• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Produk Perbankan Syariah

Bank syariah sebagai lembaga intermediasi menerima pendanaan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Atas pendanaan para nasabah itu bank memberi imbalan berupa bagi hasil. Demikian pula, atas pemberian pembiayaan itu bank mewajibkan bagi hasil kepada para peminjam. Peran bank syariah dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan aktivitas perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan kegiatan tolong-menolong dan menghindari adanya

dana-commit to user 34

dana yang menganggur. Selain itu bank syariah juga menyediakan produk-produk jasa yang dapat dimanfaatkan oleh nasabahnya.

Secara umum keseluruhan transaksi di perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni (Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2008):

1. Produk penghimpunan dana (funding)

Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk menghimpun dana masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah simpanan diterima berdasarkan prinsip Wa di’a h dan Mudha ra ba h.

a) Prinsip Wadi’ah .

Prinsip ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, di mana nasabah bertindak sebagai pihak yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai pihak peminjam. Pengembangan produk bank syariah yang berdasarkan prinsip ini meliputi dua jenis, yaitu: wadi’ah yad amanah dan wa di’a h ya d dhomana h. Adapun penjelasan tentang mekanisme produk bank syariah yang berdasarkan prinsip ini diperlihatkan pada gambar 2.1 dan 2.2.

Gambar 2.1

commit to user 35 Gambar 2.2

Skema Kerja Prinsip Wadi’ah Yad Dhomanah

Gambar 2.7 dan 2.8 menjelaskan perbedaan kedua prinsip tersebut. Wadi’ah yad amanah merupakan barang yang dititipkan tidak dapat dikelola oleh bank syariah. Wa di’a h ya d dhoma na h yaitu barang yang dititipkan dapat dikelola oleh bank syariah. Prinsip ini dikembangkan dalam bentuk, yaitu:

i. Giro Syariah

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan

ii. Tabungan Syariah

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

commit to user 36

Aplikasi prinsip ini adalah bahwa deposan atau penyimpan bertindak sebagai sha hibul ma al dan bank sebagai mudhar ib. Dana ini digunakan bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah. Apabila kerugian terjadi, bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Prinsip ini dalam aplikasinya seperti: tabungan berjangka dan deposito berjangka. Prinsip mudha raba h dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: mudharabah muqa yyadah on ba la nce sheet dan off balance sheet serta mudharabah mutlaqah

Gambar 2.3

Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

commit to user 37 Gambar 2.4

Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet

Sumber : Muhammad, 2005.

Perbedaan antara mudhar aba h muqa yya da h on balance sheet dengan off bala nce sheet dapat dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4. Pada mudhar abah muqayyada h off bala nce sheet, bank syariah juga berperan memberikan modal untuk dikelola mudhar ib dan bank syariah akan mendapatkan kembali modalnya dan bagi hasil dari proyek yang dikerjakan.

2. Produk pembiayaan/penyaluran dana (financing).

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dan pihak lain yang mewjibkan pihak yang dibiayai dan

commit to user 38

atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Produk-produk yang tergabung di sini adalah Produk-produk yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah pembiayaan dibedakan menjadi:

a) Transaksi jual beli dalam bentuk:

i. Mur abahah yaitu transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli.

Gambar 2.5

Skema Kerja Prinsip Murabahah

commit to user 39

ii. Salam yaitu transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.

Gambar 2.6

Skema Kerja Prinsip Bai As-Salam

Sumber: Muhammad, 2005

iii. Istishna yaitu jual beli seperti akad salam, namun pembayarannnya dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Istishna diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

Gambar 2.7

commit to user 40 b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk:

i. Ijar ah yaitu transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.

Gambar 2.8

Skema Kerja Prinsip Ijarah

Sumber: Muhammad, 2005

ii. Ijar ah muntahiyah bittamlik yaitu transaksi sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.

Gambar 2.9

commit to user 41 c) Transaksi Bagi Hasil

i. Mudhar a bah yaitu transaksi penanaman dana dari pemilik dana

(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudhar ib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Gambar 2.10

Skema Kerja Prinsip Mudharabah

Sumber : Muhammad, 2005.

ii. Musyarakah yaitu transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan atau barang untuk menjalankan usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.

commit to user 42 Gambar 2.11

Skema Kerja Prinsip Musyarakah

Sumber : Muhammad, 2005.

d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk:

Piutang Qardh ini membantu nasabah secara cepat, berjangka pendek, dan diarahkan untuk usaha kecil serta keperluan sosial.

Gambar 2.12

Skema Kerja Prinsip Qardh

commit to user 43 e) Transaksi multijasa dalam bentuk:

i. Ijar ah yaitu transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.

ii. Kafala h yaitu transaksi penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga atau yang tertanggung (makful lahu)untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (makful „a nhula shil)

3. Produk pelayanan jasa (ser vice).

Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat yang berbasis pendapatan tanpa exposur e

pembiayaan. Dalam sistem perbankan syariah produk pelayanan jasa , yaitu: a) Letter of Credit (L/C) Import Syariah

Letter of Credit (L/C) Import Syariah yaitu surat pernyataan akan membayar kepada Eksportir (beneficiar y) yang diterbitkan oleh Bank (issuing ba nk) atas permintaan Importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu (Unifor m Custom a nd Pr actice for Documentary Credits/ UCP)

commit to user 44

Bank Garansi Syariah yaitu jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga penerima jaminan atas pemenuhan kewajiban tertentu nasabah bank selaku pihak yang dijamin kepada pihak ketiga dimaksud.

c) Penukaran Valuta Asing (Sharf)

Penukaran Valuta Asing (Sharf) merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang sama (single cur rency) maupun berbeda (multi curr ency), yang hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh nasabah.

Dokumen terkait