PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN
OLEH : TRIA RAHMATIKA
122102196
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNUVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : TRIA RAHMATIKA
NIM : 122102196
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI
EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN
Tanggal : 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)
Tanggal : 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)
Tanggal : 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(
NIP. 19560407 198002 1 001
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : TRIA RAHMATIKA
NIM : 122102196
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN
GADAI EMAS PADA PT. BANK
SYARIAH MANDIRI KANTOR
CABANG GAJAH MADA MEDAN
MEDAN, 2015
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil Aa’lamiin.Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA
PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA
MEDAN”
Tujuan penulisan ini guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak mengalami
kesulitan. Namun, dengan modal semangat dan kemauan yang keras serta diiringi
dorongan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, penulis akhirnya
mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini walaupun isinya sangat sederhana dan
jauh dari kesempurnaan.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan
dan sehubungan dengan hal ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Secara khusus, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tidak
terhingga kepada ayahanda Kamidi,Ibunda Sri Mulyati, dan Kakanda Eri
Ernawati, dan Rahmad Darmawan karena atas materi, dukungan, dan yang
terpenting doa yang tak henti-hentinya diberikan sehingga tugas akhir ini
ii
Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Bapak Yulyan selaku Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Medan Gajah Mada yang telah mengizinkan penulisan melakukan
magang dan penelitian.
5. Kepada seluruh staf pegawai Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah
Mada yang banyak memberikan pengetahuan baru kepada penulisan tentang
dunia kerja.
6. Kepada seluruh teman-teman D-III Akuntansi grup D terkhusus untuk
Nurlela, Noni Pratiwi, Bahgaya Oktadiyah Putri, Anisa Paula, dan Fuad
Hasan yang selama tiga tahun ini berjuang dan berbagi suka duka bersama
penulis.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tulisan ini masih jauh
dari kesempurnaan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan
datang. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat dan
menambah pengetahuan bagi kita semua.
Medan, Juli 2015
Penulis
iii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………..………….... i
DAFTAR ISI……….. iii
DAFTAR TABEL……….. v
DAFTAR LAMPIRAN………..……. .vi
BAB 1 : PENDAHULUAN……….………….… 1
A. Latar Belakang Masalah……… ..1
B. Rumusan Masalah……… ..3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...….3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 4
D. Rencana Penulisan ... 5
1. Jadwal Survey/Observasi ... 5
2. Rencana Isi ... 5
BAB II: PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN……… 7
A. Sejarah Ringkas ... 7
B. Struktur Organisasi ... 9
C. Job Description……… 11
D. Jaringan Usaha………. 22
E. Kinerja Usaha Terkini... 22
iv
B. Produk dan Jasa Perbankan Syariah……… 35
C. Sistem Akuntansi………. 41
D. Sistem Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas Pada PT.Bank Syariah Mandiri…...……….……...44
1. Prosedur Umum Pembiayaan Gadai Emas ………….……...44
2. Jurnal Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas………46
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN……….…………..52
A. Kesimpulan…...……….... 52
B. Saran……….… 54
DAFTAR PUSTAKA……….. 55
v
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir………5
vi
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana
lembaga tersebut mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat
yang kekurangan atau membutuhkan dana agar terwujud masyarakat yang adil,
makmur dan sejahtera. (Kasmir, 2000:33).
Saat ini muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari
lembaga keuangan konvensional.Menurut Sudarsono (2003:18) bank syariah
adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
menggunakan system dan operasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Artinya, operasi bank syariah tersebut didasarkan pada Al Qur’an dan Hadist.
Sistem operasi bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.
Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul
sejak pertengahan tahun 1970-an. Gagasan tersebut dibicarakan pada Seminar
Nasional Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada akhir tahun
1976 pada seminar internasional yang diselenggarakan oleh lembaga studi
Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika.
(Sudarsono,2003:22)
ada berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya
guna menarik nasabah baru dan menjaga loyalitas nasabah lama.Hal tersebut
berlaku pula untuk perkembangan perbankan syariah saat ini yang semakin
menunjukkan tren positif. Tidak hanya pasarnya yang semakin besar,
perbankan syariah juga juga terus mengeluarkan berbagai produk unggulan
yang diminati masyarakat. Konsepnya yang jauh dari riba dan sesuai dengan
syariat islam , membuat produk perbankan syariah menjadi pilihan umat
muslim di Indonesia yang berniat menjalankan agama islam secara kaffah.
Adapun beberapa produk yang dipasarkan di bank syariah salah satunya
yaitu pembiayaan gadai emas (Rahn). Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah
dalam bukunya Akuntansi Syariah di Indonesia, rahn yaitu menahan barang
sebagai jaminan atas utang. Gadai emas ini dapat dimanfaatkan oleh nasabah
yang membutuhkan dana jangka pendek ataupun untuk keperluan mendesak.
Misalnya menjelang tahun ajaran baru dan hari raya.
Dalam melaksanakan pembiayaan gadai emas, biasanya setiap bank
memiliki sistem akuntansi untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan
mengontrol berbagai aktivitas yang dilaksanakan. Sistem akuntansi ini sangat
diperlukan karena bank syariah merupakan suatu badan atau lembaga yang
sangat kompleks. Dimana system akuntansi memegang peranan penting dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan
pembiayaan-pembiayaan perbankan syariah tersebut. Sistem akuntansi yang diterapkan
harus disusun sedemikian rupa guna menghadapi tantangan masa depan.
3
perusahaan dalam masyarakat modern kita tampaknya semakin meningkat.
Perubahan tersebut akan membawa problema baru dan tantangan baru kepada
para penyusun pola sistem akuntansi.
Melihat beberapa tahun ini, bahwa permintaan konsumen untuk
melakukan pembiayaan gadai emas semakin meningkat, terlebih lagi terhadap
musim-musim yang membutuhkan uang seperti hari raya dan tahun ajaran baru.
Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana sistem akuntansi gadai
emas yang dilaksanakan di bank syariah , karena biasanya para konsumen
banyak yang melakukan gadai emas di PT. Pegadaian dan hanya mengetahui
prosedur-prosedurnya saja. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai proses dan penerapan system akuntansi pembiayaan gadai
emas di bank syariah ini. Terkait hal yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis tertarik untuk mengambil judul dalam pembuatan tugas akhir yang
berjudul “Sistem Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas pada PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Sistem Akuntansi
Pembiayaan Gadai Emas Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Gajah Mada Medan?”.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.TujuanPenelitian
yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai
penjelasan diatas yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian pada PT.
Bank Syariah Mandiri adalah :
a. Bagi peneliti, untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
b. Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan
dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh PT. Bank Syariah
Mandiri.
c. Untuk mengetahui sistem akuntansi pembiayaan gadai emas yang
dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan peneliti pada PT. Bank Syariah
Mandiri diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi PT. Bank Syariah
Mandiri, dan bagi peneliti lain.
a. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan pembelajaran mengenai sistem
akuntansi gadai emas syariah.
b. Bagi PT. Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai bahan masukan untuk
memperbaiki penerapan sistem akuntansi gadai emas syariah pada PT.
Bank Syariah Mandiri yang sudah diterapkan di bank tersebut.
c. Bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan informasi dan referensi bagi
penulis-penulis berikutnya khususnya pada topik yang sama untuk
5
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/observasi
Penelitian dilaksanakan di PT. Bank syariah Mandiri kantor cabang Gajah
[image:14.595.113.508.324.619.2]Mada Medan.
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
NO KEGIATAN
MEI JUNI
III IV I II III IV
1 Pengajuan Judul
2 Pengesahan Tugas Akhir
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Laporan Penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan.
Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang
telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dibagi menjadi
tujuan penelitian dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang terdiri
atas jadwal survey/observasi dan rencana isi.
BAB II :PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Sejarah Ringkas,
Struktur Organisasi, Job Description, Jaringan Usaha,Kinerja Usaha
Terkini,dan Rencana Usaha
BAB III :SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI
Sesuai dengan judul yang telah disetujui, maka pada bab ini penulis
akan menguraikan tentang konsep dasar bank syariah, produk dan jasa
perbankan syariah, sistem akuntansi ,serta sistem akuntansi pembiayaan
gadai emas pada PT. Bank Syariah Mandiri yang terdiri atas prosedur
umum pembiayaan gadai emas dan jurnal akuntansi pembiayaan gadai
emas.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis menarik beberapa kesimpulan dan saran yang
7 BAB II
PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas
telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak
awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai
pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank
Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT
Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,
SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi
9
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November
1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
VISI DAN MISI
Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
Misi
• Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
• Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
• Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. • Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
B. Struktur Organisasi
Struktur yang terdapat pada setiap organisasi pada dasarnya merupakan
kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawaiysng
melaksanakan pekerjaan. Setiap unsur-unsur harus dirancang dan ditaati
sebaik-baiknya, sebagai pertimbangan tujuan yang akan dicapai oleh
perusahaan. Kejelasan dari struktur ini didapat dalam satu organisasi dan
dapat diketahui hubungan kerjanya secara fungsional antara satu bagian
dengan bagian lainnya.
Adapun Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM ) kantor cabang
Gajah Mada Medan adalah sebagai berikut :
1. Kepala cabang
2. Operation Officer
3. Pelaksanaan Back Office
4. Security
5. Office Boy
6. Driver
7. Teller
8. Costumer Service
9. Pelaksana Penaksir Gadai
10.Pelaksana Marketing Support (PMS)
11.Sharia Funding Executive (SFE)
12. Asisten Analis Mikro
13. Pelaksanaan Marketing Mikro
11
C. Job Description
PT.Bank Syariah Mandiri dijabarkan uraian tugas untuk mengetahui
wewenang, tugas pokok, dan tanggung jawab masing-masing jabatan, yaitu
sebagai berikut :
1. Kepala Cabang
Memimpin, mengelola, mengawasi atau mengendalikan, mengembangkan
kegiatan dan mendayagunakan sarana organisasi cabang untuk mencapai
tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan cabang
pembantu yang efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Secara garis besar ruang lingkup tugas utama KC:
• Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan
meliputi pendanaan, pembiayaan, fee based, dan laba bersih baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
• Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudentialitas seluruh
aktifitas cabang.
• Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang.
• Memasarkan produk bancassurance (produk asuransi yang dipasarkan
oleh bank), produk investasi dan jasa non-bank lainnya.
• Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah dicabang.
• Memberikan pelayann khusus dalam setiap interaksi dengan nasabah
prioritas.
• Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat dan
• Memastikan kelengkapan, kerapian , dan keamanan dari dokumentasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Memastikan tindak lanjut hasil audit intern / ekstern.
• Melakukan analisa SWOT secara berkala untuk mengetahui posisi
cabang terhadap posisi pesaing diwilayah kerja setempat.
2. Operation Officer
Memastikan kepatuhan aktivitas operasional cabang pembantu terkelola
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pencapaina target bidang
operasional cabang sesuai ketetapan cabang induk/kantor pusat.
Adapun tugas utama operation officer:
• Memastikan terkendalinya biaya operasional CAPEM (cabang
pembantu) dengan efisien dan efektif.
• Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah
sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah ditetapkan.
• Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal
dikantor cabang.
• Memastikan dan mengelola semua kegiatan administrasi, dokumentasi
dan kewajiban pelaporan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku internal/eksternal)
• Memastikan ketersediannya dan keamanan dokumen berharga Bank,
PIN kartu ATM maupun key access layanan e-banking lainnya.
• Memastikan dan mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawain
13
3. Pelaksanaan Back Office
Memenuhi pelayanan operasional, administrasi pembiayaan dan
kepegawaian dengan cepat dan benar, serta menyediakan sarana dan
prasarana kantor cabang secara memadai.
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana back office:
• Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan standar operational prosedur (SOP) yang berlaku
• Melaksanakan transaksi kliring keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku
• Melaksanakan transaksi inkaso keluar Dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku
• Melakukan transaksi domestik Dan kliring lainnya. (a.l. payroll,
payment point, pelimpahan transaksi valas) sesuai dengan ketentuan
dan SOP yang berlaku
• Memelihara administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi
• Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.
• Menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
• Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum
fasilitas dicairkan berdasarkan syarat2 yang telah disepakati
• Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal dan pembiayaan
dengan tertib dan aman
pasca pencaiaran
• Menyediakan informasi data nasabah
• Memenuhi data dan informasi jaminan
• Membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya
yang terkait
• Menindak lanjuti proses pencairan pembiayaan kepada nasabah
• Melakukan pelaporan kepada BI
• Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran perpajakan
• Melakukan penginputan data untuk pelaporan cabang ke kantor
pusat.
• Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu dalam laporan
keuangan (proofsheet)
• Melakukan rekonsiliasi dan pnyelesaian posisi open item.
• Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen
terkait pelaporan.
4. Security
Menciptakan kondisi yang aman dan nyaman pada lingkungan kantor,
baik selama jam operasional maupun diluar jam operasional.
Adapun tugas dan tanggung jawab security:
• Menjaga dan memastikan lingkungan kantor agar selalu dalam kondisi
aman dan terkendali
• Memastikan inventaris kantor terjaga dengan baik, dan seluruh
15
• Membantu pelayaan kepada nasabah pada saat jam oprasional. • Memastikan pertukaran shift jaga berjalan dengan lancer
• Mengadministrasikan penggunaan kendaraan kantor dan surat izin
karyawan yang bertugas keluar kantor
• Mengadministrasikan seluruh mutasi kegiatan selama penjagaan.
• Menjaga, merawat, dan mengoprasikan mesin genset, termasuk
memastikan ketersediaannya BBM.
• Memastikan penggunaan listrik diluar jam operasional secara efektif
dan efisien
• Memastikan kondisi kendaraan nasabah dalam keadaan aman, dan
diparkir dengan tertib
5. Office Boy
Adapun tugas utama office boy
•Menjaga kebersihan dan perawatan gedung beserta fasilitas dan
inventaris kantor.
•Mengatur dan menjaga stok kebutuhan logistik kantor
•Mengatur pengiriman surat atau barang, mencatat surat-surat masuk,
serta mendistribusikan dan mengarsipnya dengan baik
•Menjawab telfon masuk pada meja operator dengan benar
•Mengoprasikan mesin fotocopy dan membantu mendokumentasikan file
pembiayaan dengan baik
•Memastikan sarana dan prasarana kantor dapat berfungsi dengan baik
termasuk pembiayaan pajak, serta pengurusan surat-surat kendaraan
•Memastikan ketersediaan konsumsi bagi karyawan yang bekerja lembur
6. Driver
Menjaga kelancaran operasional kendaraan dinas berjalan dengan baik,
Adapun tugas dan tnggung jawab driver:
•Menjaga dan memastikan kendaraan dinas dalam kondiisi yang terawat
dengan baik, aman, dan layak jalan.
•Mengoperasikan kendaraan dengan baik dan benar
•Memastikan ketersediaan BBM dalam kondisi yang stabil
•Memastikan pegawai yang menggunakan kendaraan sampai ke tujuan
dengan selamat dan tepat waktu
•Memastikan setiap karyawan yang menggunakan kendaraan dinas sudah
mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang
7. Teller
Melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pengambilan atau
penyetoran non tunai dan surat-surat berharga dan kegiatan kas lainnya
serta terselenggaranya layanan di bagian kas secara benar, cepat dan
sesuai dengan standar pelayanan Bank
Adapun tugas dan tanggung jawab teller:
• Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan
standar operational prosedur (SOP)
• Mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan
17
• Melakukan cash count akhir hari
• Mengisi uang tunai dimesin ATM BSM
• Menyediakan laporan transaksi harian
8. Customer service (CS)
Melakukan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan
ketentuan dan standar pelayanan.
Adapun tugas dan tanggung jawab custumer service:
• Memberikan informasi produk dan jasa bank kepada nasabah
• Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening
tabungan, giro dan deposito
• Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah
• Melayani permintaan buku cek atu bilyet giro, surat referensi
Bank/surat keterangan Bank dan sebagainya
• Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah
• Menginput data custumer dan loan facility yang lengkap dan akurat
• Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan
• Menyampaikan dokumen berharga Bank dan kartu ATM kepada
nasabah
• Membuat laporan pembukuan dan penutupan rekening, keluhan
nasabah serta stock opname kartu ATM
9. Pelaksana Penaksir Gadai
Penaksir adalah petugas yang ditunjuk untuk melayani nasabah, melakukan
barang jaminan berkaitan dengan jumlah pembiayaan yang akan diberikan,
melakukan penginputan pada sistem berkaitan dengan pencairan
pembiayaan dan melakukan monotoring sampai pelunasan pembiayaan.
Penaksir tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan persetujuan
pembiayaan gadai. Penaksir bertanggungjawab terhadap akurasi nilai
taksiran, kualitas maupun keaslian barang jaminan dan kewajaran
pembiayaan.
Penaksir menginformasikan kepada officer gadai tentang nilai dan keaslian
barang jaminan serta memberikan rekomendasikan limit pembiayaan
dengan pegang teguh pada kejujuran, obyektivitas, kecermatan dan
ketelitian
10. Pelaksana Marketing Support (PMS)
Tercapainya pelaksanaan kegiatan administrasi pendanaan dan
pembiayaan. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana marketing
support:
• Memastikan kelengkapan pelaksanaan penandatanganan akad dan
pencairan pembiayaan nasabah.
• Mendokumentasikan current file
• Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah • Membuat pegajuan Bank indonesia /Bank/trade cheking
19
11. Sharia Funding Executive (SFE)
Adapun karyawan outsourcing yang mendapat tugas penempatan dicabang
untuk membantu cabang dalam peningkatan pertumbuhan dana consumer.
Dengan kata lain SFE merupakan marketing funding bertugas hanya
mencari dana-dana consum yang memiliki arti dan maksud yang sama
dengan syariah funding executive.
• Adapun tugas dan tanggung jawab SFE:SFE wajib menjelaskan
ketentuan tabungan pada saat nasabah akan membuka rekening
tabungan
• SFE bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan atas
kelengkapan dokumen nasabah dengan melakukan verifikasi serta
membubuhkan stempel verifikasi dan paraf pada seluruh dokumen
data nasabah yang akan membuka rekening tabungan sebelum
diberikan ke customer service
• SFE ikut serta dalam program- program consumer funding
• SFE wajib melaporkan perolehan target tepat waktu sesuai ketentuan • SFE tidak boleh mengendapkan dana nasabah ke rekening pribadi
• SFE membubuhkan paraf semua dokumen persyaratan legalitas asli
yang sudah difotokopi dan stempel “foto copy sesuai asli” beserta
tanggal
12. Asisten Analis Mikro
Adapun tugas dan tanggung jawab asisten analis mikro yaitu bertanggung
jawab atas segala pembiayaan yaang akan diberikan kepada nasabah,
permasalahan yang dihadapi oleh nasabah asisten mikro, yang
bertanggung jawab atas segala permasalahan baik dalam sistem
pembiayaannya maupun dalam penarikan jaminan nasabah. Apabila
nasabah tidak mampu lagi untuk membayar maka asisten analis mikro
akan membantu nasabah ynag menunggak dengan cara wawancara dan
menstrukturkan kembali pembiayaan nasabah ynag bermasalah dengan
cara menurunkan angsuran- angsuran pembiayaan sesuai dengan
kesepakatan yang telah ditentukan bersama antara Bank dan nasabah. Dan
apabila terjadi pembiayaan dimarketing mikro maka seluruh berkas-
berkas harus ditandatangani oleh asisten analis mikro untuk persetujuan
pembiayaan mikro. Serta menganalisa segala berkas pembiayaan yang
telah dibuat.
13. Pelaksanaan Marketing Mikro,
Ialah merealisasikan target pembiayaan, pendanaan, dan fee based income
yang didistribusikan oleh kepala cabang
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana marketing mikro:
• Mendapatkan calon nasabah pembiayaan yang prospektif
• Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan mikro
• Menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam bentuk
NAP
• Memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan
• Menindaklanjuti persetujuan atau penolakan permohonan
21
• Memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan
komite pembiayaan mikro
• Melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah yang dikelola
agar kolektibilitas mikro lancer
• Menyelesaikan fasilitas pembiayaan bermasalah
14. Administrasi Pembiayaan Mikro
Pelaksana administrasi pembiayaan bertanggung jawab atas
terselenggaranya administrasi mulai dari permohonan pembiayaan,
pencairan pembiayaan, angsuran hingga pelunasan pembiayaan.
Disamping itu juga bertanggung jawab terhadap penyimpanan dokumen,
serta pembuatan dan penyampain pelaporan pembiayaan dengan benar dan
tepat waktu.
Secara garis besar ruang lingkup tugas utama administrasi pembiayaan
• Proyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar
• Input BI-cheking
Untuk mengetahui nasabah pernah mendapat fasilitas pinjaman di
Bank lain serta mengetahui fasilitas pinjaman tersebut bermasalah
atau tudak
• Report past due
Melaporkan data-data angsuran nasabah yang menunggak ke pihak
marketing setiap hari
• Input SID
Sistem informasi debitur yang merupakan laporan yang berisi laporan
D. Jaringan Usaha
Akses informasi kepada seluruh pemangku kepentingan merupakan bagian
penting dari peningkatan prinsip transparansi informasi secara internal dan
eksternal, yang diharapkan membantu, menjaga, dan meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan persepsi positif dari para stakeholders terhadap
kebijakan dan kegiatan Bank. Kemudian akses informasi dan jaringan layanan
perbankan telah disediakan oleh Bank antara lain: melalui Situs Internet
dengan alamat laman web:
Lebih lanjut, dalam menunjang keberhasilan pemsaran produk BSM dan
mengoptimalkan pelayanan nasabah, BSM memperhatikan pentingnya aspek
pertumbuhan jaringan kantor dan jaringan ATM (BSM, Bank Mandiri, ATM
Bersama, ATM Prima, MEPS).
jejaringan sosial:
facebook, twitter, kemudian fasilitas mobile banking dan internet banking serta
keberadaan kantor cabang dan ATM Bank.
Jaringan kantor BSM hingga akhir tahun 2014 mencapai 865 outlet yang
tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan Jaringan ATM Carddapat digunakan
di lebih dari 150.000 jaringan ATM meliputi:
• ATM Syariah Mandiri sebanyak 924 unit
• ATM Mandiri sebanyak 13.429 unit
• ATM BERSAMA sebanyak 61.502 unit
• ATM Prima sebanyak 76.867 unit dan
23
E. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja usaha Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan dari tahun
[image:32.595.145.500.275.540.2]ketahun. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Tabel Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri
(Sumber : Bank Syariah Mandiri)
F. Rencana Usaha
Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan, ada
berbagai aspek kegiatan yang menjadi rencana usaha dan menjadi tujuan
untuk mencapi laba pada bank tersebut diantaranya :
[image:32.595.139.504.278.540.2]BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yan
pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Implan
dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan
perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak
memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum
berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan
dengan jumlah karyawan terbatas.
2. Pembiayaan Edukasi BSM
Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan
menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk
sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang
pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru
berikutnya dengan akad ijarah
3. Pembiayaan Kepada Pensiunan
Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas
pembiayaan konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguna)
kepada para pensuinan, dengan pembayaran angsuran dilakukan
melalui pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh
bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah
akad murabahah atau ijarah.
4. Pembiayaan Griya BSM
25
menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal
(konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer
dengan sistem murabahah.
5. Pembiayaan Kendaraan Bermotor
BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan
pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem
murabahah.
Produk Pembiayaan
1.Pembiayaan Warung Mikro
Pembiayaan Mikro adalah pembiayaan bersifat produktif kepada
nasabah/calon nasabah perorangan/badan usaha dengan limit s.d.
Rp100 juta. Termasuk dalam segmen mikro adalah pembiayaan
dengan tujuan multiguna kepada nasabah perorangan dengan limit
sampai dengan Rp50 juta yang disalurkan melalui Warung Mikro.
1.Golbertab (Multiguna)
Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan badan
usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan plafon pembiayaan
mulai dari Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) s.d. Rp50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah). Pembiayaan ini meliputi:
a.Tunas
Plafon Pembiayaan Rp2Juta – Rp10 Juta. Margin (berdasarkan
jenis produk) setara 36% pa.eff dan jangka waktu waktu
b, Madya
Plafon Pembiayaan Rp11 juta – Rp50 juta. Margin (berdasarkan
jenis produk) setara 32% pa.eff dan jangka waktu waktu
maksimal 36 bulan.
c. Utama
Plafon Pembiayaan Rp51 – Rp100 juta. Margin (berdasarkan
jenis produk) setara 28% pa.eff dan jangka waktu waktu
maksimal 48 bulan
2. Non-Golbertab (Produktif)
Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan badan
usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan plafon
pembiayaan mulai dari Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) s.d.
Rp100.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
3. KUR Mikro
Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan badan
usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan plafon
pembiayaan sampai dengan Rp20.000.000,- (dua puluh juta
rupiah), margin setara 22% dengan jangka waktu untuk modal
Kerja 36 bulan sedangkan Investasi 60 bulan.
Produk Jasa dan Layanan
1. BSM Card
Kartu yang diterbitkan oleh Bank Syariah Mandiri dan memiliki fungsi
27
2. BSM SMS Banking
BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis
teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai
transaksi perbankan.
3. BSM Mobile Banking
Layanan transaksi perbankan melalui mobile banking (handphone)
dengan menggunakan koneksi jaringan data telko yang dapat
digunakan oleh nasabah untuk transaksi cek saldo, cek mutasi
transaksi, transfer antar rekening, transfer real time ke 83 bank,
transfer SKN, bayar tagihan, pembelian isi ulang pulsa seluler dan
transaksi lainnya. BSM Mobile Banking memiliki layanan non
perbankan seperti informasi jadwal shalat, serta kalimat insipiratif.
4. BSM Net Banking
Layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet dengan alam
untuk melakukan transaksi cek saldo (tabungan, deposito, giro,
pembiayaan), cek mutasi transaksi, transfer antar rekening, transfer
realtime ke 83 bank, transfer SKN/RTGS, bayar tagihan dan pulsa
28 BAB III
SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI
A. Konsep Dasar Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai dengan tahap
perkembangan bank. Untuk memberikan definisi yang tepat agaknya
memerlukan penjabaran, karena definisi tentang bank dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian
bank, yaitu :
a. Menurut Prof G.M Veryn Stuart, bank merupakan salah satu badan
usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan
alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperoleh dari orang lain,
dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. (
Martono, 2003 :20).
b. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1992 tentang perbankan, bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak( Martono, 2003:20).
c. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
29
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak(Kasmir,2002:23).
Sedangkan pengertian bank syariah menurut beberapa pendapat adalah
sebagai berikut :
a. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam( Muhammad :2002).
b.Menurut (Sudarsono:2004), bank syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran yang beroperasi dengan prinsip-prinsip
syariah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga keuangan
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan
prinsip syariah islam.
2.Perkembangan Sistem Perbankan Syariah
Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang
dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari
tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah. Praktek-praktek seperti
melakukan pengiriman uang telah lazim dilakukan ketika itu.Rasulullah
sendiri pernah dititipi harta oleh orang-orang Quraisy pada waktu itu.
Sehingga diberi gelar Al Amin karena terpercaya memegang amanah.
Sedang dalam perkembangannya di zaman Bani Abbasiyah, orang
yang mempunyai keahlian untuk menyimpan, menyalurkan dan
mentransfer uang disebut jihbiz. Jihbiz berasal dari bahasa Persia yang
berarti penagih pajak. Jihbiz dikenal sebagai suatu profesi penukaran uang
yang tidak hanya melakukan penukaran uang tetapi juga melakukan fungsi
penitipan dana, meminjamkan uang, dan melaksanakan jasa pengiriman
uang. Jadi tiga fungsi utama perbankan dilakukan oleh satu individu
Jihbiz(A.Karim, 2007:76).
Perbankan Syariah mulai dikenal pada dekade 1960-an dengan nama
Mit Ghamr Bank. Bank tersebut beroperasi sebagai rural social
bank(semacam lembaga keuangan unit desa di Indonesia) di sepanjang
delta sungai Nil. Lembaga ini dibina oleh Prof. Dr. Ahmad Najjar dan
masih berskala kecil di Mesir. Namun institusi tersebut menjadi perintis
perkembangan system financial dan ekonomi Islam (Antonio, 2001:19).
3. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai
pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Namun lebih spesifik kajian tersebut
dilakukan. Namun lebih spesifik kajian tersebut dilakukan pada tahun
1990. Pada lokakarya MUI 18-20 Agustus 1990 dengan tema Bunga Bank
31
Perbankan MUI pada amanat Munas IV MUI. Akhirnya pada 1 November
1991 ditandatangani Akta Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia(Ibid,
2001:25).
Pada tangggal 3 November 1991, dalam acara silaturrahmi Presiden
di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal
sebesar Rp 106.126.382.000,00. Dengan modal awal tersebut, pada tanggal
1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga
September 1999, Bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet
yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan dan
Makasar.
Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank
syariah belum mendapatkan perhatian yang optimum dalam tatanan
industry perbankan nasional. Landasan hukum operasi bank yang
menggunakan system syariah ini hanya dikategorikan sebagai “bank
dengan system bagi hasil”.
Baru pada Undang-Undang No. 10 Tahun1998 tentang perbankan,
keberadaan bank syariah mendapatkan porsi yang cukup besar. Dalam
undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hokum, serta
jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank
syariah. Undang-undang trsebut juga memberikan arahan bagi bank- bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi
Hingga Januari tahun 2009 telah ada 5 bank umum yang beroperasi
berdasarkan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI dan Bank
Syariah Bukopin. Ditambah dengan 28 bank umum konvensional yang
membuka Unit Usaha Syariah seperti Bank IFI, Bank Danamon, BRI, BNI,
BTN, Bank Permata, Bank CIMB niaga dan lain-lain, serta ratusan BPRS
dan BMT.
4. Prinsip-Prinsip Umum Bank Syariah
Dalam menjalankan usahanya, bank syariah harus tetap berpedoman pada
nilai-nilai syariah. Prinsip itu berpedoman pada Al quran dan Hadits.
Menurut Sutedi(2009:32), prinsip yang diterapkan bank syariah meliputi:
a. Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan
pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan
nasabah.
b. Prinsip Kesederajatan
Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna
dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Ha ini
tercermin dalam hak, kewajiban, resiko, dan keuntungan yang berimbang
antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank.
c. PrinsipKetentraman
33
muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsure riba serta penerapan
zakat harta. Dengan demikian, nasabah akan merasakan ketentraman lahir
maupun bathin.
5. Karakteristik Bank Syariah
Menurut Sumitro ( 2004:19), ada beberapa hal yang menjadi cirri sekaligus
yang membedakannya dengan bank konvensional adalah:
a.Beban biaya yang telah disepakati bersama pada waktu akad, perjanjian
diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, dan dapat dilakukan dengan
kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
b.Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan
pembayaran selalu dihindarkan, karena persentase bersifat melekat pada
sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.
c.Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak
menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan pasti yang yang
ditetapkan di muka, karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang
ruginys suatu proyek ysng dibiayai bank hanyalah Allah semata.
d.Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito/tabungan, oleh
penyimpan dianggap sebagai titipan( al-wadi’ah) sedangkan bagi bank
diangggap sebagai bank titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan
dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip syariah Islam sehingga kepada penyimpan tidak
e.Bank syariah tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari
mata uang yang sama, misalnya rupiah dengan atau dolar dengan dolar,
yang dari transaksi itu dapat menghasilkan keuntungan. Jadi mata uang
yang sama tidak dapat dipakai sebagai barang(komoditi).
f. Adanya pos pendapatan berupa “Rekenig Pendapatan Non Halal”
sebagai hasil dari transaksi dengan bank konvensional yang tentunya
menerapkan system bunga. Pos ini biasanya dipergunakan untuk
menyantuni masyarakat miskin yang terkena musibah dan untuk
kepentingan kaum muslimin yang bersifat social.
g.Adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas untuk mengawasi
operasionalisasi bank dari sudut syariahnya.
h.Produk-produk bank syariah selalu menggunakan sebutan-sebutan yang
berasal dari istilah Arab, misalnya al murabahah, al mudharabah, al
ijarah dan lain sebagainya.
i. Adanya produk khusus yang tidak terdapat di dalam bank konvensional,
yaitu kredit tanpa beban yang murni bersifat social, dimana nasabah
tidak tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya.
j. Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani antara pihak
pemilik modal atau memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi
amanah, artinya berkewajiban menjaga dan siap sewaktu-waktu apabila
35
Ciri-ciri Bank Syariah seperti tersebut diatas bersifat universal dan
kumulatif. Artinya bank syariah yang beroperasi dimana saja harus
terdapat semua ciri tersebut. Apabila tidak, maka hilanglah identitas
sebagai perbankan syariah.
B. PRODUK DAN JASA PERBANKAN SYARIAH 1. Produk Penyaluran Dana
Menurut Wirdyaningsih (2006:106), produk penyaluran dana pada
nasabah secara garis besar dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu :
a. Prinsip Jual Beli
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat
keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas
barang yang dijual.
1) Murabahah (Jual Beli dengan Pembayaran Tangguh)
Sering juga disebut al Bal bitsaman ajil. Murabahah adalah aksi
jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
2) Salam ( Jual Beli dengan Pembayaran di Muka)
Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan
pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang
pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
3). Istishna’ (Jual Beli berdasarkan Pesanan)
Istishna’ adalah akad jual beli antara al mustashni (pembeli) dan as
shani (produsen yang bertindak juga sebagai penjual). Berdasarkan
akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al
mashnu (barang pesanan)sesuai spesifikasi yang disyaratkan
pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.
b. Prinsip Sewa (Ijarah)
Transaksi ini dilandasi adanya perpindahan manfaat. Ijarah adalah
akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (objek sewa) dan
musta’jir(penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakannya.
c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
1).Musyarakah (Kerjasama Modal Usaha)
Musyarakah adalah akad kerjasama diantara para pemilik modal
yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari
keuntungan. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama
menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik
yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat
mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah
37
dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau aktiva non kas
termasuk aktiva tidak berwujud.
2) Mudharabah ( Kerjasama Mitra Usaha dan Investasi)
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal
(pemilik dana) dan mudharib(pengelola dana) dengan nisbah bagi
hasilmenurut kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami
kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana,
kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan pengelola
dana seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan
dana.
d. Pinjam Meminjam
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan biasanya diperlukan
juga akad pelengkap. Produk ini tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, tetapi untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.
1) Hiwalah (Alih Hutang Piutang)
Al Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Bertujuan untuk
membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat
melanjutkan produksinya. Bank akan dapat mengganti atas jasa
pemindahan piutang.
2) Rahn (Gadai)
Ar rahn adalah menahan salah satu harta dari si peminjam sebagai
tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya. Tujuan akad rahn adalah untuk
memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan.
3) Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan
tanpa mengharapkan imbalan. Manfaat akad ini adalah
memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak
untuk mendapatkan talangan jangka pendek.
4) Wakalah
Wakalah adalah nasabah memberiakn kuasa kepada bank untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu. Islam
mensyaratkan al wakalah karena manusia membutuhkannya.
Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan
untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Pada suatu kesempatan,
seseorang perlu mendelegasikan suatu pekerjaan kepada orang
lain untuk mewakili dirinya. Islam mensyariatkan wakalah karena
manusia membutuhkannya. Tidak setiap orang mempunyai
kemampuan atau kesempatan untuk menyelesaikan urusannya
39
5) Kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
2. Produk Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana atau disebut juga funding adalah kegiatan
penarikan dana atau penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan investasi berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan
kegiatan tersebut, dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan yang
tidak memberikan imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan.
Prinsip operasional syariah yang diterapkan secara luas dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadia’ah dan
mudharabah.
Prinsip wadi’ah yang cenderung digunakan oleh bank syariah di
Indonesia untuk kegiatan penghimpunan dana melalui giro, sedangkan
penghimpunan dana melalui tabungan cenderung menggunakan prinsip
mudharabah. Prinsip-prinsip operasional syariah yang ada kegiatan
penghimpunan dana dijelaskan antara lain:
a. Prinsip Wadi’ah
Menurut Antonio (2001:85), wadi’ah berarti titipan murni dari nasabah
kepda bank atau pihak lain yang harus dijaga dan dikembalikan kepda
Wadiah terbagi atas dua yaitu :
1) Wadiah yadh dhamanah adalah titipan yang selama belum
dikembalikan kepda penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.
2) Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh
memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil
kembali titipannya.
Prinsip Wadiah yang lazim digunakan dalam perbankan syariah
adalah wadiah yadh dhamanah. (Yahya,2009:59).
b. Prinsip Mudharabah
Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha
dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua
bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan
atau yang disebut dengan shahibul maal, sedangkan pihak yang
mengelola usaha disebut mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan
sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati bersama sejak awal
(Yahya, 2009:59)
c. Bai’al Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar
biaya perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati dan
penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada
pembeli. (PSAK No.102).
Menurut Wiyono (2001:15), Bai’al Murabahah adalah jual beli dimana
41
dengan sejumlah keuntungan (ribhun) yang disepakati oleh kedua
belah pihak , pembeli dan penjual. Pada transaksi murabahah,
penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara
pembayarannya dapat dilakukan tunai, tangguh ataupun dicicil.
C. SISTEM AKUNTANSI
1. Pengertian Sistem Akuntansi
Sebelum kita mengetahui apa itu system akuntansi, sebaiknya kita harus
memahami apa itu system. Menurut Mulyadi(2001:2) system adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan(Mulyadi, 2001:3).
2. Komponen-Komponen Sistem Akuntansi
Berdasarkan pengertian dari system akuntansi, maka komponen-komponen
system akuntansi terdiri dari lima yaitu:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula
disebut media, karena formulir merupakan media untuk mencatat
peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan
formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama
kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh Formulir
adalah: faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dengan faktur
penjualan misalnya, direkam data mengenai nama pembeli,alamat
pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga barang, tanda
tangan otorisasi, dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan
digunakan untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi
yang tercantum dalam faktur penjualan tersebut merupakan media
pencatatan ke dalam jurnal dan media posting ke dalam buku pembantu
piutang.
Dalam system akuntansi secara manual ( manual system),
media yang digunakan untuk pertamakali data transaksi keuangan
adalah formulir yang dibuat dari kertas ( paper form). Dalam system
akuntansi dengan computer (computerized system) digunakan berbagai
macam media untuk memasukkan data ke dalam system pengolahan
data seperti papan ketik(keyboard), optical and magnetic characters and
43
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan
data lainnya. Dalam jurnal ni, data keuangan untuk pertama kalinya
diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ni pula terdapat
kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah
rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting ke rekening yang
bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal
penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum.
c. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini
disediakan sesuai dengan unsure-unsur informasi yang akan disajikan
dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat
dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di
pihak lain dapat dipandang pulasebagai sumber informasi keuangan
untuk penyajian laporan keuangan.
d. BukuPembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar
diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapt dibentuk buku pembantu
pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalamrekening
tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh,jika rekening piutang dagang
yang tercantum dalam neraca perlu dirinci lebih lanjut menurut nama
debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu
piutang yang berisi rekening-rekening pembantu piutang kepada
tiap-tiap debitur tersebut.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang
dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan,
laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga
pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar,
daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi
informasi yang merupakan keluaran system akuntansi. Laporan dapat
berbentuk hasil cetak computer dan tayangan pada layar monitor
komputer.
D. SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN GADAI EMAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG GAJAH MADA MEDAN
1. Prosedur umum pembiayaan gadai emas
Berdasarkan pengamatan penulis selama magang di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Gajah Mada Medan, maka prosedur gadai emas sebagai
45
a. Nasabah harus membawa fotocopi KTP 1 lembar
b. Nasabah harus membawa emas yang ingin digadaikan
c. Petugas penaksir gadai menghitung berat dan karatase emas yang
ingin digadaikan dengan menggunakan larutan air uji yaitu campuran
antara asam nitrat dan asam klorida.
d. Petugas menghitung harga taksiran emasnya sesuai dengan ketetapan
dari PT. Bank Syariah Mandiri
Dengan rumus : Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini
Maksimal pembiayaan yang diberikan
- Batangan = 90% x nilai taksiran
- Perhiasan = 85% x nilai taksiran
Pembiayaan tergantung permintaan nasabah
Biaya pemeliharaan
- Batangan = 1,13% x nilai taksiran
- Perhiasan = 1,3% x nilai taksiran
e. Petugas menyimpan emas yang digadaikan, surat bukti gadai dan
fotokopi KTP nasabah dalam kantong jaminan.
f. Petugas mentransfer uang hasil gadai emas ke rekening nasabah.
g. Selesai
Contoh Mekanisme Penghitungan biaya pemeliharaan BSM Gadai Emas
Pada tanggal 01 Juni 2015, Nasabah membawa emas untuk digadaikan
berupa gelang bermata dengan kadar 18 karat dan berat 20 gram.
pada tanggal 01 juni 2015 ?
(HDE: Rp460.000,-)
Diketahui:
Waktu/periode gadai: 01 juni– 1 Agustus 2015 = 4 periode (2 bulan).
Taksiran
= (karat/24) x berat emas x HDE
= (18/24) x 20 x Rp460.000,-
= (18/124) x 20 x Rp460.000,-
= Rp6.900.000,-
Pembiayaan
= Taksiran x FTV
= Rp6.900.000,- x 85%
= RP5.865.000,-
Biaya Pemeliharaan
= (Taksiran x Rate) x waktu gadai
= (Rp6.900.000,- x 1,3%/lbulan) x 2 bulan
= (Rp89.700,-/bulan)
Maka biaya pemeliharaan yang harus dibayar oleh Nasabah adalah
Rp89.700,-/bulan
2. Jurnal Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas
Bagi Pihak yang menerima Gadai (Murtahin)
Pada saat menerima barang gadai tidak dijurnal tetapi membuat tanda
47
Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Jurnal :
Piutang xxx
Kas xxx
Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Jurnal :
Kas xxx
Pendapatan xxx
Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Jurnal :
Beban xxx
Kas xxx
Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan dengan
membuat tanda terima barang
Jurnal
Kas xxx
Piutang xxx
Jika Pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi dan kemudian
barang gadai dijual oleh pihak yang menggadaikan .
Penjualan gadai jika nilainya sama dengan piutang.
Jurnal
Kas xxx
Jika kurang, maka piutangnya masih tersisa sejumlahselisih antara nilai
penjualan dengan saldo piutang
Bagi pihak yang Menggadaikan
Pada saat penyerahan asset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima atas
penyerahan asset tersebut.
1. Pada saat menerima uang pinjaman
Jurnal
Kas xxx
Utang xxx
2. Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Jurnal
Beban xxx
Kas xxx
3. Ketika melakukan pelunasan atas utang
Jurnal
Utang xxx
Kas xxx
4. Jika pada saat jatuh tempo,utang tidak dapat dilunasi sehingga barang
gadai dijual
Pada saat penjualan barang gadai
Kas xxx
49
Kerugian(Apabila rugi) xxx
Keuntungan(apabila untung) xxx
Aset xxx
Pelunasan utang atas barang yang dijual oleh pihak yang menggadai
Utang xxx
Kas xxx
(Wasilah.2009:258)
Pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada jika terjadi
penggadaian emas maka jurnal yang dibuat oleh officer gadai sebagai
berikut :
Contoh :
Pada tanggal 01 Juni 2015, Nasabah membawa emas untuk digadaikan
berupa gelang bermata dengan kadar 18 karat dan berat 20 gram.
Berapakah biaya pemeliharaan yang harus dibayar, bila Nasabah
melunasi pada tanggal 1 Desember 2014?
(HDE: Rp460.000,-)
Diketahui:
Waktu/periode gadai: 01 Juni- 01 Agustus 2015 = 4 periode (2 bulan).
Taksiran
= (karat/24) x berat emas x HDE
= (18/24) x 20 x Rp460.000,-
= (18/124) x 20 x Rp460.000,-
Pembiayaan
= Taksiran x FTV
= Rp6.900.000,- x 85%
= RP5.865.000,-
Biaya Pemeliharaan
= (Taksiran x Rate) x waktu gadai
= (Rp6.900.000,- x 1,3%/lbulan) x 2 bulan
= (Rp89.700,-/bulan)
Maka biaya pemeliharaan yang harus dibayar oleh Nasabah adalah
Rp89.700,-/bulan
`Jurnal :
1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Jurnal :
Piutang Rp 6.900.000
Kas Rp 6.900.000
2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
Jurnal :
Kas Rp 89.700
Pendapatan Rp 89.700
3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
51
Beban Rp 89.700
Kas RP 89.700
4. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan
dengan membuat tanda terima barang
Jurnal
Kas Rp 6.900.000
Piutang Rp 6.900.000
52 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Prosedur umum pembiayaan gadai emas pada PT. Bank Syariah Kantor
Cabang Gajah Mada Medan adalah sebagai berikut :
a. Nasabah harus membawa fotocopi KTP 1 lembar
b. Nasabah harus membawa emas yang ingin digadaikan
c. Petugas penaksir gadai menghitung berat dan karatase emas yang
ingin digadaikan dengan menggunakan larutan air uji yaitu campuran
antara asam nitrat dan asam klorida.
d. Petugas menghitung harga taksiran emasnya sesuai dengan ketetapan
dari PT. Bank Syariah Mandiri
Dengan rumus : Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini
Maksimal pembiayaan yang diberikan
- Batangan = 90% x nilai taksiran
- Perhiasan = 85% x nilai taksiran
Pembiayaan tergantung permintaan nasabah
Biaya pemeliharaan :
- Batangan = 1,13% x nilai taksiran
53
e. Petugas menyimpan emas yang digadaikan, surat bukti gadai dan
fotokopi KTP nasabah dalam kantong jaminan.
f. Petugas mentransfer uang hasil gadai emas ke rekening nasabah.
g. Selesai
2. .Jurnal akuntansi untuk gadai emas pada bank syariah mandiri kantor
cabang gajah mada sebagai berikut berdasarkan contoh di pembahasan
sebagai perikut :
1. Pada saat menyerahkan uang pinjaman
Jurnal :
Piutang Rp 6.900.000
Kas Rp 6.900.000
2. Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
Jurnal :
Kas Rp 89.700
Pendapatan Rp 89.700
3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan
penyimpanan
Jurnal :
Beban Rp 89.700
4. Pada saat pelunasan uang pinjaman, barang gadai dikembalikan
dengan membuat tanda terima barang
Jurnal
Kas Rp 6.900.000
Piutang Rp 6.900.000
3. Sistem akuntansi pembiayaan gadai emas yang diterapkan pada PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Gajah Mada Medan telah sesuai
dengan teori yang penulis pelajari selama perkuliahan.
B. SARAN
1. Penyusunan surat bukti gadai agar lebih disimpan rapi,karena penulis melihat kurang disimpan rapi,agar memudahkan pencarian jika
sewaktu-waktu nasabah ingin mengambil emas atau memperpanjang jangka sewaktu-waktu
gadai mereka.
2. Pihak bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada agar sering
melakukan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat agar nasabah gadai
emas pada bank syariah mandiri kantor cabang gajah mada mengalami
55
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i.1999. Bank Islam Suatu Pengenalan Umum. Jakarta,Central Bank of Indonesia and Tazkia Institute
A.Karim,Adiwirman. 2007. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani.
Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammad.2002. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta : Salemba Empat
Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3. Cetakan ketiga. Jaka