atas karya-karyanya, yang membuat dia berhak untuk melakukan tindakan hukum tertentu atas karya-karyanya, seperti untuk lisensi atau menyerahkan karya cipta dalam bentuk tulisan untuk penerbit buku107.

Durasi / lamanya perlindungan hak cipta dibuat untuk memastikan jangka waktu perlindungan yang diberikan kepada penulis atas ciptaannya sehingga ia bisa memonopoli distribusi karyanya dalam jangka waktu tertentu dan mengetahui bahwa dibutuhkan banyak uang untuk melakukan kegiatan promosional untuk sebuah karya atau ciptaan tertentu. Perlindungan tersebut diberikan untuk memberikan pencipta hak untuk mengembangkan karirnya dan juga untuk mengantisipasi eksploitasi atas karyanya, yang dapat menyebabkan persaingan usaha tidak sehat.

Pencipta, dalam hal ini, pencipta karakter kartun dan juga pihak yang memegang hak cipta atas ciptaan dalam hal ini karakter kartun juga telah menderita begitu banyak kerugian. Mereka menciptakan sebuah karakter kartun sebagai hasil dari ide dan kreativitas mereka tapi tidak ada yang benar-benar menghargai nilai itu. Begitulah cara mereka mencari nafkah. Orang yang tidak bertanggung jawab terus menggunakan pekerjaan mereka secara ilegal dengan cara meniru ciptaan gambar karakter kartun dan juga benda-benda lain yang menggunakan karakter kartun dengan mudah dan pencipta serta pemegang hak cipta tidak dapat menerima hak mereka, secara finansial. Hak ekonomi adalah salah satu hak yang harus mereka terima sebagai sebuah bentuk apresiasi terhadap penciptaan mereka108.

Titik berat dalam hukum hak cipta harus ditempatkan dalam perlindungan hak penulis dan ahli warisnya. Hukum hak cipta harus menjadi sebuah media, yang mengontrol setiap tindakan kasar atas karya yang dapat mengakibatkan kerugian bagi penulis, baik secara moral dan ekonomi.

106Ibid.

107Damian, Eddy. Hukum Hak Cipta UUHC No. 19 Tahun 2002.Ed. 2, cet. 2. Bandung:

P.T. Alumni (2004). Hlm. 35.

Kehadiran karya dari karakter kartun, tidak hanya harus memberikan kesenangan jiwa dan pikiran, tetapi juga harus menyediakan pencipta dengan nilai ekonomi dan peluang bisnis besar. Hak Cipta juga salah satu kontributor bersih terkuat untuk keseimbangan perdagangan negara.109

Perpanjangan durasi perlindungan hak cipta dalam UU Hak Cipta Indonesia saat ini tidak ideal untuk mendukung hak-hak penulis (pencipta karakter kartun) secara optimal. Dalam sistem Hak Cipta Indonesia, pihak yang dilindungi adalah pemegang hak cipta; baik pencipta atau orang lain yang menerima hak dari penulis. Ekstensi dan revisi hukum ini pada umumnya, diharapkan untuk memberikan perlindungan yang lebih baik atas hak-hak ekonomi dan moral pencipta, dan juga kebutuhan Indonesia untuk terus mengembangkan Industri Ekonomi Kreatif.

Meskipun ratifikasi dalam UU Hak Cipta ini memiliki potensi untuk mendorong terjadinya kepastian hukum dan perlindungan hukum atas karya- karya intelektual di negeri ini, fokus sebelum perpanjangan itu dilakukan di tempat pertama harus tertuju pada bagaimana praktek dan pengaplikasian yang harus dilakukan untuk menegakkan hukum tersebut. Tanpa sarana yang tepat dan upaya untuk menegakkan hukum, tidak peduli apa jenis perubahan yang akan dilakukan di masa depan tidak akan dapat mencapai tujuan utama hukum. Apalagi jika UU Hak Cipta bahkan tidak berpihak dengan penulis sepenuhnya, di mana distribusi royalti tidak dilakukan secara transparan ke saku penulis. Bahkan untuk perlindungan hingga 70 (tujuh puluh) tahun sebagaimana diatur dalam undang-undang hak cipta yang baru, perlindungan dan praktek pengumpulan royalti dan distribusi masih harus dilakukan dengan benar. Tidak akan ada logika dalam memperpanjang durasi apabila aplikasi dan penegakannya masih akan dilakukan dengan cara yang tidak benar.

Dalam dokumen skripsi JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN HAK CI (Halaman 58-61)