• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk Bank Syariah

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 27-32)

E. Bank Syariah

4. Produk Bank Syariah

Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit units). Melalui bank, kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu46 :

a. Produk Penyaluran Dana (financing)

Dalam penyaluran pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:47

45Ayus Ahmad Yusuf dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syari‟ah, 36.

46Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010), 97.

1) Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan bank yang ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:

a) Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungan. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).48

b) Pembiayaan Salam

Salam adalah pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang/ jasa dengan bayaran dimuka sebelum barang/ jasa diantarkan/ terbentuk.49

c) Pembiayaan Istitsna

Istitsna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual).

Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.50

47Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,100.

48Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, 98.

49Ayus Ahmad Yusuf dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syari‟ah, 84

50Sofyan S. Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah (Jakarta: LPFE Usakti, 2004), 181.

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/ milkiyyahi) atas barang itu sendiri.51

3) Prinsip Bagi Hasil

Produk pembiayaan bank syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil terdiri dari al-musyarakah dan al-mudharabah.

a) Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/ expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.52

b) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.53

4) Prinsip Akad Pelengkap

Akad pelengkap ini adalah akad-akad tabarru. uraian berikut ini akan membahas akad-akad pelengkap ini.54

51Sofiniyah Gufron, Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), 38.

52M. Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek(Jakarta: Gema Insani Pers, 2001), 90.

53Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, 95.

54Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,105.

a) Hiwalah (alih utang piutang)

Hiwalah adalah suatu akad yang mengharuskan pemindahan hutang dari yang bertanggung jawab kepada penanggung jawab lain.55 b) Rahn (gadai)

Ar-Rahn memiliki pengertian menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.56

c) Qard

Al-Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.57

d) Wakalah (perwakilan)

Wakalah adalah akad pemberian kuasa (muwakkil) kepada penerima kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama pemberi kuasa.58

e) Kafalah (garansi bank)

Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

b. Produk Penghimpunan Dana (funding)

Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadiah dan mudharabah.

1) Prinsip Wadiah

Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.59

55Sofiniyah Gufron, Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah, 68.

56Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer (Bandung:

Alfabeta, 2010), 270.

57Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, 131.

58Sofiniyah Gufron, Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah, 68.

59Sofyan S. Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah, 67.

Wadiah ini, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu a) Wadiah Al-amanah

Merupakan titipan murni dimana barang yang dititipkan tidak boleh digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip.

b) Wadiah Yad damanah

Merupakan titipan murni dimana penerima titipan diberi izin untuk menggunakan dan mengambil manfaat dari titipan tersebut.

2) Prinsip Mudharabah

Dalam aplikasi mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shohibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah atau ijarah. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Bila bank menggunakannya untuk pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.60

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua, yaitu:

a) Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunkan dana yang dihimpun.

b) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah ini dibagi menjadi dua (a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.

(b) Mudharabah muqayyadah of balance sheet

Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana

60Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, 108.

bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha.

c. Jasa Perbankan 1) Ju‟alah

Jua‟lah merupakan suatu kontrak dimana pihak pertama menjanjikan memberikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan usaha atau tugas.61

2) Al-Sharf

Arti harfiyah dari sharf adalah penambahan, penukaran penghindaran, pemalingan atau transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta yang lainnya.62

3) Al-Ijarah

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/ milkiyyahi) atas barang itu sendiri.63

Dalam dokumen BAB II LANDASAN TEORI (Halaman 27-32)

Dokumen terkait