• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Produktivitas

2.3.1 Pengertian Produktivitas

Produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1966 yang disusun oleh Sarjana Ekonomi Perancis yang bernama “Quesnay”. Tetapi menurut Walter Aigner dalam karyanya “Motivation and Awareness”, filosofi dan spirit tentang produktivitas, sudah ada sejak mulai peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) serta upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang (Sumarsono, 2003:40).

Menurut Ervianto (2005: 215), produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input, atau rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metoda dan alat. Sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi adalah material, machines, men, method, money. Sedangkan menurut Sulistiyani (2009:247), produktivitas kerja karyawan menyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi. Produktivitas tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas dimana efisiensi diukur dengan rasio output dan input. Dengan kata lain, pengukuran efisiensi memerlukan identifikasi dari hasil kinerja.

2.3.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

Menurut Sirait, Justine T (2006:249-252) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah :

a. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat, sedangkan latihan membentuk dan meningkatkan ketrampilan kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan latihan seseorang, semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya.

b. Gizi dan Kesehatan

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam rangka kelangsungan hidup. Untuk menjaga kesehatan, diperlukan makanan yang mengandung gizi yang cukup. Seseorang yang dalam keadaan sehat atau kuat jasmani/ badan dan rohani/ jiwa akan dapat berkonsentrasi dengan baik dalam pekerjaannya. Denngan makanan yang mengandung gizi cukup akan membuat seseorang tidak cepat lelah dalam bekerja. Sebaliknya jika makanan yang dimakan oleh seorang pekerja kurang memenuhi persyaratan gizi, akan menyebabkan pekerja cepat lelah, sehingga produktivitas menjadi munurun atau rendah.

c. Motivasi/ kemauan

Motivasi merupakan proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu. Produktivitas/ prestasi seseorang tergantung pada motivasi orang tersebut terhadap pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan, semakin tingggi pula tingkat produktivitasnya.

d. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dapat dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Dalam mikro, kesempatan kerja berarti :

b. Pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan pekerjaan ( on right man on the right place)

c. Adanya kesempatan untuk mengembangkan diri, yang akan dapat menjadikan pekerja menjadi lebih kreatif. Ketrampilan dan produktivitas seseorang berkembang melalui dan di dalam pekerjaan. Ketrampilan tertentu yang tidak dikembangkan dalam jangka waktu cukup lama dapat menurun atau menghilang sama sekali. Sebaliknya ketrampilan yang diterapkan secara terus menerus dapat berkembang.

e. Kemampuan Manajerial Pemimpin

Prinsip manajemen adalah peningkatan efisiensi. Sumber-sumber digunakan secara maksimal, termasuk tenaga kerja sendiri. Penggunaan sumber-sumber dikendalikan secara efisien dan efektif.

f. Kebijakan pemerintah

Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitif terhadap kebijaksanaan pemerintah di bidang produksi, investasi, perizinan usaha, teknologi, moneter, fiskal, distribusi, dan lain-lain.

Menurut Sondang P. Siagian (2002: 28), produktivitas dapat mencapai hasil yang maksimal apabila ketiga faktornya dapat terpenuhi dan dilaksanakan.

Adapun ketiga faktor tersebut adalah: a. Produktivitas dikaitkan dengan waktu

Dalam hal ini berhubungan dengan penetapan jadwal pekerjaan menurut presente waktu yang digunakan, misalnya kapan seseorang harus memulai dan berhenti bekerja. Kapan harus memulai kembali dan kapan pula akan berahir dan sebagainya. Dengan adanya penjadwalan waktu yang baik SDM maupun SDA dapat dihindari.

Untuk melihat keterkaitan produktivitas dengan sumber daya insani, manajer/ pimpinan perusahaan tersebut bisa malihat dan segi teknis semata. Dengan kata lain meningkatkan produktivitas kerja juga menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja.

c. Produktivitas dikaitkan dengan sarana dan prasarana kerja

Untuk dapat tercpainya produktivitas kerja tidak terlepas dari faktor sarana serta prasarana yang ada dalam perusahaan tersebut. Untuk dapat dimanfaatkan serta optimal sehingga tidak terjadi pemborosan dalam bentuk apapun. Selain itu dimungkinkan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia mempunyai nila dan masa pakai yang setinggi mungkin.

Menurut Sjafri dan Aida (2007: 102), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat makro adalah :

a. Kondisi perekonomian: tingkat pajak yang rendah, tabungan dan investasi yang meningkat, regulasi yang berlebihan, tingkat inflasi tinggi, fluktuasi ekonomi, harga energi tinggi, keterbatasan bahan baku, perlindungan berlebihan dan keterbatasan kuota, serta subsidi berlebihan yang menimbulkan inefisiensi.

b. Kondisi industri: kurangnya riset dan pengembangan serta regulasi antimonopoli berlebihan. c. Regulasi pemerintah: birokrasi panjang, produktivitas pemerintah rendah, pemborosan

pemerintah, dan tingkat korupsi tinggi.

d. Karakteristik angkatan kerja: standar pendidikan rendah, etos kerja rendah, pergeseran ke sektor jasa, tingkat kriminal tingggi.

T. Hani Handoko (2003: 193) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu:

a. Motivasi b. Kepuasan kerja

c. Tingkat stres

d. Kondisi fisik karyawan e. Sistem kompensasi f. Desain pekerjaan

g. Aspek-aspek ekonomis, teknis serta perilaku lainnya.

Menurut Robbins (2002: 155) ada 3 indikator penentu produktivitas karyawan yaitu: a. Kuantitas kerja, adalah banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh karyawan, maka

dapat diketahui tingkat kompetensi karyawan tersebut dalam melakukan pekerjaannya.

b. Kualitas kerja, menunjukkan sejauh mana kemampuan seseorang karyawan dalam member hasil yang optimal yang dapat diraih dari pekerjaan yang dilakukan.

c. Disiplin kerja, menunjukkan ketepatan waktu melaksanakan tugas dan tanggungjawab.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi utama karyawan yang semakin penting dan menetukan tingkat produktivitas karyawan yaitu pendidikan, motivasi, semangat, disiplin, keterampilan, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan jaminan sosial dengan harapan agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam bekerja. Dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.

Dokumen terkait