• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. PROFIL KAWASAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI GARUT

Secara geografis, industri penyamakan kulit terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kabupaten Garut terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Barat pada koordinat 6056’49”-7045’00” Lintang Selatan dan 107025’8”-108007’30” Bujur Timur, dengan luas wilayah sekitar 306,519 Ha (3,065.19 km2). Batas-batas administrasi Kabupaten Garut adalah di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut, 2001).

Industri penyamakan kulit berada di suatu sentra bernama Sukaregang yang termasuk wilayah Kecamatan Garut Kota. Luas wilayah sentra adalah 79.75 Ha (Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Garut, 2001). Secara administrasi sentra Sukaregang ini dibatasi oleh 4 (empat) wilayah kelurahan atau desa dengan batasan administrasi, dimana bagian utara dibatasi oleh Kelurahan Kota Wetan RW 09, 07, 08, 18, dan 19. Bagian selatan dibatasi oleh Kelurahan Cimuncang, bagian timur dibatasi oleh Desa Suci RW 01 dan RW 06. Dan bagian barat dibatasi oleh Kelurahan Regol (RW 13, 17, dan 18), Kelurahan Kota Kulon dan Kelurahan Ciwalen. Batasan fisik yang mudah dikenali adalah bagian utara dilalui Jl. Jendral A. Yani, bagian selatan dilalui sungai irigasi Lampegan, bagian barat dilalui oleh sungai Ciwalen, dan di bagian timur dilalui oleh sungai Cigulampeng.

Lahan Kawasan Sukaregang masih didominasi oleh penggunaan lahan non terbangun seluas 42.358 ha atau sekitar 53.21% dari total luas kawasan Sukaregang. Luas lahan yang terbangun yang terdiri dari pemukiman dan kegiatan industri seluas 37,412 ha atau sekitar 46.79% dari luas Kawasan Sukaregang. Kegiatan industri telah memanfaatkan 5.986%. Lokasi industri penyamakan tersebar dan memiliki kecenderungan untuk mendekat pada sungai-sungai yang melintasi kawasan Sukaregang, yaitu sungai Ciwalen dan Cigulampeng.

Ketersediaan air cukup melimpah dimana mata air di Kabupaten Garut terdiri dari mata air yang mengalir sepanjang tahun, mengalir 6-9 bulan dalam setahun, dan mengalir kurang dari 6 bulan dalam setahun. Disamping itu kawasan industri penyamakan kulit ini berada di sekitar Sungai Ciwalen dan Cigulampeng yang termasuk ke dalam DAS Cimanuk. Kegiatan industri penyamakan umumnya memakai air tanah dan air permukaan yang berasal dari Sungai Ciwalen dan Cigulampeng dan air yang berasal dari PDAM hanya kurang dari 0.05%. (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut, 2001).

Dalam operasinya, industri di kawasan ini didukung oleh tenaga kerja yang jumlahnya bervariasi tiap perusahaan penyamak kulit, dimana para penyamak skala usaha menengah memiliki tenaga kerja sekitar 20-100. Penyamak skala usaha kecil memiliki tenaga kerja 2-5 orang. Sistem perekrutan biasanya diperoleh dari mulut ke mulut atau ada yang juga yang datang langsung ke perusahaan. Jam kerja rata-rata 8 jam/hari tetapi jika pesanan banyak maka dilakukan lembur.

Jumlah industri penyamakan kulit pada kawasan industri penyamakan kulit dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Sentra Industri Kecil dan Menengah Penyamakan Kulit Kabupaten Garut Tahun 2011 No ALAMAT Unit Usaha Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp. 000) Kapasitas produksi (Rp. 000) Nilai Produksi (Rp. 000)

Desa Kecamatan Jumlah Satuan

1 Kota

wetan

Garut Kota 290 1,285 13,391,040 114,463 Sq.Feet 44,216,300

2 Suci

Karang-pawitan

40 210 1,847,040 122,708 Sq.Feet 6,098,800

JUMLAH 330 1,495 15,238,080 237,171 50,315,100

Sumber: Dinas Industri dan Penanaman Modal Kota Garut (2011)

Bahan baku berupa kulit sapi, domba, dan kambing diperoleh di sekitar Garut dan luar Garut. Untuk kulit sapi diperoleh (5-10%) dan luar Garut (90%) yang berasal dari luar Garut adalah daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sumatera (Padang dan Medan), Kalimantan dan Sulawesi. Kulit domba sendiri diperoleh dari Garut (80%) dan sisanya dari luar Garut yaitu berasal dari para penampung kulit di daerah Sumedang, Majalengka, Tasikmalaya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, harga bahan baku kulit garam basah, yaitu jenis sapi jawa dan brahma kering berkisar antara Rp 10,000 - 16,000 /kg, sapi sumatera berkisar antara Rp 8,500 - 9,500 /kg, dan kulit domba berkisar antara Rp 30,000 – 50,000 /lembar.

Kawasan industri penyamakan kulit ini memiliki lembaga penanganan limbah yang berada di bawah Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Garut yang diberi nama UPK SIK (Unit Pengelola Khusus Sentra Industri Kecil Kulit). Unit ini dibentuk berdasarkan SK Bupati Garut No. 536/Kep.411-BPLH/2001). Bertugas mengkoordinasikan dan merekomendasikan dalam memberikan pelayanan masyarakat khususnya mengenai administrasi perijinan, meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pembinaan berupa bimbingan dan penyuluhan terhadap peningkatan hasil produksi dan pemasaran agar dapat meningkatkan daya saing dan pasaran melalui kegiatan penanggulangan dampak limbah industri dan operasional IPAL.

Dampak adanya kawasan industri penyamakan kulit ini menyebabkan pencemaran berupa limbah padat, cair, gas, dan kebisingan. Sebagian para penyamak membuang limbah cair langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga mencemari lingkungan di sekitarnya. Limbah padat (serpihan atau potongan kulit) banyak tersebar di pinggir-pinggir jalan antara lain Jl. Sudirman dan Jl. Cimuncang. Menurut Wirasanti (2009), hasil uji laboratorium terhadap air sungai tercemar krom, kandungan total logam krom berkisar antara 0.46 mg/L - 4.16 mg/L. Padahal kadar maksimum total krom pada limbah cair untuk industri penyamakan kulit menurut surat keputusan Gubernur Jawa Barat adalah 0.6 mg/L. Kondisi ini perlu penanganan serius karena krom bersifat korosif pada kulit dan selaput lendir. Kontak langsung dengan krom dan secara terus menerus kulit yang sensitif akan menyebabkan koreng (ulcer) selebar ujung pensil di sekitar kuku maupun punggung tangan (Palar, 1994).

4.1.1 PT ELCO Indonesia

Salah satu perusahaan penyamakan kulit yang cukup besar di Garut, yaitu PT ELCO Indonesia. Perusahaan ini terletak di jalan Gagaklumayung No.127 Kecamatan Sukaregang, Kota Garut. Pemilik sekaligus direktur utama perusahaan ini adalah Bapak Yusuf, dan untuk kesehariannya Direktur dibantu oleh Departemen Akunting, Marketing, dan Produksi. Perusahaan ini memiliki 100 orang karyawan, dimana hari kerjanya 6 hari dan 8 jam kerja yang dimulai dari jam 7.00 – 15.00. Perusahaan ini umumnya hanya melakukan proses penyamakan kulit domba dan kambing. Gambar 3 dan 4 berikut adalah Denah PT ELCO Indonesia.

Gambar 3. Denah Lt.1 PT ELCO INDONESIA

Gambar 4. Denah Lt.2 PT ELCO INDONESIA

Bangunan PT ELCO Indonesia terbagi menjadi dua lantai, lantai pertama merupakan tempat proses basah (proses yang menggunakan air sebagai bahan prosesnya) dan lantai kedua merupakan tempat proses kering (proses produksi tanpa bahan air). Kedua lantai dihubungi hanya melalui tangga saja. Proses transportasi material atau barang hanya dilakukan melalui tangga tersebut, sehingga waktu yang digunakan untuk memindahkan material atau barang memerlukan waktu yang lama terlebih proses memindahkan barang tidak menggunakan alat bantu seperti gondola atau alat pengangkat.

4.1.2 PT Karya Lestari Mandiri

Perusahaan kedua yang menjadi studi kasus penelitian ini, yaitu PT Karya Lestari Mandiri yang dahulunya masih berbentuk CV (Persekutuan Komanditer). Perusahaan ini dimiliki oleh Bapak Ridwan sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama. Perusahaan terletak di jalan Jendral Sudirman Km.1 No. 21 Garut.

Untuk aktifitas kesehariannya Direktur dibantu oleh Departemen Akunting, Marketing, dan PPIC. Perusahaan ini memiliki 72 orang karyawan, dimana hari kerjanya 6 hari dan 8 jam kerja yang dimulai dari jam 7.30 – 15.30, kadangkala jika terdapat pesanan yang mengharuskan pesanan segera maka dilakukan lembur. Perusahaan ini umumnya hanya melakukan proses penyamakan kulit sapi dengan kapasitas produksi per tahunnya 1.2 juta ft2/ tahun. Perusahaan ini tak hanya memproduksi kulit samak, tetapi menyediakan pula jasa penyewaan peralatan penyamakan atau dikenal dengan maklon, untuk harga jual kulit samaknya sendiri berkisar dari Rp 11,500- 20,000.

Gambar 6. Denah PT Karya Lestari Mandiri lt.2

Bangunan PT Karya Lestari Mandiri terbagi menjadi dua lantai, lantai pertama merupakan tempat proses basah (proses yang menggunakan air sebagai bahan prosesnya) dan lantai kedua adalah mezanin yang merupakan tempat melakukan proses kering (proses produksi tanpa bahan air). Proses transportasi material atau barang dilakukan melalui gondola, sehingga waktu yang digunakan untuk memindahkan material atau barang memerlukan waktu yang lebih cepat dibandingkan PT ELCO Indonesia, sedangkan untuk mobilitas pekerja menuju lantai dua disediakan pula tangga.

4.1.3 PD Putra Setra

Perusahaan penyamakan kulit yang masih berbentuk PD ini terletak di jalan Jendral Sudirman No.26 kota Garut. Pemilik sekaligus direktur utama perusahaan ini adalah Bapak Jajang Hermawan, dan untuk kesehariannya Direktur dibantu oleh Departemen Akunting, Marketing, dan Produksi. Perusahaan ini memiliki 35 orang karyawan, dimana hari kerjanya 6 hari dan 8 jam kerja yang dimulai dari jam 8.00 – 16.00, kadangkala jika terdapat pesanan yang mengharuskan pesanan segera maka dilakukan lembur. Kapasitas produksi kulit sapi PD Putra Setra berkisar 20-30 ton/bulan, dimana harga untuk kulit sapinya sendiri berkisar Rp 18,000 - 20,000 /sq.ft.

Keterangan: 1. Area Splitting 2. Gudang Chemical 3. Toko Chemical 4. Mess Karyawan 5. Mushala 6. Vacuum Drying 7. WC 8. Bak Air 9. Bengkel 10. Gudang Kulit Jadi 11. R. Mesin Ukur 12. Garasi Mobil 13. Kantor Pimpinan 14. Drum Tanning 15. Drum Milling 16. Drum Tanning 17. Drum Tanning 18. Drum Liming 19. Drum Liming 20. Bak rendaman 21. Lap Bola Volly 22. Gudang Garam 23. R. Mesin Diesel 24. Drum Tanning 25. Drum Tanning 26. Drum Tanning 27. Drum Tanning 28. Drum Tanning 29. WC Tamu 30. Drum Trial 31. R. Kepala Produksi 32. Mesin Shaving 33. Mesin Shaving 34. Mesin Toggling 35. Mesin Emboss 36. Mesin Emboss 37. Mesin Stacking 38. Drum Tanning 39. Drum Tanning 40. Hanging area 41. Spraying area 42. Mesin Roll Coating 43. Gudang Teknik 44. Gudang Finishing 45. R. Spray 46. R. Buffing 47. Area jemur 48. IPAL : Pos Satpam

Gambar 7. Denah PD Putra Setra

4.2 Proses produksi

Dokumen terkait