• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Metode Penelitian Metode Penelitian

DISKUSI DAN HASIL PENELITIAN

A. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran di kategorikan berhasil apabila semua siswa dapat menerima dan memahami materi yang disajikan oleh guru. Materi pelajaran dapat diterima oleh siswa apabila penyajiannya mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran yang ada, sehingga siswa dapat tuntas dalam menerima pelajaran, dibuktikan dengan hasil evalusi.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, standarisasi atau taraf keberhasilan dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1.Istimewa (maksimal), apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

2.Baik sekali (optimal), apabila sebagian besar 76 % - 99 % bahan pelajaran dikuasai siswa.

3.Baik (minimal), apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 % - 75 % yang dikuasai siswa.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % yang dapat dikuasai oleh siswa.165

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis laksanakan, ada beberapa problematika dalam pembelajaran bahasa Arab, di MTs al-Khairaat

Pondok Pesantren Madinatul Ilmi adalah antar lain 1. Linguistik

a. Masih kesulitan dalam menterjemahkan sebuah bacaan/qiroah Salah satu materi pembelajaran bahasa Arab yang sangat sulit dirasakan oleh siswa adalah materi tarjamah, dengan alasan susunan subjek dan predikat antara bahasa arab dengan terjemahnya sering dibalik/tidak urut. Sebagai contoh, ذْيِملاَّتلا ُبَهْذي yang artinya murid-murid pergi (bukan pergi muid-murid)

b. Siswa kesulitan dalam menulis Arab dengan dikte Siswa mengakui kesulitan dalam menulis dengan dikte diantaranya mereka sering salah dalam hal menyambung huruf, antara kalimah yang didahului al ma’rifat dan tidak, juga sulit membedakan huruf yang mirip makhrajnya. disamping itu dalam membacakan dikte, suara guru kurang lantang, terlalu cepat dan kondisi siswa yang belum semua siap

2. Non Linguistik a. Siswa

Secara umum Pembelajaran bahasa Arab di MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi dari faktor siswa tidak mengalami problematika yang berarti. Sesuai yang dijelaskan Bapak Umar Anas, Lc. “Secara umum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bahasa Arab yang sudah berjalan selama ini sangat kondusif, apalagi di kelas ungulan, hampir tidak ada problem, semua siswa bisa tuntas baik ulangan harian sampai UAS”

Sedangkan problematika pembelajaran bahasa Arab yang penulis temukan di MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo kebanyakan terdapat di kelas regular. Diantaranya adalah sebagai berikut 1) Latar belakang pendidikan siswa yang heterogen

Kepala Madrasah menjelaskan bahwa siswa di MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo yang berasal dari

SD sehingga banyak diantara mereka yang belum bisa membaca huruf Arab/hijaiyah, sehingga sulit bagi mereka untuk bisa menerima pelajaran bahasa Arab.

2) Kurangnya Minat dan Motivasi siswa MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo

Dari wawancara dengan dua siswa kelas VIII dan kelas IX, saat peneliti bertanya, “Apakah pelajaran bahasa Arab Mudah? Kedua siswa tersebut dengan cepat menjawab “Sulit”, bahkan mereka berkata bahasa Arab mata pelajaran yang paling sulit. Selain itu selama pembelajaran bahasa Arab berlangsung sangat kelihatan siswa kurang merespon dalam menerima penjelasan dari guru, dan saat diberikan tugas kelompok tidak semua siswa terlibat dalam mengerjakan tugas, juga mereka butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan soal dari materi yang baru saja disampaikan.

b. Guru

Tugas guru sebagai pendidik sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional RI Pasal 39 ayat 2 adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.166

Sedangkan Kompetensi pedagogik adalah berkaitan dengan kemampuan mengelola pembelajaran yang di dalamnya terdapat penguasaan karakteristik peserta didik, penguasaan teori dan prinsip-p rinsip pembelajaran Bahasa Arab, mengembangkan kurikulum Bahasa Arab, memanfaatkan teknologi pe mbelajaran Bahasa Arab, komunikasi efekfif terhadap peserta didik, dan menyelenggarakan pembelajaran Bahasa Arab secara efektif dan efisien. Kompetensi kepribadian adalah

kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan komunikasi antar sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat. Sedangkan, kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran Bahasa Arab, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan mengembangkan materi bahasa Arab yang diajarkannya.

1) Kualifikasi ijazah belum sesuai

Guru bahasa Arab yang profesional akan terlihat dalampelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah/madrasah tempat ia bekerja. Menurut Sardiman bahwa seorang guru dikatakan telah mempunyai kemampuan profesional jika pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement, yakni selalu berusahamemperbaiki dan memperbaharui model-model atau cara kerjanya sesuai dengan tuntutan jaman yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada jamannya dimasa yang akan datang 167

Guru bahasa Arab yang ada di MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo hanya beberapa yang lulusan jurusan bahasa Arab sehingga mempengaruhi kualitas guru

2) Persiapan guru bahasa Arab sebelum memulai pembelajaran

Persiapan pengajaran merupakan suatu hal yang sangat penting, karena sepintar apapun kemampuan guru bila tidak ada persiapan sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan, maka akan berakibat pada tidak efektifnya waktu dalam kegiatan belajar mengajar, pemilihan

metode yang tidak tepat, tidak adanya kejelasan sasaran tujuan yang akan dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran tersebut.Tujuan pembelajaran bahasa Arab tidak lepas dari tujuan kompetensi dasar dan indicator pencapaian. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ternyata guru bahasa Arab tidak menentukan tujuan-tujuan tersebut di dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Mereka tidak membuat RPP sebelum mengajar bahasa Arab

3) Kurangnya hubungan timbal balik antara guru dan siswa

Pembelajaran aktif dan efektif adalah suatu suasana belajar mengajar yang yang didalamnya terdapat interaksi antara peserta didik dengan pendidik sehingga kegiatan belajar mengajar tidak menjenuhkan dan terasa hidup dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal

4) Kurang mampunya guru menggunakan Bahasa Arab waktu mengajar. Di antara dampak belajar bahasa Arab bukan pada lingkungan bahasanya adalah kurangnya contoh-contoh atau model-model kebahasaan yang bisa ditiru oleh peserta didik secara terus menerus. Karena kita tahu bahwa salah satu faktor keberhasilan belajar Bahasa Arab itu adalah banyaknya contoh-contoh bahasa yang baik yang dapat diperoleh mereka setiap saat sehingga ia bisa meniru

c. Lingkungan

Lingkungan adalah dimana siswa-siswa bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat umum sehingga kemampuan kosa-kata dan bahasa anak akan bertambah. Lingkungan dapat mendukung kegiatan belajar mengajar Bahasa Arab tetapi tidak jarang lingkungan itu justru menyulitkan siswa dalam belajar bahasa Arab dan didapatkan dari hasil hasil wawancara dan obsevasi menunjukan bahwa siwa MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo ratarata asal tinggalnya di pedesaan yang orangtuanya bisa dikatakan “buta” dengan bahasa Arab,

sehingga ketika masuk ke MTs al-Khairaat Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo belum mengetahui Bahasa Arab.