Pengaruh Sikap Terhadap Iklan, Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik Konsumen Pada Minat Beli
Mobil LCGC (Low Cost Green Car)
Fari Rosa Sylviani Fauzi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Pengaruh Sikap Terhadap Iklan, Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik Komsumen Pada Minat Beli Mobil LCGC (Low Cost Green Car) calon konsumen yang telah melihat iklan tentang produk LCGC dan akan membeli produk tersebut yang berada di Kota Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 responden dengan menggunakan rumus solvin dan pengambilannya dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, uji regresi berganda dan uji beda. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa: 1) Tidak terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap mobil LCGC yang pendapatannya rendah maupun konsumen yang pendapatannya tinggi. 2) Tidak terdapat perbedaan konsumen yang membeli mobil LCGC sebagai mobil pertama maupun konsumen yang membeli mobil LCGC sebagai mobil kedua. 3) Sikap terhadap Iklan LCGC berpengaruh positif pada minat beli.
4) Sikap terhadap produk LCGC berpengaruh positif pada minat beli.
INFLUENCE OF ATTITUDE TOWARD ADVERTISEMENT, ATTITUDE TOWARD PRODUCT, AND CONSUMER CHARACTERISTICS TOWARD LCGC (Low Cost
Green Car ) BUYING INTEREST
Fari Rosa Sylviani Fauzi Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this research is to observe the Influence of Attitude toward Advertisement, Attitude toward Product, and consumers Characteristics toward LCGC Buying Interes. The research is a case study conducted on the consumers candidates who have seen the advertisement about LCGC and intend to buy the product. The research was conducted in Yogyakarta. The sample in this research is determined as many as 100 respondents by using Slovin formula and it is taken using purposive sampling technique. The data was collected using questionnaires and analyzed using instrumental test, classic assumption test, multiple regression test and difference test. The research found that: 1) There was no difference in attitude toward LCGC between low income and high income consumers. 2) There was no difference in attitude between the consumers who bought LCGC as the first car and consumers who bought the LCGC as the second car. 3) The consumers attitude toward LCGC advertisement positively influenced buying interest. 4) The consumers attitude toward LCGC positively influenced buying interest.
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN , SIKAP TERHADAP PRODUK, DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN PADA MINAT BELI MOBIL
LCGC (LOW COST GREEN CAR)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Fari Rosa Sylviani Fauzi
NIM : 102214016
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN , SIKAP TERHADAP PRODUK, DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN PADA MINAT BELI MOBIL
LCGC (LOW COST GREEN CAR)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Fari Rosa Sylviani Fauzi
NIM : 102214016
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Pendidikan Merupakan Perlengkapan Terbaik Untuk Hari
Tua.
Semakin Banyak yang Kamu Berikan, Semakin Banyak Pula
Pengetahuan yang Akan Anda Dapatkan.
Lakukan yang Terbaik dan Tuhan Akan Memberikan yang
Terbaik.
Persembahan
Skripsi Ini Saya Persembahkan untuk Kedua Orang Tua Saya yang
Tercinta dan Orang yang Tersayang Serta Almamaterku Universitas
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN , SIKAP TERHADAP PRODUK, DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN PADA MINAT BELI MOBIL
LCGC (LOW COST GREEN CAR)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 21 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
Fari Rosa Sylviani Fauzi
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Fari Rosa Sylviani Fauzi
NIM : 102214016
Demi kepentingan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul “ Pengaruh Sikap
Terhadap Iklan, Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik Konsumen Pada
Minat Beli Mobil LCGC (Low Cost Green Car)”. Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pengkodean data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Fari Rosa Sylviani Fauzi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Pengaruh Sikap Terhadap Iklan , Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik Konsumen Pada Minat Beli Mobil LCGC (Low Cost Green
Car)”.Studi kasus pada masyarakat kota Yogyakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai
pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk
membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., MBA., Ph.D. selaku dosen pembimbing I, yang
telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, saran dan masukan dengan
viii
4. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si. selaku dosen pembimbing II,
yang dengan bijaksana memberikan bimbingan, koreksi, saran dan
masukan selama penyusunan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat
berjalan dengan lancar.
6. Kedua orang tua penulis, Acmad Fauzi dan Evi Ida Sari yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat, kebahagiaan, dan
memberikan penghidupan yang layak bagiku. Terimakasih juga telah
menjadikanku orang yang kuat dan tegar dalam menghadapi hidup
sehingga membuatku berusaha menjadi dewasa dalam menyikapi hidup.
7. Untuk Indra, Nurul, Nia, terimakasih karena senantiasa menemani dan
membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua teman-teman kelas MPT Bu Ike. Terima kasih untuk semangatnya,
segala saran, pendapat dan curhatannya.
9. Semua teman-teman satu angkatan 2010 baik manajemen maupun
akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terimakasih untuk
semangat dan dorongannya.
10.Segenap responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengisi kuesioner.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan, semangat, dan terimakasih atas bantuannya dalam
ix
Penulis menyadari sepenuhya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan tulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Penulis
Fari Rosa Sylviani Fauzi
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACK ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
xi
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Literatur ... 6
1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6
2.Lingkungan Alam dan Perilaku Konsumen ... 7
3. Sikap ... 8
4. Segmentasi Pasar ... 12
5. Minat Beli Konsumen ... 16
6. Iklan... 17
7. Produk ... 20
B. Perumusan Hipotesis ... 26
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 29
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30
B. Subjek dan Objek Penelitian... 30
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31
D. Variabel Penelitian ... 31
E. Populasi dan Sampel ... 34
F. Teknik Pengambilan Sampel ... 35
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 36
xii
BAB IV. OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum ... 45
B. Visi dan Misi ... 46
C. Produk Low Cost Green Car(LCGC) ... 47
BAB V. ANALISIS DATA A. Uji Instrumen ... 51
B. Hasil Penelitian ... 52
C. Analisis Kuantitatif ... 63
D. Uji Asumsi Klasik ... 63
E. Hasil Uji Beda ... 67
F. Hasil Uji Regresi Berganda ... 70
G. Persamaan Regresi ... 72
H. Pembahasan ... 73
BAB VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN A. Kesimpulan ... 75
B. Implikasi Hasil Penelitian ... 75
DAFTARA PUSTAKA ... 77
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Skala Likert ... 32
Tabel IV.1 Harga Produk Honda ... 47
Tabel IV.2 Harga Produk Toyota ... 48
Tabel IV.3 Harga Produk Daihatsu ... 49
Tabel IV.4 Harga Produk Suzuki ... 50
Tabel V.1 Rangkuman Tes Validitas ... 51
Tabel V.2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 52
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 54
Tabel V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54
Tabel V.7 Responden Berdasarkan Pendapatan Setiap Bulan.... ... 55
Tabel V.8 Responden Berdasarkan Pernah Melihat Iklan Produk LCGC ... 55
Tabel V.9 Responden Berdasarkan Kepemilikan Mobil LCGC ... 56
Tabel V.10Responden Berdasarkan Status Mobil LCGC ... 56
xiv
Tabel V.12 Jawaban Responden Mengenai Sikap Terhadap Iklan ... 58
Tabel V.13 Tanggapan Responden Mengenai Sikap Terhadap Produk ... 59
Tabel V.14 Jawaban Responden Mengenai Sikap Terhadap Produk ... 60
Tabel V.15 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Minat Beli ... 61
Tabel V.16 Jawaban Responden Mengenai Variabel Minat Beli ... 62
Tabel V.17 Uji Normalitas ... 64
Tabel V.18Uji Multikolinieritas ... 66
Tabel V.19 Perbedaan Sikap Produk LCGC Berdasarkan Pendapatan ... 67
Tabel V.20 Uji Independent Sample T Test... 69
Tabel V.21 Rangkuman Regresi Linier Berganda ... 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1Kerangka Konseptual Penelitian ... 29xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 80
Lampiran 2. Karakteristik Responden dan Data Variabel ... 85
Lampiran 3. Analisis Data ... 99
Lampiran 4. Uji Beda ... 113
xvi
ABSTRAK
Pengaruh Sikap Terhadap Iklan, Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik Konsumen Pada Minat Beli
Mobil LCGC (Low Cost Green Car)
Fari Rosa Sylviani Fauzi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Pengaruh Sikap Terhadap Iklan, Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik Komsumen Pada Minat Beli Mobil LCGC (Low Cost Green Car) calon konsumen yang telah melihat iklan tentang produk LCGC dan akan membeli produk tersebut yang berada di Kota Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 responden dengan menggunakan rumus solvin dan pengambilannya dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, uji regresi berganda dan uji beda. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa: 1) Tidak terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap mobil LCGC yang pendapatannya rendah maupun konsumen yang pendapatannya tinggi. 2) Tidak terdapat perbedaan konsumen yang membeli mobil LCGC sebagai mobil pertama maupun konsumen yang membeli mobil LCGC sebagai mobil kedua. 3) Sikap terhadap Iklan LCGC berpengaruh positif pada minat beli.
4) Sikap terhadap produk LCGC berpengaruh positif pada minat beli.
xvii
ABSTRACT
INFLUENCE OF ATTITUDE TOWARD ADVERTISEMENT, ATTITUDE TOWARD PRODUCT, AND CONSUMER CHARACTERISTICS
TOWARD LCGC (Low Cost Green Car ) BUYING INTEREST
Fari Rosa Sylviani Fauzi Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this research is to observe the Influence of Attitude toward Advertisement, Attitude toward Product, and consumers Characteristics toward LCGC Buying Interes. The research is a case study conducted on the consumers candidates who have seen the advertisement about LCGC and intend to buy the product. The research was conducted in Yogyakarta. The sample in this research is determined as many as 100 respondents by using Slovin formula and it is taken using purposive sampling technique. The data was collected using questionnaires and analyzed using instrumental test, classic assumption test, multiple regression test and difference test. The research found that: 1) There was no difference in attitude toward LCGC between low income and high income consumers. 2) There was no difference in attitude between the consumers who bought LCGC as the first car and consumers who bought the LCGC as the second car. 3) The consumers attitude toward LCGC advertisement positively influenced buying interest. 4) The consumers attitude toward LCGC positively influenced buying interest.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai berbagai macam
kebutuhan hidup. Selain kebutuhan sandang, pangan, dan papan manusia juga
membutuhkan alat transportasi. Transportasi mempunyai peran penting dalam
kehidupan sehari-hari bagi manusia.
Dari sekian banyak alat transportasi yang ada, salah satu transportasi yang
dibutuhkan oleh manusia adalah mobil karena sudah dinilai cukup ekonomis,
mudah dioperasikan. Dengan pertimbangan itulah sekarang banyak konsumen
yang ingin memiliki kendaraan beroda empat ini. Di Indonesia hampir setiap
keluarga yang berpenghasilan cukup sudah memiliki mobil pribadi yang
digunakan sebagai penunjang aktivitas mereka sehari-hari.
Dilihat dari kondisi lingkungan saat ini dan semakin majunya teknologi
yang ada saat ini, maka banyak perusahaan mobil yang menciptakan berbagai
macam inovasi produknya yang ramah lingkungan dan tetap dengan teknologi
yang ada sehingga dapat melindungi kondisi lingkungan yang saat ini yang
sudah semakin tercemar dengan berbagai macam polusi. Dengan adanya
beberapa perusahaan mobil yang menawarkan produk-produk mobil ramah
lingkungan dari beberapa merek mobil dan berbagai macam atribut yang
ditawarkan membuat konsumen memiliki pilihannya. Agar menarik minat
produknya paling baik dan berkualitas, sehingga akan menimbulkan
persaingan yang ketat antara perusahaan mobil satu dengan perusahaan mobil
lainnya.
Di tengah-tengah semakin banyaknya berbagai jenis mobil dengan
berbagai merek dan bentuk juga harga dari berbagai perusahaan mobil yang
ada, maka sekarang muncullah produksi mobil LCGC (Low Cost Green Car)
atau bisa juga dikatakan mobil murah dan ramah lingkungan. Pada saat ini
mobil murah memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk menarik
minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan, tetapi murah saja
tidak cukup jika tidak diimbangi dengan sebuah penawaran yang
memanfaatkan teknologi yang ada salah satunya adalah adalah dengan
menciptakan produk mobil yang ramah terhadap lingkungan dengan harga
yang terjangkau oleh konsumen.
Kemajuan teknologi terutama pada proses produksi dan inovasi suatu
produk dituntut untuk bisa menekan biaya seminimal mungkin, dengan tetap
mengutamakan standardisasi produk sehingga tetap layak untuk dijual.
Kemajuan teknologi tersebut tidak hanya berlaku bagi perusahaan tetapi
penting juga bagi konsumen sebagai acuan minat beli konsumen.
Mobil murah ini bukan satu-satunya produk baru yang dikeluarkan oleh
pabrik mobil di Indonesia, melainkan sudah ada sebelumnya di luar negeri
yang mengeluarkan produk mobil dengan harga yang murah. Pada saat ini
trend mobil murah dan ramah lingkungan ini disebut juga LCGC (Low Cost
Dalam persaingan produk sejenis, setiap perusahaan mobil harus mampu
bersaing dengan merek-merek lain yang mempunyai pangsa pasar yang kuat.
Perusahaan harus mampu merebut pangsa pasar, menyesuaikan kebutuhan
dan keinginan konsumen akan produk, serta dapat memberikan kepuasan
pelayanan sebelum maupun sesudah penjualan, maka dari itu, perusahaan
mobil perlu mempelajari dan mengetahui bagaimana selera dan tanggapan
konsumen maupun masyarakat luas dengan produk yang dihasilkan.
Disamping itu, perlu juga mengetahui hal-hal yang mempengaruhi konsumen
dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli produk. Hal tersebut
merupakan masukan yang sangat penting bagi perusahaan, sehingga
perusahaan mampu menganalisa segala sesuatu yang berkaitan dengan
perilaku konsumen tersebut dan dapat membantu pengambilan keputusan
lebih lanjut.
Sikap konsumen terhadap suatu produk juga penting untuk diperhatikan
bagi suatu perusahaan, karena dari sikap konsumen terhadap produk
tersebutlah yang akan membuat perusahaan mengetahui bagaimana sikap
konsumen terhadap suatu produk tertentu atau produk baru.
Pemahaman tentang perilaku konsumen dan sikap konsumen sangat
penting bagi kelangsungan sebuah perusahaan, maka penulis akan meneliti
hal-hal apa saja yang mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk
Dari latar belakang diatas maka saya ajukan judul skripsi : Pengaruh Sikap Terhadap Iklan , Sikap Terhadap Produk, Dan Karakteristik KomsumenPada Minat Beli Mobil LCGC (Low Cost Green Car)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap produk LCGC (Low
Cost Green Car) dilihat dari tingkat pendapatan konsumen?
2. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap produk LCGC (Low
Cost Green Car) dilihat dari status konsumen membeli LCGC (Low Cost
Green Car) sebagai mobil pertama maupun kedua?
3. Apakah iklan produk LCGC (Low Cost Green Car) berpengaruh pada
minat beli konsumen?
4. Apakah sikap konsumen terhadap produk LCGC (Low Cost Green Car)
berpengaruh pada minat beli konsumen?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis memberikan batasan sebagai berikut :
1. Dari beberapa merek produk mobil LCGC ( Low Cost Green Car ), yang
akan diteliti adalah Honda, Toyota, Daihatsu dan Suzuki.
2. Penelitian dilakukan pada konsumen yang akan membeli produk mobil
LCGC ( Low Cost Green Car ).
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk membandingkan sikap konsumen terhadap LCGC (Low Cost
Green Car) dilihat dari tingkat pendapatan.
2. Untuk membandingkan sikap konsumen terhadap LCGC (Low Cost
Green Car) dilihat dari status konsumen membeli LCGC (Low Cost
Green Car) sebagai mobil pertama maupun mobil kedua.
3. Untuk mengetahui pengaruh iklan produk LCGC (Low Cost Green Car)
terhadap minat beli konsumen.
4. Untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen LCGC (Low Cost Green
Car) terhadap minat beli konsumen.
E. Manfaan Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan agar
dapat memahami sikap-sikap dari konsumen sehingga dapat dijadikan
dasar penentuan strategi-strategi pemasaran terhadap produknya.
2. Bagi Industri Otomotif
Manfaat bagi industri otomotif diharapkan menjadi salah satu pintu masuk
untuk perkembangan mobil nasional, tentunya melalui kebijakan
pemerintah membuat peraturan LCGC yang lebih berpihak pada
6
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Tinjauan literatur menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi dari
berbagai ahli tertentu maupun dari berbagai teori-teori yang ada yang nantinya
akan mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi
atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang
diteliti dan juga perumusan hipotesisnya.
A. Tinjauan Literatur
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku sangat penting bagi strategi pemasaran karena hanya melalui
perilaku, penjualan dapat dilakukan dan keuntungan didapatkan.
Meskipun banyak strategi pemasaran dirancang untuk mempengaruhi
konsumen, strategi tersebut pada akhirnya harus berujung pada perilaku
terbuka konsumen yang bernilai bagi sebuah perusahaan (Peter dan
Olson, 2014:23).
Perilaku konsumen (consumer behavior) terdiri dari semua tindakan
konsumen utnuk memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau
jasa. Beberapa perilaku konsumen adalah membeli sebuah produk atau
jasa, memberikan informasi dari mulut ke mulut tentang sebuah produk
mengumpulkan informasi sebelum melakukan pembelian suatu produk
atau jasa (Mowen dan Minor, 2002:322).
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen
(consumer behavior) sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan
kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan
aspek pertukaran dalam hidup mereka”.
Peter dan Olson (2014:23 ) menyatakan bahwa perilaku (behavior)
mengacu kepada aksi fisik konsumen secara langsung dapat diamati dan
diukur oleh pihak lainnya. Hal ini juga disebut sebagai perilaku terbuka
(overt behavior) untuk membedakannya dari aktivitas mental, seperti
berpikir yang tidak dapat diamati secara langsung.
Mowen dan Minor (2002:6) mendefinisikan bahwa perilaku
konsumen (consumer behavior) adalah studi tentang unit pembelian
(buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,
konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.
2. Lingkungan Alam Dan Perilaku Konsumen
Mowen dan Minor (2002:42) mengatakan bahwa fitur lingkungan
alam yang sangat penting bagi para pemasar meliputi jenis-jenis bahan
baku yang tersedia, polusi, kekhawatiran konsumen akan penyakit yang
mematikan, dan berbagai fenomena iklim seperti angin ribut dan
kekeringan. Setiap faktor ini dapat mempengaruhi perilaku konsumsi.
Kekurangan bahan baku seperti minyak sangat mempengaruhi harga
Polusi dapat memusnahkan atau menurunkan aliran air yang penting dan
menghancurkan industri.
3. Sikap
Untuk mengetahui siapakah yang akan menjadi konsumen untuk
membeli produk keluaran baru maka perlu mengetahui sikap konsumen,
dan minat beli konsumen. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana sikap
konsumen terhadap suatu produk keluaran baru.
Sikap merupakan kecenderungan yang dapat dipelajari, ini berarti
bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku memebeli terbentuk sebagai
hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan
yang diperoleh dari orang lain atau terpapar oleh iklan di media masa,
internet dan berbagai bentuk pemasaran secara langsung. Sikap mungkin
dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap
dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu.
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan interaksi dengan objek tertentu. Sikap bukanlah
suatu tindakan yang mempunyai hubungan yang saling terkait antara
objek yang satu dengan objek yang lainnya. Adapun definisi menurut
Peter dan Olson (2014:130) sikap (attitude) adalah evaluasi secara
menyeluruh yang dilakukan seseorang atau suatu konsep.
Menurut Mowen dan Minor (2002:319) kata sikap berasal dari
bahasa Latin aptus yang berarti “kecocokan” atau “kesesuaian”. Pada
kata tersebut dapat menunjukan orientasi fisik secara umum untuk
sesuatu yang lain.
Pada buku Mowen dan Minor (2002:319) terdapat teori dari
Thurstone yang mendefinisikan bahwa sikap (attitude) sebagai
“afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan”.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap bersifat menetap
karena sikap memiliki kecenderungan berproses dalam kurun waktu
panjang hasil dari pembelajaran. Dalam ungkapan lebih sederhana,
sikap adalah bagaimana kita berpikir, merasa dan bertindak terhadap
objek tertentu dalam lingkungan misalnya terhadap toko, iklan
produk tertentu atau bahkan terhadap jasa. Pengertian ini
mengandung makna bahwa sikap mempelajari kecenderungan
konsumen untuk mengevaluasi merek baik disenangi ataupun tidak
disenangi secara konsisten.
b. Fungsi Sikap
Daniel Katz (1964) dalam buku yang ditulis Mowen dan Minor (2002:320) mendefinisikan ada empat fungsi sikap yaitu:
1) Fungsi Utilitarian
Fungsi sikap utilitarian mengacu pada ide bahwa orang
mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan penghargaan
2) Fungsi Pembelaan-Ego
Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari
kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau membela dirinya
sendiri.
3) Fungsi pengetahuan
Sikap juga dapat dipergunakan sebagai standar yang membantu
seseorang untuk memahami dan mempengaruhi sikap seseorang.
4) Fungsi Nilai-Ekspresif
Fungsi nilai ekspresif dari sikap mengacu pada bagaimana
seseorang mengekspresikan nilai sentral mereka pada orang lain.
c. Sikap Terhadap Sesuatu 1) Sikap tehadap merek
Sikap terhadap merek menurut Assael (2001:282) adalah
kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk
mengevaluasi mereka dengan cara mendukung (positif) atau tidak
mendukung (negatif) secara konsisten.
Pemasar sangat tertarik dengan pangsa pasar. Suatu ukuran
perilaku pembelian yang mengindikasikan proporsi penjualan
secara keseluruhan suatu kategori produk (atau bentuk produk)
yang diterima suatu merek. Namun pemasaran juga harus melihat
sikap konsumen terhadap merek.
Sikap terhadap merek adalah aspek inti dari ekuitas merek.
pemasar dan konsumen. Berdasarkan sudut pandang pemasar,
ekuitas merek berhubungan dengan keuntungan lebih besar, arus
kas lebih besar dan pangsa pasar lebih besar.
Berdasarkan sudut pandang konsumen, ekuitas merek (brand
equity) berhubungan dengan sikap terhadap merek positif
(evaluasi mendukung terhadap merek) yang kuat. Berdasarkan
pengertian dan kepercayaan mendukung yang dapat diakses dari
memori (mudah diaktifkan). Ketiga fakta tersebut menciptakan
hubungan konsumen merek yang kuat merupakan salah satu aset
penting yang dapat dimiliki suatu perusahaan dan menjadi dasar
untuk ekuitas merek (Peter dan Olson, 2014: 133-134).
2) Sikap Terhadap Iklan
Sikap konsumen terhadap iklan (attitude toward the
advertisement) evaluasi afeksi terhadap iklan itu sendiri dapat
mempengaruhi sikap mereka terhadap produk atau mereka yang
diiklankan. Iklan yang disenangi konsumen terlihat menciptakan
sikap merek yang positif dan keinginan untuk membeli yang lebih
ketimbang iklan yang tidak mereka sukai. Mekanisme yang dapat
menjelaskan dampak menyuikai pada sikap merek tidak diketahui.
Mungkin saja menyukai suatu iklan akan mempengaruhi perhatian
(seseorang lebih memperhatikan pada iklan yang mereka suka)
merinci informasi yang didapat dari iklan yang disukai) (Peter dan
Olson, 2000:195).
Mowen dan Minor (2002:378) mendefinisikan sikap terhadap
iklan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap
rangsangan iklan. Sikap terhadap iklan tergantung pada sejumlah
faktor termasuk isi iklan dan khayalan yang bersemangat, suasana
hati konsumen serta emosi iklan yang didapatkan. Faktor-faktor ini
mempengaruhi sikap terhadap iklan, baik pada keterlibatan tinggi
maupun rendah serta apakah konsumen mengenali atau tidak
merek yang bersangkutan.
4. Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli dan para pembeli itu berbeda
dalam satu atau beberapa hal. Dalam keinginan, sumber daya, lokasi,
sikap, pembelian dan praktek-praktek pembelian mereka yang dapat
digunakan untuk segmentasi pasar.
Mensegmentasi sebuah pasar, para pembeli mempunyai kebutuhan
dan keinginan yang unik. Karenanya setiap pembeli berpotensi menjadi
sebuah pasar tersendiri. Pembeli yang masing-masingnya berpotensi
sebagai sebuah pasar, disini tidak ada segmentasi. Idealnya seorang
penjual dapat merancang suatu program pemasaran tersendiri untuk setiap
pembeli. Dengan menggunakan segmentasi yang sempurna atau pasar
tersebut membuat produk-produk berdasarkan pasaran dan juga program
memang khas. Akan tetapi kebanyakan penjual tidak merasakan adanya
manfaat yang berarti dari segmentasi yang sempurna itu. Sebagai contoh
ada penjual yang mengelompokkan pembeli hanya menurut pendapat.
Keunggulan segmentasi adalah memungkinkan sebuah perusahaan
untuk merancang bauran pemasaran atas keinginan dan kebutuhan sebagai
konsumen. Pemilihan pasar menjadi subbagian konsumen yang memiliki
kebutuhan dan keinginan tertentu yang tidak termasuk dalam konsumen
pada umumnya yang membuat perusahaan selalu memperluas seluruh
pasar potensial untuk kelas produk yang bersifat umum (Mowen dan
Minor 2002:46).
a. Pengertian Segmentasi Pasar
Boyd, Walker, dan Larreche (2000:194) mendefinisikan bahwa
segmentasi pasar (market segmentation) adalah proses dimana pasar
dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan
kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengarahkan mereka
untuk merespon tawaran produk atau jasa dan program pemasaran
yang strategis tertentu dalam cara yang sama. Schiffiman dan Kanuk
(2004:37) menyatakan bahwa segmentasi pasar dapat didefinisikan
sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang
khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian
memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran
Mowen dan Minor (2002:46) mendefinisikan bahwa segmentasi
pasar (market segmentation) adalah pemilihan pasar menjadi
subbagian konsumen yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang
hampir sama, dimana setiap subbagian dapat dijangkau dengan
bauran pemasaran yang berbeda. Agar segmen ini berguna maka
mereka harus memiliki karakteristik dapat diukur (measurability),
dapat dijangkau (accessibility), dan cukup besar (substantiality).
b. Manfaat Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar (market segmentastion) dapat dirumuskan
sebagai suatu proses dimana para pemasar menempatkan kelompok
pasar yang bebeda-beda (hetergonous) dan tujuan dari segmentasi itu
sendiri adalah untuk mengembangkan keunikan terhadap program
pemasaran yang disesuakan dengan karakteristik pasar. Tindakan ini
diamabil dalam rangka memenuhi harapan konsumen yang
menginginkan sesuatu yang unik dibanding yang sudah ada.
Boyd, Walker, dan Larreche (2000:197) mengemukakan bahwa
selain untuk memperkuat perusahaan dalam menghadapi kenyataan
yang ada di pasar, segmentasi menawarkan manfaat-manfaat sebagai
berikut:
a. Segmentasi mengidentifikasi pengembangan produk baru.
b. Segmentasi membantu dalam mendesain program-program
pemasaran yang paling efektif untuk mencapai
c. Segmentasi memperbaiki alokasi strategis sumber daya
pemasaran.
c. Dasar Segmentasi Pasar
Kotler, Ang, Leong, dan Tan (2004:324) membagi kategori
segmentasi pasar yang utama adalah:
1) Segmentasi Geografis
2) Segmentasi Demografis
3) Segmentasi Psikografis
4) Segmentasi Perilaku
Tidak ada cara tunggal untuk mensegmentasikan suatu pasar.
Seorang pemasar harus mencoba membedakan variabel segmentasi
secara tunggal dan secara kombinasi dengan harapan untuk
mendapatkan suatu cara yang bermanfaat guna melihat struktur pasar.
Dalam mensegmentasikan pasar ada beberapa cara yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah dengan cara segmentasi demografis.
Dalam segmentasi demografis, kita membagi pasar menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kelas sosial. Salah satu alasan
variabel demografis begitu populer bagi pemasar adalah bahwa
variabel ini sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Alasan lainnya adalah variabel-variabel itu mudah diukur
5. Minat Beli Konsumen
Howard (1994) dalam Durianto dan Liana (2004:44) mengemukakan
bahwa minat beli merupakan sesuatu yang berhubunagn dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu serta beberapa banyak unit
produk yang dibutuhkan dalam periode tertentu, sedangkan menurut Mc.
Carthy diterjemahkan oleh Dharma (2003:298) minat beli merupakan
dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila
produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan
untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila
manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk
mendapatkannya maka dorongan untuk membeli semakin tinggi. Pada
kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen diawali dan dipengaruhi
oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa
rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya.
Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan
karakteristik pribadinya sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
Karakteristik pribadi konsumen yang digunakan untuk meproses
rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi
konsumen untuk membeli.
Menurut Ferdinand (2002:129) minat beli dapat diidentifikasi melalui
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
6. Iklan
Perusahaan tidak hanya membuat produk bagus tapi mereka juga
harus menginformasikannya kepada konsumen mengenai kelebihan
produknya dan dengan hati-hati memposisikan produknya dalam benak
konsumen. Karena itu mereka harus ahli dalam menggunakan promosi.
Promosi ditujukan untuk mendapatkan pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan yang ada. Salah satu alat promosi masal
a. Definisi Iklan
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal
dan paling banyak dibahas orang hal ini kemungkinan karena daya
jangkaunya sangat luas. Kotler (2005:277) mendefinisikan bahwa
iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.
Iklan juga merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan
pesan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:454) iklan adalah segala
bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara
nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran.
b. Fungsi Iklan
Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan
kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk
mencapai suatu pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil
merangsang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60)
setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu:
1) Attention: Mengandung daya tarik.
2) Interest: Mengandung perhatian dan minat.
3) Desire: Memunculkan keinginan untuk mencoba atau
memiliki.
5) Decision: Menghasilkan kepuasan terhadap produk.
6) Action: Mengarah tindakan untuk membeli..
c. Tujuan Iklan
Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk
menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat.
Menurut Kotler (2005:278) menyatakan beberapa tujuan dari iklan
adalah sebagai berikut:
1) Iklan Informatif
Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan
pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah
ada.
2) Iklan Persuasif
Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan,
preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.
3) Iklan pengingat
Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian
produk dan jasa kembali.
4) Iklan Penguatan
Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli
sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.
Tujuan lain dari periklanan, Kotler dan Amstrong (2006:151)
tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran
tertentu selama periode waktu tertentu.
7. Produk
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Kotler dan
keler (2009:300) atribut produk adalah pengembangan suatu produk yang
melibatkan gambaran manfaat bagi produk yang akan ditawarkan.
a. Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut
pandang. Berdasarkan berwujud atau tidaknya produk dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa.
Ditinjau dari aspek daya tahannya terdapat dua macam barang
yaitu:
1) Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Contohnya sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis.
2) Barang tahan lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya
bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonominya
untuk pemakaian normal adalah dengan satu tahun atau lebih).
Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya
diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumenya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat di
bedakan menjadi barang konsumen (customer’s goods) dan barang
industri (industrial‘s goods). Barang konsumen adalah barang yang
dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan
rumah tangga) bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang
konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
1) Convenience Goods
Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya
memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering membeli),
dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha
yang minimum (sangat kecil) dalam membandingkan dan
pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, majalah dan
lain-lain.
2) Shopping Goods
Shopping goods merupakan barang–barang yang dalam proses
pemilihan dan pembelianya dibandingkan oleh konsumen diantara
berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut
meliputi harga, kualitas, dan model masing–masing barang.
Contohnya furniture, pakaian, sepatu dalam hal ini pun termasuk
dalam shopping goods.
Specially goods adalah barang–barang yang memiliki
karakteristik dan identifikasi merek yang unik dimana
sekelompok bersedia melakukan usaha khususnya untuk
membelinya. Contohnya barang-barang mewah dengan model
spesifik.
4) Unsought Goods
Unsought Goods merupakan barang-barang yang diketahui
konsumen namun pada umumnya belum terfikirkan untuk
membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.
b. Atribut Produk
Syarat suatu produk adalah adanya atribut produk yang
mendukungnya karena jika tidak ada atribut produk yang
mendukungnya maka bukanlah suatu produk. Menurut Kotler yang
di kutip oleh Fandi Tjiptono (2008:103) atribut produk adalah
unsur-unsur yang dipandang oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Kotler dan Amstrong (2007:67) mendefinisikan bahwa atribut
produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi
bagian dari produk itu sendiri.
Berdasarkan definisi di atas dapat menunjukan bahwa atribut
produk adalah komponen-komponen penting yang melekat pada suatu
produk agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
dasar proses pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk terdiri
dari dua jenis yaitu:
1) Atribut produk berwujud (Tangible) adalah ciri produk yang
berwujud diatara lain meliputi harga, kualitas, desain produk, dan
merek.
2) Atribut yang tidak berwujud (Intangible) adalah ciri produk yang
tidak berwujud, seperti nama baik dan popularitas dari perusahaan
penghasil produk tersebut. Seringkali atribut terhadap merek yang
tidak berwujud juga terdapat pada pandangan atau image
pelanggan terhadap merek yang diberikan perusahaan. Sehingga
konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat
atribut fisik tetapi juga melihat sesuatu yang lain yang dapat
memuaskan konsumen seperti merek.
3) Adanya atribut yang melekat pada suatu produk, maka pelanggan
dapat menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk
dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan, dengan
mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi
proses keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk
mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih
memuaskan pelanggan.
c. Dimensi Atribut Produk
Suatu produk harus memiliki atribut-atribut yang tepat untuk
yang tepat dimana akan memperluas produk, menolong dan
menciptakan manfaat yang dicari oleh konsumen. Menurut Kotlerdan
Amstrong yang dialih bahasakan oleh Alexander Sindoro(2007:348)
manfaat-manfaat tersebut dikomunikasikan melalui atribut-atribut
seperti kualitas (quality), desain (design), dan fitur (features).
Keputusan mengenai atribut-atribut ini akan berdampak besar pada
reaksi konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
Menurut Tjiptono(2006:108) atribut produk adalah unsur produk
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan seperti merek, kualitas, fitur, desain, dan
pelayanan pendukung produk, sedangkan menurut Warlop et al
(2003:201) definisi atribut produk adalah “Atribut produk merupakan
alat bagi perusahaan untuk menciptakan nilai konsumen yang tinggi
karena itu konsumen perlu merasakan atau mengenal terlebih dahulu
fitur produk ini untuk sampai pada tahapan evaluasi.”
Atribut atau fitur berperan penting karena itu terdapat beberapa
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan atribut
produk. Salah satunya adalah dengan menanyakan kepada konsumen
atribut atau fitur apa saja yang dianggap penting. Hasil yang diperoleh
sekaligus menggambarkan harapan konsumen yang sesungguhnya
terhadap kinerja produk.
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh
Alexander Sindoro (2004:347) definisi kualitas adalah
kemampuaan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya,
yang termasuk didalamnya adalah ketahanan produk, keandalan,
kemudahan dalam pengopasiaan, perbaikan, dan atribut-atribut
lain yang bernilai. Kualitas memiliki dua dimensi yaitu tingkat
dan konsistensi. Kualitas yang tinggi dapat menyampaikan tingkat
mutu yang ditargetkan kepada pelanggan sehingga kualitas
menyampaikan tidak adanya kerusakan dan kelainan. Semua
perusahaan harus berusaha untuk dapat memenuhi konsistensi
kualitas tingkat tinggi.
2) Merek (Merk)
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh
Alexander Sindoro (2004:229) definisi merek adalah “Sebuah
nama, istilah, tanda, symbol, atau kombinasi hal-hal tersebut yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari
seseorang atau kelempok penjual dan untuk membedakannya dari
produk pesaing.”
3) Ciri (Features)
Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh
Alexander Sindoro (2004:347) definisi ciri adalah karakteristik
dikomunikasikan melalui atribut-atribut seperti kualitas (quality),
desain (design), dan fitur (featurs).
Secara konteksual ciri adalah karateristik yang melengkapi fungsi
dasar produk. Perusahaan dapat menciptakian model-model baru
yang lebih baik dengan menambahkan ciri. Ciri atau keistimewaan
merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk
perusahaan dari produk pesaing.
4) Harga (price)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan
untuk suatu produk yang diinginkan dan merupakan alat pengukur
dasar sistem ekonomi sehingga harga mempengaruhi alokasi
faktor-faktor produksi. Secara konteksual harga adalah hal yang
berpengaruh dalam merangsang minat beli.
Dengan demikiaan atribut yang satu ini sangat memegang peranan
penting karena jadi atau tidaknya seorang konsumen melakukan
pembeliaan terhadap suatu barang salah satu faktor yang
menentukan adalah harga. Kemudiaan harga pun menentukan
identitas dan kualitas suatu produk.
B. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
1. Relasi antara tingkat pendapatan konsumen dengan sikap terhadap LCGC
Untuk mengetahui siapakah yang akan menjadi konsumen untuk membeli
produk keluaran baru, maka perlu untuk mengetahui bagaimana sikap
para konsumen yang ada sekarang ini. Bagaimana minat konsumen juga
dapat dilihat dari bagaimana sikap konsumen terhadap suatu produk
sekarang ini.
Dari sikap juga akan diketahui kira-kira pendapatan dari
masing-masing konsumen, sehingga konsumen dapat memutuskan untuk membeli
suatu produk yang diinginkannya dengan melihat tingkat pendapatannya.
Bagi konsumen yang berpendapatan tinggi akan beda sikapnya dengan
konsumen yang tingkat pendapatannya rendah.
Dari argumentasi tersebut, maka hipotesis pertama sebagai berikut:
H1 : Konsumen yang pendapatannya rendah lebih positif sikapnya terhadap produk LCGC daripada konsumen yang pendapatannya tinggi.
2. Relasi antara status pembelian mobil dengan sikap terhadap LCGC
Antara konsumen pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya tentunya
akan beda sikapnya terhadap suatu produk yang dibelinya. Konsumen
yang meyakini bahwa iklan produk tersebut dapat dipercaya, maka
konsumen akan bersikap positif terhadap iklan tersebut. Jika konsumen
konsumen sebelumnya sudah mempunyai produk yang sama dengan
model yang berbeda.
Dari argumentasi tersebut maka, hipotesis kedua sebagai berikut:
H2 : Konsumen yang membeli mobil LCGC sebagai mobil pertama lebih positif sikapnya dibandingkan dengan konsumen yang membeli mobil LCGC sebagai mobil kedua.
3. Relasi antara iklan produk LCGCdengan minat beli konsumen
Selain menjadi saran informasi iklan juga dapat mempengaruhi sikap
dan minat beli konsumen terhadap suatu produk. Apalagi iklan produk
tersebut masih baru dan menawarkan berbagai kemudahan serta manfaat
bagi konsumen.
Tertarik tidaknya seorang konsumen terhadap suatu produk yang baru
atau tidak memang dari iklan yang sering dilihatnya baik melalui media
elektronik maupun non elektronik. Hal tersebut juga mempengaruhi
seberapa besar minat beli produk.
Dari argumentasi tersebut, maka hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3 : Sikap terhadap iklan LCGC berpengaruh positif pada minat beli. 4. Relasi antara sikap terhadap produk LCGC dengan minat beli.
Sikap terhadap produk akan menjadikan keseluruhan evaluasi
konsumen pada minat beli suatu produk baru. Sikap konsumen terhadap
produk juga akan dipengaruhi oleh produk itu sendiri. Jika konsumen
sudah melihat dan mengevaluasi produk tersebut maka akan
Dari argumentasi tersebut, maka hipotesis keempat sebagai berikut:
H4 : Sikap terhadap produk LCGC berpengaruh positif pada minat beli.
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual dalam penelitian diwujudkan dalam skema pemikiran.
Kerangka konseptual yang dikembangakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar II.1
Pengaruh iklan produk dan sikap konsumen terhadap minat beli LCGC (Low Cost Green Car).
Sikap terhadap Iklan
(X1)
Sikap terhadap
produk (X2)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian studi kasus.
Penelitian ini hanya dilakukan pada objek tertentu dan kesimpulan yang
ditarik hanya berlaku pada objek yang diteliti.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan diminta keterangan
mengenai penelitian yang dilakukan. Subjek dari penelitian ini adalah
calon konsumen baik wanita ataupun laki-laki yang berada di Kota
Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian peneliti untuk
diamati. Objek penelitian ini adalah tingkat pendapatan konsumen yang
dilihat dari jenis pekerjaannya, sikap terhadap iklan LCGC (Low Cost
Green Car) dan minat beli konsumen terhadap produk LCGC (Low Cost
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 sampai dengan
November 2014.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Galeria Mall dan Malioboro Mall Kota
Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian 1. Variabel
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai
Kuncoro (2003). Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk
objek atau orang yang sama. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
adalah sikap terhadap produk, sikap terhadap iklan, tingkat pendapatan,
dan minat beli.
2. Definisi Konseptual
a. Sikap terhadap iklan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan konsumen
terhadap rangsangan iklan dalam Mowen dan Minor (2002:378).
b. Sikap terhadap produk adalah kecenderungan yang dipelajari oleh
konsumen untuk mengevaluasi mereka dengan cara mendukung
(positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten menurut
c. Minat beli merupakan sesuatu yang berhubunagn dengan rencana
konsumen untuk membeli produk tertentu serta beberapa banyak unit
produk yang dibutuhkan dalam periode tertentu (Howard dalam
Durianto dan Liana, 2004:44).
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Skala likert ini mengukur ordinal karena hanya dapat membuat rangking
tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau
lebih buruk dari responden lainnya didalam nilai skala (Sidik & Muis,
2009). Dalam skala likert terdapat 5 jawaban dengan skor misalnya:
Tabel III.1 Penilaian skala likert
SS Sangat Setuju Skor = 5 S Setuju Skor = 4 N Netral Skor = 3 TS Tidak Setuju Skor = 2 STS Sangat Tidak Setuju Skor = 1
4. Definisi Operasional
a. Tingkat pendapatan
1) Pendapatan Rp 3.000.000,00 s.d Rp 5.000.000,00 per bulan.
2) Pendapatan Rp 5.000.000,00 s.d Rp 8.000.000,00 per bulan.
3) Pendapatan lebih dari Rp 8.000.000,00 s.d Rp 10.000.000,00 per
b. Status kepemilikan
1) Konsumen yang membeli mobil sebagai mobil pertama dan yang
dibeli adalah mobil LCGC.
2) Konsumen yang membeli mobil LCGC yang pertama tetapi
sebelumnya sudah mempunyai mobil non LCGC.
c. Sikap terhadap iklan
1) Saya mendukung iklan LCGC
2) Saya menyukai iklan LCGC.
3) Saya percaya iklan LCGC.
4) Saya yakin terhadap iklan LCGC.
5) Iklan LCGC kredibel.
d. Sikap terhadap produk
1) Saya mendukung produk LCGC
2) Saya menyukai produk LCGC
3) Saya percaya produk LCGC.
e. Minat beli
1) Saya akan merekomendasikan/menyarankan produk LCGC
kepada keluarga dan teman.
2) Saya akan membeli produk LCGC.
3) Saya akan mencari informasi tentang produk LCGC.
4) Saya lebih memilih menggunakan produk LCGC dibanding
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah ruang lingkup atau besaran karakteristik dari seluruh
objek yang diteliti (Nurastuti, 2007:127). Populasi dari penelitian ini
adalah calon konsumen yang telah melihat iklan tentang produk LCGC
dan akan membeli produk tersebut yang berada di Kota Yogyakarta.
2. Sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian populasi saja yang
diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2010:145).
Karena besar populasi tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlahnya
oleh karena itu sulit mencari berapa jumlah populasi yang tepat, maka
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah responden
didapat:
n = Z ² / 4 ( moe ) ²
n = 1.96 ² / 4 (0.1) ²
n = 94.04
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z = Nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penentuan
sampel persen. Pada α = 5% dan Z = 1,96.
Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi
Hasil perhitungan menggunakan rumus didapat sampel dengan jumlah
94,04. Untuk memudahkan pembagian kuesioner, maka dibulatkan menjadi 100. Oleh karena itu digunakan 100 responden sebagai sampel.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah non probability
sampling. Menurut Sugiyono (2008:120) Non Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik Non Probability Sampling yang digunakan dalam pengambilan
sampel pada penelitian ini jenisnya adalah teknik purposive sampling.
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2008:122) adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sehingga data yang
diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang
kompeten dibidangnya.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah:
1. Konsumen yang telah berpendapatan.
2. Konsumen yang pernah melihat iklan tentang LCGC.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan untuk memastikan bahwa instrument
kuesioner yang akan digunakan sudah memenuhi kriteria valid dan reliabel.
Pengujian instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan
reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas data untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu
kuesioner. Validitas kuesioner dalam penelitian ini diukur dengan cara
menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan
total skor masing-masing variabel. Jenis korelasi yang digunakan adalah
korelasi pearson antara skor setiap pertanyaan dan skor total item. Cara
memperoleh angka korelasi dalam uji validitas dengan alat bantu software
SPSS.16 dengan melakukan pengujian validitas angka r hasil korelasi
pearson yang dihasilkan (Triton, 2006:247). Kriteria yang digunakan valid
atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikasi dibawah 0,05
maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi
masing-masing butir dengan pertanyaan dengan total skor mempunyai
tingkat signifikasi di atas 0,05 maka pertanyaan tersebut tidak valid
(Ghozali, 2005:45).
Untuk mengetahui validitas butir tiap angket, skor-skor yang ada pada tiap
butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Hasil
pada taraf signifikansi 5%. Suatu butir instrument dikatakan valid jika
rhitung > rtabel. Untuk pengujian ini digunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar sebagaimana yang dikemukakan oleh
Arikunto (2006:151) seperti berikut:
Keterangan :
xy = Koefisien korelasi suatu butir
N = Banyaknya responden
X = Skor butir
Y = Skor total
ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).
Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan
sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas
adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar,
2008:4). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alpha cronbach
sebagai cara untuk menghitung reliabilitas alat ukur dengan formula,
α =
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item/banyaknya butir pernyataan
Sj = varians responden untuk item I
Sx = jumlah varians skor total
Kriteria yang digunakan adalah:
Jika α > 0,6, maka butir instrumen tersebut adalah reliabel.
Jika α < 0,6, maka butir instrumen tersebut adalah tidak reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Beda
a. Analisis ANOVA (Analysis of Variance)
Setelah responden dimasukkan ke dalam clusternya masing-masing,
maka selanjutnya dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan
analisis ANOVA (Analysis of Variance). Prosedur yang digunakan
dalam analisis ANOVA ini adalah prosedur One Way ANOVA atau
sering disebut dengan perancangan sebuah faktor yang merupakan
salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu
jalur). Alat uji ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih yang
Teknik ANOVA akan menguji variabilitas dari observasi
masing-masing kelompok dan variabilitas antar mean kelompok. Melalui
kedua variabilitas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan mengenai
mean populasi. Adapun langkah-langkah dalam prosedur One-Way
ANOVA adalah sebagai berikut:
b. Tes Homogenitas Varian (Test of Homogeneity of Variance)
Asumsi dasar dari analisis ANOVA adalah bahwa seluruh kelompok
yang terbentuk harus memiliki variannya sama. Untuk menguji asumsi
dasar ini dapat dilihat dari hasil test homogenitas dari varians dengan
menggunakan uji Levene Statistic. Hipotesis yang digunakan dalam
tes homogenitas varian adalah:
H0 : Diduga bahwa seluruh varians populasi adalah sama.
Ha : Diduga bahwa seluruh varians populasi adalah berbeda.
Dasar dari pengambilan keputusan adalah:
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
c. Pengujian ANOVA (uji F)
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa semua
kelompok mempunyai mean populasi yang sama adalah Uji F. Harga
F diperoleh dari rata-rata jumlah kuadrat (mean square) antar
kelompok yang dibagi dengan rata-rata jumlah kuadrat dalam
kelompok. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ANOVA
H0 : Diduga bahwa seluruh kelompok dari rata-rata populasi adalah
sama.
Ha : Diduga bahwa seluruh kelompok dari rata-rata populasi adalah
berbeda.
Dasar dari pengambilan keputusan adalah:
Jika F hitung > F tabel 0,05 maka H0 ditolak.
Jika F hitung < F tabel 0,05 maka H0 diterima.
d. Tes Post Hoc (Post Hoc Test)
Dari pengujian ANOVA (F test) telah diketahui bahwa secara umum
seluruh kelompok memiliki perbedaan (tidak sama). Untuk
mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok maka
digunakan Post Hoc Test dengan menggunakan salah satu fungsi
Tukey. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian tes ini adalah:
H0 : Diduga bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-rata yang
sama.
Ha : Diduga bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-rata yang
berbeda.
Dasar dari pengambilan keputusan adalah:
Jika F hitung > F tabel 0,05 maka H0 diterima.
Jika F hitung < F tabel 0,05 maka H0 ditolak.
e. Independent Sample t Test
Independent sample t test ini menentukan dan mengetahui apakah ada