• Tidak ada hasil yang ditemukan

21

yang karenanya harus dapat berjalan sesuai prinsip bisnis yakni efektif dan efisien.12

Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu pengertian yang menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sebagai lembaga sosial. Sebagai lembaga sosial, Bait al Ma>l memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat (BAZ) milik pemerintah, Oleh karenanya Bait al Ma>l ini harus didorong agar mampu berperan secara professional menjadi LAZ yang mapan.13 Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan, yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkan kepada sector ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sector riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan.

7. Produk Penghimpunan Dana BMT

Prinsip pada produk penghimpunan dana di BMT menganut akad wadi’ah dan mud{arabah.

1. Prinsip Titipan (Wadi’ah)

Wadi’ah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau meletakkan sesuatu kepada orang lain untuk dipelihara dan dijaga.

12

Muhammad Ridwan, Sistem dan Prosedur Pendirian BMT, (Yogyakarta: Citra Media, 2006), 2. 13

22

Dari aspek teknis wadia’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lainnya, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.14

Simpanan/tabungan yang berakad wadiah ada dua, antara lain: a. Wadiah al-Amanah

Yaitu akad yang menyatakan bahwa penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang yang dititipkan. Tetapi harus tetap menjaganya sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai penitipan. Wadiah Amanah yang dimaksud disini biasanya berupa dana ZIS (zakat,infak dan shadaqoh) yang dimiliki oleh 8 asnaf mustahik dan disalurkan baik dalam bentuk mustahik produktif maupun konsumtif.

b. Wadiah Yad D{amanah

Wadiah Yad D{amanah dapat diartikan sebagai titipan murni dimana dana yang dititipkan boleh digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip. Penyimpan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap kehilangan dana tersebut. Semua keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi hak penerima titipan. Sebagai imbalan kepada pemilik dana dapatdiberikan semacam insentif berupa bonus yang tidak disyaratkan sebelumnya.15

14

Heri Sudarsono, BankdanLembaga KeuanganSyari’ah Deskripsidan Ilustrasi, (Yogyakarta: 2003, Ekonisia), 57.

15

Nurul Huda & M. Heykal, Lembaga Keuangan Islam: tinjauan teoritis dan praktis, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010), 90.

23

Pada sistem operasional Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), pemilik dana menanamkan uangnya di LKMS tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dalam hal ini Produk penghimpunan dana lembaga keuangan syariah berdasarkan Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 yang menjadi bagian dari simpanan wadiah adalah giro wadiah.

Giro Wadiah merupakan produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana nasabah dititipkan di LKMS dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh LKMS. Besarnya bonus tidak ditetapkan di muka tetapi benar-benar merupakan kebijaksanaan LKMS. Demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk senantiasa kompetitif.16

Dasar Hukum Wadiah a. QS. An-Nisa> (4):58)                             

Artnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

16

Hanan Syafei, “makalah Dewan Syariah Nasional (Fatwa DSN-MUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000).[5]. ”

24

kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. QS. An nisaa(4):58).

b. Hadits

“Diriwayatkan dari Abu Rafie bahwa Rasulullah pernah meminta seseorang untuk meminjamkannya seekor unta, maka diberikannya unta qurban. Setelah selang beberapa waktu Abu Rafie diperintahkan Rasulullah untuk mengembalikan unta tersebut kepada pemiliknya, tetapi Abu Rafie kembali berbalik menghadap Rasulullah seraya berkata “ Ya Rasulullah untuk yang sepadan tidak kami temukan, hanya untuk yang lebih besar dan berumur empat tahun” Rasulullah SAW membalas sambil berkata “ Berikan itu karena sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah yang terbaik ketika membayar”

2. Prinsip Bagi Hasil (Mud{arabah)

Mud{arabah adalah salah satu akad kerjasama kemitraan berdasarkan prinsip berbagi untung dan rugi, dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua pihak, dimana pihak pertama memiliki dan menyediakan modal, disebut s{ahib al-ma>l , sedang yang kedua memiliki keahlian (skill) dan bertanggung jawab atas pengelolaan dana/manajemen usaha (proyek) tertentu, disebut mud{arib.17

Dalam kerangka penghimpunan dana mud{arabah, nasabah bertindak sebagai s{ahib al-ma>l dan BMT sebagai mud{arib. BMT dapat menawarkan produk penghimpunan dana mud{arabah ini kepada masyarakat dengan menunjukkan cara-cara penentuan dan perhitunganporsi bagi hasilnya, dan perlu dicatat, BMT tidak diperkenankan menjanjikan pemberian keuntungan tetap perbulan dalam jumlah tertentu dengan sistem persentase sebagaimana lazim berlaku dalam tatanan perbankan konvensional, atau dalam jumlah tertentu atas

17

25

dasar kalkulasi angka-angka rupiah.18 Dalam penghimpunan dana beprinsip mud{arabah ini akad yang digunakan, yaitu:

a. Mud{arabah Muqayyadah (Investasi terikat)

Yaitu nasabah mempercayai BMT sebagai Lembaga Keuangan yang kompeten, bisa dipercaya serta bisa memproduktifkan dana mereka, tanpa harus mengetahui secara detail pengelolaan/penggunaan dananya atau dengan kata lain memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada mud{arib dalam pengelolaan investasinya. Dana investasi tidak terikat ini diaplikasikan dalam bentuk produk simpanan/tabungan dan deposito (simpanan berjangka).19

b. Mud{arabah Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat)

Tujuan utama s{ahib al-ma>l menempatkan dana di Lembaga Keuangan adalah untuk mendapatkan hasil/keuntungan (Profit Oriented), artinya nasabah menempatkan dana di BMT dengan konsep investasi. Konsekuensinya, nasabah harus bisa mengikuti aturan atau ketentuan atau batasan yang sudah ditetapkan oleh BMT sebagai pengelola dana (mud{arib) agar dana mereka bisa menghasilkan atau produktif.20 Sesuai dengan ketetentuan Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 mengenai produk perhimpunan dana Lembaga Keuangan Syari’ah, dimana mud{arabah mutlaqah menggunakan dua aplikasi LKMS yaitu:

1. Tabungan Mud{arabah

18

Nurul Huda, LKI: tinjauan teoritis dan praktis…, 366. 19

Nurul Huda, LKI: tinjauan teoritis dan praktis…,99. 20

26

Dana yang disimpan nasabah akan dikelola LKMS, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah. Nasabah bertindak sebagai s{ahib al-ma>l dan lembaga keuangan syariah bertindak sebagai mud{arib (Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000).

2. Deposito Mud{arabah

LKMS bebas melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan syariah dan mengembangkannya. LKMS bebas mengeola dana (Mud{arabah Mutlaqah). LKMS berfungsi sebagai mud{arib sedangkan nasabah juga s{ahib al-m>al. Ada juga dana nasabah yang dititipkan untuk usaha tertentu. Nasabah memberi batasan penggunn dana untuk jenis dan tempat tertentu. Jenis ini disebut Mud{arabah Muqayyadah.21

Dasar Hukum Mud{arabah a. QS Al-Muzamil ayat 20                               

artinya; dan Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

21

27 b. QS Al-Jumu’ah                

Artinya: “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

Dokumen terkait