• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Produk Tahu UD. Sido Dadi

Produk tahu merupakan salah satu makanan yang mengandung protein serta murah harganya sehingga tahu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.

Selain sebagai sumber protein, tahu juga merupakan sumber kalsium yaitu mineral makro, mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan gigi dan tulang.

Walaupun tahu dapat terbuat dari kacang kedelai atau dari kacang hijau, tetapi produk tahu UD Sido Dadi terbuat dari kacang kedelai.Cara pembuatan tahu di UD. Sido Dadi masih dilakukan dalam skala industri rumah, yang masih terikat kepada cara-cara tradisional yang berasal dari nenek-moyang mereka.

30 5.3 Proses Pembuatan Tahu

Langkah-langkah proses produksi tahu adalah sebagai berikut:

1. Penyortiran

Penyortiran kedelai dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti batuan-batuan kecil, daun-daun atau batang tanaman yang terbawa pada kedelai, atau kedelai yang cacat, sehingga hanya kedelai yang memiliki kualitas bagus saja yang digunakan untuk proses pembuatan tahu.

2. Perendaman

Setelah didapatkan kedelai disortasi, kemudian direndam dengan menggunakan air bersih selama kurang lebih 8 jam. Pada saat perendaman mengalir agar lendirnya terbawa sehingga kedelai lebih bersih. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan lendir dan sifat asam.

4.Penggilingan

Kedelai yang telah dicuci kemudian digiling dengan menggunakan mesin dan sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga dihasilkan bubur kedelai yang berwarna putih. Bubur kedelai ini siap untuk direbus. Dengan menggunakan ember, bubur kedelai tersebut dituangkan ke dalam bak perebusan.

31 5. Perebusan

Perebusan dilakukan dengan menggunakan bak terbuat dari semen yang di dalamnya dilapisi bahan stainless dengan diameter 1 m dan tinggi kurang lebih 1,2 m. Bak perebusan menggunakan bahan bakar kayu, sekam, atau sisa-sisa gergajian. Penggunakan bahan bakar tersebut lebih efesien dan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan gas. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 1 jam, selama perebusan lakukan pengadukan terus menerus.

6. Penyaringan

Setelah mendidih, larutan bubur kedelai tersebut disaring dengan menggunakan kain kasa yang sangat halus, hasil endapannya ditampung dalam sebuah bak semen yang bagian dalamnya dilapisi bahan stainless. Lakukan pemerasan atau pengepresan sehingga sari kedelai dapat terpisahkan dengan optimal, kemudian pisahkan ampasnya. Sari kedelai yang telah tertampung kemudian tambahkan air, larutkan 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan. Asam cuka kadar 70 -90%

berfungsi membantu dalam penggumpalan sari kedelai.

7. Pencetakan

Setelah sari kedelai mengalami pengendapan dan menggumpal, langkah selanjutnya adalah melakukan pencetakan. Pencetakan dapat dilakukan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu berukuran luasnya 40 x 40 cm2 tingginya kurang lebih 10 cm seperti pada gambar di bawah ini, pada tiap sisi cetakan dibuat lubang untuk pengeluaran air. Siapkan papan cetakan kosong dan bagian atas dilapisi kain halus dan tipis. Kemudian, sari kedelai dituangkan ke

32 cetakan yang sudah dilapisi kain tipis tersebut, susun cetakan 2-5 unit, kemudian bagian atas nya ditutup dengan papan kayu, cetakan paling atas di beri pemberat dengan menggunakan ember yang disi air.

8. Pemotongan

Setelah sari kedelai dipres kurang lebih 15 menit, sehingga kadar airnya rendah maka dihasilkan tahu dalam bentuk lembaran sesuai dengan ukuran cetakannya. Tahu yang masih dalam lembaran tersebut pindahkan bersama papan cetakannya dan susun dengan rapi dalam ruang pemotongan. Pemotongan harus dilakukan segera, sehingga tahu tidak menjadi lembek dan basi. Tahu yang masih lembaran, berwarna putih tersebut dipotong-potong dengan menggunakan kayu pemotong yang berukuran 50-70 cm `

9. Pengemasan

Tahu yang telah dipotong-potong kemudian dikemas dengan menggunakan ember yang ditambah air agar tahu dapat bertahan kurang lebih 3-4 hari. Jika kita ingin memasarkan produk tahu ke supermarket dengan segmen pasar menengah ke atas, maka produk kita harus memiliki tampilan yang menarik selain cita rasanya enak.

33 Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Tahu

perendaman

pencucian

penggilingan

Perebusan

Penyaringan

Pencetakan

Pemotongan

Pengukusan tahu

Pengemasan penyortiran

34 5.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu

Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi produksi tahu di UD. SIDO DADI adalah sebagai berikut :

5.4.1 Bahan Baku

Bahan baku utama (Kedelai) sangat mendukung dalam segala aspek. Baik dalam industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya.

Selain bahan baku utama (Kedelai) dalam proses pembuatan tahu juga dibutuhkan beberapa bahan baku pendukung seperti air dan asam cuka. Bahan Baku air dalam proses memproduksi tahu diperoleh dari sumber air yang bersih seperti air sumur yang digunakan untuk membersihkan kedelai dan air yang telah direbus dipakai pada saat memproduksi tahu. Bahan baku pendukung lainnya adalah asam cuka dimana asam cuka ini dilarutkan kedalam sari kedelai yang telah tertampung.

Berdasarkan informasi dari bagian produksi, bagian pembelian mempersiapkan kebutuhan bahan-bahan hendak dibeli. Selanjutnya bagian pembelian langsung mendatangi tempat supplier untuk meminta sample bahan.

Kemudian sampel ini dipilih mana yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan.

Bila telah mendapat sample yang sesuai dan kualitasnya bagus maka pembeli akan melakukan transaksi pembelian berdasarkan kebutuhan bahan baku yang

35 telah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya perusahaan tinggal menunggu pengiriman bahan-bahan yang telah dibeli tersebut 1 hari kemudian.

Setelah bahan-bahan yang telah dibeli tersebut diterima, kemudian dilakukan pengecekan berdasarkan surat pengiriman barang atau yang diterima baik jumlah, kualitas, dan apakah terdapat bahan-bahan yang rusak. Bila diketahui ada bahan yang cacat atau rusak maka jumlah yang rusak tersebut nantinya dikembalikan pada supplier setelah sebelumnya diambil bagian yang baik atau tidak rusak.

Srtategi yang digunakan perusahaan adalah dengan pembelian dengan cara biasa, dimana pembelian dilakukan untuk memenuhi keperluan biasa atau rutin.

Pembelian semacan ini dilakukan karena proses produksinya adalah terus menerus dengan jumlah yang relatif sama setiap tahunnya. Bahan baku ini diperoleh dari pasar terong dengan kisaran harga sekitar Rp.70.000.000/Truk.

Perusahaan bekerja sama dengan pemasok dari pasar terong tidak menanggung produk yang rusak yang dikirim karena akan langsung diganti.

walaupun harga pembeliannya lebih mahal tetapi kualitas tetap terjaga. Bila bahan yang diterima rusak dan ikut dalam proses produksi maka akan mengganggu proses produksi dan kualitas yang dihasilkan kurang baik.

Kendala yang dihadapi perusahaan dalam pembelian bahan baku yaitu adanya ketidak sesuian kuantitas bahan yang dipesan dengan kuantitas bahan yang diterima. Kuantitas barang yang diterima kadangkala kurang 10 sampai 20 Kg.

walaupun sedikit tapi hal ini dapat mengurangi jumlah produksi perusahaan.

Kadangkala terjadi pemborosan dalam pemakaian. Dalam proses produksi tahu

36 pada waktu penyaringan bubur kedelai yang kurang baik maka sari kedelai yang dihasilkan juga sedikit sehingga tahu yang dihasilkan tidak maksimal jumlahnya.

5.4.2 Modal

Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Alhasil, biasanya bila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai usaha kecil tetapi dengan modal seadanya. Modal yang digunakan UD. Sido Dadi awalnya menggunakan modal sendiri yaitu sebesar Rp.5.000.000 yang diperoleh dengan usaha sendiri. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. UD. Sido Dadi juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan pendanaan. Akibatnya, UD. Sido Dadi kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing. UD. Sido Dadi terpaksa memanfaatkan jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Kesulitan mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal pilihan sumber modal sangat banyak dan beragam. Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh UD. Sido Dadi. Namun untuk bermitra dengan bank, UD. Sido Dadi dituntut menyajikan proposal usaha yang layak usaha dan menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan UD. Sido Dadi harus dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah persoalannya. Akibat bank berlaku hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil untuk mengakses sumber modal. UD. Sido Dadi yang sulit mengakses bank

37 mencari jalan pintas dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

5.2.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu pada Ud. Sido Dadi masih tradisional dan sederhana, seperti:

1) Ember besar 2) Tampah (nyiru) 3) Kain Saring 4) Kayu pengaduk

5) Cetakan Terbuat dari papan kayu 6) Keranjang

7) Tungku perebusan dari semen yang dilapisi stainless 8). Mesin gilingan

Peralatan yang di guanakan oleh UD. Sido Dadi masih tradisional sehingga hasil produksi tahu masih sedikit. Karena peranan peralatan yang lebih modern sangat membantu mempercepat pengolahan bahan baku dasar yaitu kedelai menjadi bahan yang siap diolah dan mutu tahu yang diproduksi lebih bagus.

5.2.4 Tenaga Kerja

Tenaga Kerja yang ada pada UD.Sido Dadi yaitu sebanyak 4 orang, dimana tenaga kerja ini bekerja di beberapa bagian antara lain :

1. Bagian produksi sebanyak 2 orang, dibagian ini tenaga kerjanya saling bergantian dan pada bagian ini mengerjakan membakar kayu untuk memasak air, menggiling kedelai sampai penyaringan.

38 2. Bagian percetakan sebanyak 2 orang,tenaga kerja di bagian ini bertugas mencetak tahu, memotong-motong tahu serta memasukkan tahu yang sudah dipotong ke dalam ember besar.

Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh UD. Sido Dadi adalah keluarga sendiri atau salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang di sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga nya. Dengan demikian UD. Sido Dadi secara otomatis dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan juga sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin akan berangsur-angsur menurun. Hal ini disebabkan karena mayoritas buruh UD. Sido Dadi merupakan anggota keluarga sendiri. Sehingga bisa disimpulkan bahwa selalu tersedianya tenaga kerja ini juga mempengaruhi keberadaan industri tahu di Desa Laccu’-laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Besarnya jumlah hasil produksi yang apat dihasilkan merupakan sumber pemasukan bagi industri tersebut untuk memutarkan kembali modal. Namun Kualitas sumber daya manusia UD sido dadi yang masih rendah serta minimnya pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya produktivitas. Hal tersebut juga tampak pada ketidak mampuan mereka dalam hal manajemen usaha, terutama dalam hal tata tertib pencatatan/ pembukuan.

39

Dokumen terkait