• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU DI UD.SIDO DADI DI DESA LACCU -LACCU KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA DASNIATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU DI UD.SIDO DADI DI DESA LACCU -LACCU KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA DASNIATI"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU DI UD.SIDO DADI DI DESA LACCU’-LACCU’

KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

DASNIATI 105960083311

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

(2)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TAHU DI UD. SIDO DADI DI DESA LACCU’-LACCU

KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

DASNIATI 105960083311

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian Strata satu ( S-1 )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu Di UD. Sido Dadi Di Desa Laccu’- Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah benar

merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Februari 2016

Dasniati

105960083311

(6)

v

ABSTRAK

Dasniati. 105960083311. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu Di UD. Sido Dadi Di Desa Laccu’-Laccu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh SITI WARDAH Dan ISNAM JUNAIS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pembuatan Tahu pada UD.Sido Dadi Di Desa Laccu’- Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini secara sengaja. Jenis dan sumber data yaitu penelitian deskriptif kualitatif, sumber data primer dan sekunder.

Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tahu pada UD Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah bahan baku, Bahan baku paling

berpengaruh dalam pembuatan tahu di UD. Sido Dadi. Proses pengadaan bahan

baku utama yaitu kedelai yang tidak sesuai dengan kebutuhan produksi, baik

secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga akan mempengaruhi produk tahu yang

dihasilkan, juga dengan kualitas yang kurang baik yang tidak sesuai harapan

konsumen. Adapun faktor lain yang berpengaruh terhadap pembuatan tahu ini

adalah faktor modal dan tenaga kerja.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pembuatan Tahu Di UD.

Sido Dadi Di Desa Laccu’- Laccu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesmpatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Ir. Siti Wardah, M.Si, selaku pembimbing I dan Bapak Isnam Junais, S.TP.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir.Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

(8)

vii

3. Bapak Amruddin, S.PT., M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar .

4. Kedua orangtua ayah David dan ibunda Sunniati dan adik-adikku, beserta Suami dan anakku tercinta dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Bajeng khususnya kepada Bapak Lurah beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Makassar, Februari 2016

DASNIATI

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ……….. iii

HALAMAN PERNYATAAN ……… iv

ABSTRAK ………... v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

I. PENDAHULUAN ………...……...……… 1

1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Rumusan Masalah ………. 3

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .……….. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 4

2.1 Pengertian Industri ………. 4

2.2 Produksi ………..………. 6

2.3 Proses Pembuatan tahu ……….. 16

2.4 Kerangka Pemikiran ……… 20

(10)

ix

III. METODE PENELITIAN ………..………. 22

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 22

3.2 Teknik Penentuan Sampel ……….. 22

3.3 Jenis dan Sumber Data ………... 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 23

3.5 Metode Analisis Data ………. 24

3.6 Definisi Operasional ……….. 24

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.……….. 25

4.1 Letak Geografis ……… 25

4.2 Sejarah UD. Sido Dadi ……….. 25

4.3 Visi Dan Misi UD. Sido Dadi ……… 26

4.4 Struktur Organisasi UD. Sido Dadi………. 26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 27

5.1 Identitas Responden ………. 27

5.2 Produk Tahu UD. Sido Dadi ………. 29

5.3 Proses Pembuatan Tahu ……… 30

5.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu ……… 34

VI. KESIMPULAN DAN SARAN……… 39

6.1 Kesimpulan……….. 39

6.2 Saran……… 39 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (berisi)

(11)

x

 Kuesioner Penelitian

 Peta Lokasi Penelitian

 Dokumentasi Penelitian

 Surat Izin Penelitian

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Identitas Responden UD.Sido Dadi Di Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa………... 27 2. Tingkat Pendidikan Responden UD.Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa………... 28 3. Pengalaman Responden UD.Sido Dadi Di Desa Laccu’-Laccu’

Kecamatan Bajeng Kabupaten ………... 29 4. Diagram Alir Proses Produksi Tahu UD. Sido Dadi Di Desa Laccu’-

Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa………. 33

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu di UD.Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa………...……… 21 2. Struktur Organisasi UD. Sido Dadi Di Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa……… 26

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Kuesioner Penelitian ………... 43

2. Peta Lokasi Penelitian ………. 48

3. Dokumentasi Penelitian ………... 49

4. Surat Izin Penelitian ………. 50

(14)

DAFTAR PERTANYAAN

A. IDENTITAS PRIBADI RESPONDEN

Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjawab pertanyaan dibawah ini:

1. Nama Pemilik Idustri : 2. Nama industry : 3. Alamat industri :

4. Lama industri : 5. Jenis Kelamin :

6. Umur : Thn

7. Pendidikan Terakhir : B. DAFTAR PERTANYAAN

A. Bahan Baku

1. Apakah kebutuhan akan bahan baku mudah diperoleh?

jawab:………

………..

………..

2. Bagaimana memperoleh bahan baku yang digunakan untuk memproduksi tahu?

jawab:………

………..

……….

(15)

B. Modal

1. Berapakah modal produksi yang dibutuhkan selama 1 bulan?

jawab:………

………

………

2. Darimanakah modal yang diperoleh?

a. pinjaman dari bank b. Modal sendiri C. Sarana Dan Prasarana

1. Apakah sarana yang digunakan cukup memadai dalam proses produksi tahu?

jawab:……….

………

………

2. Jenis peralatan apa yang digunakan dalam proses pembuatan tahu?

jawab:………

………..

………..

D. Tenaga Kerja

1. Berapakah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi tahu?

jawab:……….

(16)

………

……….

2. Apakah jumlah tenaga kerja yang digunakan sudah cukup?

a. sangat cukup b. cukup c. kurang

3. Apakah jumlah tenaga kerja yang dimiliki cukup potensial atau memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik?

jawab:………..

………..

………..

(17)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahu merupakan salah satu bahan pangan olahan kedelai yang sangat populer di Indonesia, masyarakat luas menjadikan tahu sebagai sumber protein nabati, selain itu harga jualnya juga murah, tahu merupakan produk permentasi yang tidak bertahan lama. Setelah 2 atau 3 hari akan mengalami pembusukan sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia, sehingga teori lokasi juga mempengaruhi industri tersebut Secara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti: bahan baku lokal permintaan lokal,bahan baku yang dapat dipindahkan dan permintaan luar.

Di Kabupaten Gowa sendiri sudah ada industri Tahu, tetapi masalah yang dihadapi selama ini pada industri tahu yaitu ketersediaan Bahan baku yang mempunyai peranan penting dalam proses pembuatan tahu masih susah atau sulit untuk dipenuhi oleh industri dalam negeri sehingga masih tergantung dengan kedelai impor, walaupun indonesia terkenal dengan hasil pertaniannya tetapi itu belum cukup memenuhi kapasitas industri yang berbahan baku kedelai yang ada.

(Hoover dan Giarratani, 2007).Kata tofu atau tahu muncul pertama kali dalam sejarah China sekitar 800 tahun kemudian. Dikatakan bahwa Budhi Dharma, yang hidup di China dari tahun 500 sampai 528 telah mendirikan sekolah Chinesse Ch'an (Zen), dan dalam ajarannya telah melibatkan dengan tahu dalam Dharma Combat. Untuk memperdalam penyertaan mengenai cara-cara atau jalan Budha.

Budi dharma kemudian mengagungkan dan merefleksikan tahu sebagai sumber

dari sesuatu yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan mencerminkan

(18)

2 warna sebagai jubah yang putih dan agung. Tahu sendiri dikenal di Indonesia ketika perdagangan Cina mulai masuk ke Indonesia dan sampai sekarang tahu sudah menjadi makanan pokok terutama dikalangan masyarakat jawa dan meramba ke daerah lainnya termasuk Kabupaten Gowa.

Kacang kedelai sebagai bahan utama dalam pembuatan tahu mempunyai nilai gizi yang tinggi. Komoditi tersebut merupakan salah satu sumber protein utama bagi golongan berpendapatan rendah dan juga sebagai makanan sehari-hari mereka sebagai pengganti ikan atau daging sebagai lauk pauk. Selain itu produksi tahu juga memberikan lapangan pekerja baru yakni penjual gorengan yang ada di Kabupaten Gowa serta Tahu juga dapat di buat menjadi kerupuk atau cemilan oleh-oleh yang tahan lama sehingga mempunyai nilai tambah. Hal tersebut memberikan peluang dalam peningkatan pendapatan daerah dan membantu masyarakat yang mempunyai daya beli yang rendah, karena produk tersebut dapat di jangkau oleh semua golongan.

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka menarik untuk diteliti

mengenai seberapa besar pengaruh input modal tetap, bahan baku dan tenaga

kerja terhadap produksi tahu yang ada di UD. Sido Dadi Desa Laccu-Laccu

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Oleh karena itu, topik yang akan diangkat

dalam penelitian ini adalah “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu di

UD. Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”

(19)

3 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni: “Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tahu di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”?

1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tahu di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan masukan dan informasi tambahan yang berguna bagi pengembangan industri tahu.

b. Menjadi masukan bagi pengembangan ilmu yang berkaitan dengan

produksi dan ketenagakerjaan.

(20)

4

II. TINJAUN PUSTAKA

2.1 Industri

Industri adalah semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi kegunaannya. Dalam proses produksi, faktor- faktor produksi harus digabungkan, artinya antara faktor produksi yang satu dengan yang lainnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi dikombinasikan. Faktor- faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu industri meliputi modal, tenaga kerja, bahan mentah/bahan baku, transportasi, sumber energi atau bahan bakar, tenaga kerja dan pemasaran (Godan, 2006).

Industri pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk juga kegiatan jasa industri yang menerima upah maklon yaitu balas jasa (Badan Pusat Statistik, 2006).

Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri

adalah sebagai berikut ; “industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengelolah

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang

dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancangan

bangun dan perekayasaan industri (Departemen Perindustrian, UU No. 5 tahun

1984, Tentang Perindustrian)”.

(21)

5 Badan Pusat Statistik ( 2000) menyatakan bahwa industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, dan terletak pada suatu bangunan atau suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biayanya. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa industri merupakan kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama.

Dalam menjalangkan industri dibutuhkan suatu kegiatan produksi yaitu kegiatan yang bertujuan menciptakan barang yang akan ditawarkan atau didistribusikan kepada masyarakat luas. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk menciptakan atau menghasilkan benda atau jasa, ( Purwo, 2000).

Menurut simposium Hukum Perindustrian, yang dimaksud dengan industri adalah rangkaian kegiatan usaha ekonomi yang meliputi pengolahan dan pengerjaan atau pembuatan, perubahan dan perbaikan bahan baku menjadi barang sehingga pada akhirnya akan lebih berguna dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat, (Simanjuntak, 1998).

Melihat perkembangan industri saat ini, industri tahu yang ada di Desa

Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat dikatakan atau di

golongkan dalam industri kecil menengah (UKM) dengan melihat pengelompokan

jenis industri dan jumlah tenaga kerja yang ada.

(22)

6 Glendoh, (2001) dengan memperhatikan peranannya yang sangat potensial bagi pembangunan di sektor ekonomi, maka usaha kecil perlu terus menerus dibina dan diperdayakan secara berkelanjutan agar lebih dapat berkembang dan maju, guna menunjang pembangunan di sektor ekonomi yaitu; usaha kecil merupakan penyebaran tenaga kerja, Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak berpenghasilan rendah dan, Usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena dalam keberhasilannya memproduksi hasil nonmigas.

2.2 Produksi

Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Orang atau badan yang mengolah, menciptakan, dan menghasilkan barang atau jasa disebut sebagai produsen.

Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara

mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja, teknologi,

managerial skill. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan

cara mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), dan

menyimpan (store utility). Analisis produksi dilakukan dengan membedakan

analisis jangka pendek (short run) dan analisis produksi jangka panjang (long

run). Produksi juga dapat diartikan usaha untuk mengkombinasikan faktor-faktor

(23)

7 produksi(modal, tenaga kerja , tanah) untuk menghasilkan produk (barang atau jasa). (Soeharno,2006).

Menurut (Sinungan, 1997) produktivitas adalah sikap mental patriotic yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tersebut, atau suatu tingkat efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa.

Menurut dewan produktivitas nasional dalam Umar (1998), bahwa produktivitas mempunyai pengertian sebagai sikap mental selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hasil kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sedangkan secara umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

Sedangkan menurut (Ravianto, 1995), produktivitas dapat juga merupakan

sikap mental memuliakan kerja dan didasari motivasi yang kuat untuk secara

terus-menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang lebih baik. Dengan kata

lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah

efektivitas yang mengarah pada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu berkaitan dengan efisiensi yang berkaitan

dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau

bagimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

(24)

8 Di dalam suatu produksi tidak lepas dari adanya proses produksi. Pada produksi industri makanan dan minuman ini membutuhkan berbagai jenis faktor produksi, diantaranya terdiri dari bahan baku utama, jumlah tenaga kerja, dan teknologi. Dengan menggunakan faktor produksi pada setiap proses produksi, perlu kiranya dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Defenisi dari faktor produksi tersebut adalah jenis-jenis sumber daya yang di gunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi guna menghasilkan barang dan jasa.

Besar kecilnya barang dan jasa dari hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor produksi. Faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam; Faktor Produksi tetap (Fixed Input) ,yaitu faktor produksi yang kuantitasnya tidak tergantung pada jumlah yang dihasilkan. Input tetap akan selalu saja walaupun output turun sampai dengan nol. Contoh: faktor produksi tetap dalam industri ini adalah alat atau mesin yang digunakan dalam proses produksi industri tahu sedangkan Faktor produksi variabel (Variable input), yaitu faktor produksi dimana jumlah dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Contoh: faktor produksi variabel dalam industri tahu adalah bahan baku dan tenaga kerja. (Sudirman, 1984).

Sumiarti (1987); produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.

Adanya berbagai macam kebutuhan manusia memunculkan berbagai alat

pemenuh kebutuhan yang berupa barang dan jasa. Namun, barang dan jasa

tersebut tidak selalu tersedia, tidak diperoleh dengan muda, dan tidak secara

(25)

9 Cuma-Cuma. Namun untuk mendapatkan semua itu harus dengan pengorbanan atau melakukan berbagai kegiatan dan usaha, sehingga manusia dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan.

Menurut (Partadireja,1985) Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran.

sedangkan menurut (Minto Purwo, 2000) kegiatan produksi terdiri dari beberapa macam, yaitu produksi langsung dan produksi tidak langsung, produksi teknis, produksi ekonomis, dan produksi non ekonomis. Produksi langsung atau produksi barang adalah usaha atau kegiatan menciptakan, membuat atau menghasilkan barang yang secara langsung dapat berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

Manfaat barang yang diproduksi dapat secara langsung dirasakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran. Produksi tidak langsung atau produksi alam merupakan usaha atau kegiatan memberikan pelayanan, pengabdian bentuk jasa kepada masyarakat, hasilnya tidak secara langsung dinikmati, tetapi memerlukan proses dan waktu yang lama. Produksi teknis merupakan kegiatan produksi yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah nilai kegunaan suatu benda atau barang.

Menurut Marvin E Mundel, yang dipublisir oleh The Asian Productivity

“Organization(APO) (2010) produktivitas didefinisikan sebagai berikut:

Produktivitas adalah rasio keluaran yang menghasilkan untuk penggunaan di luar

organisasi, yang memperbolehkan untuk berbagai macam produk dibagi oleh

sumber-sumber yang digunakan, semuanya dibagi oleh suatu rasio yang sama dari

(26)

10 periode dasar”. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat ataubenda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa. Adapun faktor produksi yang dimaksud yaitu

2.2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi tidak lepas dari faktor tenaga kerja karena tenaga kerja sangat dominan untuk melancarkan kegiatan produksi hingga memperoleh hasil produksi dari suatu kegiatan produksi. Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam berbagai macam kegiatan produksi. Dengan adanya tenaga kerja kegiatan produksi akan cepat terselesaikan dengan baik, artinya faktor tenaga kerja sangat di butuhkan dalam proses kegiatan produksi. Kegiatan produksi akan berhenti jika tenaga kerja yang diperlukan mengalami gangguan, sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima perusahaan atau industri tersebut. (Kardiman, 2003).

Suprihanto (1988) tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan

penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa. Dari

pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tenaga kerja adalah sebagian

penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa, bila ada permintaan terhadap

barang dan jasa. Kemudian, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun

atau lebih, yang sudah atau sedang mencari pekerjaan dan sedang melakukan

kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.Pengertian tenaga

(27)

11 kerja dan bukan tenaga kerja hanya dibedakan oleh batasan umur. Di indonesia dipilih batas umur 15 tahun tanpa batasan umur maksimun. Dengan demikian di indonesia penduduk dibawah umur 15 tahun dapat digolongkan bukan tenaga kerja. Pemilihan 15 tahun sebagai batas umur minimun adalah berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa pada umur tersebut sudah banyak penduduk usia muda terutama yang tinggal di pedesaan yang sudah bekerja atau sedang mencari pekerjaan serta adanya wajib belajar untuk sekolah dasar.

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari). Bagi ekonom upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain. Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna. (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung 2008).

Industri tahu umumnya merupakan industri skala rumahan dengan jumlah

tenaga kerja sedikit kurang lebih 2-6 orang dan investasi yang diperlukan tidak

terlalu besar. Teknologi proses pada industri tahu sederhana dan mudah dipelajari

sehingga industri tahu dapat dijalankan oleh siapa saja. Industri tahu juga tidak

memerlukan tempat produksi yang luas dan dapat dijalankan di area

perkampungan maupun perkotaan asalkan limbahnya dapat tertangani dengan

baik dan tidak mengganggu lingkungan. Industri tahu menghasilkan limbah ampas

tahu dan limbah cair tidak berbahaya, namun jika pengelolaannya tidak baik

dibuang begitu saja ke lingkungan dapat mengganggu kenyamanan lingkungan.

(28)

12 Pemanfaatan tenaga kerja dalam proses produksi haruslah dilakukan secara manusiawi, artinya perusahaan pada saat memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksinya harus menyadari bahwa kemampuan mereka ada batasnya, baik tenaga maupun keahliannya. Selain itu juga perusahaan harus mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam menetapkan besaran gaji tenaga kerja. Posisi faktor tenaga kerja sangat dominan jika dibandingkan dengan faktor produksi lainnya dalam suatu proses produksi. (Kardiman, 2003).

Output merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu perusahaan. Semakin banyak output yang dihasilkan berarti semakin besar pula perusahaan tersebut. Input dapat berpengaruh terhadap produksi suatu barang atau jasa. Selain itu besarnya jumlah output yang dihasilkan akan berdampak pada input bahan baku yang dibutuhkan. Semakin besar output produksi yang dihasilkan maka input bahan baku yang dibutuhkan juga semakin banyak.

Besarnya jumlah kapasitas produksi juga tidak lepas dari bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi. Hal ini menunjukkan semakin besar kapasitas produksinya maka semakin besar pula bahan bakar yang dibutuhkan untuk melakukan produksi. Dalam proses produksi juga tidak lepas dari jumlah tenaga kerja yang digunakan. (Soekartawi, 2002).

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di

antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan

untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis

tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya,

yaitu modal dan tanah jumlahnya tidak mengalami perubahan. Juga teknologi

(29)

13 dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja. (Sadono Sukirno 2006).

Faktor produksi tenaga kerja berpengaruh positif terhadap suatu industri karena faktor tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi.

Kegiatan produksi akan berhenti jika tenaga kerja yang diperlukan mengalami gangguan, sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima perusahaan.

Dengan demikian faktor tenagan kerja akan berpengaruh terhadap proses pembuatan tahu di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

2.2.2 Modal

Modal adalah segala sesuatu yang di berikan dan dialokasikan ke dalam suatu usaha atau badan yang di gunanya pondasi untuk menjalankan apa yang diinginkan. Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji pegawai, dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk kegiatan operasional perusahaan. Banyaknya biaya yang telah dikeluarkan untuk membelanjai operasi perusahaan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya.

Dalam kegiatan proses produksi, maka modal dibedakan menjadi dua macam, yaitu modal tetap dan tidak tetap (biasanya disebut modal variabel).

Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh modal tersebut,

(30)

14 faktor produksi seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal tetap dapat didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Setiap industri memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengolah produksinya. Teknologi yang digunakan pun berlainan, teknologi berpengaruh positif terhadap produksi industri tahu dan karena teknologi sangat menentukan hasil produksi industri tersebut. meskipun teknologi yang digunakan masih di impor dari luar negeri. Tanpa adanya perkembangan teknologi produktivitas barang-barang produksi tidak akan

mengalami perubahan dan tetap pada tingkat yang sangat rendah. (Soerkartawi, 2002).

2.2.3 Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak produk jadinya atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang. Bahan baku pembuatan tahu yaitu kedelai. Biasanya bahan baku ini sering dianggap sepele sehingga produk tahu yang dihasilkan kurang memuaskan. Kedelai adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning, putih, dan hijau. Apabila dipotong melintang memperlihatkan warna kuning pada irisan keping bijinya. Kedelai inilah yang digunakan sebagai bahan baku tahu.

Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam industri baik

itu industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan sebagainya,

bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya. Bahan baku

(31)

15 penting dalam artian mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang kurang maju sekalipun bahan baku sangat besar peranannya dalam kegiatan ekonomi, pada dasarnya bahan baku merupakan hal yang mendasar dalam meningkatkan hasil produktivitas disektor industri, pemilihan bahan baku yang bermutu tinggi dan pengolahan maksimal akan menghasilkan produksi yang dapat memuaskan masyarakat atau konsumen.Untuk memproduksi tahu di gunakan bahan baku pokok yaitu kedelai.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa faktor input bahan baku sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi. Kegiatan produksi akan berhenti jika bahan baku tidak tersedia ataupun harga bahan baku mengalami kenaikan, sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima oleh industri tersebut. Dengan demikian faktor input bahan baku akan berpengaruh positif terhadap produksi pembuatan tahu di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’- Laccu’

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Tahu merupakan produk makanan yang mudah rusak karena memiliki kadar air dan protein tinggi merupakan media tumbuh yang potensial bagi mikroorganisme pembusuk. Produk tahu memiliki umur simpan yang singkat 2-3 hari, hal ini menjadi faktor kendala untuk mencapai pasar yang lebih luas.

Umumnya para pengrajin tahu berproduksi dalam skala home industri dengan

kapasitas produksi sesuai kemampuan memasarkan hasil produksinya.

(32)

16 2.3 Proses Produksi Tahu

Proses produksi tahu relatif mudah dan sederhana serta tidak membutuhkan investasi yang tinggi. Secara umum proses produksi tahu hampir sama, hanya saja ada yang menggunakan bahan kimia untuk penggumpal dan ada yang alami. Prinsip dasar pembuatan tahu adalah; sortasi, perendaman, penggilingan dan pengenceran, perebusan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan, pengirisan, pengemasan.

Proses pembuatan tahu dimulai dengan seleksi biji rusak dan pembersihan biji kedelai dari berbagai bahan ikutan seperti kulit buah, pasir dan lain-lain.

Caranya dengan memasukkan biji kedelai ke dalam wadah berisi air. Kotoran dan biji rusak akan mengapung dan langsung dibuang. Sebaliknya bahan ikutan seperti pasir yang lebih berat dari kedelai akan mengumpul di bagian dasar.

Setelah benar-benar terbebas dari biji rusak dan kotoran, biji kedelai direndam selama semalam dengan air bersih.Kemudian air rendaman dibuang dan biji kedelai dicuci (dibilas) dengan air bersih.

Kedelai yang telah direndam dan dicuci, selanjutnya digiling.Pengusaha

tahu tradisional menggiling biji kedelai dengan gilingan batu yang digerakkan

secara manual dengan tangan.Gilingan berupa dua silinder batu yang berlubang di

bagian tengahnya.Silinder bawah, permukaan bagian atasnya berupa kerucut

bergerigi.Silinder atas, bagian bawahnya berupa lekukan yang juga bergerigi

seukuran kerucut silinder bawah. Hingga ketika dua silinder batu tersebut

ditangkupkan, akan bisa pas. Ada juga gilingan tahu tradisional yang silinder

bagian bawahnya terbuat dari kayu, sementara silinder atasnya saja yang terbuat

(33)

17 dari batu.Kedelai yang telah direndam, dimasukkan dari lubang silinder di bagian atas dan gilingan digerakkan. Kedelai akan hancur dan keluar dari celah antara dua silinder ini (Anonim, 2007).

Gilingan tahu demikian, sudah tidak digunakan lagi saat ini.Sebagai gantinya, digunakan mesin penggiling, baik yang digerakkan oleh listrik maupun tenaga disel.Umumnya, pabrik tahu berlokasi di kawasan yang sudah terjangkau listrik, hingga penggilingan berpenggerak mesin listrik lebih banyak digunakan.

Harga mesin penggiling kapasitas paling kecil, berkisar antara Rp 5.000.000,- sd.

Rp 10.000.000,- per unit. Hasil dari gilingan kedelai ini adalah bubur kasar.Selanjutnya bubur kedelai dicampur air dan disaring hingga dihasilkan ampas dan sari kedelai.Ampas kedelai yang juga lazim disebut sebagai ampas tahu, banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak baik ternak unggas maupun ternak ruminansia.

Sari kedelai yang telah terpisah dari ampasnya, selanjutnya direbus dengan

dicampur batu tahu untuk menggumpalkan protein. Kalau selama perebusan sari

kedelai ini terus menerus diaduk, maka tidak akan terbentuk kembang tahu. Kalau

tidak diaduk dan api agak dikecilkan, maka akan terbentuk kembang tahu. Yang

disebut kembang tahu adalah lembaran tipis yang terbentuk di bagian atas

permukaan sari kedelai pada saat perebusan. Perebusan sari kedelai biasanya

menggunakan wadah aluminium atau bahan lain yang cukup besar. Bahan

bakarnya bisa minyak bakar, kayu, sekam atau batubara. Bahan bakar batubara

paling menghemat, sebab kalorinya tinggi, harganya murah dan panasnya stabil.

(34)

18 Setelah tampak adanya protein yang menggumpal di permukaan, api agak dikecilkan. Dengan alat penciduk, gumpalah protein ini diambil dan segera dicetak.Pencetakan tahu bisa dilakukan dalam kotak lebar dari kayu atau anyaman bambu, untuk selanjutnya dipotong-potong sesuai ukuran.Pemotongan dilakukan setelah adonan dingin. Bisa pula pencetakan dilakukan dengan dibungkus kain per satuan sesuai dengan ukuran potongan yang akan dipasarkan. Tahu yang sudah jadi, ada yang dibiarkan tetap putih, ada pula yang diberi pewarna kuning dari bahan kunyit.Pemberian kunyit bukan hanya sekadar bertujuan agar warna tahu lebih menarik, melainkan untuk bahan pengawet.Sebab kunyit mempunyai khasiat memperlambat bahkan mencegah pertumbuhan bakteri.

Karenanya, mengkonsumsi tahu kuning, lebih aman dibanding dengan

tahu putih.Sebab kemungkinan tahu kuning diberi bahan pengawet formalin relatif

lebih kecil dibanding dengan tahu putih.Meskipun tidak semua tahu putih pasti

mengandung formalin.Tahu yang dipasarkan mentah (istilah untuk tahu putih dan

tahu kuning), harus terus-menerus direndam air untuk mempertahankan

kesegarannya.Selain dipasarkan mentah, tahu juga dipasarkan dalam bentuk

digoreng.Tahu goreng dan juga tahu kuning, merupakan menu khas Indonesia,

khususnya Jawa.Sebab di RRC, Taiwan maupun komunitas China Town di luar

negeri, tahu lebih banyak dikonsumsi berupa tahu putih. Meskipun dimasak sup,

mengkonsumsi tahu putih di RRC dilakukan dengan sumpit. Hingga mereka yang

belum ahli menggunakan sumpit, pasti akan susah sekali memegang dan

mengangkat tahu putih yang lunak dan licin ini dari mangkuk.Proses pembuatan

tahu goreng ada dua macam. Pertama tahu cokelat yang bagian dalamnya padat.

(35)

19 Proses penggorengannya dengan memasukkan tahu dalam minyak dingin baru kemudian dipanaskan tanpa diaduk-aduk. Setelah permukaan potongan menjadi cokelat, maka tahu diangkat hingga bagian dalamnya tetap padat.Kedua tahu cokelat yang bagian dalamnya berongga. Proses penggorengannya dengan memasukkan tahu putih ke dalam minyak panas dan terus menerus diaduk.

Setelah permukaan menguning dan menggembung, tahu diangkat.

Tahu cokelat ada yang dipasarkan setelah diberi larutan garam, ada pula

yang masih tawar.Demikian pula dengan tahu kuning dan tahu putih.Ada yang

diberi garam ada pula yang tawar. Tahu Sumedang yang sangat terkenal itu,

sebenarnya merupakan tahu putih yang dipotong kecil-kecil, kemudian digoreng

dalam minyak panas.Tahu goreng demikian hanya tahan dipasarkan selama satu

hari dan harus langsung dikonsumsi. Kalau disimpan di ruang terbuka sampai

keesokan harinya, tahu akan mengalami penurunan mutu sampai rusak sama

sekali. Kecuali produk tersebut disimpan dalam kulkas.Kualitas tahu tidak hanya

ditentukan oleh kualitas kedelainya, melainkan juga oleh kualitas

penggilingan/penyaringannya serta kualitas air yang digunakan untuk merebusnya

(Anonim, 2013).

(36)

20 2.4 Kerangka pikir

Proses pembuatan tahu tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan tahu, untuk menghasilkan benda atau jasa. Adapun faktor yang dimaksud adalah Bahan baku, Modal, Peralatan, Tenaga Kerja.

Dimana, bahan baku utama (kedelai) sangat mendukung dalam segala

aspek. Modal yang digunakan UD. Sido Dadi awalnya menggunakan modal

sendiri yang diperoleh dari usaha sendiri. Peralatan yang digunakan dalam proses

produksi tahu pada UD. Sido Dadi masih tradisional dan sederhana. Tenaga kerja

yang ada pada UD. Sido Dadi yaitu sebanyak 4 orang yakni 2 di bagian produksi

dan 2 dibagian percetakan.

(37)

21 KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar.1 Kerangka Pikir Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tahu di UD. Sido Dadi di Desa Laccu-laccu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Industri Pembuatan Tahu UD. Sido Dadi

Faktor-faktor Produksi

Proses Produksi

Bahan Baku

X1

Modal Tenaga Kerja

Hasil Produksi X1 X1

Peralatan

(38)

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan mulai Juli sampai September 2015. Penelitian ini dilaksanakan di UD SIDO DADI di Desa Laccu-laccu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan Informan dalam penelitian ini secara sengaja (purposive).Dimana Informan adalah seseorang yang karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut (Arikunto 2013).Informan pada UD.Sido Dadi yakni berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 1 orang pemilik dari UD.Sido Dadi dan 4 orang karyawan.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian

akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan

lainnya.

(39)

23 b. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menggunakan teknik analisis mendalam yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya .

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data yang dipakai pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yaitu :

 Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh wawancara langsung kepada produsen dengan cara pengumpulan data menggunakan kuesioner.

 Data sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang sudah ada sebelumnya, seperti arsip data kantor atau instansi-instansi yang terkait dengan penelitian.Dalam penelitian ini sumber data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati secara

langsung keadaan objek yang diteliti sehingga didapatkan gambaran yang

jelas mengenai objek yang diteliti.

(40)

24 2. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data secara langsung terhadap responden melalui tanya jawab untuk memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan mengambil gambar di lokasi penelitian.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dimana menjelaskan tentang modal yang digunakan, bahan baku yang digunakan serta tenaga kerja yang digunakan.

3.6 Defenisi Oprasional

a. Produksi tahu yaitu penerimaan bruto industri tahu yang di produksi dalam sehari. Skala pengukuran dengan menggunakan rupiah.

b. Modal yaitu berupa mesin yang digunakan untuk memproduksi tahu yang di ukur berdasarkan harganya dalam rupiah.

c. Bahan baku berupa kedelai yang merupakan bahan baku utama pembuatan tahu yang di ukur berdasarkan jumlah kedelai yang digunakan dalam kg/hari. Skala pengukuran dengan menggunakan rupiah.

d. Tenaga kerja yaitu Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses

produksi tahu perhari.

(41)

25

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

UD. Sido Dadi terletak disebelah selatan ibu kota kabupaten gowa, dimana UD. Sido Dadi diapit oleh beberapa desa diantaranya:

 Sebelah utara UD. Sido Dadi berbatasan dengan desa Panciro

 Sebelah selatan UD.Sido Dadi berbatasan dengan desa Kelurahan Mataallo

 Sebelah barat UD. Sido Dadi berbatasan dengan desa Lempangan

 Sebelah timur UD.Sido Dadi berbatasan dengan desa Mardekaya

4.2 Sejarah UD. Sido Dadi

UD.Sido Dadi berdiri pada tahun 2000 didirikan oleh Jumangin Efendi.UD.Sido Dadi merupakan usaha yang bergerak dibidang pertanian yang memproduksi kedelai sebagai salah satu olahan makanan yang berada di kabupaten gowa.

Dalam pendirian dan pengembangan usaha ini, pemilik dari Ud.Sido Dadi

menggunakan modal sendiri.Dalam melaksanakan usaha ini, pemilik ditunjang

dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

(42)

26 4.3 Visi dan Misi UD.Sido Dadi

Ud.Sido Dadi menyadari bahwa kunci keberhasilan suatu usaha adalah sumber daya manusia melalui penciptaan produk Tahu dan menciptakan pelayanan yang baik bagi calon pelanggan.

Penciptaan SDM yang unggul dengan pemberdayaan karyawan sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.

Visi UD. Sido Dadi adalah menciptakan produk yang berkualitas

Misi UD. Sido Dadi adalah memenuhi kebutuhan pelanggan akan konsumsi yang bergizi, bersih dan aman bagi kesehatan.

4.4 Struktur Organisasi UD.Sido Dadi

Struktur Organisasi UD.Sido dadi dipimpin oleh seorang pemilik dan 4 orang karyawan.

Adapun struktur organisasi UD.Sido Dadi seperti pada gambar 2

1

Gambar 2.Struktur Organisasi UD. Sido Dadi Bagian Produksi

1. Dg.Mile 2. Dg.Sijaya

Bagian Pencetakan 1. Dg. Sila 2. Dg. Nompo

Bagian Pemasaran 1. Jumangin

Efendi Pemilik UD.Sido Dadi

Jumangin Efendi

(43)

27

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman dan jumlah tanggungan keluarga. Adapun identitas responden dapat dilihat pada table lampiran, sedangkan identitas responden secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

5.1.1 Usia

Hasil pengumpulan data menunjukkan usia responden bervariasi, yang termuda berumur 35 tahun dan yang tertua berumur 40 tahun ini dapat dilihat pada table 1.

Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Usia di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’- Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2015.

No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1. 35 2

2. 37 1

3. 40 2

Jumlah 5

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2015.

Pada tabel 1 menunjukkan dari 5 responden yang terbesar yaitu umur 35

dan 40 tahun berjumlah 4 orang sedangkan umur terkecil yaitu umur 37 tahun

berjumlah 1 orang. Hal ini berarti bahwa karyawan yang berada di UD. Sido Dadi

masih terbilang produktif untuk melakukan pengelolaan usaha secara intensifikasi

didukung oleh kemampuan fisik yang masih segar. Usia yang berkategori 10-59

tahun identik dengan usia produktif dan usia yang berkategori anak-anak dan

lanjut usia (lansia) identik dengan usia yang kurang atau tidak produktif.

(44)

28 5.1.2 Pendidikan

Pendidikan senantiasa dijadikan ukuran untuk menilai seseorang. Hal tersebut disebabkan karena kekhasan perilaku seseorang terkait dengan latar belakang pendidikan. Tingkat pendidikan responden dapat berpengaruh terhadap cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tahu. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2015.

No Pendidikan Jumlah (orang)

1. SD 2

2. SMP 2

3 SMA 1

Jumlah 5

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2015.

Tabel 2 menunjukkan sebagian respoden (karyawan) berpedidikan SD yakni 2 orang namun demikian masih terdapat 2 orang yang berpendidikan SMP dan 1 orang berpendidikan SMA. Kehadiran karyawan golongan ini diharapkan dapat membantu karyawan lain karna semakin tinggi tingkat pendidikan maka

pola pikir juga semakin luas dan tentunya akan lebih cepat dalam menerima suatu inovasi.

5.1.3 Pengalaman

Belajar lewat pengalaman memberi kesan yang mendalam sehingga ilmu

yang diperoleh dapat tersimpan lama, salah satu sumber data yang diakui dan

dipercaya yakni pendapat seseorang dari hasil pengalaman bertahun-tahun

dijalani. Lebih jelasnya pengalaman responden dalam memproduksi tahu dapat

dilihat pada tabel 3.

(45)

29 Tabel 3. Pengalaman Responden di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2015.

No Pengalaman (tahun) Jumlah (orang)

1. 3 1

2. 4 1

3. 5 1

4. 6 2

Jumlah 5

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2015.

tabel 3 menunjukkan dari 5 responden, pengalaman yang terbesar yaitu 6 tahun berjumlah 2 orang dan yang mempunyai pengalaman rendah antara 3-5 tahun berjumlah 3 orang. Berusaha yang relative baru memiliki kesempatan untuk meminta petunjuk cara memproduksi tahu yang baik kepada temannya yang mempunyai pengalaman lebih banyak.

5.2 Produk Tahu UD. Sido Dadi

Produk tahu merupakan salah satu makanan yang mengandung protein serta murah harganya sehingga tahu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.

Selain sebagai sumber protein, tahu juga merupakan sumber kalsium yaitu mineral makro, mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan gigi dan tulang.

Walaupun tahu dapat terbuat dari kacang kedelai atau dari kacang hijau, tetapi

produk tahu UD Sido Dadi terbuat dari kacang kedelai. Cara pembuatan tahu di

UD. Sido Dadi masih dilakukan dalam skala industri rumah, yang masih terikat

kepada cara-cara tradisional yang berasal dari nenek-moyang mereka.

(46)

30 5.3 Proses Pembuatan Tahu

Langkah-langkah proses produksi tahu adalah sebagai berikut:

1. Penyortiran

Penyortiran kedelai dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti batuan-batuan kecil, daun-daun atau batang tanaman yang terbawa pada kedelai, atau kedelai yang cacat, sehingga hanya kedelai yang memiliki kualitas bagus saja yang digunakan untuk proses pembuatan tahu.

2. Perendaman

Setelah didapatkan kedelai disortasi, kemudian direndam dengan menggunakan air bersih selama kurang lebih 8 jam. Pada saat perendaman hindaran terkena oleh bahan kimia seperti sabun, air yang mengandung kaporit, terkena garam, atau minyak.

3. Pencucian

Setelah direndam, kedelai yang sudah mengembang dan lunak kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air sumur, sebaiknya dicuci pada air yang mengalir agar lendirnya terbawa sehingga kedelai lebih bersih. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan lendir dan sifat asam.

4.Penggilingan

Kedelai yang telah dicuci kemudian digiling dengan menggunakan mesin

dan sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga dihasilkan bubur kedelai

yang berwarna putih. Bubur kedelai ini siap untuk direbus. Dengan menggunakan

ember, bubur kedelai tersebut dituangkan ke dalam bak perebusan.

(47)

31 5. Perebusan

Perebusan dilakukan dengan menggunakan bak terbuat dari semen yang di dalamnya dilapisi bahan stainless dengan diameter 1 m dan tinggi kurang lebih 1,2 m. Bak perebusan menggunakan bahan bakar kayu, sekam, atau sisa-sisa gergajian. Penggunakan bahan bakar tersebut lebih efesien dan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan gas. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 1 jam, selama perebusan lakukan pengadukan terus menerus.

6. Penyaringan

Setelah mendidih, larutan bubur kedelai tersebut disaring dengan menggunakan kain kasa yang sangat halus, hasil endapannya ditampung dalam sebuah bak semen yang bagian dalamnya dilapisi bahan stainless. Lakukan pemerasan atau pengepresan sehingga sari kedelai dapat terpisahkan dengan optimal, kemudian pisahkan ampasnya. Sari kedelai yang telah tertampung kemudian tambahkan air, larutkan 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan. Asam cuka kadar 70 -90%

berfungsi membantu dalam penggumpalan sari kedelai.

7. Pencetakan

Setelah sari kedelai mengalami pengendapan dan menggumpal, langkah

selanjutnya adalah melakukan pencetakan. Pencetakan dapat dilakukan dengan

menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu berukuran luasnya 40 x 40 cm

2

tingginya kurang lebih 10 cm seperti pada gambar di bawah ini, pada tiap sisi

cetakan dibuat lubang untuk pengeluaran air. Siapkan papan cetakan kosong dan

bagian atas dilapisi kain halus dan tipis. Kemudian, sari kedelai dituangkan ke

(48)

32 cetakan yang sudah dilapisi kain tipis tersebut, susun cetakan 2-5 unit, kemudian bagian atas nya ditutup dengan papan kayu, cetakan paling atas di beri pemberat dengan menggunakan ember yang disi air.

8. Pemotongan

Setelah sari kedelai dipres kurang lebih 15 menit, sehingga kadar airnya rendah maka dihasilkan tahu dalam bentuk lembaran sesuai dengan ukuran cetakannya. Tahu yang masih dalam lembaran tersebut pindahkan bersama papan cetakannya dan susun dengan rapi dalam ruang pemotongan. Pemotongan harus dilakukan segera, sehingga tahu tidak menjadi lembek dan basi. Tahu yang masih lembaran, berwarna putih tersebut dipotong-potong dengan menggunakan kayu pemotong yang berukuran 50-70 cm `

9. Pengemasan

Tahu yang telah dipotong-potong kemudian dikemas dengan

menggunakan ember yang ditambah air agar tahu dapat bertahan kurang lebih 3-4

hari. Jika kita ingin memasarkan produk tahu ke supermarket dengan segmen

pasar menengah ke atas, maka produk kita harus memiliki tampilan yang menarik

selain cita rasanya enak.

(49)

33 Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Tahu

perendaman

pencucian

penggilingan

Perebusan

Penyaringan

Pencetakan

Pemotongan

Pengukusan tahu

Pengemasan

penyortiran

(50)

34 5.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tahu

Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi produksi tahu di UD. SIDO DADI adalah sebagai berikut :

5.4.1 Bahan Baku

Bahan baku utama (Kedelai) sangat mendukung dalam segala aspek. Baik dalam industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan sebagainya, bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya.

Selain bahan baku utama (Kedelai) dalam proses pembuatan tahu juga dibutuhkan beberapa bahan baku pendukung seperti air dan asam cuka. Bahan Baku air dalam proses memproduksi tahu diperoleh dari sumber air yang bersih seperti air sumur yang digunakan untuk membersihkan kedelai dan air yang telah direbus dipakai pada saat memproduksi tahu. Bahan baku pendukung lainnya adalah asam cuka dimana asam cuka ini dilarutkan kedalam sari kedelai yang telah tertampung.

Berdasarkan informasi dari bagian produksi, bagian pembelian mempersiapkan kebutuhan bahan-bahan hendak dibeli. Selanjutnya bagian pembelian langsung mendatangi tempat supplier untuk meminta sample bahan.

Kemudian sampel ini dipilih mana yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan.

Bila telah mendapat sample yang sesuai dan kualitasnya bagus maka pembeli

akan melakukan transaksi pembelian berdasarkan kebutuhan bahan baku yang

(51)

35 telah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya perusahaan tinggal menunggu pengiriman bahan-bahan yang telah dibeli tersebut 1 hari kemudian.

Setelah bahan-bahan yang telah dibeli tersebut diterima, kemudian dilakukan pengecekan berdasarkan surat pengiriman barang atau yang diterima baik jumlah, kualitas, dan apakah terdapat bahan-bahan yang rusak. Bila diketahui ada bahan yang cacat atau rusak maka jumlah yang rusak tersebut nantinya dikembalikan pada supplier setelah sebelumnya diambil bagian yang baik atau tidak rusak.

Srtategi yang digunakan perusahaan adalah dengan pembelian dengan cara biasa, dimana pembelian dilakukan untuk memenuhi keperluan biasa atau rutin.

Pembelian semacan ini dilakukan karena proses produksinya adalah terus menerus dengan jumlah yang relatif sama setiap tahunnya. Bahan baku ini diperoleh dari pasar terong dengan kisaran harga sekitar Rp.70.000.000/Truk.

Perusahaan bekerja sama dengan pemasok dari pasar terong tidak menanggung produk yang rusak yang dikirim karena akan langsung diganti.

walaupun harga pembeliannya lebih mahal tetapi kualitas tetap terjaga. Bila bahan yang diterima rusak dan ikut dalam proses produksi maka akan mengganggu proses produksi dan kualitas yang dihasilkan kurang baik.

Kendala yang dihadapi perusahaan dalam pembelian bahan baku yaitu adanya ketidak sesuian kuantitas bahan yang dipesan dengan kuantitas bahan yang diterima. Kuantitas barang yang diterima kadangkala kurang 10 sampai 20 Kg.

walaupun sedikit tapi hal ini dapat mengurangi jumlah produksi perusahaan.

Kadangkala terjadi pemborosan dalam pemakaian. Dalam proses produksi tahu

(52)

36 pada waktu penyaringan bubur kedelai yang kurang baik maka sari kedelai yang dihasilkan juga sedikit sehingga tahu yang dihasilkan tidak maksimal jumlahnya.

5.4.2 Modal

Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Alhasil, biasanya bila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai usaha kecil tetapi dengan modal seadanya. Modal yang digunakan UD. Sido Dadi awalnya menggunakan modal sendiri yaitu sebesar Rp.5.000.000 yang diperoleh dengan usaha sendiri. Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. UD. Sido Dadi juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan pendanaan. Akibatnya, UD. Sido Dadi kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau mengembangkan produk- produk yang mampu bersaing. UD. Sido Dadi terpaksa memanfaatkan jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Kesulitan mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan

informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal pilihan

sumber modal sangat banyak dan beragam. Lembaga keuangan bank adalah

sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh UD. Sido Dadi. Namun

untuk bermitra dengan bank, UD. Sido Dadi dituntut menyajikan proposal usaha

yang layak usaha dan menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank

mensyaratkan UD. Sido Dadi harus dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah

persoalannya. Akibat bank berlaku hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil

untuk mengakses sumber modal. UD. Sido Dadi yang sulit mengakses bank

(53)

37 mencari jalan pintas dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

5.2.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu pada Ud. Sido Dadi masih tradisional dan sederhana, seperti:

1) Ember besar 2) Tampah (nyiru) 3) Kain Saring 4) Kayu pengaduk

5) Cetakan Terbuat dari papan kayu 6) Keranjang

7) Tungku perebusan dari semen yang dilapisi stainless 8). Mesin gilingan

Peralatan yang di guanakan oleh UD. Sido Dadi masih tradisional sehingga hasil produksi tahu masih sedikit. Karena peranan peralatan yang lebih modern sangat membantu mempercepat pengolahan bahan baku dasar yaitu kedelai menjadi bahan yang siap diolah dan mutu tahu yang diproduksi lebih bagus.

5.2.4 Tenaga Kerja

Tenaga Kerja yang ada pada UD.Sido Dadi yaitu sebanyak 4 orang, dimana tenaga kerja ini bekerja di beberapa bagian antara lain :

1. Bagian produksi sebanyak 2 orang, dibagian ini tenaga kerjanya saling

bergantian dan pada bagian ini mengerjakan membakar kayu untuk memasak

air, menggiling kedelai sampai penyaringan.

(54)

38 2. Bagian percetakan sebanyak 2 orang,tenaga kerja di bagian ini bertugas mencetak tahu, memotong-motong tahu serta memasukkan tahu yang sudah dipotong ke dalam ember besar.

Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh UD. Sido Dadi adalah keluarga sendiri

atau salah satu dari anggota keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu

dengan mengajak beberapa orang di sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun

dalam skala yang tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak

langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga

nya. Dengan demikian UD. Sido Dadi secara otomatis dapat membantu

mengurangi angka pengangguran dan juga sangat berpengaruh terhadap jumlah

penduduk miskin akan berangsur-angsur menurun. Hal ini disebabkan karena

mayoritas buruh UD. Sido Dadi merupakan anggota keluarga sendiri. Sehingga

bisa disimpulkan bahwa selalu tersedianya tenaga kerja ini juga mempengaruhi

keberadaan industri tahu di Desa Laccu’-laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa. Besarnya jumlah hasil produksi yang apat dihasilkan merupakan sumber

pemasukan bagi industri tersebut untuk memutarkan kembali modal. Namun

Kualitas sumber daya manusia UD sido dadi yang masih rendah serta minimnya

pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya

produktivitas. Hal tersebut juga tampak pada ketidak mampuan mereka dalam hal

manajemen usaha, terutama dalam hal tata tertib pencatatan/ pembukuan.

(55)

39

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tahu pada UD Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah bahan baku, Bahan baku paling berpengaruh dalam pembuatan tahu di UD. Sido Dadi. Proses pengadaan bahan baku utama yaitu kedelai yang tidak sesuai dengan kebutuhan produksi, baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehingga akan mempengaruhi produk tahu yang dihasilkan, juga dengan kualitas yang kurang baik yang tidak sesuai harapan konsumen. Adapun faktor lain yang berpengaruh terhadap pembuatan tahu ini adalah faktor modal dan tenaga kerja.

Saran

1. Bagi produsen yang memproduksi tahu lebih memperhatikan proses produksi agar mutu tahu yang diproduksi lebih berkualitas

2. Pemerintah hendaknya menyediakan tenaga pendamping yang handal yang

memiliki kapasitas mampu menangani dan menyelesaikan setiap masalah

yang muncul pada UMKM, serta meningkatkan kapasitas pendamping

UMKM melalui perlatihan dan bimbingan berkesinambungan. Karena seiring

berjalannya waktu, akan semakin beragam pula tingkat kesulitan dan masalah

yang akan dihadapi di lapangan.

(56)

40

3. Dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyediakan program

khusus pemberdayaan UMKM dengan menyiapkan anggaran khusus untuk

memajukan UMKM.

Gambar

Gambar 2.Struktur Organisasi UD. Sido Dadi Bagian Produksi 1. Dg.Mile2. Dg.Sijaya Bagian Pencetakan  1
Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Usia di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’- Laccu’-Laccu’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2015
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden di UD. Sido Dadi di Desa Laccu’-Laccu’
tabel 3 menunjukkan dari 5 responden, pengalaman  yang  terbesar  yaitu 6  tahun  berjumlah  2  orang  dan  yang  mempunyai  pengalaman  rendah  antara  3-5  tahun berjumlah 3 orang

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini dan informasi yang dimilikinya adalah milik Prodi Magister Teknik Informatika-UAJY dan bersifat rahasia. Dilarang untuk mereproduksi dokumen.. ini tanpa diketahui

pengalaman belajar, pengemasan materi ajar, pengembangan evaluasi yang

pelajaran IPS (sejarah) di kelas VIII SMP Negeri 3 Kabupaten Kubu Raya secara umum termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan jumlah maksimal skor

Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Bukti

Gambarkan orbital hybrid sp, sp2, sp3 Gambaran

Berdasarkan hasil penelitian pada petak hutan tanaman Jati dengan kelas umur yang berbeda (KU II  V) dapat disimpulkan bahwa komposisi jenis tumbuhan bawah

1. Minimnya pengetahuan akan prinsip efisiensi dan efektifitas dalam produksi sebuah produk, Teknologi yang pemegang peranan penting untuk menciptakan produk berkualitas

Berdasarkan hasil analisis disimpulkan data pada kedua kelas normal dan homogen, maka selanjutnya data dianalisis menggunakan anava dua jalur untuk melihat pengaruh PMR