• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Pos PT. Pos Indonesia

Dalam dokumen Bab 5 Bidang Pos. 5.1 Ruang Lingkup (Halaman 47-57)

Produksi perposan digambarkan dengan produksi (jumlah surat/paket) yang dilayani oleh PT. Pos dari mulai surat biasa sampai kilat khusus dalam negeri, paket biasa dan khusus dan pengiriman surat ke luar negeri (EMS dan Experess Post) dan paket pos luar negeri. Tabel 5.20 menunjukkan terjadinya penurunan produksi PT. Pos pada tahun 2009 di hampir semua jenis kecuali untuk pengiriman surat kilat khusus dalam negeri dan pos ekpress. Penurunan paling tajam terjadi pada produksi surat biasa yang dalam periode 2006-2009 menurun rata-rata 56% per tahun. Sementara penurunan produksi surat kilat dan paket biasa yang juga menjadi andalan jasa PT. Pos, penurunannya pada periode yang sama mencapai 20,2% dan 55,5% per tahun.

Tabel 5.20. Produksi Perposan Indonesia Tahun 2005-Semester I 2010

*) sampai Juni 2010

Untuk produksi pos ke luar negeri, jenis EMS mengalami penurunan paa periode 2007-2009 rata-rata 59,1% setelah meningkat cukup tinggi pada tahun 2009. Kecederungan produksi yang fluktuatif selain pada produksi EMS juga terjadi untuk jenis surat kilat khusus dan paket kilat khusus. Peningkatan produksi hanya terjadi untuk produksi surat kilat khusus yang cenderung fluktuatif dan dalam periode 2006-2009 meningkat rata-rata 11,5%. Peningkatan paling signifikan terjadi untuk produksi paket kilat khusus yang mencapai 89,7% per tahun. Namun untuk kedua jenis produksi ini kecenderungannya produksinya juga sebenarnya fluktuatif karena pada periode tertentu justru mengalami penurunan.

No. Produksi Pos Reguler Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

Surat Biasa ribu pucuk 298.967 284.473 91.038 39.925 22.527 10.483 Surat Kilat ribu pucuk 21.321 20.381 14.821 15.380 9.654 4.493 Surat Kilat Khusus ribu pucuk 71.255 71.834 54.600 24.380 52.153 20.402 Paket Biasa ribu pucuk 65.367 78.887 82.779 12.003 1.702 688 Paket Kilat Khusus ribu pucuk 1.472 1.557 2.221 8.050 5.156 471

Keluar Negeri

EMS ribu pucuk 6.225 6.198 14.949 6.579 3.906 1.449 Express Post ribu pucuk 1.413 381 752 151 393 70 Paketpos Biasa LN ribu pucuk 2.434 2.234 3.021 494 16 5 Paketpos Cepat LN ribu pucuk 496 490 486 7 10 3 1

Gambar 5.25. Trend Produksi Surat ke Dalam negeri menurut jenis Tahun 2005- Semester I 2010

Pada tahun 2010 potensi penurunan produksi masih berpotensi untuk terus berlanjut mengingat produksi surat ke dalam negeri maupun luar negeri dari PT. Pos sampai semester I tahun 2010 masih kurang dari 50% dibanding produksi tahun sebelumnya. Hanya produksi surat biasa dan surat kilat khusus yang memiliki trend produksi sedikit lebih baik dengan pencapaian produksi sampai semester 1 tahun 2010 mencapai 46% dari tahun 2009. Untuk produksi pos ke luar negeri, trend penurunan kemungkinan masih akan terjadi pada tahun 2010 khususnya untuk produksi express pos dan paket pos (biasa maupun cepat).

Jika dilihat trend penurunan yang terjadi pada produksi paket, persaingan yang sangat ketat pada bisnis jasa kurir dan logistik diduga menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan ini. Bahkan dengan semakin dibukanya pasar industri jasa pengiriman yang semakin tidak membedakan antara paket dengan surat (dokumen), maka potensi penurunan produksi akan semakin terjadi jika tidak dilakukan upaya inovasi dan terobosan jasa oleh PT. Pos yang semakin menyesuaikan dengan keinginan pasar.

-50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Surat Biasa Surat Kilat Surat Kilat Khusus Paket Biasa Paket Kilat Khusus

Gambar 5.26. Trend Produksi Surat ke Luar Negeri menurut jenis Tahun 2005- Semester I 2010

Jika dilihat dari komposisi produk yang dilayani PT. Pos untuk jenis surat, terjadi pergeseran pangsa produksi dari jenis surat biasa ke surat kilat khusus. Produksi surat biasa yang semula mendominasi dengan pangsa produksi mencapai 75% sampai 2006, menurun tajam dan pada tahun 2009 pangsa produksi hanya tinggal 26,7%. Sebaliknya untuk jenis surat kilat khusus mengalami peningkatan dari hanya sekitar 5% pada 2005 dan 2006 menjadi paling besar pangsanya yaitu 61,8% pada 2009. Pada tahun 2010, sampai semester I, komposisi produksi ini masih tidak berbeda banyak dengan komposisi produksi tahun 2009 dimana jenis surat kilat khusus lebih dominan dengan pangsa mencapai 57.7%.

Pergeseran pangsa produksi ini sebenarnya lebih menunjukkan bahwa jenis surat kilat khusus lebih mampu bersaing di pasar jasa pengiriman surat dan dokumen daripada surat biasa. Apalagi dengan penggunaan internet dalam pengiriman dokumen secara elektronik menyebabkan penggunaan surat biasa untuk dokumen juga mengalami penurunan secara global. Sementara untuk surat kilat khusus cenderung masih bisa bertahan karena masih dibutuhkan. Disamping itu kantor pos relatif lebih tersebar di semua daerah dan memiliki daya jangkau yang cukup luas untuk menjangkau sampai daerah pedesaan dan lokasi transmigrasi. -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 2005 2006 2007 2008 2009 2010* EMS Express Post Paketpos Biasa LN Paketpos Cepat LN

Gambar 5.27. Komposisi Produksi surat ke Dalam Negeri PT. Pos Indonesia 2005 -Semester I 2010

Sebagaimana produksi surat, pergeseran pangsa produksi juga terjadi untuk jenis paket dari paket biasa ke paket kilat khusus. Produksi paket kilat biasa yang semula sangat dominan dan sampai 2007 pangsa produksinya mencapai 97,4%, menurun hingga tinggal 24,8% pada 2009. Sebaliknya untuk paket kilat khusus pangsa produksinya meningkat tajam dari 2,6% pada 2007 menjadi 75,2% pada 2009. Namun pada semester I 2009, pangsa produksi paket biasa kembali meningkat menjadi 59,3% dan lebih dominan daripada paket kilat khusus.

Gambar 5.28. Komposisi Produksi Paket Pos ke Dalam Negeri PT. Pos Indonesia 2005 - Semester I 2010 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

Surat Kilat Khusus 18,2% 19,1% 34,0% 30,6% 61,8% 57,7%

Surat Kilat 5,4% 5,4% 9,2% 19,3% 11,4% 12,7% Surat Biasa 76,4% 75,5% 56,7% 50,1% 26,7% 29,6% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Paket Kilat Khusus 2,2% 1,9% 2,6% 40,1% 75,2% 40,7% Paket Biasa 97,8% 98,1% 97,4% 59,9% 24,8% 59,3%

Berbeda dengan produksi surat dan paket ke dalam negeri, tidak terjadi pergeseran pangsa produksi yang signifikan untuk produksi surat maupun paket ke luar negeri. Untuk produksi surat ke luar negeri, hanya terjadi sedikit pergeseran dengan semakin besar dan dominannya pangsa produksi EMS dibanding pos ekspress. Pangsa produksi EMS yang pada tahun 2005 sudah mencapai 81,5%, pada tahun 2009 semakin meningkat menjadi 90,9%. Bahkan pada semester I 2010 sudah mencapai 95.4%. Sebaliknya untuk pos ekspress semakin menurun dari 18,5% pada 2005 menjadi hanya 9,1% dan pada semester I 2010 bahkan hanya 4,6%.

Gambar 5.29. Komposisi Surat Pos ke Luar Negeri PT. Pos Indonesia 2005 - Semester I 2010

Untuk paket pos, pangsa produksi untuk paket pos cepat meningkat pesat dalam dua tahun terakhir dari 16,9%pada 2005 kemudian menurun hanya 1,5% dan meningkat kembali menjadi 37,1%. Peningkatan ini terus bertahan pada semester I 2010 dengan pangsa produksi mencapai 37,5%. Sementara untuk paket pos biasa, pangsa produksinya menurun dari 83,1% pada 2005 menjadi 62,9% pada tahun 2009. Namun patut diingat bahwa pergeseran pangsa produksi ini lebih disebabkan oleh penurunan produksi paket pos cepat luar negeri yang lebih kecil daripada penurunan pada paket pos biasa luar negeri yang menurun sangat tajam.

Gambar 5.30. Komposisi Paket Pos ke Luar Negeri PT. Pos Indonesia 2005- Semester I 2010

0% 20% 40% 60% 80% 100% 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Express Post 18,5% 5,8% 4,8% 2,2% 9,1% 4,6% EMS 81,5% 94,2% 95,2% 97,8% 90,9% 95,4%

a. Produksi Pos Reguler dari Luar Negeri

Produksi pos dalam bentuk surat dari luar negeri melalui PT. Pos juga mengalami penurunan yang tajam dari 2007 ke 2008. Produksi surat pos udara luar negeri menurut 57% pada 2008, sementara untuk surat pos laut dari luar negeri mengalami penurunan 42%. Untuk produksi lain seperti EMS, paket pos udara dan paket pos laut dari luar negeri mengalami peningkatan. EMS meningkat 152% pada 2008 sementara paket pos udara dari luar negeri bahkan meningkat sampai 391%. Produksi kedua jenis ini potensial untuk meningkat lebih tinggi lagi mengingat sampai Juni 2009 volumenya sudah melebihi produksi pada 2008. Hanya paket pos laut dari luar negeri yang mengalami peningkatan rendah yaitu hanya 4,6%. Keunggulan PT. Pos sebenarnya terletak pada kemampuan untuk menjangkau wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke pelosok (kecamatan, desa, lokasi transmigrasi). Sehingga ketika masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat dan menjangkau wilayah yang jauh, pelayanan PT. Pos menjadi pilihan yang utama.

Tabel 5.21. Produksi Surat Pos dari Luar Negeri Indonesia Tahun 2004- 2009

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Paketpos Cepat LN 16,9% 18,0% 13,9% 1,5% 37,1% 37,5% Paketpos Biasa LN 83,1% 82,0% 86,1% 98,5% 62,9% 62,5%

Keunggulan PT. Pos terletak pada kemampuan menjangkau wilayah sampai ke pelosok melalui sarana pos yang dimiliki. Keunggulan inilah yang perlu dimanfaatkan dengan menjual produk yang inovatif dan cepat dengan mengandalkan jaringan sarana yag luas

No. Jenis Satuan 2004 2005 2006 2007 2008 2009*

1 Direct Entry ribu pucuk 1.254 1.567 2.829 10.067

2 Suratpos Udara LN ribu pucuk 17.251 17.297 17.190 12.158 5.231 2.133

3 Suratpos Laut LN ribu pucuk 422.521 461.461 567.179 324.450 187.178 52.128

4 EMS ribu pucuk 854 8.570 8.532 2.434 6.144 14.135 5 Paketpos Udara LN ribu pucuk 64.584 50.920 29.733 12.194 59.869 66.444 6 Paketpos Laut LN ribu pucuk 298.142 289.124 131.513 92.029 96.230 53.871

Jumlah 804.606 828.939 756.976 453.332 354.652 188.711

*) sampai Juni 2009

Gambar 5.31. Trend Produksi Pos dari Luar Negeri Tahun 2004-2009

Gambar 5.31 menunjukkan trend produksi perposan dari PT. Pos dalam lima tahun terakhir. Dari gambar tersebut terlihat trend penurunan yang tajam terutama untuk surat pos luar negeri dan paket pos laut luar negeri. Terlihat hanya paket pos udara dari luar negeri dan EMS yang mengalami peningkatan namun volume produksinya terutama untuk EMS masih sangat kecil. Sehingga pengaruh peningkatannya tidak signifikan dibanding penurunan yang terjadi pada surat dan paket pos laut dari luar negeri. Dari trend ini juga terlihat bahwa penurunan terjadi pada pengiriman pelayanan dari luar negeri yang tidak dalam waktu cepat, namun volumenya selama ini cukup tinggi.

Jika dilihat dari proporsi produksi untuk surat maupun paket pos dari luar negeri, penurunan yang terjadi juga menyebabkan terjadinya pergeseran dalam pangsa produksi surat dan paket pos dari luar negeri. Produksi surat dari luar negeri yang semula didominasi surat pos laut dengan pangsa lebih dari 94%, proporsinya semakin berkurang dan sampai Juni 2009, pangsanya tinggal 76% pada 2009. Sebaliknya pangsa EMS meningkat dari semula kurang dari 5% menjadi 20,7%. -100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 2004 2005 2006 2007 2008 Suratpos Udara LN Suratpos Laut LN EMS Paketpos Udara LN Paketpos Laut LN

Gambar 5.32. Proporsi Produksi Surat dari Luar Negeri Tahun 2004-2009

Pergeseran juga terjadi untuk pangsa produksi paket pos dari luar negeri antara paket pos laut dengan paket pos udara. Produksi yang semula lebih dominan paket pos laut luar negeri dengan pangsa lebih dari 80% mulai berkurang sejak 2008 dan pada 2009 pangsanya menjadi 44,8%. Sebaliknya produksi paket pos udara mengalami peningkatan dan pangsanya terus meningkat sehinga pada 2009, produksi paket pos udara dari luar negeri lebih tinggi dari produksi paket laut dengan pangsa mencapai 55,2%.

b. Pos Express dan AdMail

Pada kelompok produk pos ekspress dan Ad Mail, setelah mengalami peningkatan pada tahun 2009, produksi kiriman pos ekspress berpotensi mengalami penurunan tajam pada tahun 2010. Setelah meningkat sebesar 27,5% pada tahun 2009, produksi pada tahun 2010 cenderung rendah. Sampai semester I tahun 2010, produksi kiriman pos ekspress dari PT. Pos baru mencapai 11% dari produksi tahun sebelumnya. Dengan kondisi demikian maka produksi pos eksress ini berpotensi untuk menurun tajam dibanding tahun sebelumnya.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2004 2005 2006 2007 2008 2009* EMS 0,2% 1,8% 1,4% 0,7% 3,1% 20,7% Suratpos Laut LN 95,9% 94,7% 95,7% 95,7% 94,3% 76,2% Suratpos Udara LN 3,9% 3,5% 2,9% 3,6% 2,6% 3,1%

Pergeseran ini menunjukkan masyarakat cenderung hanya memilih pelayanan dari PT. Pos untuk pelayanan yang lebih cepat karena PT. Pos memiliki keunggulan jangkauan pelayanan yang lebih luas dan jauh

Gambar 5.33. Proporsi Produksi Paket dari Luar Negeri Tahun 2004 -2009

Tabel 5.22 Produksi Pos Express PT. Pos Tahun 2005-2009

No. Jenis Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Pos Express

Kiriman Pos

Ekspress ribu pucuk 8.896 16.549 54.010 10.540 13.436 1.583

2 Admail Pos

Esensial Mail ribu pucuk 3.037 2.678 29.101 N.A N.A N.A Advertising Mail ribu pucuk 51.499 17.501 12.158 N.A N.A N.A

5.3.4. PSO

Dalam rangka menjalankan misi tanggungjawab pelayanan universal, PT. Pos juga melaksanakan kegiatan tersebut dengan menjadikan sejumlah Kantor Pos Cabang Luar Kota (KPCLK)/Kantor Pos Layanan Publik Universal (KPLPU) untuk menjalankan pelayanan tersebut dengan dukungan bantuan PSO (public service obligation). Jumlah KPCLK/KPLPU yang mendapat bantuan PSO mengalami peningkatan dari tahun-ketahun sejalan dengan upaya meningkatkan keterjangkauan pelayanan pos kepada masyarakat melalui kantor pos. Namun peningkatan yang terjadi cenderung rendah karena peningkatan jumlah KPCLK/KPLPU yang diselenggarakan PT. Pos juga tidak banyak terjadi. Setelah meningkat sebesar 0,4% pada tahun 2008 dan stagnan pada tahun 2009, jumlah KPCLK/KPLPU kembali meningkat sebesar 0,6% sampai semester I tahun 2010.

0% 20% 40% 60% 80% 100% 2004 2005 2006 2007 2008 2009* Paketpos Laut LN 82,2% 85,0% 81,6% 88,3% 61,6% 44,8% Paketpos Udara LN 17,8% 15,0% 18,4% 11,7% 38,4% 55,2%

Tabel 5.23 Jumlah KPCLK/KPLPU dari tahun 2004 – Semester I 2010. No Tahun Jumlah KPC-LK 1 2004 2.341 2 2005 2.306 3 2006 2.341 4 2007 2.341 5 2008 2.350 6 2009 2.350 7 Semester I 2010 2.363

Dilihat dari persebaran KPCLK/KPLPU yang mendapat bantuan penyelenggaraan PSO, keberadaan KPCLK/KPLPU tersebut masih banyak terkonsentrasi di pulau Jawa dan tidak banyak mengalami pergeseran dari tahun 2009 ke semester I 2010. Lokasi terbanyak KPCLK/KPLPU yang mendapat bantuan program PSO terdapat di wilpos 6 sebanyak 460 unit, diikuti wilpos 7 (374 unit). Jumlah KPCLK/KPLPU program USO di wilpos 6 ini mengalami peningkatan 8% dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk wilpos 7 tidak mengalami peningkatan KPCLK/KPLPU yang menjadi program PSO. Beberapa wilpos justru mengalami penurunan jumlah KPCLK/KPLPU yang menjadi program PSO di semester I 2010 yaitu wilpos 2 (2%), wilpos 3 (1,3%), wilpos 5 (0,5%) , wilpos 9 (4,9%), wilpos 10 (2,5%) dan wilpos 11 (2,4%).

Peningkatan dan penurunan KPCLK/KPLPU penyelenggara PSO diantara wilpos hanya sedikit menggeser komposisi distribusi KPCLK/KPLPU penyelenggara PSO dari tahun 2009 ke semester I 2010. Proporsi KPCLK/KPLPU penyelenggara PSO terbesar masih terdapat di wilpos 6 dengan proporsi mencapai 19,5% dan meningka dari tahun sebelumnya yang 18,1%. Sementara untuk wilpos 7 yang merupakan terbesar kedua, proporsinya sedikit menurun dari 15,9% menjadi 15,8%. Secara total proporsi KPCLK/KPLPU penyelenggara di pulau Jawa pada semester I 2010 mencapai 47,4%, sementara di Sumatera hanya 25,8%. Distribusi KPCLK/KPLPU penyelenggara PSO paling kecil terdapat di Kawasan Timur Indonesia (Maluku-Papua) yaitu dengan proporsi hanya sebesar 3,4%. Dari sebaran distribusi ini secara implisit menyiratkan bahwa penetapan besaran dana program PSO untuk layanan pos masih didasarkan pada ketersediaan infrastruktur (KPCLK/KPLPU) yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan peningkatan pelayanan pos kepada masyarakat yang lebih luas.

Gambar 5.34. Jumlah KPCLK Pelaksana Program PSO menurut Wilayah Pos 2009-Semester I 2010

Gambar 5.35. Distribusi KPCLK Penyelenggara PSO Tahun 2009-Semester I 2010

Dalam dokumen Bab 5 Bidang Pos. 5.1 Ruang Lingkup (Halaman 47-57)

Dokumen terkait