• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketersediaan produk trainingspak yang menggunakan bahan selain polyester tersedia cukup banyak dan bervariasi akan tetapi bahan tersebut harganya lebih mahal dan segmen pasarnya kalangan menengah ke atas.

Hasil identifikasi menunjukkan sejumlah faktor lingkungan eksternal perusahaan. Berdasarkan diskusi dan peratingan oleh responden ditentukan masing-masing lima peubah peluang dan ancaman yang paling penting dan berpengaruh (Tabel 9).

Tabel 9 Daftar Peluang dan Ancaman

Peluang Ancaman

Meningkatnya permintaan pasar setiap bulan Agustus dan Hari Raya

Kebijakan pemerintah menarik investor luar negeri di bidang industri TPT Tren hidup sehat dengan berolah raga Melemahnya nilai tukar ID Rupiah

terhadap USD

Tersedia pemasok alternatif Terbentuknya MEA dan perdagangan bebas ASEAN-China

Pelanggan setingkat grosir Kenaikan harga BBM, pajak dan listrik

Jenis kain bahan termurah (jenis kain hyget) jarang digunakan untuk

trainingspak

Jumlah pengusaha trainingspak berbahan polyester meningkat

Tahap Masukan( The Input Stage)

Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Dalam evaluasi faktor internal dan eksternal angka bobot merupakan hasil rataan geometrik pendapat lima orang ahli dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Demikian juga rating diperoleh dari rataan geometrik pendapat lima orang ahli. Hasil evaluasi faktor internal disajikan dalam Tabel 10 sedangkan hasil evaluasi faktor eksternal disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 10 Evaluasi Faktor Internal (IFE) PT PS

No Faktor Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

1 Kain untuk bahan baku trainingspak diproduksi

sendiri 0.111 4.00 0.443

2 Memproduksi trainingspak dengan pola

kemitraan/sistem maklun 0.107 4.00 0.426

3 Mutu kain seragam 0.094 3.78 0.354

4 Harga jual produk bersaing 0.099 3.57 0.352

5 Pemasaran regional 0.104 4.00 0.417

Kelemahan

1 Pencelupan dengan sistem maklun berbiaya

tinggi 0.127 1.00 0.127

2 Belum ada petugas QC 0.070 1.74 0.121

3 Pemeliharaan loyalitas pelanggan jarang

dilakukan 0.086 1.74 0.150

4 Tenaga kerja produksi terampil terbatas 0.091 1.52 0.137

5 Mesin tenun bekas 0.109 1.52 0.165

Total 1.000 2.692

Hasil evaluasi faktor internal perusahaan menunjukkan bahwa kekuatan utama perusahaan ini adalah bahan baku trainingspak dibuat sendiri (0.443). Urutan kekuatan selanjutnya adalah pola produksi dilakukan dengan kemitraan menggunakan sistem maklun (0.426), melakukan pemasaran regional (0.417), kualitas kain seragam (0.354) dan harga jual produk bersaing (0,352). Urutan faktor kelemahan perusahaan yaitu belum adanya petugas khusus yang menangani mutu (0,121), pencelupan dengan sistem maklun berbiaya tinggi karena pabrik pencelupan berada di Bandung sehingga Perusahaan harus mengeluarkan biaya pengiriman dan pengambilan kain (0,127), keterbatasan tenaga produksi yang terampil (0,137), jarang melakukan pemeliharaan loyalitas pelanggan (0,150) dan mesin tenun bekas (0,165), Total skor evaluasi faktor internal adalah 2,692, hal ini menunjukkan bahwa secara internal perusahaan berada dalam posisi diatas rataan (2,5) dalam menggunakan kekuatan dan meminimalkan kelemahan.

Dari Tabel 11 terlihat faktor eksternal yang merupakan peluang terbesar adalah tersedianya pelanggan setingkat grosir (0.399), diikuti oleh meningkatnya

adalah tersedianya pemasok alternatif (0.318), tren hidup sehat dengan berolah raga (0.299) dan yang terakhir adalah jenis bahan kaos termurah (jenis hyget) jarang digunakan untuk trainingspak (0.258).

Tabel 11 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT PS

No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

1 Meningkatnya permintaan pasar setiap bulan

Agustus dan Hari Raya 0.087 4.00 0.347

2 Tren hidup sehat dengan berolah raga 0.089 3.37 0.299

3 Tersedia pemasok alternatif 0.100 3.18 0.318

4 Pelanggan setingkat grosir 0.100 4.00 0.399

5 Jenis kain bahan kaos termurah (Jenis kain

hyget) jarang digunakan untuk trainingspak 0.086 3.00 0.258 Ancaman

1 Kebijakan pemerintah menarik investor luar

negeri di bidang industri TPT 0.111 1.25 0.127 2 Melemahnya nilai tukar ID Rupiah terhadap US

Dollar 0.097 1.15 0.111

3 Terbentuknya MEA dan Perdagangan bebas

Asean - China 0.110 1.32 0.145

4 Kenaikan harga BBM, pajak dan listrik 0.099 1.15 0.114

5 Banyaknya jumlah pengusaha training spak 0.108 2.00 0.217

Total 1.000 2.334

Faktor eksternal yang merupakan ancaman terbesar adalah melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika (0.111) dan naiknya harga bahan bakar BBM, listrik dan pajak (0.114), sedangkan ancaman selanjutnya adalah faktor kebijakan pemerintah menarik investor luar negeri (0.127), terbentuknya MEA dan perdagangan bebas Asean - China (0.145) dan peningkatan jumlah pengusaha trainingspak berbahan polyester (0.217). Total skor evaluasi faktor eksternal adalah 2,334 atau dibawah rataan (2,5), hal ini menunjukkan perusahaan belum dapat memanfaatkan peluang dan tidak dapat menghindari ancaman.

Tahap Pemaduan (The Matching Stage) Internal-External (IE) Matrix

Internal-external (IE) matrix merupakan penggabungan informasi dari evaluasi faktor internal (IFE) dan faktor eksternal (EFE). Skor IFE adalah 2,692 dan skor EFE adalah 2,334 . Hasil pemaduan skor IFE dan EFE dalam matrik IE menunjukkan posisi perusahaan berada dalam sel V (Gambar 13). Menurut David (2011) sel V merupakan posisi perusahaan harus di jaga dan dipertahankan melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Kuat Rata-Rata Lemah 3.0 - 4.0 2.00 - 2.99 1.00 - 1.99 4.0 3.0 2.0 1.0 Tinggi 3.0 -4.0 3.0 I II III Menengah 2.00 - 2.99 2.0 IV

Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk VI Rendah 1.00 - 1.99 1.0 VII VIII IX Total Skor Tertimbang EFE 2.33 (2.69 - 2.33) 2,69

Gambar 13 Matrik Internal-Eksternal Keterangan :

Sel I,II, IV = Tumbuh dan Bina. Strategi : penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal.

Sel III, V, VII = Jaga dan pertahankan. Strategi : penetrasi pasar, pengembangan produk.

Sel VI,VIII, IX = Panen atau divestasi. Strategi : retrenchment, divestiture. The Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) Matrix

Perumusan strategi melalui matriks SWOT (Tabel 12) dilakukan dengan cara memadukan faktor kunci internal dan eksternal, sehingga akan diperoleh rumusan strategi SO (Kekuatan-Peluang), strategi ST (Kekuatan-ancaman), strategi WO (Kelemahan-Peluang) dan strategi WT (Kelemahan-Ancaman).

Uraian masing-masing strategi menurut Hubeis dan Najib (2014) adalah: 1. Strategi SO (Strenghts-Opportunities atau Kekuatan-Peluang) adalah

strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

2. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities atau Kelemahan-Peluang) adalah strategi yang digunakan perusahaan seoptimal mungkin meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang .

3. Strategi ST (Strenghts -Threats atau Kekuatan-Ancaman) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang mungkin melingkupi perusahaan.

4. Strategi WT (Weakanesses - Threats atau Kelemahan-Ancaman) adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna meminimalkan ancaman yang ada.

Tabel 12 Matrik SWOT PT PS

Internal

Eksternal

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

S1 Kain bahan baku

Trainingspak

diproduksi sendiri

W1 Pencelupan dengan sistem maklun berbiaya tinggi

S2 Memproduksi

trainingspak dengan pola kemitraan

W2 Belum ada petugas QC

S3 Mutu kain seragam W3 Pemeliharaan loyalitas pelanggan jarang dilakukan S4 Harga jual produk

bersaing

W4 Tenaga kerja produksi terampil terbatas S5 Pemasaran regional W5 Mesin tenun bekas Peluang (Opportunities) Strategi S-O Strategi W -O O1 Meningkatnya permintaan

pasar di bulan Agustus dan Hari Raya Meningkatkan produksi trainingspak dengan memperluas kemitraan (S1,S2,O2,O4) Membuat pencelupan (W1,O2,O3,O4)

O2 Tren hidup sehat dengan berolah raga

Memanfaatkan kompetisi antar pemasok untuk mendapatkan bahan baku dengan harga penawaran terendah (S1,O2,O3)

Membentuk Tim QC dan Menerapkan QC

(W2,O1,O2,O4) O3 Tersedia pemasok

alternatif

Promosi (S4,O2,O4) Pelatihan keterampilan pekerja (W4,O2,O3,O4)

O4 Pelanggan setingkat grosir Memperluas daerah pemasaran dengan target pembeli setingkat grosir (S5,O2,O4)

Perawatan mesin sesuai prosedur (W5,O2,O3,O4)

O5 Jenis kain termurah (hyget) jarang digunakan untuk bahan trainingspak

Ancaman (Threaths) Strategi S-T Strategi W-T T1 Kebijakan pemerintah

menarik investor luar negeri di bidang TPT

Mempertahankan mutu kain sebagai bahan baku

trainingspak (S1,T3)

Membuat pencelupan (W1,T2,T3,T4)

T2 Melemahnya nilai tukar ID Rupiah terhadap US Dolar

Menjaga harga jual produk agar tetap bersaing (S2,S4,T2,T3)

Pelatihan keterampilan pekerja (W4,T3)

T3 Terbentuknya MEA dan perdagangan bebas Asean - China

Meningkatkan mutu produk (S2,T3)

Perawatan mesin sesuai prosedur (W5,T2,T3) T4 Kenaikan harga BBM,

pajak dan listrik

Rekayasa mesin (W5,T4) T5 Jumlah pengusaha

trainingspak berbahan

polyester meningkat

Hasil perumusan strategi tersebut apabila dikelompokkan berdasarkan kesamaan dan kekemiripan strategi akan menghasilkan 9 strategi yaitu :

Strategi S-O

1. Meningkatkan produksi trainingspak dengan memperluas kemitraan (S1,S2,O2,O4)

Memperluas kemitraan dengan pengusaha konveksi lainnya dilakukan dengan menggunakan sistem maklun. Saat ini terdapat 147 penggusaha konveksi yang tergabung ke dalam Asosiasi Pengusaha Konveksi Tasikmalaya, dari sejumlah pengusaha tersebut sudah 30 pengusaha konveksi yang bermitra dengan PT PS dengan rataan jumlah pekerja setiap perusahaan 8 orang. Dengan demikian peningkatan kemitraan masih dimungkinkan mengingat masih terdapat 117 pengusaha konveksi lainnya.

Bentuk kemitraan yang terjadi adalah pengusaha memberikan kain yang sudah dipotong dan dibordir selanjutnya mitra melakukan proses penjahitan dan pemasangan asesoris. Cara seperti ini dikenal dengan sistem maklun, dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan. Keuntungan pengusaha pemberi kerja adalah penghematan biaya investasi (bangunan dan mesin) dan biaya listrik serta penambahan volume produk. Keuntungan bagi mitra adalah adanya keberlanjutan pekerjaan dan pendapatan bagi para pekerja.

Meningkatkan kemitraan dengan sistem maklun dapat digolongkan ke dalam strategi meningkatkan skala ekonomi (economies of scale) karena perusahaan dapat memproduksi dalam jumlah besar dengan biaya produksi lebih rendah sehingga perusahaan dapat melakukan penjualan produk lebih murah. Harga produk lebih murah akan mendorong peningkatan penjualan dengan memanfaatkan peluang yaitu permintaan yang tinggi setiap bulan Agustus dan Hari Raya, meningkatnya tren hidup sehat dengan berolah raga dan tersedianya pembeli setingkat grosir.

2. Memanfaatkan kompetisi antar pemasok untuk mendapatkan bahan baku dengan harga penawaran terendah (S1,O2,O3)

Perusahaan dapat melakukan pemilihan pemasok yang memberikan harga lebih murah dengan kualitas yang sama. Hal ini dimungkinkan karena peralihan ke pemasok lain kurang mempunyai implikasi timbulnya biaya peralihan (switching cost) dan tingkat persaingan pemasok benang polyester cukup tinggi sehingga menawarkan harga bersaing.

3. Promosi (S4,O4), (S2,S4,T2,T3)

Menurut Kotler (2008) strategi promosi dilakukan dengan menggunakan bauran promosi yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation and publicity ), penjualan perorangan (personal selling) dan penjualan langsung (direct marketing). Berdasarkan wawancara dengan Bagian Pemasaran, jenis promosi yang dilakukan PT PS adalah : (a) penjualan perorangan yaitu mengadakan interaksi langsung dengan calon pembeli dan menerima pesanan, hal ini dapat dilakukan ketika melakukan kegiatan pemasaran di Pasar Tegal Gubuk yang merupakan pusat penjualan pakaian,( b) penjualan langsung melalui komunikasi telepon.

Keberhasilan strategi promosi dipengaruhi oleh kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu dapat menjual produk dengan harga bersaing bahkan lebih murah dari pesaing dan tersedianya pelanggan sekelas grosir. Perusahaan dapat menentukan harga bersaing/murah karena memiliki keunggulan biaya (Overall Cost Leadership). Keunggulan biaya diperoleh

dari : (a) kain yang diproduksi sendiri, sehingga perusahaan tidak kesulitan memperoleh bahan baku trainingspak, (b) Perusahaan dapat menentukan warna kain sesuai tren pasar dan mutu kain yang dihasilkan seragam. Dengan demikian perusahaan memproduksi dengan biaya rendah sehingga dapat memberikan harga jual yang lebih murah dan mutu produk yang sama dibandingkan dengan harga yang diberikan pesaing.

4. Memperluas daerah pemasaran dengan target pembeli setingkat grosir (S5,O2,O4)

PT PS selama ini melakukan kegiatan pemasaran di Tegal Gubuk Cirebon yang dikenal sebagai pusat penjualan pakaian dan produk tesktil lainnya. Wilayah pemasaran lainnya adalah Pulau Sumatera (Palembang, Jambi, Pekanbaru, Padang, Bukittinggi), Pulau Sulawesi (Makasar dan Gorontalo), Pulau Kalimantan (Banjarmasin) dan Sorong. Perusahaan dapat melakukan pemasaran ke wilayah potensial lainnya yaitu di Pulau Jawa dan Bali dengan sasaran konsumen setingkat grosir

Strategi ST

5. Mempertahankan mutu kain sebagai bahan baku trainingspak (S1,T3)

Perusahaan sudah berhasil memproduksi kain sendiri dan menggunakan kain yang seragam (tidak dicampur) dalam memproduksi trainingspak. Untuk mempertahankan mutu, perusahaan membentuk petugas khusus yang menangani QC dan menerapkan QC. Kemampuan perusahaan menjaga mutu kain bahan baku trainingspak akan mendorong produk dapat bersaing dengan produk impor dan produk yang dikeluarkan pengusaha lain.

6. Meningkatkan mutu produk (S2,T3)

Memproduksi trainingspak dengan pola kemitraan agar menghasilkan produk yang bermutu harus disertai transfer pengetahuan dari perusahaan, peningkatan keterampilan pekerja perusahaan mitra, standarisasi produk dan pelaksanaan QC.

Strategi WO

7. Membuat pencelupan (W1,O2,O3,O4)(W1,T2,T3,T4)

Membuat pencelupan menjadi strategi alternatif untuk mengatasi tingginya biaya celup akibat tingginya biaya transportasi karena lokasi pencelupan yang jauh dan kondisi kemacetan lalu lintas. Manfaat membuat pencelupan adalah perusahaan dapat menghemat biaya pencelupan dan dapat berproduksi dengan biaya rendah sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih bersaing.

8. Pelatihan keterampilan pekerja (W4,O2,O3,O4)

Pelatihan peningkatan keterampilan pekerja diperlukan sehingga perusahaan dapat terus berproduksi dan menghasilkan produk bermutu untuk memanfaatkan berbagai peluang pasar yang tersedia.

9. Perawatan mesin sesuai prosedur dan rekayasa mesin (W5,O2,O3,O4)

Mesin tenun sebagai kompetensi perusahaan harus di rawat sesuai prosedur agar tetap berpoduksi, demikian juga kegiatan rekayasa mesin harus mulai dilakukan agar menghasilkan produk yang lebih baik untuk mengatasi persaingan dengan produk impor dan produk sejenis yang dihasilkan pengusaha lokal.

Strategi WT

Perumusan Kelemahan (W) dan ancaman (T) menghasilkan strategi membuat pencelupan (W1,T2,T3,T4), perawatan mesin sesuai prosedur dan rekayasa mesin (W4,T3)(W5,T4) dan pelatihan keterampilan pekerja (W4,T3).

Hasil perumusan strategi apabila dihubungkan dengan tingkatan strategi generik adalah sebagai berikut (Tabel 13).

Tabel 13 Hubungan strategi hasil perumusan dengan strategi generik

Tingkatan strategi generik Hasil perumusan strategi

Korporasi

Strategi integrasi ke belakang (Backward integration)

Membuat pencelupan

Strategi intensif melalui penetrasi pasar (Market penetration)

Promosi

Strategi intensif melalui pengembangan pasar (market development)

Memperluas daerah pemasaran dengan target pembeli setingkat grosir

Bisnis Keunggulan biaya (oveall cost

leadership)

Menjaga harga jual produk agar tetap bersaing

Fungsional

Strategi produksi dan operasi : a. Skala ekonomi (Economies

of Scale)

Memanfaatkan kompetisi antar pemasok untuk mendapatkan bahan baku dengan harga penawaran terendah

Meningkatkan produksi

trainingspak dengan memperluas kemitraan

b. Efek pembelajaran (learning effects)

1 Perawatan mesin sesuai prosedur

2 Rekayasa mesin tenun

3 Mempertahankan mutu kain

sebagai bahan baku trainingspak

4 Meningkatkan mutu produk

5 Membentuk tim QC dan

menerapkan QC

Strategi di bidang SDM Pelatihan keterampilan pekerja

Tahap Pemilihan (The Decision Stage)

Tahap selanjutnya melakukan penentuan prioritas strategi menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (Lampiran 15). Hasil analisis QSPM disajikan dalam Tabel 15. Analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi promosi (7.50) merupakan strategi prioritas pertama dibandingkan strategi lainnya. Promosi merupakan bentuk strategi intesif melalui penetrasi pasar. Terpilihnya strategi promosi sesuai dengan hasil analisis Internal-External (IE) yang memposisikan perusahaan harus di jaga dan dipertahankan melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Tabel 14. Hasil analisis QSPM PT PS

No Prioritas Strategi STAS

1 Promosi 7.50

2 Membuat pencelupan 6.67

3 Mempertahankan mutu kain sebagai bahan baku trainingspak 6.59

4 Meningkatkan mutu produk 6.40

5 Memperluas daerah pemasaran dengan target pembeli setingkat grosir 6.21 6 Memanfaatkan kompetisi antar pemasok untuk mendapatkan bahan

baku dengan harga penawaran terendah

5.73 7 Meningkatkan produksi trainingspak dengan memperluas kemitraan 5.68

8 Pelatihan keterampilan pekerja 5,58

9 Perawatan mesin sesuai prosedur dan rekayasa mesin 4,56 Implikasi Manajerial

Startegi promosi termasuk strategi generik pada tingkatan korporat dan terdapat strategi turunannya yaitu strategi tingkat bisnis yang akan diterjemahkan kedalam strategi fungsional. Keberhasilan strategi promosi di tingkat korporat ditentukan oleh keberhasilan implementasi strategi bisnis dan startegi fungsional. Gambar 14 menunjukkan hubungan strategi promosi dengan tingkatan strategi yang pada penerapannya berimplikasi kepada aspek :

A.Produksi.

PT PS dalam memproduksi trainingspak harus :

1. Meningkatkan skala ekonomi, hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produksi melalui perluasan kemitraan.

2. Memanfaatkan efek pembelajaran (learning effects) yang selama ini diperoleh dalam pemeliharaan mesin (tenun, potong, border, obras dan jahit, melakukan rekayasa mesin tenun agar hemat energi dan menghasilkan produk bermutu. Upaya yang sedang dilakukan dalam rekayasa mesin tenun adalah bekerjasama dengan ahli tenun dari perusahaan lain. Implikasi lainnya dari efek pembelajaran adalah menerapkan pengalaman dalam menjaga mutu kain hasil tenun dan menerapkan prosedur jaminan mutu. 3. Memanfaatkan efek pengalaman (experience effects) pemilik perusahaan

yang sudah melakukan usaha sejak tahun 1997. B.Sumber Daya Manusia

Impilikasi terhadap sumber daya manusia adalah perlunya pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja, karena selama ini terkendala oleh keterbatasan pekerja terampil terutama untuk mengoperasikan mesin tenun, menjahit dan keterampilan menjual.

C.Keuangan

Implikasi terhadap aspek keuangan adalah mengupayakan pelanggan melakukan pembayaran secara kontan, sehingga dapat mendukung ketersediaan modal kerja dan aktiva lancar. Implikasi lainnya adalah meningkatnya biaya pemasaran.

Strategi Intensif Penetrasi Pasar (Market

Penetration) Promosi

Strategi Keunggulan Biaya

(Overall Cost Leadership)

Harga BersaingàHarga lebih murah Strategi Produksi Strategi Sumber Daya Manusia Efek Pembelajaran (Learning Effects) 1. Meningkatkan kerjasama kemitraan 2. Memilih pemasok benang 1. Pemeliharaan mesin (tenun,potong, bordil, obras, jahit) 2. Rekayasa mesin tenun, potong, bordil,

obras, jahit) 3. Mempertahankan mutu bahan baku (kain)

4. Meningkatkan mutu produk (training spak)

5. Menerapkan QC

Efek Pengalaman

(Experience Effects)

Pemilik mulai usaha sejak tahun 1997 Strategi Korporat Strategi Bisnis Strategi Fungsional Strategi Keuangan Pelatihan Peningkatan keterampilan pekerja Strategi Pemasaran Skala ekonomi (Economies of scale) Target pasar : grosir Pembayaran grosir kontan

Sumber : Hubeis dan Najib (2014) dikolaborasikan dengan hasil penelitian di PT PS (2016)

Gambar 14 Hubungan strategi generik dengan strategi promosi PT PS D.Pemasaran

Implikasi terhadap aspek pemasaran diantaranya adalah penentuan target pasar yaitu pelanggan tingkat grosir. Kegiatan promosi ditujukan kepada grosir pelanggan dan grosir yang belum menjadi pelanggan. Grosir yang sudah menjadi pelanggan didorong meningkatkan volume pembeliannya, sementara grosir yang belum jadi pelanggan didorong agar mengalihkan pembeliannya kepada PT PS. Promosi dilakukan dengan mengedepankan : (a) keunggulan harga jual murah dan mutu produk yang sama dibanding pesaing, harga jual murah diperoleh karena perusahaan memproduksi kain sendiri sehingga tidak kesulitan memperoleh bahan baku kain trainingspak, (b) mutu kain yang seragam dan dapat menentukan warna kain sesuai tren pasar.

Implikasi lainnya adalah perlunya perluasan pasar diluar pasar sekarang. Perusahaan dapat melakukan pemasaran ke wilayah potensial lainnya yaitu di Pulau Jawa dan Bali dengan sasaran konsumen setingkat grosir. Implikasi selanjutnya adalah melakukan pemeliharaan loyalitas pelanggan dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan dan citra yang baik.

E. Aspek Teknologi

Salah satu kekuatan perusahaan dibandingkan pesaing adalah memproduksi kain untuk bahan baku trainingspak. Dengan demikian penggunaan mesin tenun sangat strategis bagi perusahaan. Mesin tenun bekas memerlukan pemeliharaan dan perbaikan secara intensif bahkan memiliki resiko kerusakan lebih tinggi, sehingga implikasi dari aspek teknologi adalah melakukan restrukturisasi mesin.

5 SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait