• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM

B. Profil Detik.com

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Detik.com

Sejarah Detik dimulai pada tanggal 9 Juli 1998. Lengsernya

Soeharto dan digantikan oleh Habibie ternyata tidak menyelesaikan

masalah politik di Indonesia. Artinya, situasi politik saat itu masih kacau.

Tabloid Detik yang pada mulanya adalah sebuah tabloid politik tiba-tiba

dibredel oleh pemerintah karena pemberitaan nya yang terlalu kritis

terhadap pemerintah. Hal ini jelas bahwa pengaruh politik sangat

perananya dalam perjalanan Detik.com dari media konvensional ke media

online.31

Detik.com merupakan salah satu situs berita terpopuler di Indonesia hingga saat ini. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya,

Detik.com hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pndaptan

lewat iklan. Hal ini terbukti pada halaman depan website yang didpminasi

30

GunGun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik (Jakarta: PT. Lasswell Visitama, 2011), h. 154-157.

31

oleh iklan. Meski demikian, Detik.com jugga merupakan portal berita yang terdepan (uptodate) dalam menyajikan berita-berita baru. Server Detik.com

sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online

dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998.32

Kemudian tercetus keinginan untuk membangun Detik.com yang

uptodate-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, dan bulanan yang dijual Detik.com adalah breaking news dengan bertumpu pada vivid description. Detik.com melesat sebagai situs informasi digital paling populer dikalangan pengguna internet.33

Pada 3 Agustus 2011 CT Corp mengakuisisi Detik.com (PT.

Agranet Multicitra Siberkom). Pada saat itulah Detik.com resmi berada

dibawah naungan Trans Corp. Chaitul Tanjung, pemilik CT Corp membeli

Detik.com secara total dengan nilai US$60 juta atau sekitar Rp521-540

Miliar. Setelah diambil alih, selanjutnyajajaran direksi diisi oleh

pihak-pihak Trans Corp.34

2. Visi dan Misi Detik.com a. Visi

Menjadi tujuan utama orang Indonesia untuk mendapatkan content dan layanan digital, baik melalui internet maupun seluler.

32

Company Profile Detik.com 33

Company Profile Detik.com 34

b. Misi

1. Memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan.

2. Memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan menjadi tempat yang

baik untuk berkarir.

3. Memberikan hasil optimal yang berkesinambungan bagi pemegang

saham.

3. Struktur Redaksional Detik.com35

Pemimpin Redaksi : Arifin Asydhad

Wakil Pemimpin Redaksi : Ine Yordenaya

Dewan Redaksi : Budiono Darsono, Iin Yumiyanti

Direktur Eksekutif : Nurul Hidayati

Redaktur Pelaksana : Andi A. Sururi (detiksport), Is Mujiarso

(detikhot), Ardhi Suryadi (detikinet), Indra Subagja (detiknews), Dadan Kuswaraharja (detikoto), Nurvita Indarini (detikhealth), Wahyu Daniel

(detikfinance), Fitraya Ramadhanny (detiktravel), Odilia Winneke (detikfood), Ferdy Thaeras (wolipop), Dikhy Sasra (detikfoto), Gagah Wijoseno (Koordinator Liputan), Triono Wahyu S (Koordinator Liputan Daerah/Luar Negeri), Rachmadin Ismail (Kepala Monitoring

35

dan Pengembangan Isu)

DetikNews: Ahmad Toriq, Andi Saputra, Andri Haryanto, Ayunda W Savitri, Bagus Prihantoro Nugroho, Danu Damarjati, Dhani

Irawan, Edward Febriyatri Kusuma, Elvan Dany Sutrisno, Elza Astari

Retaduari, Erwin Dariyanto, Mei Amelia R, Fajar Pratama, Ferdinan, Hardani Triyoga, Herianto Batubara, Hestiana Dharmastuti,

Idham Chalid, Ikhwanul Khabibi, Indah Mutiara Kami, Mega Putra Ratya,

M Iqbal, Moksa Hutasoit, M Taufiqqurahman, Mulya Nurbilkis, Nala

Edwin, Niken Widya Yunita, Nograhany Widhi K, Novi Christiastuti

Adiputri, Nur Khafifah, Prins David Saut, Ramdhan Muhaimin, Ray

Jordan, Rina Atriana, Rini Friastuti, Rivki, Rita Uli Hutapea, Ropesta

Sitorus, Salmah Muslimah, Septiana Ledysia, Taufan Noor Ismailian

DetikFinance: Angga Aliya ZRF, Dana Aditiasari, Dewi Rachmat Kusuma, Feby Dwi Sutianto, Hidayat Setiaji, Maikel Jefriando, Rista Rama Dhany, Suhendra, Wiji Nurhayat, Zulfi Suhendra

DetikSport: Doni Wahyudi (Wakil Redaktur Pelaksana), Amalia Dwi Septi, Femi Diah N, Fredy Meylan Ismawan, Kris Fathoni W, Lucas

Aditya, Mercy Raya, Mohammad Resha Pratama, Novitasari Dewi Salusi,

Okdwitya Karina Sari, Rifqi Ardita Widianto, Rossi Finza Noor.

DetikHot: Adhie Ichsan (Wakil Redaktur Pelaksana), Asep Syaifullah, Atmi Ahsani Yusron, Delia Arnindita Larasati, Desy Puspasari, Devy

Bahar, Mahardian Prawira Bhisma, Muhammad Iqbal FH, Mauludi

Rismoyo, Nugraha Rodiana, Prih Prawesti, Tia Agnes Astuti

Detikinet: Achmad Rouzni Noor II, Anggoro Suryo Jati, Fino Yurio Kristo, Muhammad Alif Goenawan, Rachmatunnisa, Susetyo Dwi Prihadi,

Yudhianto, Josina

DetikFood: Deani Sekar Hapsari, Fitria Rahmadianti, Lusiana Mustinda, Maya Safira

DetikOto: Luthfi Andika, Rangga Rahadiansyah, Niken Purnamasari

DetikHealth: AN Uyung Pramudiarja (Wakil Redaktur Pelaksana), Ajeng Annastasia Kinanti, Firdaus Anwar, M Reza Sulaiman, Radian Nyi

Sukmasari, Rahma Lillahi Sativa, Suherni

DetikTravel: Afif Farhan, Faela Shafa, Putri Rizqi Hernasari, Sri Anindiati Nursastri

Wolipop: Eny Kartikawati (Wakil Redaktur Pelaksana), Alissa Safiera, Arina Yulistara, Hestianingsih, Intan Kemalasari, Kiki Oktaviani, Rahmi

Anjani, Mohammad Abdoeh

DetikX : Irwan Nugroho (Redaktur Pelaksana), Sudrajat (Redaktur Pelaksana), Sapto Pradityo (Redaktur Pelaksana), M Rizal, Deden Gunawan, Habib Rifai, Pasti Liberti Mappapa, Isfari Hikmat, Bahtiar

Rifai, Ibad Durrohman, Melisa Mailoa

Info Grafis: Andhika Akbaryansyah

Yunita (waredpel), Wirsad Hafiz (Redaktur), Billy Triantoro, Didik Dwi, Haryanto, Raisha Anazga, Lintang Jati Rahina, Yandra Wijaya, Deny

Fitrianto, Ihsan Dana, Muhammad Zaky Fauzi Azhar, Resnu Dwi

Andika, Okta Marfianto, Aji Bagoes Risang, Nandya

Bachtiar, Marisa, Niza Sari Pratiwi, Septiana Ledysia (asisten redaktur),

Anggoro Fajar Purnomo, Esty Rahayu Anggraini, Moksa Hutasoit

(waredpel), Elisha Prima Agustin, Achmad Triyanto, Tri Aljumanto,

Raisya UL Maharani (redaktur), Gagah Wijoseno, Utami Dewi,

Iswahyudy, Rahma Yoga Wedar, Zhahrah Qamarani, Thoharul Fuad,

Ichsan Luthfi, Nugroho Tri Laksono, Fahrur Rozi, Abdurrosyid, Adil

Pradipta Huwa

DetikFoto: Ari Saputra, Agung Phambudhy, Grandyos Zafna, Rachman Haryanto, Rengga Sancaya, Hasan Alhabshi, Agus Purnomo, Aries

Suryono

Suara Pembaca dan Komentar: Dwi Arif Ikhwanto (koordinator), Agustinus Angga SM, Dedi Irawan, Nita Rachmawati

Kepala Biro Surabaya : Budi Sugiharto

DetikSurabaya: Budi Hartadi (Koordinator Liputan), Fatichatun Nadhiroh, Imam Wahyudiyanta, Rois Jajeli, Zainal Effendi

Kepala Biro Yogyakarta : Bagus Kurniawan Ati Dirgawati (sekretaris)

DetikBandung: Avitia Nurmatari, Baban Gandapurnama, Tya Eka Yulianti

Biro Daerah Non Biro: Muchus Budi Rahayu (Solo), Angling Adhitya Purbaya (Semarang), Yonda Sisko (Padang), Chaidir Anwar Tanjung

(Pekanbaru), Khairul Ikhwan D (Medan), M Nur Abdurrahman

(Makassar), M. Hanafi Holle (Ambon)

Product Management : Luar Negeri: Eddi Santosa (Belanda), Shohib Masykur (Amerika Serikat)

Heru Tjatur (Kepala Divisi), Ferona Y Faizal (Manager), Sena Achari (Manager), M Yunus (Koordinator Creative)

Community Publisher: Meliyanti Setyorini (Kepala Departemen) , Radiyanto, Marwan, Ai Chintya, Stefanus A, Ardi Cahya, M Fayyas

Sekertaris Redaksi : Marina Deviyanti (Kepala Departemen), M Sidik, Amalia Jusnita, Endah Sri Sarwendah, Febby Kusuma Dewi

C. Profil Republika Online

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Republika

Republika hadir pada tahun 1993, yang dibidani oleh Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) lewat yayasan PT. Abdi Bangsa.

Republika merupakan sebuah media yang memiliki koneksi baik dengan

pemerintah pada saat itu, sehingga pada saat itu Surat Izin Usaha

Dalam upayanya menghasilkan surat kabar berkualitas, Republika

menggandeng Sejumlah intelektual dan Jurnalis Islam paling berpengaruh

pada saat itu. Dalam dewan pengawas kebijakan redaksi, duduk sejumlah

tokoh terkemuka seperti Wakil Direktur Badan Pusat Statistik yang kerap

jadi kolomnis Tempo Sucipto Wirosarjono, pendiri organisasi non

pemerintah terpandang Lembaga Studi Pembangunan (LSP) Adi Sasono,

komentator politik Nurcholis Madjid, serta sejumlah akademisi terkemuka

seperti pakar politik M. Amien Rais dari Universitas Gadjah Mada,

Profesor dari Universitas Indonesia Edi Sedyawati dan Rektor Institut

Agama Islam Negri (IAIN) Jakarta yang juga pakar hukum Islam Quraish

Shihab.36

Kekuatan nyata surat kabar tampak jelas pada jajaran staf redaksi

dan manajemennya. Yang juga jelas kelihatan adalah stempel sejumlah

orang kuat Orde Baru. Republika menerjemahkan semua ini menjadi

sekumpulan modal. Sekalipun proyeksi angka sirkulasi 500.000 yang

sangat tidak realistis tersebut gagal tercapai pada tahun 1993, Republika

berhasil memantapkan diri sebagai pembawa bendera kemenangan

ditengah ketatnya kompetisi industri pers diperiode 1990-an.37

Setelah BJ Habibie tak lagi menjadi presiden dan seiring dengan

surutnya kiprah politik ICMI selaku pemegang saham mayoritas PT Abdi

Bangsa, pada akhir 2000, mayoritas saham koran ini dimiliki oleh

36

David T. Hill, Pers di Masa Orde Baru, h. 155-156.

37

kelompok Mahaka Media. PT Abdi Bangsa kemudian menjadi perusahaan

induk, dan Republika berada di bawah bendera PT Republika Media

Mandiri, salah satu anak perusahaan PT Abdi Bangsa. Di bawah bendera

Mahaka Media, kelompok ini juga menerbitkan Majalah Golf Digest

Indonesia, Majalah Parents Indonesia, stasiun radio Jak FM, Gen FM,

Delta FM, FeMale Radio, Prambors, Jak tv, dan Alif TV. Meski berganti

kepemilikan, Republika tak mengalami perubahan visi maupun misi.

Namun ada perbedaan gaya dibandingkan dengan sebelumnya. Sentuhan

bisnis dan independensi Republika menjadi lebih kuat.38

Republika Online atau yang biasa disebut ROL hadir sejak 17

Agustus 1995, dua tahun setelah Harian Republika terbit. Republika

Online merupakan portal berita yang menyajikan informasi secara teks,

audio, dan video, yang terbentuk berdasakan teknologi hipermedia dan

hiperteks. Dengan kemajuan informasi dan perkembangan sosial media,

Republika Online kini hadir dengan berbagai fitur baru yang merupakan

percampuran komunikasi media digital. Informasi yang disampaikan

diperbarui secara berkelanjutan yang terangkum dalam sejumlah kanal,

menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya.39

Tujuan utama penerbitan melalui internet adalah untuk melayani

pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca

yang berada di luuar negri. ROL terus berkembang sesuai dengan

38

http://profil.merdeka.com/indonesia/r/republika/. Diakses pada 8 Juni 2016 pukul 13:10 WIB.

39

kemajuan teknologi informasi yang ada. Desain dan bebagai layanan web

serta materi beritanya pun lebih diperkaya. Sejak pertengahan 2008 ROL

mengalami perubahan dari sekedar situs berita sederhana menjadi web

portal multimedia sebagai penyesuaian atas munculnya tantangan industri

di era konvergensi media. Sesuai dengan prinsip dasar Republika, muatan

ROL tetap mengedepankan komunitas muslim sebagai basis

pengunjungnya. Tampilan ROL diluncurkan kembali (relaunching) pada 6 Februari 2008. Tema launchingnya dinamakan RELOAD. 40

2. Visi dan Misi Republika Online41 a. Visi

Menjadikan HU Republika sebagai koran umat yang terpercaya dan

mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas,

namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan

bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan pemahaman

Rahmatan Lil Alamin.

b. Misi

Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan

efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.

40

Company Profile Republika 41

3. Struktur Redaksional Republika Online42 Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha

Wakil Pemimpin Redaksi : Irfan Junaidi

Redaktur Pelaksana ROL : Maman Sudiaman

Wakil Redaktur Pelaksana ROL : Joko Sadewo

Asisten Redaktur Pelaksana ROL : Didi Purwadi, Djibril Muhammad, Muhammad Subarkah

Tim Redaksi : Agung Sasongko, Bayu Hermawan, Bilal Ramadhan, Citra Listya Rini, Damanhuri Zuhri, Erik Purnama Putra, Esthi Maharani,

Hazliansyah, A.Syalaby Ichsan, Ilham Tirta, Indira Rezkisari, Israr Itah,

Julkifli Marbun, M.Akbar, Taufik Rahman, Winda Destiana Putri, Yudha

Manggala Putra, M.Amin Madani, Sadly Rachman, Ririn Liechtiana, Fian

Firatmaja, Casilda Amilah, Ani Nursalikah, Angga Indrawan, Dwi

Murdaningsih.Nidia Zuraya, Nur Aini, Teguh Firmansyah, Andi Nur

Aminah.

Tim Sosmed : Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari, Dian Alfiah, M. Fauzul Abraar, Inarah

Sales Coordinator : Heru Supriyatin

Tim Sales dan Promosi : W.K.Hadi Laga, Rani Kurniasari, Sri Hartini, Rizka Vardya, Ade Afriyani, Achmad Yani, Annisha Ravka Batra, Budhi

Irianto

42

Tim IT dan Desain : Mohamad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul Gadir, Nandra Maulana Irawan, Mardiah, Kurnia Fakhrini

Kepala Support dan GA : Slamet Riyanto

Tim Support : Firmansyah

Sekred : Erna Indriyanti

78

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberitaan mengenai

kesesatan aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) ini menarik diperbincangkan

di media massa. Diantara media massa tersebut adalah Detik.com dan Republika Online yang intens memberitakan mengenai pemberitaan tersebut.

Peneliti memilih dua media online sebagai subjek penelitian yaitu

Detik.com dan Republika Online. Dari kedua media tersebut, peneliti menggunakan sample empat berita dari masing-masing media tersebut untuk

dijadikan objek dalam penelitian ini. Keempat berita tersebut ditampilkan pada

tanggal 3 dan 4 Februari 2016. Teks berita yang dipilih merupakan teks yang

berkaitan dengan pemberitaan seputar kesesatan Gerakan Fajar Nusantara

(Gafatar).

Penelitian ini menggunakan analisis semiotika sosial M.A.K Halliday

dalam menganalisis teks berita pada Detik.com dan Republika Online. Dalam menganalisis teks berita menggunakan Semiotika Sosial M.A.K Hallday ini,

peneliti mencoba mengungkapkan makna dalam teks berita serta bagaimana aliran

sesat Gafatar diwacanakan di kedua media tersebut pada unsur medan wacana

(field of discourse), pelibat wacana (tenor of discourse), dan sarana wacana (mode of discourse). Ketiga unsur inilah yang digunakan peneliti dalam menganalisis teks berita dalam pemberitaan mengenai aliran sesat Ormas Gafatar. Berikut

adalah tabel berita yang ditampilkan di kedua media tersebut dalam kurun waktu

Tabel 4.1

Pemberitaan Aliran Sesat Ormas Gafatar di Detik.com dan Republika Online

No Media Massa Periode Judul Berita

1 Detik.com 3 Februari 2016 “MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”

2 Detik.com 3 Februari 2016 “Menag Segera Tindaklanjuti

Fatwa MUI Gafatar Sesat dan

Menyesatkan”

3 Detik.com 4 Februari 2016 “MUI Nyatakan Gafatar Sesat, Ini Tanggapan Menko Luhut”

4 Detik.com 4 Februari 2016 “Pimpinan DPR Taufik Kurniawan: Proses Hukum

Pengurus Gafatar!”

5 Republika Online 3 Februari 2016 “MUI Nyatakan Gafatar Sesat

dan Menyesatkan”

6 Republika Online 3 Februari 2016 “Gafatar difatwa Sesat, Menag Minta Pengikutnya Dilindungi”

7 Republika Online 4 Februari 2016 “Umat Islam Dinilai Krisis Panutan”

8 Republika Online 4 Februari 2016 “MUI Minta Pemerintah Segera

Proses Hukum Pimpinan

A.Analisis Semiotika Sosial Pemberitaan Detik.com

1. Analisis Pemberitaan tanggal 3 Februari 2016 “MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”

Tabel 4.2

Kategori Temuan Keterangan

Medan Wacana (Field

Of Discourse)

“Majelis Ulama Indonesia

menyatakan ajaran kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sebagai aliran sesat. Ajaran kelompok ini dinilai sesat karena mencampur adukan ajaran Islam,

Kristen, dan Yahudi.”(Paragraf 1)

“... MUI memutuskan aliran Gafatar

itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah. Menjadikan Ahmad Musadek itu sebagai guru

spritualnya...” (Paragraf 3)

“...Ketua Fatwa MUI Hasanudin AF

menambahkan bagi umat muslim

Pernyataan MUI

mengenai ajaran Gaftar

sesat karena

mencampuradukkan

ajaran Islam Kristen dan

Yahudi.

MUI memutuskan

ajaran Gafatar sesat

karena merupakan

metamorfosis dari Al

Qiyadah Al Islamiyah

dan menjadikan Ahmad

Musadeq sebagai guru

spiritualnya.

Himbauan MUI melalui

yang menjalankan paham Gafatar maka diwajibkan kembali ke ajaran

Islam.” (Paragraf 4)

“Mereka ini para eks Gafatar wajib

dilindungi pemerintah...” (Paragraf 5)

pengikut Gafatar agar

kembali kepada ajaran

Islam.

Penegasan bahwa

persoalan Gafatar ini

merupakan tanggungjawab pemerintah. Pelibat Wacana (Tenor Of Discourse) 1. KH. Ma‟ruf Amin 2. Ahmad Musadeq 3. Hasanudin AF

Ketua MUI; Penyampai

Fatwa.

Aktor dibalik pendirian

dan pimpinan Gafatar.

Ketua Fatwa MUI;

memberikan himbauan kepada masyarakat. Sarana Wacana (Mode Of Discourse)

“...MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah

Islamiyah..”

“...Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah...”

Majas Paralelisme

Tautologi.

Penekanan bahwa

adalah tanggung jawab

pemerintah.

a. Medan wacana

Ditinjau dari medan wacana (teks yang dibicarakan) dalam teks berita

edisi ini adalah merujuk pada pernyataan yang dikemukakan oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) bahwa ajaran Gafatar merupakan aliran sesat. MUI

menyatakan ajaran Gafatar sesat karena telah mencampuradukkan tiga ajaran

agama yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Hal ini ditegaskan dalam kutipan

berikut:

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia menyatakan ajaran kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sebagai aliran sesat. Ajaran kelompok ini dinilai sesat karena mencampur adukan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi.1

"Setelah dilakukan pengkajian dari daerah-daerah, MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah. Menjadikan Ahmad Musadek itu sebagai guru spritualnya," ujar Ma'ruf dalam jumpa pers di di Gedung MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016).2

Dalam kutipan berita ini dijelaskan bahwa MUI menilai ajaran Ormas

Gafatar ini merupakan aliran sesat berdasarkan tiga alasan. Pertama, karena dalam ajaran Gafatar, mereka mencampuradukkan tiga ajaran agama yakni

Islam, Kristen dan Yahudi. Kedua, Gafatar dinilai MUI sebagai metamorfosis dari ajaran AlQiyadah Al Islamiyah. Ketiga, menjadikan Ahmad Musadeq sebagai guru spiritualnya.

1“MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”, Detik.com, 3 Februari 2016, Paragraf 1. 2“MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”, Detik.com, 3 Februari 2016, Paragraf 3.

Ajaran dalam Gafatar ini dapat diklasifikasikan masuk ke dalam 10

kriteria paham dan aliran sesat berdasarkan ketetapan MUI hasil Munas tahun

2007 yang salah satunya yaitu meyakini dan atau mengikuti aqidah yang

tidak sesuai dengan Al-Qur‟an dan Sunnah. Berdasarkan ketetapan MUI tersebutlah yang kemudian menjadi acuan dasar MUI mengeluarkan fatwa

sesat kepada Gafatar yang dalam ajarannya menggabungkan tiga ajaran

agama.

Selanjutnya, mengenai ajaran Gafatar yang merupakan metamorfosis

dari ajaran Qiyadah Islamiyah dan Pemimpinnya Ahmad Musadeq.

Al-Qiyadah sendiri merupakan aliran yang dinyatakan sesat oleh MUI pada

tahun 2007 dengan Ahmad Musadeq sebagai pemimpinnya dan

keberadaannya dilarang oleh pemerintah. Atas dasar hal tersebut pula, MUI

menyatakan Gafatar sebagai aliran sesat.

Pada bahasan selanjutnya yang terdapat dalam alinea ke empat dan

lima, MUI melalui Ketua Komisi Fatwanya, Hasanudin AF menghimbau

kepada mayarakat agar masyarakat yang telah menjalankan ajaran Gafatar

segera kembali kepada ajaran Islam yang benar. Yang tertuang dalam kutipan

berikut:

Sementara, Ketua Fatwa MUI Hasanudin AF menambahkan bagi umat muslim yang menjalankan paham Gafatar maka diwajibkan kembali ke ajaran Islam. Dia menekankan MUI akan berkoordinasi dengan pemerintah terkait upaya pencegahan paham ini kepada eks Gafatar maupun bagi masyarakat lain.3

"Kami akan koordinasi dengan pemerintah. Mohon masyarakat muslim agar tidak mengucilkan eks Gafatar. Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah," sebut Hasanudin.4

Dalam alinea terakhir, pengambilan kutipan langsung terhadap

pernyataan yang dikeluarkan oleh Hasanudin AF menegaskan secara eksplisit

bahwasanya Detik.com menganggap persoalan Gafatar ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah. Kelanjutan nasib

serta perlindungan terhadap para eks Gafatar ini merupakan kewajiban

pemerintah.

b. Pelibat Wacana

Dari sisi pelibat wacana, sumber-sumber yang legitimate dikutip atau disebut Detik.com dalam berita edisi ini untuk menunjukkan bahwa berita ini penting sebagai bukti kesesatan Gafatar. Yang pertama adalah KH. Ma‟ruf

Amin yang merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama

Indonesia (MUI) saat ini. Ma‟ruf Amin terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat masa bakti 2015-2020 menggantikan ketua umum

sebelumnya Din Syamsudin. Pada berita ini Ma‟ruf Amin sebagai Ketua MUI

yang menyampaikan fatwa kepada masyarakat perihal kesesatan Gafatar.

Selanjutnya, yang kedua adalah Ahmad Musadeq. Ahmad Musadeq

merupakan pimpinan dari Al-Qiyadah Al Islamiyah, sebuah organiasai yang

difatwa sesat oleh MUI pada tanggal 4 Oktober 2007. Ahmad Musadeq

kemudian divonis 4 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

pada tahun 2008 atas pasal penodaan agama. Setelah itu, Ahmad Musadeq

dianggap masih menyebarkan ajarannya, yaitu sebagai pimpinan komunitas

Milah Abraham dan juga yang terakhir sebagai pemimpin Gerakan Fajar

Nusantara (Gafatar). Dalam berita ini, Ahmad Musadeq disebutkan dan

terlibat dalam teks berita karena keterkaitannya dengan Gafatar serta

keterkaitannya dengan ajaran dan gerakan sesat lainnya yang juga dipimpin

olehnya.

Ketiga adalah Hasanudin AF yang merupakan Ketua Komisi Fatwa

Majelis Ulama Indonesia. Dalam berita ini Hasanudin AF memberikan

himbauan kepada masyarakat yang menjalankan paham Gafatar agar kembali

kepada ajaran Islam yang benar. Serta mengatakan bahwa MUI akan

berkoordinasi dengan pemerintah terkait hal tersebut.

c. Sarana Wacana

Dari sisi sarana wacana atau penggunaan gaya bahasa, berita ini

menggunakan kata-kata yang mencoba melegitimasi bahwa Gafatar

merupakan aliran sesat dengan merujuk pada putusan fatwa MUI. Sementara

itu, contoh kalimat yang dapat dikaji dengan majas yang terdapat dalam berita

edisi ini adalah majas paralelisme tautologi yang terdapat dalam kutipan

“Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah

Islamiyah”.

Majas paralelisme tautologi dapat diartikan sebagai penegasan dengan

pengulangan kata, kelompok kata atau sinonimnya.5 Kata „reinkarnasi‟ dan „metamorfosis‟ merupakan kedua kata yang bermakna sama, yang mencoba menggambarkan bahwa Gafatar merupakan perwujudan baru dari Al Qiyadah

Al Islamiyah.

Sementara itu, pada kalimat “...Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah...” Pengambilan kutipan langsung dalam teks berita tersebut, Detik.com berupaya memberikan aksentuasi bahwasanya perlindungan terhadap para mantan pengikut Gafatar ini merupakan

kewajiban pemerintah.

2. Analisis Pemberitaan tanggal 3 Februari 2016 “Menag Segera Tindaklanjuti Fatwa MUI Gafatar Sesat dan Menyesatkan”

Tabel 4.3

Kategori Temuan Keterangan

Medan Wacana (Field of Discourse)

"Kita menghargai dan menghormati putusan itu. Dan tentu Kementerian Agama, pemerintah akan menindaklanjuti putusan itu, fatwa tersebut," (Paragraf 2).

“Terkait paham keagamaan bagi

bekas pengikut Gafatar, lanjut Lukman, harus dibangun

Pernyataan yang

Dokumen terkait