BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR
3. Problem Based Learning
a. Pengertian Problem Based Learning
Problem based learning pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn pada tahun 1980 di McMaster Medical School, Kanada. Mereka melakukan mengembangkan model pembelajaran ini karena menemukan para siswa bisa belajar konten dan keahlian ilmu kesehatan, tapi mereka tidak mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam menghadapi pasien pada saat praktik.34
Moffit dalam Rusman mengemukakan bahwa problem based learing atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.35
Menurut Martinis Yamin problem based learning adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan pemberian masalah kepada peserta untuk dipecahkan secara individu maupun kelompok, pada intinya pembelajaran ini melatih keterampilan kognitif siswa untuk
34
Maggi Savin-Banden, A Practical Guide to Problem-Based Learning Online, (Oxon: Taylor & Francis, 2007), h. 8
35
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. V, h. 241..
terbiasa dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari informasi, dan membuat laporan.36
Sedangkan Arends meyatakan problem based learning
merupakakan model pembelajaran yang dilakukan dengan menghadirkan masalah autentik dan bermakan bagi siswa sebagai langkah awal untuk melakukan investigasi dan penyelidikan.37
Problem based learning memiliki ciri khas yang membuat model ini berbeda dengan model atau metode pembelajaran lainnya. Perbedaan tersebut ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Perbedaan PBL dengan Metode Lain38
Metode Belajar Deskripsi
Cermah Informasi dipresentasikan dan didiskusikan oleh pendidik dan siswa.
Studi kasus Pembahasan kasus biasanya dilakukan di akhir perkuliahan dan selalu disertai dengan pembahasan di kelas tentang materi (dan sumber-sumbernya) atau konsep terkait dengan kasus. Berbagai materi terkait dan pertanyaan diberikan pada siswa.
PBL Informasi tertulis yang berupa masalah diberikan sebelum kelas dimulai. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentidikasi isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah. Materi dan konsep yang relevan ditemukan oleh siswa sendiri.
Berdasarkan pengertian-pengertian problem based learning yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa problem based learning
36
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Ciputat: Referensi, 2013), Cet. 1, h. 81.
37
Richard I Arends, Learning to Teach, (New York: Mc Graw-Hill, 2007), h. 380. 38
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. II, h. 23.
24
adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dari pemberian masalah yang bersifat autentik untuk selanjutnya dipecahkan oleh siswa dengan melakukan pengumpulan informasi dan penyelidikan secara individu maupun kelompok belajar kecil. Selain itu model pembelajaran ini dapat melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang dapat dijumpai dalam kehidupan siswa. b. Teori Belajar yang Melandasi Model Problem Based Learning
Terdapat beberapa teori belajar yang melandasi model problem based learning, yakni:
1) Teori belajar bermakna dari David Ausubel
Belajar bermakna merupakan proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang belajar. Kaitannya dengan PBL adalah dalam hal mengkaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
2) Teori belajar Vigotsky
Vigotsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Kaitan dengan PBL adalah dalam hal mengkaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa melalui kegiatan belajar dalam inetraksi sosial dengan teman-temannya.
3) Teori belajar Jerome S.Bruner
Metode penemuan merupakan metode di mana siswa menemukan kembali, bukan menemukan sesuatu yang benar-benar baru. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta didukung
oleh pengetahuan yang menyertainya serta menghasailkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. 39
c. Karakteristik Problem Based Learning
Savoie dan Hughes dalam Made Wena menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning memiliki beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut:
1) Belajar dimulai dari suatu permasalahan.
2) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.
3) Mengorganisasikan pembelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu.
4) Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja. 40
d. Tahapan Problem Based Learning
Arends dalam bukunya merumuskan 5 tahapan pembelajaran model problem based learning, sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tahapan ProblemBased Learning Menurut Richard I Arends41
Fase Perilaku Guru
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan
39
Rusman, op.cit., h. 244-245. 40
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), h. 91-92
41
26
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah Fase 2: Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu atau kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencankaan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya. Fase 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. e. Merencanakan Pembelajaran Problem Based Learning
Merencanakan pembelajaran problem based learning dimulai dengan mengidentifikasi topik yang akan dipelajari, menentukan tujuan belajar, mengidentifikasi masalah yang berfungsi sebagai fokus pelajaran, dan mengakses materi-materi yang diperlukan.42
Ada hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih masalah yang akan diselesaikan oleh siswa yaitu, apakah siswa memiliki cukup
42
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 308.
banyak pengetahuan awal untuk secara efektif merancang satu strategi untuk memecahkan masalah yang diberikan. Oleh karena itu diusahakan untuk menampilkan masalah yang jernih, konkret, dan dekat dengan keseharian, khususnya untuk siswa yang tak berpengalaman sebelumnya.43
f. Faktor-Faktor Penulisan Modul Problem Based Learning
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh seorang penulis dalam mengambangkan modul problem based learning yaitu:44
1) Masalah yang disajikan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang ada.
2) Masalah didesain untuk memastikan para siswa menjangkau area pengetahuan yang belum dijabarkan, dan membantu siswa belajar serangkaian konsep-kosep penting, ide-ide, kemampuan, dan teknik.
3) Bentuk masalah pada umumnya berupa pernyataan deskriptif. 4) Siswa dapat bekerja dalam kelompok atau secara individu. 5) Para siswa terlibat dalam kegiatan pre-lab, dimana pemecahan
masalah yang pertama kali siswa temukan didiskusikan dengan guru.
43
Ibid., h. 309. 44
Orla C. Kelly dan Ordilla E. Finlayson, Providing Solutions Through Problem-Based Learning For The Undergraduate 1st Year Chemistry Laboratory, Chemistry Education Research and Practice, 2007, (8), 3 h. 350.
Merencanakan Pelajaran untuk Problem Based Learning
Mengidentifikasi topik Menentukan tujuan belajar Mengidentifikasi masalah Mengakses materi
28
g. Manfaat Problem Based Learning
Beberapa manfaat dari model problem based learning adalah sebagai berikut:45
1. Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar
Dengan konteks yang dekat dan sekaligus melakukan deep learning (karena banyak mengajukan pertanyaan menyelidik) bukan surface learning (yang sekedar hafal saja), maka siswa akan lebih memahami materi.
2. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan
Dengan kemampuan guru membangun masalah yang sarat dengan konteks praktik, siswa bisa merasakan lebih baik konteks praktiknya dilapangan
3. Mendorong untuk berpikir
Nalar siswa dilatih dan kemampuan berpikirnya ditingkatkan. Tidak sekedar tahu tapi juga dipahami.
4. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial
Problem based learning dapat mendorong terjadinya pengembangan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial dikarenakan dilakukan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil.
5. Membangun kecapakan belajar (life-long learning skills)
Siswa perlu dibiasakan untuk mampu belajar secara terus menerus. 6. Memotivasi siswa
Model problem based learning memiliki peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri siwa, karena masalah yang diciptakan berhubungan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
45
h. Keunggulan dan Kelemahan Model Problem Based Learning
Sebagai suatu model pembelajaran, problem based learning
memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1) Merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi suatu pelajaran.
2) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasaan untuk melakukan penemuan pengetahuan baru.
3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan barunya untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku yang ada saja.
6) Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.46
Disamping keunggulan tersebut, problem based learning juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. 2) Keberhasilan model pembelajaran melalui problem based
learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 220-221
30
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.47