PROSEDUR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
B. PRODESUR PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
Prosedur Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara umum sama dengan prosedur pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Peraturan Direktur Jenderal Pajak No-62/PJ/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pegusaha Kena Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No-20/PJ/2013.
Prosedur pengukuhan PKP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:
1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan Pengukuhan sebagai PKP
dengan Mengunakan Formulir Permohonan Pengukuhan PKP beserta persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu/Petugas Pendaftaran Wajib Pajak. (Berkas permohonan dapat pula diterima dari KP2KP dalam hal wajib pajak mengajukan permohonan melalui KP2KP).
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu/Petugas KP2KP Pajak menerima berkas
permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP belum lengkap, berkas tersebut langusung dikembalikan kepada pemohon dan meminta pemohon untuk melengkapi berkas pemohonan. Dalam hal berkas permohonan pengukuhan PKP sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu/Petugas Pendaftaran Wajib Pajak akan mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan pengukuhan PKP. Dalam hal berkas permohonan diterima malalui KP2KP Pertugas Tempat Pelayanan Terpadu/Petugas Pendaftaran Wajib Pajak langsung melakukan prosedur nomor 3.
3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu/ Petugas Pendaftaran Wajib Pajak
melakukan penelitian administrasi/ pengecekan untuk mengetahui apakah pemohon sudah dikukuhkan sebagai PKP atau tidak. Dalam hal pemohon
sudah dikukuhkan sebagai PKP, KPP tidak mengukuhkan sebagai PKP dan memberitahukan kepada Wajib Pajak dan/atau KP2KP bahwa permohonan Wajib Pajak ditolak.
4. Apabila Wajib Pajak belum dikukuhkan sebagai PKP, maka Pelaksana Seksi
Pelayanan Mencatat Konsep Surat Tugas Pembuktian Alamat kemudian menyerahakannya Kepada Seksi Pelayanan.
5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pembuktian Alamat kemudian
mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
6. Atas Dasar Surat Tugas Pembuktian Alamat, Pelaksana Seksi Pelayanan
melakukan penelitian lapangan kebenaran alamat dan usaha Wajib Pajak.
7. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak
konsep Berita Acara (BA), Hasil Pembuktian Alamat kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Dalam hal alamat Wajib Pajak terbukti benar, Pelaksana Seksi Pelayanan kemudian mencetak konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Jika alamat PKP tidak benar, Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak surat Penolakan Pengusaha Kena Pajak (PKP). Konsep Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau konsep Surat Penolakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dicetak rangkap dua, yaitu:
Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak
8. Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaikan konsep Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau Konsep Surat Penolakan Pendafataran Wajib Pajak dan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak kepada Kepala Seksi Pelayanan.
9. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Berita Acara Hasil Pembuktian
Alamat, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak atau Surat Penolakan Pengusaha Kena Pajak kemudian menyerahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.
10.Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,
memberi stempel kantor, memisahakan dokumen untuk arsip dan dokumen yang akan diserahakan kepada Wajib Pajak.
11.Proses Selesai.
Jangka waktu penyelesaian permohonan pengukuhan PKP tesebut paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap. (PER-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha Dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Perubahan Data Dan Pemindahan Wajib Pajak).
Adapun pihak-pihak yang terkait dalam proses pengukuhan Pengusah Kena Pajak adalah:
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)/ Petugas Pendaftaran Wajib Pajak (petugas yang telah ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota).
3. Wajib Pajak.
4. Pelaksana Seksi Pelayanan.
Dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan Pengusaha Kena Pajak :
A. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi :
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia atau
fotokopi Paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) bagi Warga Negara Asing yang di legalisasi oelh pejabat yang berwenang.
2. Dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
3. Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
4. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD).
B. Untuk Wajib Pajak Badan :
1. Fotokopi akta pendirian stau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib
Pajak Badan dalam negeri, atu surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap, yang di legalisasi oleh pejabat yang berwenang.
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing.
3. Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yg diterbitkan oleh instansi yang
berwenang.
4. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
5. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD).
C. Untuk Wajib Pajak Badan / Bentuk Usaha Tetap (BUT) :
1. Fotokopi perjanjian kerjasama/ akta pendirian sebagai bentuk kerjasama
operasi (Joint Operation), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk
kerjasama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus
perusahaan anggota bentuk kerjasama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing.
4. Dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yg diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
5. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak badan dalam negeri maupun Wajib Pajak badan asing.
6. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD).
Sedangkan yang dihasilkan adalah :
1) Bukti Penerimaan Surat (BPS).
2) Surat Tugas Verifikasi Pengukuhan PKP.
3) Berita Acara Verifikasi Pengukuhan PKP.
BAB V PENUTUP
Dari uraian dan pembahasan yanag telah penulis kemukakan tentang Prosedur Pendaftaran Wajib Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, maka dalam bab terakhir ini penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan dan mengemukakan saran adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi penghasilan melebihi Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP), maka wajib mendaftarkan diri untuk memproleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dimana Nomor Pakok Wajib Pajak tersebut dapat dapat diperoleh pada Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak bertempat tinggal.
2. Setiap Wajib Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
Jasa Kena Pajak dikenai Pajak Pertambaha Nilai berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 1984 dan perubahannya wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
3. Setiap orang yang deagan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan dan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun penjara dan pidana paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kuranag dibayar dan paling banayak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sumbangkan terhadap Kantor Pelayanan Pajak adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencapai kinerja instansi yang berkualitas maka perlu dibina tingkat
kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi serta dibangun culture memberikan penyuluhan yang bersih dan efektif dari pada para pegawai agar tidak terjadi kesalahan, terutama dalam hal pemungutan pajak.
2. Kantor pelayanan pajak harus efektif memberikan penyuluhan kepada wajib
pajak dan atau masyarakat tentang pentingnya membayar pajak agar masyarakat memahami hal tersebut.
3. Sebaiknya dilakukan penambahan sumber daya manusia dalam jangka waktu
pendek agar penerimaan SPT yang meningkat bisa teratasi.
4. Para petugas pajak dalam pelaksanaan pengolahan SPT tahunan pajak
penghasilan orang pribadi sebaiknya dipertahankan untuk menjaga ketelitian dan ketertiban, demikian halnya dengan fasilitas drop box sebaiknya terus dilakukan penyempurnaan sesuai dengan perkembangan.
5. Sebagai fasilitas yang baru diterapkan, sebaiknya fasilitas drop box lebih ditingkatkan lagi pada segi penyuluhan ataupun sosialisasinya oleh pihak KPP (Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota) agar meningkatkan kesadaran dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap kewajibannya sehingga penerimaan SPT setiap tahunnya jumlahnya bertambah.