• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.2 Profil Informan

Berikut adalah profil informan yang diperoleh dari proses wawancara: 4.1.2.1Profil Informan Pertama (Gibran)

Nama Lengkap : Gibran Fadillah Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Juli 1995

Usia : 19 Tahun

Informan pertama ini berjenis kelamin laki-laki. Gibran memiliki rambut kribo yang sangat lebat dan hitam berkilau serta memiliki tinggi badan sekitar 174 cm. Kulitnya hitam manis. Hal tersebut membuatnya tampak seperti seorang pria dewasa padahal usianya masih 19 tahun. Susunan gigi yang kecil-kecil dan rapi membuat senyumnya terlihat sangat manis. Gibran memiliki hobi bermain bola, bermain catur dan juga bermain gitar. Saat ini sedang menjalani studi semester 3 di Universitas Medan Area. Selain itu ia juga aktif disebuah organisasi kepemudaan yaitu Ikatan Pemuda Karya Medan (IPK-Medan) dan ia suka berpetualang, seperti mendaki gunung.

Informasi yang peneliti terima dari pihak keluarga tentang kepribadian Gibran di lingkungan keluarga, Gibran dikenal sebagai seorang anak bungsu yang pendiam dan manja. Ia masih sering disuapin makan oleh sang ibu. Namun, di lingkungan teman-temannya Gibran dikenal sebagai sosok yang ramah, humoris dan suka berbagi. Selain aktivitas kuliah dan bermain, Gibran juga seorang pekerja seni dimana dia dan teman-temanya sering mengisi acara sebagai musisi di sejumlah cafe di Kota Medan. Bakat seni tersebut diperoleh Gibran secara otodidak dengan belajar melalui internet dan berdiskusi dengan teman-temannya. Sejak Desember 2014, peneliti mulai mengamati remaja pria ini.

Gibran bergabung di media sosial twitter sejak tahun 2011 memiliki 757 pengikut dan mengikuti sebanyak 370 pengguna twitter lainnya. Sementara itu Gibran memiliki teman facebook sebanyak 4600 orang sejak tahun 2011 lalu. Gibran mengatakan jika ia mendapatkan informasi tentang media sosial facebook dan twitter dari teman sekolahnya ketika SMA. Pada saat itu ia belum begitu tertarik untuk membuat facebook, namun karena teman-temannya semakin candu terhadap media sosial tersebut, akhirnya Gibran penasaran akan facebook dan twitter. Gibran mengakui jika pada awalnya ia hanya sekedar ikut-ikutan saja. Ia tidak terlalu mengerti tentang penggunaan facebook dan twitter. Namun, semakin ia membiasakan diri akhirnya Gibran mulai menikmati kedua media sosial tersebut. Pada saat itu, Gibran lebih memilih menggunakan facebook karena media sosial tersebut memiliki banyak fitur yang menyenangkan seperti games online.

Saat itu, Gibran merasa bahwa ia semakin dekat dengan teman-teman sekolahnya karena sering berkomunikasi lewat facebook. Mereka saling berbalas komentar di status atau foto yang mereka unggah di facebook masing-masing. Hal yang membuat Gibran merasa senang menggunakan facebook karena ia dapat mengunggah tulisan apapun sesuai kehendaknya. Sebagai anak laki-laki ia merasa gengsi untuk curhat kepada ibunya sehingga Gibran sering mencurahkan isi hatinya lewat status di facebook. Jika ia sedang marah terhadap seseorang atau sebuah kondisi yang membuatnya tidak nyaman ia kerap mengungkapkan kekesalannya tersebut di facebook. Namun, hanya masalah tertentu saja yang ia bagikan di facebook, misalnya ketika ia dimarahi sang kakak karena suatu hal dan ia tidak suka dengan sikap kakaknya tersebut. Gibran menuliskan kekesalannya tersebut di facebook karena tidak dapat menyampaikan emosinya secara langsung kepada sang kakak. Padahal sang kakak tidak “berteman” dengannya di facebook , ia melakukan itu hanya sekedar untuk melepaskan amarahnya saja. Gibran pun berani melakukan hal tersebut karena teman-temannya pun banyak yang menulis status yang isinya menghina, menyindir dan lain-lain.

Namun akhirnya ia lebih memilih twitter karena twitter merupakan media sosial yang menarik, up to date akan informasi dan sangat efektif untuk berkomunikasi. Gibran pun merasa jika twitter lebih modern dibandingkan facebook dan hal tersebut berpengaruh terhadap konten yang ia nikmati di twitter. Saat menggunakan facebook ia lebih sering melihat status atau foto dari teman- temannya saja namun jika di twitter ia dapat melihat dunia secara lebih luas lagi. Sebab, tidak semua pengguna twitter adalah orang biasa namun bisa juga komunitas, motivator, artis, penyanyi, situs berita dan lain-lain. Hal tersebut dianggap dapat memperluas wawasannya. Anak kedua dari dua bersaudara ini sangat aktif di twitter dan dalam seminggu ia dapat mengakses twitter sebanyak 3- 5 kali. Waktu yang dihabiskan setiap kali mengakses twitter yaitu selama 30-60 menit. Informasi yang sangat dinantinya ketika mengakses twitter yaitu informasi terkini yang diunggah oleh tim sepak bola favoritnya. Sementara facebook sudah tidak pernah lagi ia gunakan sejak November 2014.

4.1.2.2Profil Informan Kedua (Dilla)

Nama : Fadillah Maharani

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 12 Desember 1993

Usia : 21 Tahun

Status/ Pekerjaan : Mahasiswa/ Pengajar

Informan kedua yang berusia 21 tahun ini memiliki kulit berwarna kuning langsat, bulu matanya lentik dengan bola mata coklat yang sangat indah. Dilla, begitu ia sering disapa. Dilla memiliki penampilan yang agak tomboy namun dengan hijab yang dikenakannya membuatnya sedikit agak feminim. Senyum yang sering mampir diwajah berserinya menimbulkan kesan bahwa Dilla merupakan sosok yang ramah dan mudah bergaul. Saat ini Dilla sedang menempuh pendidikan Strata-1 (S1) jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Nusantara Medan (UMN). Dara cantik yang hobi berwisata kuliner ini merupakan putri tunggal dari pasangan Dra. Teuku Marhalimi dan Partonom Budi. Meskipun ia anak tunggal bukan berarti ia seorang anak manja yang bergantung pada orang tua, ia berhasil membuktikan bahwa ia adalah anak yang mandiri.

Dilla mengaku bahwa dia suka dengan pelajaran Bahasa Inggris dan suka bercerita dengan anak-anak. Kecintaannya terhadap Bahasa Inggris tersebut diwujudkannya dengan cara berbagi ilmu sebagai tenaga pengajar di salah satu lembaga pendidikan informal di Kota Medan. Sejak usia 15 tahun Dilla sudah mengajar dan memiliki penghasilan sendiri dan hingga saat ini ia masih aktif sebagai pengajar. Kemampuannya tersebut menarik perhatian seorang pemilik bimbingan belajar Bahasa Inggris di Kota Medan sehingga Dilla mendapat kepercayaan memiliki program siaran khusus berbahasa Inggris di Radio Suara Rakyat pada tahun 2012 lalu.

Meskipun menjalani profesi sebagai pengajar disaat ia berstatus sebagai pelajar, hal tersebut tidak membuat ia lalai akan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Remaja putri yang hobi berenang tersebut dapat menyeimbangkan waktu dan prestasi antara bekerja dan pendidikan. Bahkan diluar bidang pendidikan ia juga cukup berprestasi, salah satunya adalah

kemenangannya saat mengikuti lomba menulis dan mendapat juara harapan II pada tahun 2012. Keahliannya menulis diperoleh dari sang ayah yang merupakan mantan redaktur di sebuah surat kabar ternama di Kota Medan. Pada tahun 2011 ia mendapat ujian terberat dalam hidupnya. Kedua orang tuanya bercerai tepat pada saat ia sedang menjalani Ujian Akhir Nasional. Hal tersebut membuat perempuan bertubuh gemuk ini sebagai tulang punggung keluarga.

Menurutnya, meskipun sang ibu adalah seorang wanita karir dan hidupnya berkecukupan namun ia tidak mau berpangku tangan begitu saja. Apalagi ia jauh lebih senang jika menjalani sebuah pekerjaan daripada hanya berdiam diri. Dilla yang juga bersuku Melayu ini pun merasa pekerjaan yang ia tekuni tidak membelenggu masa-masa remajanya bersama teman-teman sehingga ia senang menjalaninya. Dilla cukup aktif mengunggah foto ke akun facebook-nya terutama aktivitasnya mengajar atau pada saat liburan ke luar negeri. Dilla menggunakan facebook sejak tahun 2009, hingga kini ia memiliki jumlah teman facebook sebanyak 2.500 orang. Sementara itu, Dilla menggunakan twitter pada tahun 2009 dengan total pengikut sebanyak 267 orang dan mengikuti 170 akun twitter lainnya.

Dilla mengatakan jika ia mendapatkan informasi tentang media sosial facebook dari teman-temannya ketika SMA. Banyak teman-temannya yang menggunakan facebook, akhirnya mendorong ia untuk membuat akun facebook. Setelah kehebohan fenomena facebook, tidak lama kemudian muncul sebuah media sosial terbaru yang bernama twitter. Meskipun pada awalnya informan tidak tertarik terhadap media sosial twitter namun karena teman-temannya berpindah ke media sosial twitter, Dilla kemudian membuat akun media sosial twitter. Namun informan masih setia menggunakan facebook hingga saat ini. Setiap kali ia mengakses facebook ia dapat menghabiskan waktu selama 5-60 menit dan dalam seminggu ia mengakses facebook sebanyak 5 kali. Sementara itu, ia mengakses twitter disaat ia menginginkannya saja yaitu tidak lebih dari 3 kali dalam seminggu.

Dulu ia hampir setiap hari dan bisa berjam-jam berada di depan gadget untuk mengakses media sosial. Banyak hal yang dapat ia lakukan di media sosial seperti facebook, salah satu hal yang membuatnya “betah” berlama-lama

mengakses facebook yaitu menulis. Dilla senang menulis status tentang curahan hatinya tentang keluarga, pendidikan atau pacar lewat beragam cara, misalnya curhat lewat puisi atau kata-kata bijak. Selain itu Dilla juga senang berinteraksi dengan banyak orang lewat facebook namun tidak jarang Dilla mengalami konflik saat berinteraksi di dunia maya. Dilla mengaku bahwa ia sempat menggunakan facebook sebagai alat untuk menyerang orang lain lewat tulisan statusnya. Ia melakukannya jika ia merasa terganggu dengan perbuatan teman-temannya yang sering menyindirnya lewat status facebook. Hal tersebut karena Dilla tidak punya nyali untuk membalas secara langsung maka ia balas lewat kata-kata “pedas” di facebook.

Pihak keluarga yang tidak suka dengan tindakannya berkali-kali menasehatinya tapi saat itu tidak ia hiraukan. Aktivitas Dilla di twitter pun tidak jauh berbeda, ia juga menulis tweet yang berisi curahan hatinya bahkan terkadang ia memberikan kritik terhadap sebuah berita atau peristiwa yang terjadi disekitarnya. Namun hal itu terjadi ketika ia berusia belasan tahun. Seiring berjalannya waktu ia mulai dapat mengontrol tindakannya di media sosial.

4.1.2.3Profil Informan Ketiga

Nama : Arariko Pasa

Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 4 Februari 1996

Usia : 18 Tahun

Status/ Pekerjaan : -

Informan ketiga yang peneliti wawancarai ini memiliki nama panggilan Riko dan berusia 18 tahun. Riko, memiliki ciri-ciri fisik tinggi, kurus, berkumis halus, mancung dan berkulit kuning langsat. Riko merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan suami istri bernama Jemadi dan Ernita Suzana. Cowok kelahiran Aceh ini bercerita jika ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang kental dengan nuansa kegamaan. Sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia sekolah di Al-Azhar kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pesantren Mauridussalam, Kabupaten Deli Serdang. Ia merasa kebingungan ketika akan melanjutkan pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi karena Riko lebih menguasai ilmu kegamaan dibandingkan pengetahuan

umum. Sehingga usai menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2014 lalu, Riko mengaku belum berniat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Meskipun begitu Riko mengatakan jika suatu saat ia ingin mencoba pendidikan dibidang perkapalan.

Saat ini Riko menjadi anggota di komunitas Parkour Medan. Parkour Medan merupakan komunitas olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik dan keseimbangan fikiran. Seni yang digunakan dalam melakukan olahraga ini yaitu seni melompat dan memanjat sehingga olahraga ini termasuk golongan olahraga ekstrem. Meskipun terbilang ekstrem informan mengaku tidak takut untuk mengikuti komunitas ini. Menurutnya, kegiatan parkour merupakan kegiatan yang menyenangkan sembari mengisi waktunya yang tidak terpakai untuk pendidikan. Riko mengatakan jika ia mengetahui informasi tentang parkour melalui media sosial facebook. Riko merupakan pengguna aktif media sosial facebook sejak tahun 2009 dan memiliki jumlah teman 934 teman facebook sedang twitter (2011) informan hanya memiliki pengikut sejumlah 26 akun twitter dan mengikuti 17 orang pengguna twitter.

Riko mengatakan jika ia mendapatkan informasi tentang media sosial facebook dari teman-temannya. Tidak lama fenomena facebook, muncul sebuah media sosial terbaru yang bernama twitter. Awalnya ia tidak tertarik terhadap twitter namun karena teman-temannya beralih ke media sosial twitter, Riko pun membuat akun media sosial twitter juga. Namun, informan lebih memilih menggunakan facebook. Riko mengakses facebook hanya saat ia membutuhkan informasi tentang parkour sehingga tidak lebih dari 3 kali dalam seminggu ia mengakses facebook. Waktu yang biasa ia habiskan setiap kali mengakses facebook yaitu sekitar 30-60 menit.

4.1.2.4Profil Informan Keempat (Raja)

Nama : Raja Arif Hidayah

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 7 Juni 1994

Usia : 20 Tahun

Informan keempat ini merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Ir. H. Safii Harahap, MBA. dan Hj. Mariana Siregar. Raja memiliki ciri- ciri fisik tinggi sekitar 167 cm dengan postur tubuh tidak telalu gemuk, berkacamata dan berkulit sawo matang. Saat ini ia sedang menjalani pendidikan di Universitas Sumatera Utara jurusan Psikologi (S1-ekstensi) setelah sebelumnya ia berhasil menyelesaikan pendidikan D-III jurusan Teknologi Informasi di Universitas Sumatera Utara. Laki-laki kelahiran 7 Juni 1994 ini bertempat tinggal di Jalan Komplek Villa Gading Mas I Blok B No.3, Medan, Sumatera Utara.

Raja yang pernah memiliki cita-cita ingin menjadi pengusaha tersebut merupakan sosok yang aktif dalam berbagai komunitas dan organisasi di Kota Medan. Ia terlibat disejumlah komunitas anak muda diantaranya yaitu komunitas Medan Heritage yaitu komunitas yang bergerak dalam bidang pelestarian cagar budaya Kota Medan, Medan Talent School (MTS) yaitu sebuah komunitas kampus yang bergerak dalam bidang pengembangan bakat dan juga Metasco Production Universitas Sumatera Utara (MEPRO-USU). Raja bercerita bahwa keterlibatannya disejumlah komunitas tersebut merupakan salah satu keuntungan yang diperoleh sebagai pengguna media sosial twitter. Sebab ia mendapatkan informasi tentang semua itu dari media sosial twitter.

Raja mengatakan jika ia sangat tertarik dalam bidang seni dan hiburan namun ketika ia mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi Negeri Raja justru diterima di jurusan Teknik Informatika. Raja mengaku jatuh cinta terhadap dunia seni dan hiburan berawal dari ia yang memiliki kepribadian pemalu. Sehingga ia mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih berani untuk tampil dihadapan banyak orang. Sifat pemalunya tersebut disebabkan oleh lingkungan keluarga Raja yang terbilang ortodoks dan ayahnya sangat tegas terhadap dunia pendidikan. Maka, hingga ia di SMA, sanga ayah baru mengizinkannya untuk memiliki dunia sendiri dan Raja dibebaskan untuk memilih jalan hidupnya. Impiannya untuk menjadi seorang seniman masih terus ia jaga dan ia sangat ingin mewujudkannya. Agar hal tersebut terwujud, Raja memutuskan untuk mengikuti sebuah kelas Public Speaking di Medan Talent School. Sejak saat itu ia merasa kepercayaan ia mulai terbentuk dan mulai berani bergaul dengan banyak orang.

Menurutnya, media sosial khususnya twitter merupakan salah satu faktor pendukung sehingga ia memiliki banyak relasi. Bergabung di twitter sejak tahun 2009 Raja mendapatkan banyak informasi yang sesuai dengan kebutuhannya sebagai anak muda modern karena twitter menyajikan banyak informasi terkini. Hingga tahun 2015, Raja telah memiliki sebanyak 1.220 pengikut di akun twitter- nya dan mengikuti 553 pengguna twitter. Informasi yang sangat ditunggu oleh Raja yaitu informasi seputar acara di Kota Medan maupun berita terkini tentang musik. Raja mengatakan jika ia pernah mendapatkan kesempatan menjadi Master Of Ceremony (MC) disejumlah acara di Kota Medan karena mendapatkan informasi dari media sosial twitter. Saat ini ia bekerja sebagai seorang penyiar di salah satu radio ternama di Kota Medan. Selain itu, Raja juga menggunakan facebook pada tahun 2008 meski kini ia lebih aktif sebagai pengguna twitter. Namun ia masih menggunakan facebook untuk kepentingan kuliahnya. Raja memiliki jumlah teman facebook sebanyak 1.024 pengguna facebook.

Raja yang saat ini berusia 20 tahun ini mengatakan jika ia mendapatkan informasi tentang media sosial facebook dari teman-temannya tahun 2008. Hal itu yang menggunakan facebook akhirnya mendorong Raja untuk membuat akun facebook miliknya. Tiga tahun kemudian muncul sebuah media sosial lain bernama twitter yang kehadiran juga menjadi fenomena tersendiri dikalangan teman-temannya. Kemudian Raja membuat akun media sosial twitter yang hingga kini ia gunakan. Twitter merupakan media sosial yang paling sering ia digunakan daripada media sosial yang lain. Lebih dari 5 kali dalam seminggu ia mengakses twitter dan menghabiskan waktu selama 5-60 menit setiap kali mengaksesnya. Sementara facebook ia gunakan seminggu sekali ketika ada tugas dari kampus saja.

4.1.2.5Profil Informan Kelima (Lucky)

Nama : Lucky Andriansyah

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 19 November 1997

Usia : 17 Tahun

Informan kelima yang peneliti wawancarai merupakan remaja laki-laki kelahiran Bandung. Lucky memiliki ciri-ciri postur tubuh pendek, berkulit hitam manis, memiliki susunan gigi kelinci yang tidak rapi serta memiliki ciri rambut berponi. Saat ini ia sedang menjalani pendidikan di Universitas Sumatera Utara jurusan Ilmu Komunikasi Strata 1 (S1) stambuk 2014. Laki-laki kelahiran 19 November 1997 ini bertempat tinggal di Jalan Garu 1, Gang Rambe No.158 C, Medan, Sumatera Utara. Lucky memiliki hobi menonton, wisata kuliner dan menulis. Lucky merupakan anggota Pers Mahasiswa Pijar di kampusnya, sejak bergabung dengan Pijar informan jadi gemar menulis.

Awalnya Lucky bercita-cita ingin menjadi seorang dokter agar dapat membantu keluarga yang sakit. Sejak kecil ia sudah menunjukkan ketertarikannya dalam bidang medis. Sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) Lucky terpilih menjadi Ketua Dokter Kecil di Sekolahnya namun cita-cita tersebut berubah ketika ia mendapatkan kesempatan menjadi seorang motivator. Perkenalan informan dengan seorang dosen Psikologi di Universitas Sumatera Utara memberikan kesempatan kepada informan berkeliling daerah Tapanuli. Perjalanannya ke Tapanuli dalam rangka memotivasi anak muda di daerah tersebut dimana para pelajar di daerah tersebut memiliki minat yang rendah terhadap dunia pendidikan. Dosen itu memberikan kepercayaan kepada Lucky untuk memberikan motivasi kepada para pelajar tersebut agar memiliki minat lebih terhadap bidang pendidikan. Meski hal tersebut merupakan pengalaman pertama baginya, namun Lucky mengaku terharu ketika mengetahui bahwa orang- orang yang ia motivasi tergugah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut membuat Lucky mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan Kota Medan. Berbekal dari pengalaman tersebut pula ia memiliki keinginan untuk menjadi seorang motivator yang berguna buat banyak orang. Maka kesempatan kuliah di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara tidak ingin disia-siakannya.

Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Yana Mulyana dan Farida Hanum ini merupakan warga kota Bandung yang hijrah ke Kota Medan. Sang Ayah telah meninggal dunia pada tahun 2008 sehingga Lucky bersama ibu dan adik-adiknya pindah ke Kota Medan dimana sang ibu merupakan warga kota

Medan. Sepeninggalan sang ayah, ibu menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Demi memenuhi kebutuhan keluarga, sang ibu berjualan bubur khas Bandung di Universitas Muhammadiyah Nusantara (UMN) yang terletak di Jalan Garu II. Beruntung, Lucky merupakan anak yang cerdas sehingga ia mendapat kesempatan menerima beasiswa Bidik Misi yang artinya ia dibebaskan dari biaya pendidikan selama menjalani kuliah di Universitas Sumatera Utara. Selain itu, Lucky juga membantu sang ibu mencari nafkah dengan cara mengajar sebagai guru privat.

Meskipun saat ini ia tinggal di Medan, namun ia masih sering berkomunikasi dengan keluarganya atau rekan-rekannya yang berdomisili di Bandung. Jejaring sosial merupakan saluran yang Lucky gunakan untuk menjalin komunikasi dengan mereka melalui facebook. Lucky bergabung dengan facebook sejak tahun 2010 dan memiliki teman sebanyak 2500-an dan menggunakan twitter sejak tahun 2012 dengan jumlah pengikut sebanyak 150 orang dan megikuti 177 orang.

Lucky mengatakan jika ia mendapatkan informasi tentang media sosial facebook dari teman-temannya. Merasa tertarik, akhirnya mendorong Lucky untuk menggunakan media sosial facebook. Setelah itu, 2 tahun kemudian media sosial twitter menjadi perbincangan hangat dikalangan teman-temannya. Awalnya informan hanya coba-coba membuat akun twitter namun ia mengatakan jika penggunaan twitter sangat sulit dan ia lebih merasa nyaman ketika ia menggunakan media sosial facebook. Sehingga ia tidak lagi mengakses twitter, ia hanya mengakses facebook 5 kali dalam seminggu. Hampir disetiap kesempatan, Lucky mengunggah beragam aktivitasnya lewat status atau foto di facebook. Namun, ia juga selektif terhadap hal-hal apa saja yang akan diunggahnya dan ia mengaku lebih sering berinteraksi atau sekedar membaaca newsfeed setiap kali mengakses facebook. Ia dapat menghabiskan waktu selama 30-60 menit di facebook.

Tabel 4.1 Karakteristik Remaja di Kota Medan Pengguna Media Sosial Facebook dan Twitter

Sumber : Hasil Wawancara Penelitian

Informan T/T/L Usia Status/

Pekerjaan

Anak ke- dari

Ciri Fisik Media Sosial yang dimiliki Gibran

Fadillah

Medan, 14 Juli 1995

19 tahun Mahasiswa 2 dari 2 bersaudara

Rambut kribo dan lebat, tinggi badan sekitar 174 cm dan berkulit hitam manis. Facebook (2011) dan Twitter (2011) Fadillah Maharani Medan, 12 Des 1993 21 tahun Mahasiswa/ Pengajar Tunggal Berpenampilan berhijab namun agak tomboy. Facebook (2009) dan Twitter (2009)

Arariko Pasa Surabaya, 4 Feb 1996

18 tahun - 2 dari 4 bersaudara

Tinggi dan kurus. Berkumis halus,

Dokumen terkait