• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IMPLEMENTASI AKAD IJA > RA H PADA SEWA TEMPAT

B. Praktik pembiayaan gadai emas di Bank BRI Syariah

1. Produk gadai emas BRISyariah IB

Gadai emas BRISyariah adalah pembiayaan untuk memperoleh dana secara cepat dengan menggadaikan emas untuk kebutuhan dana mendesak.

Akad yang digunakan dalam gadai emas ada tiga akad, yaitu akad

qard}, akad rahn,dan akad ija>rah. Akad qard digunakan sebagai akad

pinjaman pembiayaan yang akan didapatkan nasabah. Akad rahn

digunakan sebagai jaminan atas pembiayaan yang didapat nasabah, dalam hal ini adalah emas perhiasan atau emas lantakan. Sedangkan akad ija>rah

dipakai atas jasa bank menyimpan dan memelihara barang yang dijadikan jaminan.12

Jangka waktu minimum pinjaman adalah 10 hari dan maksimal adalah 120 hari kalender. Jangka waktu dapat diperpanjang maksimal 2 kali dengan menggunakan taksiran terkini dengan menggunakan STLE (Standar Taksiran Logam Emas) bank yang berlaku.13

Harga emas selalu mengalami pergerakan baik naik ataupun turun. Oleh karena itu diperlukan selisih harga tafsiran gadai untuk mengatasi resiko kerugian dikarenakan penurunan harga dari emas tersebut.

11

Brosur qardh beragun emas BRISyariah KC Surabaya Diponegoro

12

Kiki, Officer Gadai, wawancara 13 Juni 2017

13

58

Kemudian ditetapkanlah sebuah standar taksiran harga yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga saat ini di pasaran.14

Standar taksiran inilah yang digunakan sebagai patokan harga oleh bank untuk menggadai emas nasabah. Patokan ini pada Bank BRISyariah disebut sebagai STLE. Bank BRISyariah memberikan standar taksiran emas 80% dari harga emas di pasar lokal. Setelah menentukan STLE, maka pinjaman gadai yang bisa diberikan kepada nasabah maksimal 90% dari nilai taksir.15

Nilai dalam pembiayaan gadai emas minimal Rp. 500.000,- dan maksimal Rp. 250.000.000,- per orang/CIF dengan prosentase maksimal 90% dari nilai taksir.16

Biaya-biaya yang dikenakan dalam pembiayaan gadai emas diantaranya adalah :17

a. Biaya administrasi dan biaya materai

Setiap transaksi yang akan dilakukan dalam hal ini adalah gadai emas BRISyariah memakai biaya adminsitrasi dan biaya materai.

Biaya administrasi adalah biaya yang dibebankan kepada nasabah gadai emas BRISyariah iB atas proses administrasi dokumen dan lain sebagainya untuk pergantian modal dalam proses transaski.

14

Kiki, Officer Gadai, wawancara 13 Juni 2017

15

Ibid.

16

Brosur qardh beragun emas BRISyariah KC Surabaya Diponegoro

17

59

BRISyariah KC Surabaya menetapkan biaya administrasi berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh kantor pusat seperti pada tabel berikut :18

1.2.Daftar tabel biaya administrasi

Gol Berat Emas Biaya Administrasi

I < 50 gram Rp.

20.000,-II ≥ 50 gram s.d < 100 gram Rp. 40.000,-III ≥ 100 gram s.d < 250 gram Rp.

75.000,-IV ≥250 gram Rp.

100.000,-*Tarif biaya administrasi dapat berubah sewaktu-waktu

Sedangkan untuk biaya materai, nasabah akan dikenakan biaya materai sejumlah Rp. 6000,-. Biaya-biaya tersebut dikenakan pada saat awal akad antara pihak bank dan nasabah.

b. Biaya pemeliharaan dan penyimpanan

Biaya yang akan dibayarkan nasabah saat pelunasan pinjaman bersamaan dengan pokok pembiayaan. Perhitungan biaya sewa yang dibebankan kepada nasabah dihitung per 10 hari.

2. Pembiayaan gadai emas BRI Syariah IB

Dalam hal pengajuan pembiayaan gadai emas, nasabah yang dapat dibiayaai adalah nasabah yang memiliki emas baik emas perhiasan maupun emas lantakan. Berikut persyaratan yang harus dipenuhi nasabah ketika mengajukan pembiayaan melalui gadai emas.

Berikut hal-hal yang berkaitan dengan proses pembiayaan gadai emas BRISyariah IB, yaitu :

a. Nasabah

18

60

1) Perorangan

2) WNI (Warga Negara Indonesia)

3) Berusia minimal 21 tahun atau telah menikah dan berwenang melakukan tindakan hukum (telah dewasa menurut hukum dan tidak berada dalam pengampuan) sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Persyaratan administrasi

1) Mengisi formulir permohonan.

2) Menyerahkan fotocopy KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku.

3) Menyerahkan fotocopy NPWP nasabah dengan jumlah pembiayaan senilai Rp. 100 juta keatas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.19 c. Jangka waktu

Minimal jangka waktu fasilitas pembiayaan gadai selama 10 (sepuluh) hari dan maksimal 120 (seratus dua puluh) dan dapat diperpanjang.

d. Jenis barang jaminan yang dapat dititipkan adalah emas lantakan atau emas perhiasan

e. Kepemilikan barang jaminan

1) Nasabah menjamin bahwa marhun tersebut adalah miliknya dengan menunjukkan surat kepemilikan dari objek jaminan, atau pernyataan bahwa emas (marhun) adalah milik nasabah (ra>hin).

19

61

2) Nasabah menjamin bahwa bank tidak akan mendapat tuntutan atau gugatan apapun dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak atas marhun tersebut dan oleh karena itu, bank dibebaskan oleh nasabah dari segala tuntutan atau gugatan tersebut dan selanjutnya nasabah membebaskan serta mengambil alih segala tanggungjawab dalam bentuk apapun juga yang dipertanggungjawabkan atau dibebankan kepada bank sebagai akibat tuntutan gugatan tersebut. f. Prosedur pemberian pembiayaan gadai emas BRISyariah IB:20

1) Nasabah mengisi formulir permohonan pembiayaan gadai.

2) Nasabah menyerahkan formulir permohonan pembiayaan gadai, kartu tanda pengenal (KTP) yangmasih berlaku dan barang jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan ke penaksir.

3) Penaksir melakukan pemeriksaan terhadap emas untuk dilihat keasliannya kemudain ditimbang berat jenis dan yang terakhir ditaksir.

4) Pihak bank kemudian menjelaskan bahwa jumlah pinjaman adalah sebesar 90% dari nilai taksiran emas yang digadaikan.

5) Apabila nasabah menyepakati besarnya jumlah fasilitas pembiayaan gadai, nasabah menandatangani akad pembiayaan gadai berdasarkan prinsipqard},rahn, danija>rah. Selanjutnya menandatangani formulir

permohonan gadai yang sudah diisi dan menandatangani Sertifikat

20

62

Gadai Syariah21, begitupun pihak bank juga menandatangani surat tersebut dan pimpinan bank. Sertifikat gadai syariah sebagai bukti pembiayaan kepada nasabah.

3. Perhitungan biaya sewa tempat gadai emas BRISyariah IB

Biaya pemeliharaan dan penyimpanan gadai emas BRISyariah KC Surabaya adalah sejumlah biaya yang dibebankan kepada nasabah atas jasa penitipan dan pemeliharaan emas nasabah selama barang jaminan (emas) tersebut disimpan oleh bank. Bank akan menyimpan barang jaminan tersebut kedalam brankas (safe deposit box) yang disediakan oleh

bank BRISyariah KC Surabaya. Biaya pemeliharaan dan penyimpanan dihitung dari nilai pinjaman (qarḍ) dan dihitung per 10 hari. Biaya ini dibayarkan saat nasabah melakukan pelunasan.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan telah diketahui biaya pemeliharaan dan penyimpanan gadai iB emas di Bank BRI Syariah KCP Gresik BRISyariah KC Diponegoro menetapkan besaran biaya tersebut menggunakanrate, yaitu :22

a. 1,5% per bulan untuk emas perhiasan. b. 1,34% per bulan untuk emas batangan.

Rate diatas akan jadi dasar perhitungan dalam penetapan besaran biaya pemeliharaan dan penyimpanan, dengan cara rate dikalikan dengan

21

Sertifikat Gadai Syariah (SGS) adalah surat bukti akad perjanjianpinjaman dan penyimpanan barang jaminan antara Bank BRI Syariah dan nasabah yang berisi kesepakatan bersama, yang dibuktikan dengan tanda tangan kesepakatan kedua belah pihak.

22

63

plafond pembiayaan yang bisa dipinjamkan dari bank kepada nasabah.

Jadi, ketika nasabah mengambil jangka waktu pinjaman selama 4 bulan maka hasil kali rate tersebut dikalikan selama 4 bulan maka akan ketemu jumlah biaya ija>rah yang harus dibayarkan nasabah pada saat pelunasan.

Kalau nasabah mengambil jangka waktu 10 hari maka rate yang dipakai

adalah 1,5% dibagi 3 periode23yaitu 0,5%.24

Perhitungan biaya ija>rah pada beberapa nasabah yang mengambil

pembiayaan melalui gadai emas adalah sebagai berikut :

Seorang nasabah menggadaikan emasnya sebanyak 10 gram emas. Maka nilai pinjaman dan biaya pemeliharaan yang akan diperoleh nasabah adalahsebagai berikut : Emas yang digadaikan seberat 10 gram emas perhiasan dan mengambil jangka waktu selama 120 hari (4 bulan). Harga emas yang berlaku pada saat itu sebesar Rp 535.000/gram. Selanjutnya penaksir gadai akan menghitung nilai STLE, nilai taksiran, nilai pinjaman, dan biaya pemeliharaannya. untuk perhitungannya sebagai berikut :

a. Nilai STLE(Standard Taksiran Logam Emas) = 80% × nilai emas pasarannya

= 80% × 535.000/gr = 428.000/gr

b. Nilai Taksiran

= Nilai STLE × jumlah emas yang digadaikan oleh nasabah

= 428.000/gr × 10 gram = 4.280.000

23

Merupakan jangka waktu pinjaman, 1 periode = 10 hari

24

64

c. Nilai Pinjaman

= Nilai Taksiran × 90%

= 4.280.000 × 90% = 3.852.000

d. Biaya Pemeliharaan dan penyimpanan

= 1,5% per bulan × nilai pinjaman

= 1,5% × 3.852.000 = 57.780 per bulan

57.780 : 3 periode = 19.260 per 10 hari

19.260 : 10 hari = 1.926 per hari

Jadi biaya ija>rah Rp.57.780 per bulan, Rp.19.260 per 10 hari, dan

1926 per hari. Biayaija>rahtersebut dibayarkan ketika pelunasan ditambah

nilai pinjaman atau pembiayaan.25

Perhitungan lainnya adalah seperti yang dilakukan Ibu Kartini,

membutuhkan dana untuk keperluan mendesak, kemudian ibu Kartini

mendatangi bank BRISyariah untuk menggadaikan gelang emas miliknya.

Gelang emas milikibu Kartini setelah di cek oleh pihak bank, gelang

tersebut memiliki kadar emas 24 karat dengan berat 7 gram. Kemudian

ibu Kartini meggadaikan gelang tersebut untuk mendapatkan pinjaman

dengan jangka waktu yang dipilih selama 120 hari (4 bulan). STLE pada

saat itu adalah Rp.470.215,-. Maka perhitungan besar pinjaman yang akan

diterima ibu Kartini dan biaya ija>rah yang dibayarkan diakhir pelunasan

adalah sebagai berikut :

a. Nilai STLE :

Rp.470.215,-25

65

b. Nilai taksiran:

7 gram x Rp.470.215 = Rp.3.291.505 c. Nilai pinjaman :

90% x Rp.3.291.505 = Rp.2.962.354 d. Biayaija>rah:

1,5% per bulan × nilai pinjaman

1,5% x Rp.2.962.354 = Rp. 44.435 / bulan

Jadi, nilai pembiayaan (Rp.2.962.354) + biaya ija>rah maka (Rp.44.435)

yaitu sebesar Rp.3.006.789 yang harus dibayarkan saat pelunasan atau

jatuh tempo.26

26

66 BAB IV

TINJAUAN FATWA NO. 25-26/DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKADIJA >RA H PADA SEWA TEMPAT PRODUK

GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

A. Analisis Implementasi AkadIja>rahPada Sewa Tempat Produk Gadai Emas Bank BRI Syariah KC Surabaya

Gadai emas BRISyariah merupakan produk pembiayaan guna memenuhi permitaan akan dana cepat dan mudah. Pelaksanaa gadai di BRISyariah memakai 3akad, yakni akadqard}, akadrahn, dan akadija>rah.

Akad qard}berlaku karena adanya pinjaman dari nasabah kepada

bank. kemudian akad rahn berlaku sebagai ebntuk penahan terhadap barang

yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman nasabah.

Terakhir adalah akad ija>rah. Pengertian Akad ija>rah pada praktik

gadai emas adalah akad sewa menyewa. Ibaratnya, nasabah mengambil manfaat dari bank yaitu berupa pinjaman. Selama meminjam uang, marhun nasabah disimpan oleh bank. Bank BRISyariah menyediakan tempat untuk menyimpanmarhun.

Penyedian tempat dan jasa penyimpanan dan pemeliharaan inilah yang dinikmati nasabah dan sebagai gantinya bank mendapat ujrah dari jasa

penyimpanan dan pemeliharaan marhun. Menurut Muhammad Syafi’i Antonio, seperti yang dikutip oleh Mardani dalam bukunya Fiqh Ekonomi Syariah, bahwa ija>rahadalah akad pemindahan hak guna atas barang dan/atau

67

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.1

Pelaksanaan gadai emas iB Bank BRI Syariah KC Surabaya selaku pemberi pinjaman mengemukakan kepada nasabah bahwa pinjaman yang diberikan adalah pinjaman gadai. Dengan ketentuan nasabah harus membayar biaya jasa simpan yang telah dicantumkan pada sertifikat gadai syariah (SGS) atas jasa penitipan dan pemeliharaan emas nasabah selama marhun (emas)

tersebut disimpan oleh bank.

Jadi penggunaan akad ija>rah dalam biaya penyimpanan dan

pemeliharaan ini dikenakan sebagai penukaran manfaat untuk masa tertentu atas obyek ija>rah, mengingat obyek ija>rah memerlukan tempat penyimpanan

yang aman. Bank akan menyimpan barang jaminan tersebut kedalam brankas (safe deposit box) yang disediakan oleh bank BRISyariah KC Surabaya.

Beberapa hal yang penulis temukan dalam penelitian terkait penerapan akad ija>rah yang dilakukan oleh bank BRISyariah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

Jangka waktu pinjaman minimum adalah 10 hari dan maksimal 120 hari (4 bulan), dan bisa diperpanjang 2 kali. Jangka waktu tersebut juga berpengaruh terhadap besaran biaya sewa yang akan nasabah bayarkan pada saat pelunasan.

Biaya adminsitrasi tergantung berat jenis emas, semakin berat emas semakin besar biaya administrasinya. seperti yang telah dijelaskan dalam tabel 1

Mardani,Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 247.

68

1.2 tentang tabel daftar biaya adminsitrasi pada bab 3. Nasabah yang membawa marhun emas seberat kurang dari 50 gram maka akan dikenakan

biaya adminstrasi sebesar Rp.20.000,-, sedangkan nasabah yang membawa marhun diatas 250 gram maka akan dikenakan biaya administrasi sebesar

Rp.100.000,-Bank BRISyariah dalam menentukan besaran biaya sewa tempat atas

marhun (emas) yaitu dengan menggunakan rate. Setiap jenis emas yang

dijaminkan memakai rate yang bebeda. Jenis emas yang diterima bank untuk

digadaikan adalah jenis emas lantakan/batangan dan emas perhiasan. Untuk jenis emas lantakan/batangan menggunakan rate 1,34% perbulan. Sedangkan jenis emas perhiasan menggunakanrate1,55% perbulan.

Dengan menggunakan rate, perhitungan dalam menentukan biaya

sewa tempat yaitu Biaya sewa = rate x jumlah pembiayaan. Dalam perhitungan tersebut Bank BRISyariah mengaitkan jumlah pinjaman/pembiayaan dalam menetukan besaran biaya sewa yang dibebankan nasabah.

Sebelum memakai rate untuk biaya sewa tempat, perhitungan

pertama-tama dengan menentukan harga emas untuk pembiayaan. Patokan tersebut diperoleh dengan cara nilai STLE x harga emas. Bank BRISyariah menetapkan STLE sebesar 80% dari harga emas saat itu.

Setelah mengetahui berapa nilai STLE per gramnya, maka dilanjutkan dengan perhitungan nilai taksiran. Perhitungannya dengan cara berat emas x STLE per gram maka diperoleh nilai taksiran.

69

Setelah mengetahui nilai taksiran selanjutnya adalah perhitungan nilai pinjaman. Carnya adalah dengan nilai maskimum pinjaman yaitu 90% x nilai taksiran.

Terakhir adalah menghitung biaya sewa. Biaya sewa dihitung dari nilai pinjaman x rate. Nilai rate telah ditetapkan oleh bank BRISyariah seperti yang telah dijelaskan diatas.

Agar lebih jelas bagaimana perhitungannya, nasabah membawa Emas yang akan digadaikan seberat 10 gram dengan jenis emas perhiasan dan mengambil jangka waktu 120 hari (4 bulan). Harga emas yang berlaku pada saat itu sebesar Rp 535.000/gram. maka berikut akan dijelaskan mengenai perhitungannya sebagai berikut :

a. Nilai STLE(Standard Taksiran Logam Emas) = 80% × nilai emas pasarannya

= 80% × 535.000/gr = 428.000/gr

b. Nilai Taksiran

= Nilai STLE × jumlah emas yang digadaikan oleh nasabah

= 428.000/gr × 10 gram = 4.280.000

c. Nilai Pinjaman

= Nilai Taksiran × 90%

= 4.280.000 × 90% = 3.852.000

d. Biaya Pemeliharaan dan penyimpanan

= 1,5% per bulan × nilai pinjaman

70

57.780 : 3 periode = 19.260 per 10 hari 19.260 : 10 hari = 1.926 per hari

Jadi biaya ija>rah Rp.57.780 per bulan, Rp.19.260 per 10 hari, dan

1926 per hari. Biayaija>rahtersebut dibayarkan ketika pelunasan ditambah

nilai pinjaman atau pembiayaan.2

B. Analisis Fatwa No.25-26/DSN-MUI/III/2002 terhadap Implementasi Akad Ija>rah pada Sewa Tempat Produk Gadai Emas di Bank BRI Syariah KC Surabaya

Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang dipimpin oleh Ketua Umum MUI. Fungsi utama Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam.

Untuk keperluan pengawasan, Dewan Syariah Nasional (DSN) membuat garis panduan pada produk syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam. Garis panduan ini menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Syariah Nasional (DSN) pada lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya.

Dari sekian banyak fatwa yang telah dikeluarkan DSN-MUI, salah satu fatwa yang terkait dengan penulis bahas adalah tentang fatwa no 25 yaitu tentang rahn dan fatwa no 26 tentang rahn emas. Fatwa ini membahas

2

71

mengenai pedoman dalam menjalankan akad rahn yang diaplikasikan pada

produk gadai di lembaga keuangan syariah.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) menetapkan fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, yang

menyatakan bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentukrahndibolehkan.

Gadai secara syariah, hanya ada biaya penitipan barang (ujrah).Ujrah

adalah biaya yang harus dibayar oleh rahin (nasabah) kepada murtahin atas

jasa penyimpanan dan pemeliharaan marhu>n. Jasa penyimpanan dan

pemeliharaan marhu>n ini dipungut untuk sewa tempat, pengamanan dan

pemeliharaanmarhu>nmilikrahinselama digadaikan.

Pada bab dua telah dijelaskan bahwa akad ija>rah adalah akad

pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dalam gadai emas, biaya sewa adalah biaya yang harus dibayar oleh rahin (nasabah) kepada murtahin atas jasa

penyimpanan dan pemeliharaan marhu>n. Dalam akad Gadai emas yang

dimaksud, melalui akad ija>rah Bank BRISyariah (mu’ajir) menyewakan

tempat penyimpanan barang (safe deposit box) kepada nasabahnya (musta’jir). sebagai gantinya bank mendapat ujrah/biaya sewa.3

Mengacu Pada Fatwa DSN No.25/DSNMUI/ III/2002 butir kedua nomor ketiga dijelaskan bahwa “Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada

3

Abdul Halim Barkatullah,Hukum Lembaga Ekonomi Syariah di Indonesia. Cet. ke-I, (Bandung:Nusa Media, 2011), 88.

72

dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin,

sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban

rahin”. Fatwa DSN No.26/DSN-MUI/III/2002 butir pertama nomor dua dijelaskan bahwa “Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai (rahin)”. Maka biaya yang dibebankan oleh bank BRISSyariah selaku murtahin kepada nasabah selaku rahin dalam praktiknya untuk pemeliharaan dan penyimpananmarhunsesuai dengan DSN-MUI.

Biaya-biaya yang ditetapkan dari BRISyariah untuk nasabah adalah biaya administrasi dan biaya ijara>h. Biaya administrasi dibayarkan oleh nasabah di awal akad ketika proses pencairan berlangsung dan biaya ijara>h

dibayarkan diakhir kontrak ketika nasabah melunasi kewajiban.

Mengenai biaya sewa yang diterapkan, biaya tersebut didapat dari hasil kali rate dengan pinjaman yang diberikan bank BRISyariah kepada nasabah. Rate yang ditetapkan Bank BRISyariah adalah 1,5% perbulan atau 0,5% per periode (10 hari) dari nilai pinjaman. Semakin besar nilai pinjaman maka beban yang nasabah bayarkan pada saat pelunasan pinjaman akan semakin besar. Karena nasabah harus mengembalikan pokok pinjaman ditambah biaya sewa yang dikaitkan dengan nilai pinjaman.

Seperti perhitungan sebelumnya, pinjaman yang didapat nasabah sebesar Rp.3.938.400 dikalikan 1,5% maka akan didapat Rp.59.076 per bulan. Jika nasabah mengambil jangka waktu 4 bulan maka total biaya ijarahnya adalah Rp.59.076 x 4 bulan hasilnya Rp.236.034,-. Dari Rp.59.076 per bulan : 3 periode didapat Rp.19.692 per 10 hari atau 1.962 per hari.

73

Begitu juga nasabah apabila mengambil jangka waktu 10 hari dan hanya mengambil 2.000.000 saja. Maka 0,5% x 2.000.000maka didapat 10.000 per bulan atau 1000 per 10 hari

Dari penjelasan diatas terlihat seberapapun pinjaman dan jangka waktu, bank BRISyariah selalu menggunakan rateuntuk menentukan besaran

biaya meskipun jumlah pinjaman dan jangka waktu berbeda. Maka seberapapun pinjaman nasabah akan selalu dikaitkan dengan rate guna

memperoleh biaya sewa.

Fatwa No. 25/DSN-MUI/III/2002 butir kedua angka 4 menjelaskan bahwa “Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman”. Pada Fatwa DSN No.26/DSNMUI/ III/2002 butir pertama nomor tiga juga telah dijelaskan bahwa “Ongkos sebagaimana dimaksudkan besarnyadidasarkan pada pengeluaran yang nyata–

nyata diperlukan”.

Jika dilihat lagi menurut cara menghitung dan ketetapan yang digunakan bank BRISyariah terkait biaya sewa maka perhitunganya masih menggunakan rate dan menggunakan nilai pinjaman. Ketika pinjaman besar maka biaya sewa yang ditanggung juga semakin besar. Dalam praktiknya untuk pemeliharaan dan penyimpanan marhun ada ketidaksesuaian dengan apa yang difatwakan DSN-MUI. Peneliti menemukan ketidaksesuaian antara Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 butir kedua nomor empat dan fatwa No No.26/DSNMUI/ III/2002 butir pertama nomor tiga.

74

Biaya sewa yang dibebankan kepada nasabah memakai prosenastase dari jumlah pinjaman. Penggunaan prosentase dapat mengundang permasalahan karena kompensasi / ujroh dalam konsep ijara>h harus dapat

diketahui dengan jelas oleh si penerima sewa. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa praktiknya dalam pengambilan biaya penyimpanan bisa menuju riba karena ada penambahan dari setiap pinjaman dan dibayarkan saat pelunasan / jatuh tempo. Dengan begitu bisa dikatakan bank mengambil laba manfaat dari pinjaman.

75 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi akad ija>rah dalam biaya sewa tempat ini dikenakan sebagai

penukaran manfaat untuk masa tertentu atas obyek ija>rah, karena obyek

ija>rah memerlukan tempat penyimpanan yang aman. Bank akan

menyimpan barang jaminan tersebut kedalam brankas (safe deposit box)

yang disediakan oleh bank BRISyariah KC Surabaya. Biaya sewa tempat pada gadai iB emas di Bank BRI Syariah KCP Gresik BRISyariah KC Diponegoro menetapkan besaran biaya tersebut menggunakanrate, yaitu :

a. 1,5% per bulan untuk emas perhiasan. b. 1,34% per bulan untuk emas batangan.

Rate diatas akan jadi dasar perhitungan dalam penetapan besaran biaya pemeliharaan dan penyimpanan, dengan cararatedikalikan denganplafond

pembiayaan yang bisa dipinjamkan dari bank kepada nasabah.

2. Tinjauan fatwa DSN-MUI atas akad ija>rahyaitu Pada Fatwa No.

25/DSN-MUI/III/2002 butir kedua angka 4 menjelaskan bahwa “Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan

berdasarkan jumlah pinjaman”, dan Fatwa DSN No.26/DSNMUI/ III/2002 butir pertama nomor tiga juga telah dijelaskan bahwa “Ongkos sebagaimana dimaksudkan besarnya didasarkan pada pengeluaran yang

76

nyata – nyata diperlukan”. Tetapi pada praktiknya Bank BRISyariah dalam menentukan biaya sewa masih mengambil atau memperhitungkan dari jumlah nilai pinjaman sehingga pada akhirnya cara tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada dalam fatwa tersebut.

B. Saran

Sesuai dengan apa yang telah dituliskan setelah melakukan penelitian, kepada Bank BRISyariah KC Surabaya hendaknya dalam

Dokumen terkait