BAB II. TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
7. Produk
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Kotler dan
keler (2009:300) atribut produk adalah pengembangan suatu produk yang
melibatkan gambaran manfaat bagi produk yang akan ditawarkan.
a. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut
pandang. Berdasarkan berwujud atau tidaknya produk dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa.
Ditinjau dari aspek daya tahannya terdapat dua macam barang
yaitu:
1) Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Contohnya sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis.
2) Barang tahan lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya
bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonominya
untuk pemakaian normal adalah dengan satu tahun atau lebih).
Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya
diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumenya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat di
bedakan menjadi barang konsumen (customer’s goods) dan barang industri (industrial‘s goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan
rumah tangga) bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang
konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
1) Convenience Goods
Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya
memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering membeli),
dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha
yang minimum (sangat kecil) dalam membandingkan dan
pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, majalah dan lain-
lain.
2) Shopping Goods
Shopping goods merupakan barang–barang yang dalam proses pemilihan dan pembelianya dibandingkan oleh konsumen diantara
berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut
meliputi harga, kualitas, dan model masing–masing barang. Contohnya furniture, pakaian, sepatu dalam hal ini pun termasuk
dalam shopping goods.
Specially goods adalah barang–barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik dimana
sekelompok bersedia melakukan usaha khususnya untuk
membelinya. Contohnya barang-barang mewah dengan model
spesifik.
4) Unsought Goods
Unsought Goods merupakan barang-barang yang diketahui
konsumen namun pada umumnya belum terfikirkan untuk
membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.
b. Atribut Produk
Syarat suatu produk adalah adanya atribut produk yang
mendukungnya karena jika tidak ada atribut produk yang
mendukungnya maka bukanlah suatu produk. Menurut Kotler yang
di kutip oleh Fandi Tjiptono (2008:103) atribut produk adalah unsur-
unsur yang dipandang oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Kotler dan Amstrong (2007:67) mendefinisikan bahwa atribut
produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi
bagian dari produk itu sendiri.
Berdasarkan definisi di atas dapat menunjukan bahwa atribut
produk adalah komponen-komponen penting yang melekat pada suatu
produk agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
dasar proses pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk terdiri
dari dua jenis yaitu:
1) Atribut produk berwujud (Tangible) adalah ciri produk yang
berwujud diatara lain meliputi harga, kualitas, desain produk, dan
merek.
2) Atribut yang tidak berwujud (Intangible) adalah ciri produk yang
tidak berwujud, seperti nama baik dan popularitas dari perusahaan
penghasil produk tersebut. Seringkali atribut terhadap merek yang
tidak berwujud juga terdapat pada pandangan atau image
pelanggan terhadap merek yang diberikan perusahaan. Sehingga
konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat
atribut fisik tetapi juga melihat sesuatu yang lain yang dapat
memuaskan konsumen seperti merek.
3) Adanya atribut yang melekat pada suatu produk, maka pelanggan
dapat menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk
dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan, dengan
mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi
proses keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk
mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih
memuaskan pelanggan.
c. Dimensi Atribut Produk
Suatu produk harus memiliki atribut-atribut yang tepat untuk
yang tepat dimana akan memperluas produk, menolong dan
menciptakan manfaat yang dicari oleh konsumen. Menurut Kotlerdan
Amstrong yang dialih bahasakan oleh Alexander Sindoro(2007:348)
manfaat-manfaat tersebut dikomunikasikan melalui atribut-atribut
seperti kualitas (quality), desain (design), dan fitur (features).
Keputusan mengenai atribut-atribut ini akan berdampak besar pada
reaksi konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
Menurut Tjiptono(2006:108) atribut produk adalah unsur produk
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan seperti merek, kualitas, fitur, desain, dan
pelayanan pendukung produk, sedangkan menurut Warlop et al
(2003:201) definisi atribut produk adalah “Atribut produk merupakan alat bagi perusahaan untuk menciptakan nilai konsumen yang tinggi
karena itu konsumen perlu merasakan atau mengenal terlebih dahulu
fitur produk ini untuk sampai pada tahapan evaluasi.”
Atribut atau fitur berperan penting karena itu terdapat beberapa
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan atribut
produk. Salah satunya adalah dengan menanyakan kepada konsumen
atribut atau fitur apa saja yang dianggap penting. Hasil yang diperoleh
sekaligus menggambarkan harapan konsumen yang sesungguhnya
terhadap kinerja produk.
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh
Alexander Sindoro (2004:347) definisi kualitas adalah
kemampuaan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya,
yang termasuk didalamnya adalah ketahanan produk, keandalan,
kemudahan dalam pengopasiaan, perbaikan, dan atribut-atribut
lain yang bernilai. Kualitas memiliki dua dimensi yaitu tingkat
dan konsistensi. Kualitas yang tinggi dapat menyampaikan tingkat
mutu yang ditargetkan kepada pelanggan sehingga kualitas
menyampaikan tidak adanya kerusakan dan kelainan. Semua
perusahaan harus berusaha untuk dapat memenuhi konsistensi
kualitas tingkat tinggi.
2) Merek (Merk)
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh
Alexander Sindoro (2004:229) definisi merek adalah “Sebuah nama, istilah, tanda, symbol, atau kombinasi hal-hal tersebut yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari
seseorang atau kelempok penjual dan untuk membedakannya dari
produk pesaing.”
3) Ciri (Features)
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh
Alexander Sindoro (2004:347) definisi ciri adalah karakteristik
dikomunikasikan melalui atribut-atribut seperti kualitas (quality),
desain (design), dan fitur (featurs).
Secara konteksual ciri adalah karateristik yang melengkapi fungsi
dasar produk. Perusahaan dapat menciptakian model-model baru
yang lebih baik dengan menambahkan ciri. Ciri atau keistimewaan
merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk
perusahaan dari produk pesaing.
4) Harga (price)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan
untuk suatu produk yang diinginkan dan merupakan alat pengukur
dasar sistem ekonomi sehingga harga mempengaruhi alokasi
faktor-faktor produksi. Secara konteksual harga adalah hal yang
berpengaruh dalam merangsang minat beli.
Dengan demikiaan atribut yang satu ini sangat memegang peranan
penting karena jadi atau tidaknya seorang konsumen melakukan
pembeliaan terhadap suatu barang salah satu faktor yang
menentukan adalah harga. Kemudiaan harga pun menentukan
identitas dan kualitas suatu produk.