• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SORGUM

Dalam dokumen Buku Sorgum Puslitbang Tanaman Pangan (Halaman 177-182)

Di Indonesia, benih sumber sorgum dari varietas unggul yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian diproduksi oleh pemulia di Balai Penelitian. Benih sumber yang dihasilkan pemulia di Balai Penelitian sebagian disalurkan ke produsen benih (BBI) melalui Direktorat Perbenihan, sebagian lainnya disimpan di Balai Penelitian untuk pemulia dan peneliti lain. Berbeda dengan benih jagung, dalam sistem produksi benih sorgum perusahaan swasta belum berperan secara penuh dalam produksi benih sebar, sehingga sebagian petani/pengguna sorgum memperbanyak benih untuk kebutuhannya. Dalam beberapa studi di Afrika, McGuiree (2008) menyimpulkan pentingnya sentralisasi akses benih bagi petani. Berkaitan dengan itu diperlukan intervensi dan dukungan terhadap sistem perbenihan petani, misalnya bantuan benih dari pemerintah dalam kondisi darurat dan memberikan akses terhadap petani (Sperling et al. 2006, Remington et al. 2002).

Secara longitudinal industri benih, mulai dari pemuliaan di lembaga penelitian sampai distribusi di tingkat petani, melalui beberapa tahapan yang saling berkaitan. Pemanfaatan benih varietas unggul baru dinilai berhasil jika petani sudah menikmati panen dari varietas unggul tersebut. Banyak program dibuat untuk memproduksi dan mengelola benih varietas unggul, tetapi kurang berguna jika distribusi ke petani tidak diperhatikan dengan baik (Douglas 1980).

Dalam kurun waktu 2005-2012, permintaan benih sumber sorgum melalui Balai Penelitian Tananan Serealia, Badan Litbang Pertanian, tergolong rendah, namun mulai awal Januari 2013 hingga April 2013 terjadi lonjakan permintaan benih sorgum, yaitu varietas Kawali 2.815 kg dan Numbu 3.273 kg yang didistribusikan ke Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Sulawesi Tenggara (Tabel 7).

KESIMPULAN

1. Produksi benih sorgum mengacu pada standar lapangan dan laboratorium benih, memerhatikan aspek mutu terutama mutu fisik dan fisiologis selain mutu genetik.

2. Kegiatan produksi benih sorgum sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan dan panen pada musim kemarau. Panen pada musim hujan memicu terjadinya kerusakan membran benih.

3. Tanaman sorgum dapat dipanen 40-45 hari setelah 50% berbunga, pada tahapan ini kadar air biji 20-28% , dan terdapat lapisan hitam pada bagian dasar biji.

4. Penundaan pengeringan, menumpuk sorgum selama 6 hari setelah panen menurunkan daya berkecambah benih 4,4% pada awal penyimpanan dan setelah disimpan 6 bulan daya berkecambah turun 28,9% dan daya hantar listrik air rendaman benih meningkat 33,3% dibanding benih yang langsung dikeringkan setelah panen.

5. Daya berkecambah benih sorgum varietas Numbu yang disimpan selama 6 bulan dalam wadah kedap udara (suhu 18-22oC), misal sekitar 90%

dengan kadar air 8-9% dan daya hantar listrik 21-24 µS/cm2/g.

6. Penyimpanan selama 12 bulan dalam wadah kedap udara, kadar air benih sebelum disimpan sebaiknya di bawah 12%. Jika penyimpanan lebih dari 12 bulan, kadar air benih diturunkan di bawah 8%.

Tabel 7. Distribusi benih sorgum varietas Numbu dan Kawali pada tahun 2005-2013. Varietas

Tahun Total Wilayah distribusi/penanaman Kawali Numbu (kg)

(kg) (kg)

2005 45 5 50 DKI, Jabar,Jatim, Sulsel 2006 45 105 150 DKI, Jabar, Jatim, Sulsel, DIY

2007 15 5 20 Sulsel

2008 75 361 436 Lampung, Jabar. Jateng, Gorontalo, Sulsel, Papua selatan/Merauke 2009 13 18 31 Banten, Jabar, Sulsel, Bali, NTT

2010 0 10 10 NTT

2011 4 32 36 Jabar, Sulsel, NTB

2012 37 178 215 Lampung, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut 2013 2814,5 3272,5 6087 Jatim, Sulsel, Kaltim NTT, Lampung, Sultra

DAFTAR PUSTAKA

Adetunji, I.A. 1991. Effect of harvest date on seed quality and viability of sunflower in semi-arid tropics. Seed Science and Technology19:571- 580.

Ahmed, E.E.A. and S.H.A. Alama. 2010. Sorghum (Sorghum bicolor L. Moench. Seed quality as affected by type and duration of storage. Agriculture and Biology Journal of North America. ISSN Print 2151, ISSN online: 2151-7525.

Arief, R., F. Koes, dan O. Komalasari. 2013. Evaluasi mutu benih sorgum dalam gudang penyimpanan. Laporan tengah tahun 2013. Balitsereal. Belum dipublikasikan.

Baalbaki, R.Z. and L.O. Copeland. 1987. Vigor testing of wheat and its relationship to field performance, storage and seed quality. Newsletter of Association of Official Seed Analysts 61, 15.

Bewley, J.D. and M. Black. 1978. Physiology and biochemistry of seeds in relation to germination. 1st volume. Springe-Verlag, Berlin.

Castillo, A.G.,J.G. Hampton, and P. Coolbear. 1994. Effect of sowing date and harvest timing on seed vigour in garden pea Pisum sativum L.). New Zealand Journal of Crop and Horticultural Science 22:91-95.

Chivatsi, W.S., G.M. Kamau, E.N. Wekesa, A.O. Diallo, and D.G. Hugo. 2002. Community-based maize seed production in coastal lowland Kenya The 7th Eastern and Southern Africa Regional Maize Conference, Nairobi, Kenya, 11 - 15 February 2002. Mexico, D. F.: CIMMYT. pp. 446- 451.

Copeland, L.O., and M.B. McDonald. 1985. Principles of seed science and technology. McMillan Pub.Comp. New York.

Cromwell, E., S. Wiggins, and S. Wentzel. 1993. Sowing Beyond the State, NGOs and Seed Supply in Developing Countries. Overseas Development Institute. London.

Copeland, L.O. and M.B. McDonald. 1985. Principles of seed science a technology. McMillan Pub.Comp. New York.

Delouche, J.C. 1990. Research on association of seed physical properties to seeds quality. Prepared for Seed Research Workshop. AARP II Project, Sukamandi, Indonesia.

Delouche, J.C., and C.C. Baskin. 1973. Accelerated aging techniques for predicting the relative storability of seed lots. Seed Sci Technol I : 427 - 452

Douglas, J.E. 1980. Successful Seed Programs. Westview. International Agricultural Development Series. Colorado.

FAO. 1995. Chemical composition and nutritive value of sorghum and millets in human nutrition. FAO corporate doc. Repository. www.fao.org/ docrep/t0818e/T0818Eoa.htm. diakses 22 juli 2013.

Gupta, S.C. 1999. Seed production procedures in sorghum and pearl millet Information Bulletin no. 58. (In En. Summaries in En, Fr.) Patancheru 502 324, AndhraPradesh, India: Internat ional Crops Research Institut e for the Semi -Ar i d Tropics. 16 pp. ISBN 92-9066-415-0. Order code IBE 0 5 8 .

Hallion, J.M. 1986. Microorganisms and seed deterioration. In Physiology of seed deterioration. (eds. M.B. McDonald Jr. and C. J. Nelson), pp. 89- 99, CS SA Special Publication, No. 11. Crop Science Society of America, Madison, WI, USA.

Hampton, J.G. and P. Coolbear. 1990. Potential versus actual seed performance - Can vigour testing provide an answer? Seed Science and Technology18:215-228.

Harrington, J.F. 1972. Seed storage and longevity. In: T.T. Kozlowski (Ed.). Seed biology Vol. III. Academic Press. New York. p. 145-245.

Harman, G.E. and T.E. Stasz. 1986. Influence of seed quality on soil microbes and soil rots. In Physiological-pathological interactions affecting seed deterioration. (ed. S. H. West), pp. 11-37, CSSA Special Publication,No. 12. Crop Science Society of America, Madison, WI, USA.

Hegarty, T.W. 1977. Seed vigour in field beans (Vicia faba L.) and its influence on plant stand. Journal of Agricultural Science, Cambridge 88:168- 173.

Ikaningtyas. 2013. PTPN perluas lahan sorgum di Banyuwangi. www.tempo.co. tanggal24 April 2013. Diakses 20 Mei 2013.

ISTA. 2006. International Rules for Seed Testing. Ed. 2006. 8303 Basserdorf, CH-Switzerland.

Justice, O.L. and L.N. Bass. 1979. Principles and practices of seed storage. Castle House Bubl. Ltd. 289 p.

Matthes, R.K., G.B. Welch, J.C. Delouche, and G.M. Dougherty. 1969. Drying, processing and storage of corn seed in tropical and subtropical regions. American Society of Agricultural Engineers, No. 1838. Mgonja, M. and R. Jones. 2008. Sorghum seed system. Diakses tanggal 6 Juli

2013 www.cas.ip.org. Central Advisory Service for Intelectual Property- CGIR. ICRISAT.

Mc Guire, S.J. 2008. Securing access to seed: social relations and sorghum seed exchange ineastern Ethiopia. Human Ecology 36(2): 217-229.doi : 10.1007/s10745-007-9143-4.

Mutegi, Evans, S. Fabrice, M. Moses, K. Ben, R. Bernard, M. Caroline, Ma. Charles, K. Joseph, P. Heiko, D.V. Santie, S. Kassa, T. Pierre, and L. Maryke. 2010. Ecogeographical distribution of wild, weedy and cultivated Sorghum bicolor (L.) Moench in Kenya: implications for conservation and crop-to-wild gene flow. Genetik Resources and Crop Evolution 57 (2):243–253. doi:10.1007/s10722-009-9466-7. Remington, T., J. Maroko, S. Walsh, P. Omanga, and E. Charles. 2002. Getting

off the seeds-and-Tools treadmill with CSR seed Vouchers and Fairs. Disasters 26:316 -328.

Roberts, E.H. and B.K. Osei. 1988. Seed and seedling vigour. In World Crops: Cool Season Food Legumes. (Eds.) R.J. Sumrnerfield, pp. 879-910. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, The etherlands.

Saenong, S., M. Azrai, Ramlah Arief, dan Rahmawati. 2007. Pengelolaan benih jagung. Jagung; Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. p. 145-176.

Shargie, N. 2012. Physicochemical characteristics and nutrional value of sorghum grain. Arc-grain crops Institute.nwww.grainsa.co.za/physico- chemical-characteristics-and-nutrional-value-of-sorghum-grain. Diakses 22 Juli 2013.

Sperling, L. and D. Cooper. 2003. Understanding seed system and strengthening seed security. In Sperling, L., Osborn, T. and Cooper, D (eds). Towards effective and sustainable seed relief activities. FAO. Plant Production and Protection Paper 181, Rome. pp. 7 – 33 Sperling, L., T. Remington, and J. Haugen. 2006. Seed aid for seed security.

Advice for Practitioners, Practice briefs 1 – 10, International Center for tropical Agriculture and Catholic Relief Services, Rome.

Tekrony, D.M. and D.B. Egli. 1991. Relationship of seed vigor to crop yield : A. Review. Crop Science 31 : 816 -822

Tripp, R. 2001. Seed Provision and Agrcultural Developed, Overseas Development Instiute, London.

Trikoesoemaningtyas dan Suwarto. 2006. Potensi pengembangan sorgum di lahan marginal. Makalah dalam Fukus Grup Diskusi “Prospek Sorgum untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi”. MENRISTEK-BATAN. Serpong.

Pengelolaan Hara pada Tanaman Sorgum

Dalam dokumen Buku Sorgum Puslitbang Tanaman Pangan (Halaman 177-182)