• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Destinasi Wisata Bali Utara

Destinasi wisata kabupaten Buleleng tersebar secara merata di 9 wilayah kecamatan, dengan tipologi pantai dan pegunungan. Sembilan wilayah kecamatan memiliki pola tanaman tadah hujan dan sawah beririgasi teknis, sehingga semua kecamatan memiliki pola karakter dataran rendah dan pegunungan sebagai sumber air irigasi. Dengan demikian, potensi kawasan pantai yang memanjang dari batas timur kecamatan Tejakula sampai dengan wilayah barat kecamatan Grokgak menggembarkan kawasan potensi wisata pantai yang dapat menjadi sumber kegiatan destinasi pariwisata dimasa depan.

Meskipun demikian, potensi kawasan pantai pada setiap kecamatan memiliki basis nilai jual wisata yang spesifik. Bulelelng barat dengan dukungan situs pura Pulaki, taman satwa serta kawasan pulau Menjangan adalah potensi wisata unik yang memiliki nilai jual dimasa depan. Sedangkan di wilayah kecamatan Tejakula terdapat pura Dang kayangan Ponjok Batu, desa wisata Julah sebagai prototype desa pra Bali dengan budaya adat yang relative unik, sedangan di kawasan Buleleng tengah terdapat desa wisata Munduk yaitu tipe wisata alam pegunungan yang telah berjalan dewasa ini dan mendapat kunjungan wisata cukup padat. Kawasan wisata danau Buyan di wilayah kecamatan Sukasada adalah potensi wisata yang belum dipetakan secara optimal dalam rangka pengembangan destinasi wisata.

Desa wisata Julah merypakan salah satu obyek wisata yag sudah banyak dikunjungi wisatawan, tetapi tampak belum terlihat upaya yang sungguh-sungguh dari para pengusaha dan pemerintah kabupaten Buleleng untuk memanfaatkan peluang destinasi wisata tersebut sebagai media dalam menciptakan nilai tambah produksi dan pelayanan wisata. Hal ini

memberikan indikasi bahwa industri pariwisata belum dipetakan secara optimal dalam rangka mewujudkan nilai tambah tersebut, seperti kesiapan komponen pengusaha dalam meata bisnis pelayanan wisata termasuk pengadaan penginapan, restaurant, akomodasi bidang transportasi, bahkan pramusata dan atraksi seni budaya yag seharusnya dapat ditampilkan sebagai pelengkap dan keragaman pelayanan pada destinasi wisata yang bersangkutan. (Lihat Gambar 5.1).

Gambar 5.1

Desa Wisata Bali Mule Julah Kecamatan Tejakula

Potensi wisata air dan sumber air alami pegunungan tidak saja telah terbangun sejak lama kolam renang air sanih Kubutambahan yang sudah banyak dikenal sejak lama, tetapi juga terdapat air terjun Gitgit, desa Gitgit kecamatan Sukasada yang merupakan sumber air terjun dari mata air pegunungan yang sejuk dan dingin, banyak wisatawan telah memanfaatkan sebagai sarana untuk mandi, tetpi tidak terlihat terdapat dukungan industri pariwisata yang kuat sebagai pendamping destinasi wisata tersebut, sehingga tidak menghasilkan nilai tambah bagi komunitas lokal di wilayah desa Gitgit tersebut. Hal ini tentu merupakan bagian terpenting dari inisiatif dan kebijakan pemerintah kabupaten Buleleng

tidak saja sebagai fasilitator, tetapi juga dapat melakukan pendampingan dan upaya pemberdayaan masyarakat dan komponen pengusaha lokal untuk bangkit memanfaatkan peluang destinasi wisata tersebut sebagai proses untuk mewujudkan kesejahtraan masyarakat disekitar lokasi destinasi wisata. ( lihat Gambat 5.2)

Gambar 5.2

Air Terjun Gitgit Kecamatan Sukasada Buleleng Tengah

Potensi lain yang belum dipetakan secara optimal dalam rangka mewujudkan destinasi wisata bernilai tambah adalah potensi alam pegunungan desa Pancasari dengan latar belakang danau Buyan, serta desa wisata Bali Handara dan sekitarnya (lihat Gambar 5.3). Alam pegunungan dengan panorama yang indah dapat menjadi kawasan wisata yang menjanjikan dimasa depan. Desa wisata Munduk yang dikemas melalui kombinasi alam pegunungan yang indah dengan budaya masyarakat setempat, ternyata mampu mewujudkan nilai jual yang sangat baik, dimana penduduk desa menerima manfaat atas kehadiran pariwisata sebagai sumber mata pencaharian diluar mata pencaharian sebagai petani.

Gambar 5.3

Kawasan Wisata Desa Pancasari Sukasada Buleleng

Kawasan destinasi wisata sawah terrace terdapat di desa Ambengan kecamatan Sukasada, serta desa Busungbiu kecamatan Banjar (lihat Gambar 5.4). Sebagaimana juga terdapat pada destinasi wisata yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, destinasi wisata sawah terrace hanyak tampil sendirian sebagai obyek wisata, sehingga tidak menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat sekitar destinasi wisata bersangkutan. Komponen industri pariwisata yang lebih dan terabaikan, menyebabkan peluang nilai tambah yang seharusnya terbentuk dikawasan tersebut menjadi hilang tidak termanfaatkan.

Penelitian ini dari awal mengajukan konsep pegembangan destinasi wisata berbasis komunitas lokal, dimana masayakat lokal bertindak menjadi pemilik atas industri wisata. Meskipun tidak mudah untuk diwujudkan, namun pengalaman dibanyak negara bahwa peran dan dukungan kebijakan pemerintah dapat bertindak melalui anggaran belanja melakukan pemberdayaan dalam rangka mewujudkan pariwisata berbasis kepemilikan masyarakat. Salah satu dari pendekatan strategi menuju pembangunan destinasi eisata berbasisi CBT tersebut adalah dengan mengkonstruksi industri komponen pendukung destinasi wisata yangselama

ini tidak tamak kehadirannya di pelbagai destinasi wisata di kabupaten Buleleng.

Gambar 5.4

Kawasan Sawah Teraserinf Busungbiu Kecamatan Banjar Buleleng Barat

Kebeadaan pantai Loviba di barat kota Singaraja adalah atraksi wisata laut dengan dukungan atraksi ikan Dolpin merupakan potensi alam wisata yang unik dan bernilai jual tinggi. Gambar 5.5 menyajikan pentas ikan Dolpin yang menari-nari dipermukaan laut adalah atraksi wisata yang telah mampu ditampilkan sebagai obyek wisata yang sangat diminati wisatawan manca negara. Para wisatawan diajak ketengah laut sekitar 300 meter dari permukaan laut melalui sarana transportasi sampan nelayan yang sangat sederhana.

Sebagimana juga ditemukan pada destinasi wisata pantai Lovina ini, bahwa kehadiran industri pendukung pariwisata tidak tampak seperti kehadiran handicraft produk kerajinan masyarakat Buleleng, serta tidak tersedianya pentas atraksi budaya lokal sebagai sajian alternative yang dapat dinikmati wisatawan.

Gambar 5.5

Pentas Ikan Dolpin Kawasan Laut Pantai Lovina Kecamatan Banjar Buleleng Barat

Potensi destinasi wisata di Buleleng barat menawarkan yang lebih spesfik dan bernilai jual tinggi, yaitu taman margasatwa Bali barat, situs terkemuka pura Pulaki, serta kawasan pulau Menjangan dengan pasir putih yang memukai serta habitat binatang menjangan sebagai penghuni utama pulau Menjangan.

Gambar 5.6 menyajikan areal transportasi lokal dari kawasan Buleleng barat menuju pulau menjangan dengan angkutan sampan penduduk tradisional untuk mencapai sekitar 2 km dari pantai daratan di desa Sumberkima menuju kawasan pulau Menjangan yang tidak berpenduduk tersebut.

Gambar 5.6

Kawasan Wisata Pulau Menjangan Buleleng Barat

Berdasarkan uraian tentang profile potensi destinasi wisata yang tersebar di sembilan kecamatan di kabupaten Buleleng tersebut, diperoleh kesimpulan sementara bahwa destinasi wisata belum ditata secara maksimal dalam rangka mewujudkan nilai tambah kesejahtraan bagi penduduk lokal. Kajian yang akan dikonstruksi adalah strategi pengembangan destinasi wisata community-based tourism (CBT) sebagaimana pendekatan konsep dan arah pengembangannya telah tersajikan pada BAB 3 kerangka piker penelitian ini.

Dokumen terkait