Ketua : Ibu CR Sujunah
Alamat : Jalan Kesehatan 107 Kaliurang Hargobinangun Pakem
Kabupaten: Sleman, DI Yogyakarta
KSP KARTINI berdiri tanggal 20 Februari 1982 atau 22 tahun yang lalu, semula bernama Koperasi Kredit Kartini dan baru dapat pengesahan badan hukum Nomor : 1741/BH/XI tanggal 26 Juli 1994, kemudian dalam perkembangannya telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar. Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Nomor : 180/BH/PAD/KWK/12/IV/1997 tanggal 30 April 1997 tentang pengesahan perubahan anggaran dasar koperasi kredit Kartini. Pada tahun 2004, koperasi kredit Kartini telah berubah nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam Kartini disingkat KSP Kartini.
Proses terjadinya KSP Kartini pada tahun 1982 tidak terlepas dari peranan Foster
Parent Plan yang aktif melakukan kegiatan di kecamatan Pakem telah memberikan pendidikan dasar koperasi. Kepada ibu-ibu PKK. Menindaklanjuti kegiatan tersebut, maka disepakati oleh semua anggota PKK yang terdiri dari 115 orang ibu diketuai oleh ibu CR
Sujinah untuk membentuk satu wadah koperasi yang diberi nama koperasi kredit “KARTINI”.
KARTINI disamping nama tersebut adalah nama yang tidak asing lagi bagi orang Indonesia, dibalik nama Kartini terkandung bahwa pada suatu saat lembaga koperasi yang pengurusnya semuanya wanita ini akan menjadi wadah kaum perempuan yang mampu mengambil peranan aktif dalam masyarakat luas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Tujuan pembentukan KSP ini adalah untuk dapat memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat yang pada akhirnya diharapkan upaya pengentasan kemiskinan untuk menuju kesejahteraan lahir batin suatu saat akan terwujud.
Keberadaan Kaliurang sebagai kawasan wisata ternyata dapat memberikan keuntungan dan peluang bagi ibu-ibu, untuk melakukan upaya tersebut, berbagai usaha dagang kecil-kecilan seperti bakul jadah tempe, bakul buah, warung, dan sebagainya banyak diusahakan oleh mereka. Namun faktor permodalan menjadi hambatan yang sangat tidak menguntungkan bagi usaha mereka, karena kebutuhan akan modal usaha mereka telah
dimanfaatkan oleh para pelepas uang yang banyak beroperasi untuk mengambil keuntungan
sampai 20% perbulan. Hal ini dapat terjadi karena di satu pihak belum ada lembaga keuangan yang dapat melayani masyarakat dan di lain pihak sebagian besar masyarakat belum mengetahui akan fungsi lembaga keuangan seperti bank. Akibatnya kerja keras ibu-ibu menjadi percuma karena keuntungan yang didapat akan jatuh pada para rentenir, maka dibentuklah sebuah wadah koperasi, yaitu koperasi KARTINI
Berangkat dari kenyataan ekonomi yang memprihatinkan tersebut, mendorong pengurus perkumpulan wanita ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) berjuang dengan kerja keras untuk menjadikan KSP Kartini menjadi Bank untuk melepaskan masyarakat dari jepitan pelepas uang dan ternyata usaha tersebut telah dirasakan oleh anggota dan masyarakat setempat saat ini. Ibu CR Sujinah yang tidak mengenal lelah dan selalu konsisten membantu para ibu.
Keberadaan Kaliurang sebagai kawasan wisata ternyata juga dapat memberikan keuntungan dan peluang bagi ibu-ibu, untuk melakukan upaya tersebut sehingga berbagai
usaha dagang kecil-kecilan seperti bakul jadah tempe, bakul buah, warung, dan sebagainya
banyak diusahakan oleh mereka. Tujuan pembentukan KSP Kartini sangat jelas yaitu memperbaiki tingkat kehidupan anggota dan masyarakat yang pada akhirnya diharapkan terjadi pengentasan kemiskinan untuk menuju kesejahteraan lahir batin para anngotanya dapat terwujud.
Modal pertama untuk operasional koperasi dikumpulkan sebesar Rp 225.000 dengan anggota 115 orang dan 8 orang pengurus yang semuanya wanita. Simpanan pokok ditetapkan
kemampuan sebagian besar anggota pada waktu itu. Namun, sejalan dengan meningkatnya ekonomi masyarakat, maka simpanan wajib dan simpanan pokok sudah disesuaikan dengan kemampuan anggota. Daerah pelayanan pada waktu itu masih dalam lingkup daerah Kaliurang Selatan, Timur, dan Barat.
Setelah koperasi berumur 4 tahun, tahun 1986 KSP Kartini mulai membuat kantor sederhana di atas tanah milik pemerintah desa, dan kini kantor tersebut sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup representative dan nyaman. Sarana perkantoran
meliputi bangunan kantor yang terletak di atas tanah seluas 400 m2.
Pengelolaan Kelembagaan
Keberhasilan KSP Kartini terletak pada kemampuan Pengurus membuat perencanaan, melaksanakan perencanaan dan mengendalikan secara konsisten dan loyal. Pengurus membuat Panduan Kerja sebagai pedoman bagi Pengurus Dalam pedoman perencanaan telah diatur fungsi dan tugas masing-masing, Pelaksanaan perencanaan disusun mengarah kepada tujuan. Semua karyawan yang terdiri dari Manajer, dan Staf diarahkan bekerja mencapai tujuan organisasi. Jumlah Kepengurusan sebanyak 4 orang (Ketua, wakil, Sekertaris dan Bendahara) Pengawas 3 orang terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota.
Pembinaan anggota dilakukan secara individu dan kelompok di pedusunan, RT/RW. Jumlah kelompok sampai saat penelitian sebanyak 13 kelompok meliputi kelompok: bakul, jasa, kerajinan, pelajar, pensiunan, petani, peternak, PNS, Pondok Wisata, rumah makan, swasta, usaha lain dan warung. Materi pembinaan anggota meliputi : perkoperasian, hak dan kewajiban anggota, kebijakan pelayanan dan materi sesuai dengan masalah yang dihadapi
anggota. Kekhususan KSP Kartini terletak pada pembinaan anggota selalu mengikuti
perkembangan usaha dan mengukuti kebutuhan anggota.
Kegiatan RAT ini diselenggarakan setiap tahun sebagai pertanggungjawaban pengurus dan pengawas atas hasil kinerjanya kepada seluruh anggota. Penyelenggaraan RAT selalu dilaksanakan tepat waktu dan berjalan lancar. Dlam pengambilan keputusan selalu berpedoman pada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturan yang berlaku pada KSP Kartini, dengan tetap menjaga semangat kebersamaan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan asas musyawarah mufakat.
Anggota KSP Kartini sampai saat penelitian tercatat sebanyak 1.090 orang terdiri dari perempuan sebanyak 686 orang dan laki-laki sebanyak 404 orang ditambah anggota penabung sebanyak 525 orang. Anggota aktif mengikuti Rapat Anggota Tahunan (RAT) setiap tahun.
Kinerja lain dari keberhasilan KSP Kartini dapat dilihat dari penilaian tingkat kesehatan KSP Kartini oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman setiap tahun, dinyatakan sehat, demikian juga hasil financial audit pada akuntan publik setiap tahun dengan opini : unqualified opinion (wajar tanpa catatan).
Pengelolaan Usaha KSP Kartini
Usaha KSP Kartini adalah usaha Simpan Pinjam. Usaha Simpan Pinjam di modifikasi dalam beberapa bentuk. Sumber permodalan berasal dari : (1) Simpanan Saham, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib yang akan mendapat deviden pada akhir tutup buku, (2) Simpanan non Saham terdiri dari Sisuka, Sibuhar dan sijaka simpanan ini mendapat jasa simpanan setiap akhir bulan, (3) Simuda (Simpanan Pemupukan modal) adalah simpanan yang berasal dari 3-5% dari pinjaman khusus yang dicairkan, akan mendapat bunga pada akhir tahun. Kemudian simpanan tersebut dipinjamkan kepada anggota dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Pertumbuhan usaha selama tiga tahun (2002-2004) ditunjukkan oleh pertumbuhan indikator kinerja per tahun adalah (1) aset rata-rata 25,7 % , (2) Simpanan Saham rata-rata 27 %, (3) Simpanan Non Saham 18,57 %, (4) Pinjaman beredar 27 %, (5) Pendapatan rata-rata 23,20 %, (6) SHU rata-rata-rata-rata 31,70 %, (7) Cadangan rata-rata-rata-rata 22,40 % dan pertumbuhan anggota rata-rata 21,73 %.
Faktor Pendukung
Faktor yang dominan pendukung keberhasilan operasional koperasi adalah kepercayaan anggota kepada pengurus, yang dengan tekun, gigih, jujur mengembangkan koperasi sehingga masyarakat disekitarnya tertarik menjadi anggota koperasi, sehingga faktor ini selalu diupayakan agar terus lestari. Keberadaan koperasi melalui pelayanannya telah memberikan manfaat kepada kemajuan dan perkembangan usaha anggota, khususnya melalui usaha koperasi dalam memberikan pinjaman modal. Selain itu selama ini telah tercipta iklim yang kondusif bagi usaha pengelolaan koperasi yang tercipta melalui team work pengelola, baik pengurus dan pelaksana, yang senantiasa memiliki hubungan yang serasi, profesional, dan menekankan kejujuran.
Dampak Koperasi Terhadap Anggota dan Lingkungan
Kartini eksis boleh dikatakan Koperasi ini berperan sebagai Bank di wilayahnya. Selain melayani kebutuhan modal bagi anggota Kopwan juga berperan sebagai penyuluh usaha bagi anggota. Sebelum ada koperasi wilayah ini dikenal sebagai basis penduduk miskin namun dengan keberadaan Kopwan wajah kemiskinan sudah mulai terhapus. Dampak lain yang dirasakan masyarakat antara lain jika ada hari besar Kopwan tampil sebagai sponsor mengadakan perlombaan dan kegiatan-kegiatan sosial di daerah ini.
Kerjasama KSP KARTINI dengan Anggota dan Pihak Ketiga
Dalam rangka untuk memperkuat permodalan dan kelembagaan KSP Kartini mengadakan kerjasama dengan anggota sendiri dan dengan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan perbankan diantaranya adalah : Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) dan Penanaman Nasional Madani (PNM). Kerjasama dengan anggota sudah lama dilaksanakan, misalnya ketika musibah gempa dan gunung Merapi, KSP Kartini kehabisan modal, untuk dipinjamkan kepada anngota dan masyarakat. KSP Kartini menghubungi anggota yang memiliki dana lebih untuk disimpan di KSP Kartini.
Fasilitas -FasiltasYang Pernah Diterima Dari Pemerintah
Fasilitas yang diterima KSP Kartini untuk mendukung usaha diterima berupa : (1)
Dana hibah dari Menteri Negara Perumahan Rakyat sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada tahun 1985, (2) Dana bergulir BBM sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) pada akhir Desember tahun 2000, dan (3) Dana bergulir Agribisnis dari Kantor Menteri Koperasi dan UKM Jakarta sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar) pada akhir Desember 2003.