• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANGUNAN GEDUNG

2. Unit Produks

Rencana tahapan pembangunan IPA jenis Kedasih untuk Zone V, sebagai berikut:

Tahap I ,

 50 liter/detik

 Pembebasan lahan untuk IPA, 0,5 Ha

Tahap II , 50 liter/detik (peningkatan kapasitas pengolahan) Tahap III , 50 liter/detik (peningkatan kapasitas pengolahan) Tahap IV , 50 liter/detik (peningkatan kapasitas pengolahan)

3.Sistem Pelayanan Zone 5

Tahap I, (2014 – 2018) :

 Pengadaan dan pemasangan pipa JDU Ø 400 mm, dari IPA ke Doro, 8.500 m

 Pengadaan dan pemasangan pipa JDU Ø 400 mm, dari Doro ke Talun, 5.500 m

 Pengadaan dan pemasangan pipa JDU Ø 400 mm, dari Talun ke Karangdadap, 13.640 m

 Pengadaan dan pemasangan JDB, 15.000 m  Sambungan rumah (SR) sebanyak 3.000 unit

 Pengadaan dan pemasangan tambahan pipa JDB, 15.000 m  SR sebanyak 7.000 unit

Tahap III, (2024 – 2028) :

 Sambungan rumah (SR) sebanyak 7.000 unit Tahap IV, (2029 – 2033) :

 Pembangunan rumah pompa booster lengkap dengan M/E  Sambungan rumah (SR) sebanyak 7.000 unit

C. Sistem Pelayanan IKK dan Perdesaan

Tidak dibuat pentahapan, karena setiap tahun dapat diadakan pekerjaan SPAM IKK dan SPAM Perdesaan yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Propinsi dalam bentuk bantuan fisik dari PKPAM, Pamsimas, DAK, PNPM dan lain-lain untuk mengembangkan SPAM yang tidak akan terjangkau oleh program pelayanan PDAM, baik sudah ada maupun untuk daerah yang belum ada SPAM termasuk untuk daerah rawan air.

7.4.2 Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi

Rencana Induk SPAM juga harus memperhatikan keselarasan dengan prasarana dan sarana sanitasi, karena program sanitasi dapat mendukung program pengembangan SPAM terutama dalam upaya pengendalian lingkungan agar tidak mencemari sumber-sumber air baku yang digunakan untuk SPAM baik perpipaan maupun non perpipaan.

A. Potensi Pencemaran Air Baku

Pencemaran air baku dapat terjadi di sumbernya maupun di sepanjang aliran sungai yang melintasi wilayah desa dan perkotaan. Potensi pencemar air baku dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti berikut:

1) Pencemaran dapat terjadi di sumber`mata air terutama yang dapat menyebabkan kandungan bakteri didalam air baku menjadi tinggi. Sumber pencemar tersebut dapat berupa kotoran hewan maupun manusia, dan juga dapat dimungkinkan dari kandungan kimiawi yang ada didalam tanah.

2) Pencemaran dapat terjadi disepanjang alur sungai dari hulu hingga hilir terutama yang melalui daerah permukiman padat dan daerah industri. Sumber pencemaran dapat berupa buangan sampah baik padat maupun cair, buangan limbah industri terutama air bekas pencucian batik, pestisida yang mungkin dapat terjadi dari air yang mengalir dari persawahan

Pengamanan sumber air baku untuk air minum yang berupa mata air, air

permukaan dan air tanah dapat dilakukan dengan beberapa hal, sebagai berikut: 1) Membuat Kawasan Lindung

Dalam kaitannya dengan upaya melindungi sumber air baku untuk air minum, kawasan lindung merupakan satu kesatuan elemen yang membentuk pola ruang di Kabupaten Pekalongan yang berfungsi untuk melindungi pelestarian fungsi daya alam dan sumber daya buatan. Dalam kaitannya dengan

pembangunan, kawasan lindung merupakan kawasan yang harus dilindungi dari aktivitas-aktivitas lain selain aktivitas lindung yang dapat merusak dan mengurangi fungsi lindungnya. Dalam rencana kawasan lindung di Kabupaten Pekalongan, terdapat beberapa kawasan yang termasuk kawasan lindung yang harus diperhatikan kelangsungan fungsinya, yang meliputi :

a) Kawasan Hutan Lindung

Kabupaten Pekalongan, kawasan hutan lindung terdapat di Kecamatan Paninggaran, Kandangserang, dan Petungkriyono. Dalam rencana kawasan lindung wilayah Kabupaten Pekalongan, sebagai upaya perwujudan kawasan hutan lindung dilakukan beberapa upaya yang meliputi :

 Pemantapan batas dan pematokan kawasan lindung di kecamatan- kecamatan yang memiliki hutan lindung.

 Penggunaan lahan yang akan mengurangi fungsi konservasi secara bertahap dialihkan fungsinya sebagai lindung sesuai kemampuan dana yang ada.

 Pembatasan pendirian bangunan baru.

 Pemantauan secara rutin untuk mencegah terjadinya penebangan liar dan kebakaran hutan.

b) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan di Bawahnya

Kawasan ini merupakan kawasan resapan air yang ada di Kabupaten Pekalongan yang tersebar di beberapa wilayah yaitu Kecamatan Petungkriyono, Lebakbarang, Talun, Doro, Kajen, Karanganyar dan Kesesi.

c) Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan ini merupakan kawasan :

 Kawasan sempadan pantai dengan jarak minimal 100m dari titik pang tertinggi ke arah darat yang terdapat di Kecamatan Siwalan, Wonokerto dan Tirto,

 Kawasan sekitar mata air yaitu kawasan sekitar mata air dengan jari- jari sekurangkurangnya 200m yang terdapat di Kecamatan Kandangserang (mata air Wedang Atas, Wedang Bawah, Rancah, Longsong, Watesan, Poh, Sumurup I, Sumurup II, Bubakan dan Seruni), Kecamatan Doro (mata air Rogoselo), Kecamatan Kesesi (mata air Mejarum dan Gersali), Kecamatan Karanganyar (mata air Pedawang, Paseh/Beluk/Soga, Ontobogo dan Sido Sukmo), Kecamatan Kajen (Banyu Mudal) dan Kecamatan Bojong (mata air Sendang, Sumur Watu, Pancuran, Santen dan Grugak) dan

 RTH perkotaan yang meliputi jalur hijau, lahan-lahan berupa taman, lahan-lahan sekitar bangunan perumahan dan bangunan umum serta pemakaman. Luasan minimal RTH perkotaan di Kabupaten Pekalongan yaitu minimal 30% dari luas kawasan permukiman perkotaan yang tersebar di seluruh kecamatan.

d) Kawasan Rawan Bencana Alam

Arahan rencana kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Pekalongan dibedakan menjadi beberapa kawasan yang meliputi:

 Kawasan rawan longsor yang terdapat di Kecamatan Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriyono, Kesesi, Karanganyar, Kajen, Talun, Doro

 Kawasan rawan banjir dan erosi yang terdepat di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Siwalan, Wonokerto, Sragi, Bojong, Kesesi, Kajen, Buaran, Karangdadap, dan Wonopringgo,

 Kawasan rawan abrasi dan gelombang pasang yang terdapat di Kecamatan Wonokerto, Tirto dan Siwalan, (d) kawasan rawan kekeringan yang terdapat di Kecamatan Siwalan, Sragi, Kesesi, Bojong, dan Talun.

e) Kawasan Lindung Geologi

Dalam rencana kawasan lindung geologi, kawasan yang dilindungi merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah di kawasan imbuhan air tanah pada Cekungan Air Tanah Pekalongan- Pemalang yang terdapat di Kecamatan Petungkriyono, Kandangserang,

Talun, Doro, Kajen, Karanganyar dan Kesesi. Dalam rencana kawasan lindung wilayah Kabupaten Pekalongan.

f) Kawasan Lindung Lainnya

Rencana kawasan lindung lainnya merupakan kawasan perlindungan plasma nutfah yang berada di Kecamatan Petungkriyono, Lebakbarang dan Kandangserang.

g) Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman meliputi:

 Kebijakan pemanfaatan ruang permukiman perdesaan didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan serta perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya.

 Kawasan permukiman perkotaan mencakup wilayah pengembangan perkotaan dengan kebijakan pemanfaatan ruang berpedoman pada tujuan pengembangan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi penataan ruang kota, yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang kota.

C. Membuat/Memperbaiki Peraturan Daerah Tentang Limbah Cair dan

Padat

Peraturan tentang limbah cair dan padat yang berkaitan dengan perlindungan sumber air baku untuk air minum telah dibuat oleh pemerintah pusat. Sehubungan dengan kegiatan industri rumahan yang memproduksi batik, yang banyak menghasilkan limbah cair di sembarang tempat tanpa diolah dan juga tidak terkontrol oleh pemerintah kabupaten, maka diperlukan upaya untuk mengatur dan mengelola limbah cair yang dibuang oleh industri rumahan tersebut dengan menerbitkan peraturan daerah (bila belum ada) atau memperbaiki perturan daerah (bila sudah ada), sehingga limbah cair dari industri batik tersebut dapat dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan kerusakan ataupun pencemaran pada badan air yang digunakan sebagai sumber air baku untuk air minum.

D. Penegakan Hukum

Karena itu, penegakan hukum dan sanksi terhadap sambungan liar, tunggakan tagihan yang sudah berbulan-bulan perlu dilakukan dengan tegas tanpa pilih kasih, dan juga harus sering dilakukan sosialisasi mengenai penegakan hukum tersebut sehingga tidak ada sikap perlawanan dari masyarakat. Penegakan hukum tersebut juga harus dilakukan secara tegas terhadap industri, institusi swasta maupun pemerintah, dan masyarakat yang melanggar undang-undang ataupun peraturan mengenai pengelolaan limbah cair dan padat.

7.5 ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

7.5.1 Latar Belakang

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari- hari.Kegiatan penyusunan Buku Strategi Sanitasi Kabupaten merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari semangat kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai target yang disepakati bersama yaitu meratifikasi Milenium Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar yang merupakan target ke-7 MDGs. Penyusunan dokumen strategis sanitasi Kabupaten Pekalongan mencakup 19 kecamatan dan 285 Desa/Kelurahan. Penetapan wilayah cakupan strategi sanitasi ini berdasarkan potensi resiko santasi di Kabupaten Pekalongan yang menurut peningkatan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, banyaknya jaringan sungai yang masih digunakan BABs, ketersediaan sarana sanitasi yang belum memadai dan potensi daerah genangan air di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Di samping itu landasan penetapan wilayah ini juga mengacu pada pedoman petunjuk praktis program PPSP yang telah dirilis oleh kementerian pekerjaan umum.

Dalam kaitannya dengan dokumen perencanaan lainnya di Kabupaten Pekalongan, Strategi Sanitasi Kabupaten ini diposisikan sebagai acuan penyusunan perencanaan pembangunan dibidang sanitasi di Kabupaten Pekalongan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah (RPJPD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dan dalam penyusunan Renstra SKPD.

Strategi Sanitasi Kabupaten ( SSK ) Kabupaten Pekalongan merupakan dokumen rencana strategis untuk tahun 2012 – 2017 memuat sasaran, arahan, tujuan, pentahapan pencapaian pembangunan. Sektor sanitasi untuk perencanaan dan pengembangan sanitasi 5 tahun kedepan meliputi, subsektor air limbah, persampahan, drainase lingkungan, PHBS dan promosi higiene.

A.Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman dimasa mendatang, baik yang berada di daerah perkotaan maupun yang tinggal di wilayah perdesaa, memerlukan pengelolaan air limbah permukiman yang memadai, yang dapat melindungi sumber- sumber air baku bagi air minum dari pencemaran pembuangan air limbah domestik baik yang berasal dari aktifitas domestik maupun industri domestik yang berada di permukiman. Secara umum setiap kabupaten Pekalongan dalam rangka pengembangan air limbah telah menetapkan berbagai berbagai tujuan, sasaran dan strategi sebagai berikut

Tabel 7.1

Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Dokumen terkait