• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografi

Desa Anjatan Utara merupakan salah satu daerah dataran rendah yang terletak di wilayah Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Secara administratif, batasan Desa Anjatan Utara antara lain: (a) sebelah utara berbatasan dengan Desa Limpas; (b) sebelah timur berbatasan dengan Desa Limpas; (c) sebelah selatan berbatasan dengan Desa Anjatan; (d) sebelah barat berbatasan dengan Desa Cilandak lor dan Desa Anjatan. Sementara itu, jarak kantor pemerintahan Desa Anjatan Utara dengan jalan raya Pantura adalah sejauh enam kilometer, dengan pemerintahan Ibu kota Indramayu yaitu 50 kilometer, dengan pemerintahan provinsi Jawa Barat yaitu 210 kilometer.

Akses untuk mencapai lokasi Desa Anjatan Utara cukup mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Ada angkutan desa yang memfasilitasi masyarakat dalam melakukan mobilitas antar wilayah. Kendaraan-kendaraan tersebut melewati jalan kabupaten sepanjang dua kilometer dan jalan desa sepanjang 15 kilometer. Keberadaannya yang berdekatan dengan Kantor Kecamatan Anjatan dan dilalui jalan raya penghubung Patrol-Subang serta kondisi jalan terpelihara baik memungkinkan masyarakat Desa Anjatan Utara berkembang.

Tabel 1 Luas lahan dan persentase pemanfaatan lahan Desa Anjatan Utara, 2013

Pemanfaatan lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Pemukiman 32.0 4.45 Pesawahan 550.0 76.60 Perkebunan 2.5 0.35 Pekuburan 2.0 0.28 Pekarangan 131.0 18.25 Perkantoran 0.5 0.07 Total 718.0 100.00

Sumber: Data monografi Desa Anjatan Utara, 2013

Tabel 1 menggambarkan komposisi pemanfaatan lahan Desa Anjatan utara secara keseluruhan. Total luas wilayah Desa Anjatan Utara ialah 718 hektar dengan kontur tanah coklat subur yang sebagian besar ditanami Padi dengan masa musim panen dua kali dalam setahun. Selain padi, terdapat juga tanaman khas wilayah ini yang dijadikan sebagai makanan khas masyarakat serta dijadikan sebagai salah satu komoditi utama yang dihasilkan oleh masyarakat yakni Semanggen3. Lahan pekarangan yang dimaksud ialah lahan di sekitar pemukiman warga yang biasanya dimanfaatkan untuk ditanami tanaman buah-buahan maupun

3

Tanaman liar semacam rumput yang tumbuh disawah, dimanfaatkan sebagai sayuran yang dimakan untuk dijadikan rujak oleh masyarakat.

sayuran seperti mangga, pisang dan kangkung. Hitungan lahan pekarangan tersebut termasuk luas pemanfaatan lahan guna sungai-sungai yang dimanfaatkan warga sebagai sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mandi, cuci, kaktus. Aliran air tersebut berasal dari aliran-aliran sungai yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) bendungan Jatiluhur. Pemukiman warga yang cukup padat dengan tata letak rapih berdasarkan gang-gang pada tiap dusun. Pemanfaatan lahan perkantoran ialah pemanfaatan lahan guna pembangunan sarana prasarana desa seperti kantor balai Desa Anjatan Utara, kantor KUA Kecamatan Anjatan maupun kantor-kantor swasta seperti kantor bank-bank sebagai pendukung kegiatan perekonomian masyarakat Desa Anjatan Utara. Secara umum, lahan yang ada di Desa Anjatan Utara dimanfaatkan secara produktif, baik sebagai lahan pesawahan, perkebunan, pekarangan, pemukiman, pekantoran maupun pekuburan.

Kondisi Demografi

Desa Anjatan Utara terbagi menjadi empat dusun dengan sepuluh Rukun Warga (RW) dan 28 Rukun Tetangga (RT). Adapun dusun yang terdapat di Desa Anjatan utara ialah Dusun Babakan yang terdiri dari dua RW dengan enam RT, Dusun Sabrang Wetan yang terdiri dari tiga RW dengan delapan RT, Dusun Buyut Milah terdiri dari tiga RW dengan delapan RT, dan Dusun Sasak Mijan terdiri dari dua RW dengan enam RT. Jumlah penduduk Desa Anjatan Utara berdasarkan data monografi desa bulan maret tahun 2014 ialah sebanyak 8 875 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4 369 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 4 506 jiwa. Sementara itu, jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Anjatan Utara ialah sebanyak 2 354 Kepala Keluarga (KK). Komposisi jumlah penduduk dan kepala keluarga dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Komposisi jumlah penduduk dan kepala keluarga (KK) Desa Anjatan

Utara menurut jenis kelamin, 2014

Dusun Jumlah penduduk Jumlah KK

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Babakan 985 978 493 86

Sabrang wetan 1352 1379 667 112

Buyut milah 1195 1278 525 115

Sasak mijan 837 871 279 77

Total 4369 4506 1964 390

Sumber: Data monografi Desa Anjatan Utara 2014

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Anjatan Utara berjenis kelamin perempuan. Selain itu ditemui 390 KK dengan kepala keluarga seorang perempuan. Jumlah tersebut mewakili janda-janda yang ditinggal mati suaminya maupun para janda muda yang bercerai di usia dini. Janda muda tersebut meliputi para remaja yang telah melakukan pernikahan di usia dini dan

tak jarang yang bercerai pada tahun yang sama dengan tahun pernikahan. Kejadian tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat Desa Anjatan Utara. Adapun sebaran jumlah dan persentase penduduk Desa Anjatan Utara berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Desa Anjatan Utara berdasarkan

tingkat pendidikan, 2014

Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)

Tidak sekolah 106 1.5 SD/sederajat 3304 48.2 SLTP/sederajat 1945 28.3 SLTA/sederajat 1344 20.0 Perguruan tinggi/S1 153 2.0 Total 6852 100.0

Sumber: Data monografi Desa Anjatan Utara 2014

Tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk Desa Anjatan Utara merupakan masyarakat dengan rata-rata tingkat pendidikan yang rendah, yakni sekitar 3 304 jiwa penduduk Desa Anjatan Utara hanya menempuh pendidikan setingkat sekolah dasar (SD). Tingkat pendidikan menengah atau sederajat SLTP hanya ditempuh oleh sekitar 1 945 jiwa penduduk Desa Anjatan Utara, sedangkan tingkat pendidikan tinggi atau sederajat SLTA hanya sekitar 1 344 jiwa penduduk Desa Anjatan Utara yang mampu menempuhnya. Bahkan sebanyak 106 jiwa penduduk Desa Anjatan Utara tidak pernah menempuh pendidikan apapun atau dengan kata lain tidak sekolah. Sebagian besar masyarakat Desa Anjatan Utara berpandangan bahwa menempuh pendidikan yang lebih tinggi bukanlah sesuatu yang penting atau diutamakan. Pendidikan dasar setingkat SD sudah dianggap cukup sebagai syarat berpendidikan bagi masyarakat, hal ini berkaitan dengan kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat sehingga kurang mampu untuk biaya sekolah. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh salah satu staff pemerintah Desa Anjatan Utara, sebagai berikut:

Dulu memang pendidikan tertinggi masyarakat itu Sekolah dasar (SD). Namun, semakin ke sini masyarakat mulai sadar bahwa melanjutkan pendidikan itu penting. Sekarang sudah naik, semenjak ada bantuan BOS rata-rata pendidikan masyarakat usia muda ialah Sekolah Menengah

Pertama (SMP).” (UDN 42 tahun)

Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat Desa Anjatan Utara yang masih tergolong cukup rendah dan keberadaan topografi desa dengan hamparan lahan sawah yang cukup mendominasi luasan desa. Maka tak heran jika sebagian besar masyarakat Desa Anjatan Utara memiliki pekerjaan utama sebagai petani maupun buruh tani. Adapun sebaran penduduk Desa Anjatan Utara berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Sebaran penduduk Desa Anjatan Utara menurut jenis pekerjaan, 2014 Jenis pekerjaan Dusun Total Babakan (jiwa) Sabrang Wetan (jiwa) Buyut Milah (jiwa) Sasak Mijan (jiwa) PNS 34 23 38 23 118 TNI/POLRI 7 6 4 3 20 Pensiunan 13 9 9 15 46 Wiraswasta 57 76 91 60 284 Industri kecil 7 7 6 8 28 Pedagang 134 150 195 123 602 Petani 423 450 356 402 1631 Buruh Tani 780 1426 988 521 3715 Pelajar 343 405 622 410 1780 Mahasiswa 8 11 15 12 46 Lain-lain 157 168 149 131 605 Total 1963 2731 2473 1708 8875

Sumber: Data monografi Desa Anjatan Utara 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan penduduk Desa Anjatan Utara adalah petani dan buruh tani yakni sejumlah 5 346 jiwa. Selain jenis pekerjaan yang tertera di atas, sebagian penduduk Desa Anjatan Utara yang berusia produktif bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri (Taiwan, Jepang, Arab saudi, Singapura, Abu Dhabi, Hongkong, Malaysia, Korea) yakni sekitar 158 jiwa dengan mayoritas pekerjaan sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) dan buruh pabrik. Data monografi Desa Anjatan Utara tahun 2014 menunjukkan 46 persen dari jumlah yang ada, penduduknya bekerja di luar negeri dengan perusahaan atau penanggung jawab TKI yang belum jelas. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, didapatkan informasi bahwa persentase tersebut termasuk didalamnya adalah para remaja putri. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh salah satu Informan, sebagai berikut:

“Ya memang beberapa remaja putri ada yang kerja di luar negeri. Ada yang

kerja jadi PRT tapi ada juga yang kerjanya di -pabrik botol-4, ya pekerjaan jaman sekaranglah. Lumayan mungkin buat bantu-bantu orang tua disini.”

(ADN 45 tahun)

Pekerjaan sebagai karyawan di pabrik botol ditanggapi masyarakat sebagai pekerjaan yang sudah umum terjadi sebagai pekerjaan kekinian. Diakui warga bahwa hal tersebut didorong oleh nilai sosial yang berkembang di masyarakat yakni dimana anak perempuan merupakan aset ekonomi keluarga. Anak perempuan diharapkan dapat mengangkat derajat ekonomi keluarga. Salah satu diantaranya adalah dengan cara bekerja ke luar negeri maupun luar kota.

4

Kondisi Sosial Budaya

Penduduk Desa Anjatan Utara sebagian besar menganut agama Islam, yakni sebesar 99.3 persen atau 8 814 jiwa. Sedangkan persentase 0.7 persen penduduknya menganut agama Katolik sebanyak 5 jiwa, Protestan sebanyak 54 jiwa dan Hindu sebanyak 2 jiwa. Desa Anjatan Utara memiliki beberapa sarana peribadatan yakni satu bangunan masjid, 19 bangunan musholla, sedangkan gereja dan wihara tidak tersedia di Desa Anjatan Utara. Gereja dan Wihara tersedia di luar desa, yakni berada di Desa Anjatan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, masyarakat Desa Anjatan Utara merupakan masyarakat yang masih menjunjung tinggi rasa saling menghormati antar umat beragama. Tidak pernah terjadi masalah antar warga mengenai perbedaan agama. Nilai-nilai toleransi antar agama dianut warga secara baik. Kelembagaan pengajian masih eksis di Desa Anjatan Utara, terhitung lebih dari empat kelompok pengajian yang masih aktif. Umumnya peserta pengajian ialah para orangtua usia lanjut. Pengajian dilaksanakan di mushola-mushola. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh salah satu Informan, sebagai berikut:

Disini warganya saling toleransi antar agama. Walaupun rata-rata yang non islam itu biasanya warga pendatang. Tapi tetap saja warga disini saling menghargai untuk hal-hal tersebut.” (UDN 42 Tahun)

Kehidupan masyarakat Desa Anjatan Utara tergolong masyarakat yang cukup modern, hal ini ditandai dengan penggunaan handphone sebagai alat komunikasi warga khususnya dikalangan para remaja desa, selain itu semenjak sekitar tahun 2000-an internet juga sudah mulai masuk ke Desa Anjatan Utara. Kini sudah tersedia beberapa warung-warung internet (warnet) di pinggiran jalan desa yang dimanfaatkan oleh warga khususnya di kalangan remaja. Keberadaan warung- warung internet tersebut memiliki pengaruh terhadap gaya hidup buruk remaja desa, perilaku seks bebas semakin marak terjadi di kalangan remaja desa. Warung-warung internet dengan akses internet yang bebas juga desain ruangan sewa yang tertutup semakin mendorong perilaku seks bebas pada remaja. Banyak terjadi perilaku mesum remaja yang dilakukan di warnet-warnet tersebut. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh salah satu responden, sebagai berikut:

“Nikah dini banyak terjadi karena internet juga sih mbak. Kan sekarang ada youtube tuh mbak bisa buka apa aja. Apalagi warnet itu kan ruangan- ruangannya ketutup, bisa ngapain aja bebas di dalamnya. banyak tuh pasangan yang pacaran disana. Dulu sempat ketahuan ada yang berbuat mesum di warnet waktu digrebek polisi di salah satu warnet di sebrang jalan itu. Warnetnya sempet tutup, tapi sekarang sudah buka lagi mbak. Ya

begitu remaja sini masih aja kaya dulu tingkahnya” (TLT 20 tahun)

Kurangnya kontrol orang tua terhadap kehidupan remaja menjadikan maraknya kehidupan malam di kalangan remaja. Bermain judi dan mabok- mabokan menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh masyarakat Desa Anjatan Utara terlebih para remaja. Bermain judi kecil-kecilan bahkan dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga ketika mengisi waktu luang. Bermain judi yang dilakukan

umumnya disebut barjenan, yakni permainan kartu wartet dengan minimal nominal uang taruhan sebesar Rp500. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh dua responden di lapangan, sebagai berikut:

“...Biasalah mbak main barjenan. Lumayan mbak buat tambah-tambah uang jajan dari pada bengong atau ngegosip ga karuan kan” (EVT 20 tahun)

“...Pergaulan remaja desa emang diakui ga baik sih mbak. Suka mabok- mabokan, suka bikin tuak sendiri gitu. Kalo malem masih suka keluyuran kemana-mana sambil pada mabok. Trus sama suka pacaran di bekas proyek pertamina disana mbak, pada mesum deh tuh disana” (RTN 21 tahun)

Kondisi Sosial Ekonomi

Secara umum kondisi ekonomi masyarakat Desa Anjatan Utara masih tergolong rendah. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai buruh tani yang mengandalkan hidup dari hasil panen. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa khusus masyarakat yang tinggal di dekat sungai, bangunan tempat tinggal yang dihuni masih berdiri di atas tanah sewaan milik dinas perairan, dan ketidakmampuan masyarakat dalam membangun fasilitas MCK di dalam rumah. Sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan sungai sebagai sumber air untuk kegiatan mandi, cuci, kaktus. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, terlihat berdiri beberapa fasilitas MCK umum yang terbuat dari bambu-bambu yang dimanfaatkan secara penuh oleh masyarakat, sedangkan untuk kebutuhan masak dan minum, masyarakat desa membeli air yang dijual warga lainnya yang telah memiliki air PAM di rumahnya, atau biasa disebut ngangsu dengan harga Rp2000 per drum. Sebagian besar masyarakat pemukiman warga sudah dialiri listrik, namun tak jarang banyak pemukiman warga masih menggunakan listrik dengan cara menyambung dengan listrik tetangga.

Kesejahteraan masyarakat Desa Anjatan Utara masih tergolong cukup rendah, hal ini berkaitan dengan pemanfaatan Bank Keliling oleh sebagian besar masyarakat. Peminjaman dengan sistem bunga yang cukup tinggi masih dipilih masyarakat sebagai strategi bertahan hidup. Sejalan dengan kondisi tersebut, ditunjukan dalam profil Desa Anjatan Utara tahun 2013 bahwa masih terdapat 180 keluarga dengan rumah tidak layak huni dan keluarga miskin sosial sejumlah 1 120 keluarga.

Ikhtisar

Desa Anjatan Utara merupakan desa yang terletak di wilayah yang cukup strategis. Keberadaannya dekat dengan jalan raya menjadikan desa ini cukup mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Sebagian besar lahan yang ada, yakni sekitar 76.6 persen lahan yang ada dimanfaatkan untuk lahan pesawahan, oleh karenanya tidak heran jika Desa Anjatan Utara memiliki potensi SDA yang cukup besar di bidang pertanian.

Mayoritas penduduk Desa Anjatan Utara memiliki pekerjaan utama sebagai petani maupun buruh tani, yakni sebesar 5 346 jiwa. Selain petani dan buruh tani, sebagian besar penduduk bekerja di luar negeri dengan mayoritas pekerjaan sebagai PRT maupun buruh pabrik. Agama islam menjadi agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Desa Anjatan Utara, yakni sebesar 99.3 persen warganya menganut agama islam. Gaya hidup masyarakat desa sudah cukup modern, yakni ditandai dengan penggunaan handphone sebagai alat komunikasi dan pemanfaatan internet. Kehidupan remaja Desa Anjatan Utara tergolong bebas, dimana remaja pada umumnya masih berada diluar rumah ketika malam hari dan banyaknya kejadian hamil di luar nikah pada remaja putri. Secara umum, kondisi ekonomi masyarakat Desa Anjatan Utara masih tergolong rendah. Mayoritas masyarakat masih memanfaatkan sungai sebagai sumber air untuk kebutuhan MCK, jarang sekali ditemui rumah penduduk yang memiliki kamar mandi di dalam rumah. Selain itu, masih banyak masyarakat desa yang melakukan penyambungan listrik ke rumah tetangga untuk memenuhi kebutuhan penerangan.

Dokumen terkait