• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH

B. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Menurut Wirdyaningsih (2006:106), produk penyaluran dana pada nasabah secara garis besar dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu :

a. Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

1) Murabahah (Jual Beli dengan Pembayaran Tangguh)

Sering juga disebut al Bal bitsaman ajil. Murabahah adalah aksi jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2) Salam ( Jual Beli dengan Pembayaran di Muka)

Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan

pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu. 3). Istishna’ (Jual Beli berdasarkan Pesanan)

Istishna’ adalah akad jual beli antara al mustashni (pembeli) dan as shani (produsen yang bertindak juga sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al mashnu (barang pesanan)sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.

b. Prinsip Sewa (Ijarah)

Transaksi ini dilandasi adanya perpindahan manfaat. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (objek sewa) dan musta’jir(penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

1).Musyarakah (Kerjasama Modal Usaha)

Musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank. Pembiayaan

37

dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau aktiva non kas termasuk aktiva tidak berwujud.

2) Mudharabah ( Kerjasama Mitra Usaha dan Investasi)

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib(pengelola dana) dengan nisbah bagi hasilmenurut kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.

d. Pinjam Meminjam

Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Produk ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. 1) Hiwalah (Alih Hutang Piutang)

Al Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Bertujuan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank akan dapat mengganti atas jasa pemindahan piutang.

2) Rahn (Gadai)

Ar rahn adalah menahan salah satu harta dari si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan

tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

3) Qardh

Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Manfaat akad ini adalah memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapatkan talangan jangka pendek.

4) Wakalah

Wakalah adalah nasabah memberiakn kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu. Islam mensyaratkan al wakalah karena manusia membutuhkannya. Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Pada suatu kesempatan, seseorang perlu mendelegasikan suatu pekerjaan kepada orang lain untuk mewakili dirinya. Islam mensyariatkan wakalah karena manusia membutuhkannya. Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan untuk menyelesaikan urusannya sendiri.

39

5) Kafalah

Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

2. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana atau disebut juga funding adalah kegiatan penarikan dana atau penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan kegiatan tersebut, dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan yang tidak memberikan imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan. Prinsip operasional syariah yang diterapkan secara luas dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadia’ah dan mudharabah.

Prinsip wadi’ah yang cenderung digunakan oleh bank syariah di Indonesia untuk kegiatan penghimpunan dana melalui giro, sedangkan penghimpunan dana melalui tabungan cenderung menggunakan prinsip mudharabah. Prinsip-prinsip operasional syariah yang ada kegiatan penghimpunan dana dijelaskan antara lain:

a. Prinsip Wadi’ah

Menurut Antonio (2001:85), wadi’ah berarti titipan murni dari nasabah kepda bank atau pihak lain yang harus dijaga dan dikembalikan kepda penitip (Penabung) kapan saja ia inginkan.

Wadiah terbagi atas dua yaitu :

1) Wadiah yadh dhamanah adalah titipan yang selama belum

dikembalikan kepda penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.

2) Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh

memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali titipannya.

Prinsip Wadiah yang lazim digunakan dalam perbankan syariah adalah wadiah yadh dhamanah. (Yahya,2009:59).

b. Prinsip Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan atau yang disebut dengan shahibul maal, sedangkan pihak yang mengelola usaha disebut mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati bersama sejak awal (Yahya, 2009:59)

c. Bai’al Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. (PSAK No.102).

Menurut Wiyono (2001:15), Bai’al Murabahah adalah jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang yang dijual ditambah

41

dengan sejumlah keuntungan (ribhun) yang disepakati oleh kedua belah pihak , pembeli dan penjual. Pada transaksi murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dapat dilakukan tunai, tangguh ataupun dicicil.

Dokumen terkait