• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : GAMBARAN UMUM BMT GLOBAL INSANI

F. Produk dan Layanan

2. Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan KUM (Kredit Usaha Mitra) adalah jenis pembiayaan dengan akad Murabahah khusus bagi para pelanggan dari PD. Surabraja Food Industries dengan pencairan berbentuk produk-produk Surabraja seperti saos sambal, kecap, gula batu, dll.

b. Pembiayaan Kendaraan Bermotor adalah pembiayaan konsumtif dengan akad Murabahah dimana nasabah mengajukan pembelian kendaraan bermotor kepada BMT Global Insani kemuadian pihak BMT GI membeli kendaraan sesuai dengan permintaan dari pihak nasabah ke pihak dealer dengan pembayaran tunai, lalu BMT Global Insani menjual kembali kepada nasabah dengan akad Murabahah. c. Pembiayaan Multiguna adalah pembiayaan yang bersifat konsumtif

dan multiguna dengan pola akad jual-beli. Didalam pengajuan pembiayaan ini muncul akad Wakalah (mewakilkan) kepada nasabah untuk pembelian barang-barang atau produk yang nasabah ajukan kepada BMT Global Insani untuk dibiayai (pembiayaan).

d. Pembiayaan Umroh adalah pembiayaan konsumtif di khususkan untuk perjalanan ibadah Umroh bagi nasabah yang ingin melaksanakan ibadah Umroh dengan pola pembiayaan (mengangsur). Pembiayaan ini menggunakan akad Murabahah dimana harga beli yang dari travel

Umroh kita jual kembali kepada nasabah dengan menambahkan keuntungan (margin) dan dapat nasabah angsur kewajiban tersebut sesuai kemampuan dalam jangka waktu tertentu yang telah kedua belah pihak sepakati.

e. Pembiayaan Tanpa Agunan (PTA) adalah Pembiayaan dengan akad Murabahah diperuntukkan bagi calon nasabah yang memiliki usaha mikro dengan maksimal nilai pembiayaan 3 juta.

f. Pembiayaan Qardh Al Hasan adalah penyaluran dana ziswaf oleh BMT Global Insani kepada nasabah yang termasuk kedalam kategori penerima zakat (mustahik).

g. Pembiayaan Modal Kerja adalah pembiayaan menggunakan akad Mudharabah dengan prinsip bagi hasil (nisbah) dimana pihak BMT membiayaai 100% usaha nasabah, bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara BMT dan nasabah.

h. Pembiayaan Al Hiwalah merupakan pengalihan hutang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam hal ini terjadi perpindahan tanggungan atau hak dari satu orang kepada orang lain. Menurut fuqaha hiwalah adalah pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal‘alaih (orang yang berkewajiban membayar hutang).

i. Pembiayaan Al Ijaroh adalah pembiayaan dengan perinsip sewa murni atau sewa beli (Al Ijaroh Muntahiyah Bil Tamlik).

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Akad Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”

Investasi adalah pengorbanan nilai tertentu yang berlaku saat ini untuk mendapatkan nilai dimasa datang yang belum dapat dipastikan besarnya. Dalam sistem ekonomi konvensional, seseorang melakukan investasi dengan motif yang berbeda-beda, diantaranya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, menabung agar mendapat pengembalian yang lebih besar, merencanakan pensiun, untuk berspekulasi, dan lain-lain. 1

Islam mengajarkan bahwa semua perbuatan manusia yang bersifat vertikal (hubungan manusia dengan Allah) dan horizontal (hubungan manusia dengan manusia) merupakan investasi yang akan dinikmati di dunia dan akhirat. Karena perbuatan manusia dipandang sebagai investasi maka hasilnya ada yang beruntung dan ada pula yang merugi. Itulah yang disebut risiko. Karena yang menentukan berhasil atau tidaknya investasi dimasa depan adalah ketentuan dan kehendak Allah.2

Investasi “Al Qiradh am Hasanah” merupakan salah satu produk penghimpunan dana BMT Global Insani dengan tujuan saling menguntungkan antara BMT dan nasabah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah

1 Muhamad Nafkir HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta: Serambi, 2009), h.68.

Mutlaqah. Mudharabah Mutlaqah disini dimaksudkan sebagai bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib (pengelola dalam hal ini adalah BMT GI) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.3 Dengan kata lain, BMT memiliki otoritas penuh untuk mengalokasikan dana nya keseluruh sektor dan divisi yang dimiliki PT. Surabraja Mandiri/ BMT Global Insani.

Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah” Memiliki karakteristik sebagai berikut:4

a. Paket yang ditawarkan bernilai Rp.8.000.0000,-/paket.

b. Jangka waktu investasi adalah 3 (tiga) tahun dan boleh diperpanjang (addendum).

c. Dana tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.

d. Sebagai bukti kepemilikan, BMT Global Insani menerbitkan Warkat Qiradh kepada nasabah selaku Shahibul maal dan Akta Kontrak (Akad), sebagai akad kesepakatan tertulis.

e. Fasilitas yang didapatkan adalah; Buku Tabungan, Voucher Diskon Umroh Senilai 3,5 juta yang bisa digunakan berkali-kali di Tour & Travel Global Insani serta Hadiah produk GI Healt atau merchandise lainnya.

3 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), h. 97.

4 Arif Haryanto, Kabag Operasional BMT Global Insani, Hasil Wawancara Pribadi, 04 April 2016

53

Akad investasi “Al Qiradh ‘Am Hasanah” dinyatakan dalam bentuk akad pembiayaan tertulis. Setelah akta akad dipahami dan disetujui oleh kedua pihak, maka pihak BMT GI akan menyerahkan Akad Pembiayaaan Al-Qiradh tersebut dan “Warkat Qiradh” kepada nasabah. Akad pembiayaan tertulis dapat diterbitkan apabila syarat perjanjian kerjasama sudah lengkap dan terpenuhi.

Akad tersebut berisi perjanjian-perjanjian penggunaan dana, jangka waktu, kesepakatan bagi hasil dan pembayaran kembali pembiayaan oleh BMT kepada nasabah. Sementara “Warkat Qiradh” berfungi sebagai jaminan pelunasan / pembayaran pembiayaan. Dengan terbitnya akad tertulis dan “Warkat Qiradh” ini berarti nasabah pemegang sudah resmi menjadi mitra kerjasama serta berhak mendapatkan fasilitas investasi dan return dari pihak pengelola.

1. Prosedur Pembukaan Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”5 a. Syarat pembukaan Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”

Nasabah yang ingin membuka rekening investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah” harus memiliki rekening simpanan BMT Global Insani terlebih dahulu. Untuk pembukaan rekening simpanan dan investasi “Al Qiradh ‘Am Hasanah” nasabah cukup melampirkan fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK).

5 Arif Haryanto, Kabag Operasional BMT Global Insani, Hasil Wawancara Pribadi, 04 April 2016

b. Prosedur/ mekanisme pembukaan produk

1) Nasabah mengajukan pembukaan Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah” ke Customer Service

2) Customer Service akan memberikan penjelasan tentang ketentuan-ketentuan Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”

3) Nasabah mengisi formulir dan menyerahkan persyaratan yang diminta. 4) CS BMT Global Insani menginput data untuk Rekening Simpanan

Global Insani dan Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”. 5) Nasabah ditunjukkan ketentuan-ketentuan pembiayaan Mudharabah

yang dilaksanakan sebagaimana terlampir dalam akad tertulis.

6) Setelah terjalin kesepahaman dan kesepakatan antara nasabah dan BMT Global Insani, maka akad dapat dilanjutkan.

7) Nasabah menyerahkan dana sejumlah Rp. 8.147.000,- dengan rincian sebagai berikut:

 Dana Investasi Qiradh : Rp. 8.000.000,-

 Buku Tabungan (Saldo Minimun) : Rp. 20.000,-

 Jasa Notaris / Akad : Rp. 65.000,-

 Warkat/ Sertifikat Qiradh : Rp. 50.000,-

55

8) Customer Service memproses dan mencetak buku tabungan dengan saldo sejumlah Rp. 8020.000, sertifikat Qiradh dan akad pembiayaan tertulis untuk nasabah.

2. Pengelolaan Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”

Pengelolaan Investasi Al Qiradh ‘Am Hasanah yang dilakukan BMT GI menggunakan pendekatan produktif. BMT GI mengelola dana investasi yang dihimpunnya untuk hal-hal yang bersifat produktif dan menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini, BMT GI mengalokasikan dana investasi ke sektor riil yang dikelola langsung oleh PT. Surabraja Mandiri sebagai tambahan modal usaha. Usaha tersebut meliputi Pertanian, Perdagangan, Peternakan, Properti, Tour & Travel dan Produk Kesehatan (Herbal). 6

Akan tetapi, sejak tahun 2016, produk investasi mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah” ini tidak ditawarkan lagi oleh BMT Global Insani melainkan digantikan dengan produk baru yang bernama Investasi Mudharabah Muqayyadah “Ginger Plus” dimana dana investasi ini hanya dialokasikan ke satu sektor riil yaitu perkebunan jahe. Hal ini dilandaskan dari opini dan saran DPS Cirebon untuk mengelola dana investasi mudharabah tersebut khusus pada satu sektor pengelolaan. Hal tersebut ditujukan untuk mempermudah perhitungan pendapatan dan bagi hasil dari produk investasi mudharabah tersebut serta menghindari unsur gharar.

Pada dasarnya, apabila dana dialokasikan ke beberapa sektor, maka hasil yang didapat dari setiap sektor akan berbeda dan perhitunganpun akan semakin kompleks. Disamping itu, nasabah tidak bisa memantau ke seluruh sektor pengelola dana investasi. Nasabah hanya mendapatkan hasil akhir kumulatif dari seluruh sektor pengelola dana, akan tetapi tidak mengetahui secara detail apakah hasil di sektor A, B dan C untung atau rugi, untung besar atau untung sedikit. Nasabah hanya akan menerima hasil akhir yang merupakan return bagi hasil dari dana investasi yang ia Qiradh kan.

Produk “Al Qiradh ‘Am Hasanah” selanjutnya berganti menjadi produk Investasi MudharabahMuqayyadah “Ginger Plus” dikarenakan akad yang digunakan adalah Mudharabah Muqayyadah atau kerjasama terikat. Dana investasi nasabah dialokasikan seluruhnya murni untuk modal perkebunan budidaya jahe, mulai dari penanaman bibit hingga panen. Selanjutnya, jahe yang dihasilkan akan di ekspor ke mitra perusahaan pemesan dan keuntungan dari penjualan tersebut akan dibagi hasilnya kepada shahibul maal sesuai dengan kesepakatan.

Selama masa pengelolaan produk Investasi MudharabahMuqayyadah “Ginger Plus”, nasabah dipersilahkan untuk melihat perkembangan kebun jahe nya langsung di Lahan Perkebunan PT. Surabjara Mandiri di Sukabumi, Bogor, Kuningan dan Majalengka ataupun mengakses lewat website www.gingerplusindonesia.com

57

Gambar 4.1 Sistem Informasi Perkembangan Lahan Jahe

Namun demikian, sampai saat ini pengelolaan dana produk investasi “Al Qiradh ‘Am Hasanah” dengan akad mudharabah muthlaqah masih berlangsung karena masa pengelolaan adalah tiga tahun, sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Sehingga, meski produk sudah tidak ditawarkan kembali, proses pengelolaan investasi mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah” masih dilangsungkan dengan sistem akad mudharabah muthlaqah hingga nasabah mendapatkan return dan closing pada saat jatuh tempo. Alur pengelolaan Dana Investasi Mudharabah Muthlaqah “Al Qiradh ‘Am Hasanah” adalah sebagai berikut: 7

Gambar 4.2 Skema Pengolahan Dana Investasi

Berdasarkan alur pengelolaan tersebut, dapat dilihat bahwa BMT Global Insani menyerahkan dana investasi “Al Qiradh ‘Am Hasanah” kepada PT. Surabraja Mandiri untuk dijadikan modal. Selanjutnya PT. Surabraja Mandiri akan mengelola dana tersebut ke unit usahanya yang meliputi:

1) Green Invesment

PT. Surabraja Mandiri mengembangkan usahanya di bidang Agroforestry (hasil bumi dan industri pertanian) dengan membentuk Holding Company Green Invesment sebagai program perkebunan PT. Surabraja Mandiri dengan produk unggulan Ginger+ atau perkebunan jahe. Ginger+ menyediakan paket investasi budidaya jahe dari mulai bibit, pupuk, lahan dan perawatan hingga panen dan penjualan. Pemilik kebun (nasabah) dapat melihat kebunya secara virtual melalui website sehingga dapat mengontrol setiap bulan dan hasilnya dapat dilaporkan secara transparan.

59

2) Global Investama

Global Investama merupakan Produk Hunian Islami PT. Surabraja Mandiri dengan akad jual beli berlandaskan prinsip syariah. Perumahan Global Investama antara lain;

a) GRIYA SURABRAJA INDAH yang beralamatkan di Jl. Jamblang Bunu – Kasugengan Kidul – Depok – Cirebon.

b) SURABRAJA REGENCY yang beralamatkan di Jl. Pasar Jamblang Km. 1 Kasugengan Kidul – Depok – Cirebon.

c) SURABRAJA VILLAGE LEDENG yang beralamatkan di Jl. Ledeng Kel. Kalijaga Kec. Harjamukti Kota Cirebon .

3) GI Farm

GI Farm merupakan peternakan milik PT. Surabraja Mandiri yang diperuntukkan bagi nasabah maupun masyarakat umum untuk membeli hewan qurban.

4) GI Trading

Untuk menunjang pendistribusian hasil bumi dan pertanian, PT. Surabraja Mandirimengembangkan usahanya di bidang Expor & Impor dengan membentuk Holding Company GI Trading guna memasok kebutuhan hasil bumi negara-negara Asia, Eropa dan Amerika.

5) GI Tour and Travel

Seiring dengan tingginya permintaan akan wisata religi seperti Haji & Umrah, PT. Surabraja Mandiri mengembangkan usaha di bidang Tour and

Travel dengan membentuk Holding Company GI Tour & Travel yang menawarkan biaya perjalanan yang terjangkau dan dapat di bayar sesuai dengan kemampuan calon jamaah.

6) GI-Lab

GI-Lab merupakan unit jasa PT. Surabraja Mandiri di bidang chemistry. Pupuk organik cair khusus untuk tanaman jahe di produksi sendiri oleh GI-Lab. Selain itu, GI-Lab PT. SBM juga menerima jasa analisa kimia. 7) Global Infinite

Global Infinitemerupakan distributor utama produk makanan dan herbal PT. SBM yang telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari Mentri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu S. Produk konsumsi Global Infinite berbahan dasar alami tanpa bahan pengawet buatan. Perusahaan ini memproduksi Kecap, Saos Sambal, Sirop buah, dan Gula Batu sejak tahun 1960 dan memproduksi produk-produk herbal yang dinamakan “G Healt” seperti Madu, Teh Herbal dan lain-lain.

Dana yang di alokasikan ke setiap unit usaha PT. Surabraja Mandiri tersebut dikelola dan dihitung pendapatannya pada setiap periode perrhitungan. Misalnya, pada suatu periode perhitungan, setiap sektor usaha didapati berhasil mengembangkan dana dan memperoleh keuntungan yang cukup besar, kecuali unit usaha GI Tour & Travel dan GI Trading. Karena tingkat bunga/ visa yang melonjak naik mengharuskan PT. SBM menanggung

61

biaya yang cukup besar. Hal ini menyebabkan GI Tour & Travel dan GI Trading tidak mendapatkan hasil keuntungan maksimal.

Contoh kasus lainnya adalah kemarau panjang yang cukup lama di tahun 2015 lalu, pengelolaan pada sektor perkebunan dan kehutanan menjadi kurang baik, imbasnya produk itu sendiri kurang maksimal sehingga harga jualnya ikut menurun. Sebagian besar kerugian adalah dari sisi eksternal, atau yang di luar kendali BMT, sementara kegagalan dari sisi manajemen belum pernah terjadi.8

Hasil pendapatan dari seluruh sektor usaha tersebut kemudian diakumulasikan dan dikurangi dengan modal utama serta biaya-biaya lainnya hingga mendapatkan hasil keuntungan yang siap didistribusikan. 9

1) Bagi Hasil “Al Qiradh ‘Am Hasanah” di BMT Global Insani

Pada dasarnya, besar kecil bagi hasil investasi yang diterima oleh nasabah akan dipengaruhi oleh jangka waktu dan jumlah investasi yang diinvestasikan nasabah tersebut. Berapa pun hasil keuntungan yang diperoleh BMT, itulah yang kemudian didistribusikan kepada para nasabah. Berbeda dengan sistem bunga pada lembaga keuangan konvensional, hasil akhir investasi sudah di tetapkan pada awal pembukaan rekening. Hal ini jelas menyalahi syariah, karena kondisi dilapangan nanti bisa saja untung atau rugi.

8 Harry Juana, Manager BMT Global Insani, Hasil Wawancara Pribadi, 05 April 2015

Dalam kegiatan operasional perbankan pada umumnya, sebagian besar bank menyalurkan dana penghimpunan kepada nasabah pembiayaan. Margin yang diterima dari nasabah pembiayaan itulah yang kemudian akan dibagi kepada nasabah deposan. Sementara di BMT Global Insani, khususnya pada produk Al Qiradh ‘Am Hasanah, dana disalurkan langsung ke sektor riil milik perusahaan. Bukan di pararelkan ke produk pembiayaan untuk nasabah lainnya.

BMT GI akan memberikan bagi hasil keuntungan sesuai dengan hasil pendapatan yang diperoleh, apabila pendapatan tinggi maka bagi hasil yang akan diterima nasabah juga akan tinggi, dan sebaliknya. Oleh karenanya, nasabah perlu mengetahui dan menyepakati tingkat nisbah atau proporsi pembagian hasil yang ditetapkan dalam akad atau perjanjian.

63

Skema diatas menunjukkan alur pembagian hasil investasi mudharabah. BMT Global Insani akan mengelola dana investasi ke unit usaha PT. Surabraja Mandiri. Setelah dikelola dan mendapat hasil, modal pokok akan dikembalikan kepada Nasabah selaku shahibul maal dan hasil keuntungan dari modal tersebut akan dibagi sebesar 50% untuk Nasabah dan 50% nya lagi untuk BMT Global Insani.

Adapun ilustrasi hasil (return) yang ditawarkan BMT Global Insani pada produk “Al Qiradh ‘Am Hasanah” adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4 Ilustrasi Hasil Investasi Al Qiradh ‘Am Hasanah

Ilustrasi diatas tersebut merupakan ilustrasi hasil akhir yang akan diterima nasabah dengan kemungkinan rendah, sedang atau tinggi. Dana

tersebut adalah hasil (return) investasi sebagai pengembalian modal ditambah dana bagi hasilnya sesuai dengan pembagian nisbah yang telah disepakati.

2) Alur Pencairan Dana

Nasabah yang hendak mencairkan dana pada saat jatuh tempo harus datang ke BMT secara langsung dan tidak boleh diwakilkan kecuali dengan surat kuasa. Nasabah bersangkutan harus menyertakan “Warkat Qiradh” dan akad tertulis sebagai bukti sah kepemilikan dan mengembalikannya ke BMT GI untuk proses pencairan dana. Selanjutnya, nasabah dapat menarik dana secara cash atau dipindahbukukan ke rekening simpanan.10

B. Analisis Kesesuaian Akad pada produk Investasi Mudharabah “Al Qiradh ‘Am Hasanah”

Pembahasan ini akan menganalisis kesesuaian pelaksanaan akad Mudharabah antara BMT Global Insani dengan konsep syariah. BMT GI dapat dikatakan sesuai dengan syariah apabila penerapan akad Mudharabah dilapangan telah memenuhi rukun, syarat sah dan ketentuan – ketentuan akad, mulai dari prosedur penerimaan nasabah investasi, pengelolaan dana hingga pembagian hasil. Akad Mudharabah harus sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No. 3 Tahun 2000 tentang Deposito dan Fatwa DSN-MUI No.7 Tahun 2000 tentang

65

Pembiayaan Mudharabah (Qiradh). Begitu pula dari sisi karakteristik dan prosedur, kontrak akad tertulis serta pengelolaan dan pembagian hasil usaha, harus senantiasa sesuai dengan kaidah hukum syariah.

a. Analisis Kesesuaian Karakteristik dan Prosedur Aplikasi Pembukaan

Dalam menilai keabsahan suatu akad, hal yang pertama dilihat adalah prosedur pembukaan rekening (perjanjian) suatu transaksi pembiayaan. Hal ini dikarenakan pada proses pembukaan, seluruh rukun dan syarat dalam akad terkait harus terpenuhi agar akad dapat dilanjutkan dan sah secara hukum.

Adapun rukun dan syarat mudharabah berdasarkan fatwa DSN-MUI No.7 Tahun 2000 dan teori fiqih sebagaimana sudah dipaparkan dalam BAB II dalam kaitannya dengan aplikasi pembukaan rekening di BMT Global Insani antara lain:

Pertama, adanya aqidain (pihak yang berakad) yaitu pemodal dan pengelola. Syarat penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus baligh dan cakap hukum (muakallaf). Subjek pelaku akad Mudharabah disini adalah BMT Global Insani dan Nasabah. Untuk tolak ukur mukallaf, nasabah harus berakal sehat dan baligh, hal ini dipertegas dengan penyerahan fotocopy KTP dan KK. Dari sisi Mudharib yaitu pihak BMT sudah dipastikan memenuhi syarat ini, karena untuk dapat bekerja di BMT haruslah orang yang telah dewasa dan berakal sehat.

Kedua, adanya Ma’qud ‘alaih (Objek) yaitu berupa modal, kegiatan dan keuntungan. Syarat-Syarat dalam Ma’qud ‘alaih (Objek) adalah; Modal

harus diketahui jumlah dan jenisnya. Di BMT Global Insani, besar modal pada Investasi Al Qiradh adalah uang tunai sebesar Rp.8000.000. Pembuktian objek permodalan dilakukan dengan penyerahan Buku Tabungan dan Warkat Qiradh oleh BMT Global Insani kepada Nasabah.

Kegiatan usaha adalah hak eksklusif pengelola (mudharib) tanpa campur tangan pemodal, akan tetapi pemodal mempunyai hak untuk melakukan pengawasan. Kegiatan yang dilaksanakan tidak boleh menyalahi hukum Syariah Islam. BMT Global Insani melaksanakan kegiatan usaha ke sektor riil PT. Surabraja Mandiri dengan menggunakan sistem syariah sebagaimana telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya.

Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal dan diperuntukkan bagi kedua pihak. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus dinyatakan pada saat perjanjian dalam bentuk persentase (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Nisbah pada Investasi Al Qiradh adalah 50:50 berdasarkan hasil keuntungan setelah dikurangi biaya-biaya operasional (profit sharing).

Ketiga, adanya Shighat. Pernyataan ijab dan qabul harus jelas dan disebutkan spesifik siapa yang berakad, dilakukan secara ucapan verbal dan/ atau dituangkan secara tertulis dengan mengikutsertakan saksi atau pihak ketiga. Pelaksanaan persetujuan atau penerimaan akad adalah ketika nasabah dan pihak BMT Global Insani saling menyetujui dan menandatangani akad

67

pembiayaaan. Selanjutnya BMT GI menggunakan jasa notaris sebagai saksi untuk mengesahkan akad tertulis.

Berdasarkan hasil temuan dan analisis diatas, secara keseluruhan pelaksanaan akad Mudharabah pada prosedur pembukaan Investasi Al Qiradh ‘Am Hasanah di BMT Global Insani telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.07/DSN-MUI/IV/2000 maupun teori fiqh yang sebelumnya sudah dijelaskan pada bab II.

Sementara dari sisi karakteristik produk, dijelaskan bahwa nasabah akan diberikan fasilitas berupa; Sertifikat Qiradh, Akad Tertulis, Buku Tabungan, Voucher Diskon Umroh dan Hadiah produk GI Healt atau merchandise lainnya.

Pemberian hadiah pada produk penghimpunan dana tidak menyalahi aturan syariah berdasarkan fatwa DSN-MUI Nomor 86 tahun 2012 tentang Hadiah dalam Penghimpunan Dana Lembaga Keuangan Syariah yang menerangkan bahwa Hadiah promosi yang diberikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada Nasabah harus dalam bentuk barang dan/atau jasa, tidak boleh dalam bentuk uang. Hadiah yang diberikan harus berupa benda yang wujud dan berupa benda yang mubah/halal. Akan tetapi hal ini, hal ini tidak boleh menjadi kelaziman (kebiasaan, 'urfy); karena di khawatirkan menjurus kepada praktik riba terselubung.11

11 Fatwa DSN-MUI Nomor 86 Tahun 2012 Tentang Hadiah dalam Penghimpunan Dana Lembaga Keuangan Syariah

b. Analisis Kesesuaian Kontrak Akad Tertulis

Keterangan-keterangan yang di kemukakan di bawah ini merupakan sampling sebagaimana mengacu pada Akad Pembiayaan dan data-data terlampir yang akan di uji kesesuaiannya berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.7 Tahun 2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) dan literatur lainnya terkait kaidah mudharabah.

1. Modal Mudharabah

Modal pembiayaan di BMT Global Insani dijelaskan pada pasal 2 tentang Pembiayaan dan Penggunaannya dimana pihak Nasabah telah memberikan permodalan sebesar Rp. 8.000.000 kepada pihak BMT Global Insani untuk penambahan modal usaha sesuai dengan rencana kerja yang disiapkan oleh BMT Global Insani.

Dokumen terkait