• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Persampahan

INDIKASI PROGRAM Landscape

1. Aspek teknis

4.4.2. Profil Persampahan

4.4.2.1. Gambaran Umum Sistem Pengelolaan Pesampahan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Klaten dilaksanakan oleh Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan DPU Kabupaten Klaten selaku pihak yang menangani secara langsung. Dimana daerah pelayanan persampahan di kabupaten klaten sudah mencangkup seluruh wilayah di wilayah Kabupaten Klaten yang terdiri dari 26 Kecamatan, dengan jumlah tibulan sampah 320 m3/hari.

Dilihat dari sifat kewilayahannya, wilayah di kabupaten Klaten terdiri atas wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan, sehingga sistem pelayanan persampahannya juga berbedaa yaitu untuk daerah perkotaan pelayanan persampahan dapat dilakukan secara optimal yang ditangani secara langsung oleh sub dinas DKP, sedangkan untuk daerah

pedesaan, sistem pelayanan sampai dengan saat ini hanya mencapai pada daerah ibu kota kecamatan dan sisanya dikelola sendiri oleh masyarakat.

Peningkatan dan perluasan pelayanan persampahan untuk masa yang akan datang perlu dilakukan, mengingat setiap tahunnya jumlah produksi sampah akan mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan pertumbuhan Kabupaten Klaten. Salah satu adanya upaya untuk melibatkan masyarakat setempat dalam upaya 3R ( Reduce, Reuse, Recyle). Apabila program ini dapat dijalankan secara baik dan benar, maka akan memberikan dampak positif bagi perlembangan dan pengelolaan persampahandi kabupaten Klaten. Sebab dalam program ini masyarakat akan merasakan dampak positif secara langsung yaitu adanya tambahan income mereka dari proses mengolah kembali sampah menjadi barang jadi dan jumlah timbulan sampah akan berkurang tiap harinya.

4.4.2.2. Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Yang ada ( AspekTeknis ).

a. sub Sstem Penyapuan jalan

Areal penyapuan di wilayah Kabupaten Klaten terfokus pada koridor jalan utama, terutama koridor – koridor jalan di wilayah Kecamatan Klaten Utara, Tengah dan Selatan. Penyapuan dilakukan oleh satu petugas kebersihan dengan jam kerja mulai pukul 06.00-08.00 WIB dan 16.00-17.00 WIB. Hasil tibulan sampah dari sapuan jalan ini, kemudian di kumpulkan lalu ditempatkan pada tempat ampah yang telah tersedia atau ada juga yang dibakar.

b. Sub Sistem Pewadahan

Alat pewadahan yang digunakan untuk menampung sampah di Kabupaten Klaten belum mempunyai bentuk dan jenis yang seragam, baik itu untuk daerah permukiman, perkantoran atau tempat umum lainnya. Alat pewadahan ini pada umumnya terbuat dari kayu, karet dan tong. Untuk areal permukiman alat pewadahan disediakan oleh pemerintah. Adapun bentuk dan jenis pewadahan yang ada terdiri dari keranjang bambu, tongkayu, tong ban bekas, tong plastik dan kantung plastik.

c. Sub sistem Pengumpulan

Secara umum cara pengumpulan sampah yang ada di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut:

1. Tidak langsung

Sampah diambil secara door to door atau dari sumber sampah ke suur ke sumur sampah lainnya dengan menggunakan gerobak sampah. Selajutnya sampah di bawa ke TPS

terdekat. Cara komunal tidak langsung ini dilakukan di daerah permukiman, jalan protokol dan sebagian masyarakat yang permukimannya dekat dengan lokasi TPS.

2. Langsung

Pengumpulan sampah yang dilakukan oleh masyarakat sebagai sumber sampah sendiri ke TPS tampa menggunakan perantara gerobak sampah. Cara ini biasanya di lakukan di lingkungan industri yang telah tersedia TPS dan Container sampah, seperti Pabrik Susu SGM dan Aqua.

d. Subsistem Pengangkutan

Peralatan yang dimiliki oleh Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan DPU terdiri dari : Dump truk, truk bak kayu, pick up, arm roll dan kontainer.

e. Sub Sistem tempat Pembuangan Akhir

Pada saat ini kabupaten Klaten memiliki tiga lokasi TPA yaitu TPA Beteng, TPA Joho, dan TPA Jombor. Berikut kondisi ketiga TPA tersebut:

1. TPA Jomboran

TPA Jomboran bnerlokasi di Desa Jombor dengan luas 1.7 Ha, dengan status kepemilikan milik pemerintah dan umur pemakaiannya sudah mencapai 16 tahun.

2. TPA Joho ( Prambanan )

TPA Joho berada di Desa Joho dengan luas area + 1 Ha dan status kepemilikannya milik Pemerintah Kabupaten Klaten. TPA Joho ini belum dapat dimanfaatkan dan difungsikan sebagai TPA karena ada unsur penolakan dari masyarakat.

3. TPA Beteng

TPA Beteng berada di Desa Beteng dengan luas + 0.25 Ha dengan status tanah milik pemerintah desa. TPA ini merupakan satu – satunya TPA yang dapat berfungsi secara optimal untuk menampung pembuangan sampah dari semua wilayah Kabupaten Klaten. Dari ketiga TPA tersebut, TPA Betenglah yang masih berfungsi secara baik sebagai tempat pembuangan akhir sampah Namun dengan status tanah bukan milik pemerinyah serta luas lahan yang tersedia masih terbatas, diperkirakan pemanfaatan TPA Beteng sebagi TPA di kabupatenKletn tidak akan lama lagi mengingat tingkat daya tampung lahan yang ada semakin sedikit ( + 1.5-2 tahun lagi .

4.4.2.3. Aspek Pendanaan.

Total biaya operasional pengelolaan persampahan Rp. 1.140.030.000 dengan alokasi dana anggaran pengelolaan persampahan di Kabupaten Klaten digunakan untuk kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah, yang terdiri dari: kegiatan pengumpulan, pengangkutan sampah, dan pengelolaan persampahan.

Pada dasarnya pelayanan persampahan bersifat pelayanan publik, sehingga sumber pendanaan untuk kegiatan oprasional sampah bersumber dari APBD Pemerintah Kabupaten Klaten. Namun dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan dari penarikan tarif retribusi sampah perlu adanya upaya untuk ikut serta melibatkan masyarakat dan pihak swasta untuk penarikan retribusi sampah yang disertai dengan konsep dan bentuk

– bentuk peran sertanya seperti pemberian upah kepada tenaga kerja, bentuk kewenangannya dan prosedur penarikannya.

4.5.2.4. Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan

Pelayanan kebersihan di kabupaten Klaten dilaksanakan oleh Sub Dinas Kebersihan dan Pertanaman DPU Kabupaten Klaten, yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama untuk melaksanakan pengelolaan, pembnagunan, pemeliharaan, dan pelayanan persampahan. Dimana dalam struktur kelembagaannya Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari Seksi kebersihan dan ketertiban, seksi Pertamanan dan Penerangan jalan umum, seksi pemakaman umum dan seksi pemadam kbakaran.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Klaten Nomor 065/358/2001 tentang penjabaran tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum, tertuang penjabaran tugas Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam hal ini adalah tugas seksi kebersihan dan ketertiban yaitu:

a. Mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data informasi dan peraturan perundang –

undangan yang berhubungan dengan kebersihan, ketertiban sampah dan penyedotan yinja.

b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan pedoman dan petunjuk teknis yang berhubunagn dengan ketertiban dan kebersihan sampah.

c. Menginnventarisasi permasalahan – permasalahan yang berhubungan dengan ketertiban dan kebersihan serta menyiapkan bahan petunjuk teknis pemecahan masalah. d. Menyusun rencana program kerja pembangunan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian yang berhubungan dengan fisik sarana dan prasarana ketertiban dan kebersihan sampah, penampungan, pengangkutan, pemusnahan, dan pemanfatan sampah.

e. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih, air buangan di jalan umum dan lingkungannya, komplek perumahan, pertokoan, perkantoran, saluran, dan selokan.

f. Melaksanakan kebersihan sampah pada jalan umum dan lingkungannya, komplek perumahan, pertokoan, perkantoran, selokan, dan saluran.

h. Memusnahkan dan memanfaatkan sampah dan tinja

i. Melakukan pengaturan, pengelolaan dan pemeliharaan kendaraan angkut sampah, perlengkapan, peralatan, perbekalan, angkut sampah termasuk gerobag dan sejenisnya serta kendaraan penyedot tinja.

j. Melakukan pengelolaan retribusi sampah dan jasa kebersihan sampah.

k. Melakukan pemeliharaan tempat penampungan sampah dan tempat pembuangan sampah akhir serta IPLT.

l. Melaksanakan pembukuan secara sistematis, menyusun laporan berkala.

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan sesuai bidang tugasnya.

4.4.2.5. Aspek Peraturan perundangan

Studi Pengelolaan Persampahankabupaten Klaten Tahun Anggaran 2006 didasarkan dengan aturan hukum sebagai berikut:

1. Undang – undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian ( Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, tambahan Lembaran Negara Nomor3274 )

2. Undang – undang Nomor 5 Tahun1990 tentang Konservsi Sumberdaya alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 34190)

3. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan ( Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427 )

4. Undang – undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Tahun 3480) 5. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495 )

6. Undang –undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penetaan Ruang ( Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan berbahaya dan beracun.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang ( Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 3660)

9. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 36 )

10. Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara tahun 2000 Nomor 54, Tambahan lembaran Negara Nomor 3952 ).

11. Undang – undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377).

12. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah ditetapkan dengan Undang – undang Nomor 8 tahun 2005.

13. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).

14. Undang – undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444).

4.4.2.6. Aspek Peran serta masyarakat

Dalam arngka pengelolaan persampahan, maka dibutuhkan peran serta masyarakat secara utuh di dalam pengelolaan. Baik itu ikut serta pada sub sistem teknis operasional maupun ikut pula pada sub sistem pembiayaan disamping keikutsertaan pada bagian sistem persampahan yang lain. Adapun bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan sampai dengan saat ini adalah upaya untuk mengumpulkan sampah untuk dibuang ke tempat sampah, sedangkan upaya untuk mengolah dan menggunakan kembali sampah sampai dengan saat ini hanya sebagaian kecil kelompok masyarakat yaitu kalangan industri kecil pengecoran logam dan pembuatan sandal.

Untuk menggali dan menggugah peran serta masyarakat, disusun suat konsep berdasarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta budaya masyarakat serta mengoptimalkan organisasi kemasyarakatan yang telah ada untuk ikut serta dalam pengelolaan kebersihan secara terpadu.

Ditinjau dari kondisi sosial budaya, pola-pola kegiatan yang direncanakan untuk diterapkan di Kabupaten Klaten antara lain : kerja bakti, arisan RT, pertemuan dan kegiatan desa wisma dan kegiatan karang taruna. Salah satu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai desa wisma da kegiatan karang taruna. Salah satu organisasi kemasyarakatan yang mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan kota adalah PKK dan desa wisma. Pembinaan PKK sebagai organisasi masyarakat yang mempunyai struktur berjenjang hingga tingkat ke bawah,

dipandang mempunyai posisi yang strategis dalam rangka mendorong terwujudnya peran serta masyarakat, khususnya ibu – ibu dan anggota keluarganya dalam rangka mempercepat peningkatan ketertiban, kebesihan, keindahan, dan kesehatan lingkungan. Adapun kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh PKK adalah :

1. Melaksanakan kegiatan pembinaan wilayah, penerangan, penyuluhan untuk menggugah partisipasi masyarakat maupun untuk menumbuhkan komunikasi.

2. Mengadakan pembinaan kepada pemilik toko, pedagang, warung secara berkesimambungan untuk menumbuhkan peran serta aktif mereka dalam menjaga dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di Kabupaten Klaten.

3. Melaksanakan kerja bakti di tempat – tempat umum seperti terminal, pasar dan tanaman – tanaman kota.

4. Memberikan bantuan berupa alat – alat kebersihan maupun tanaman penghijauan sebagai stimulan bagi masyarakat untuk secara swadaya mengadakan sarana kebersihan dan meningkatkan kondisi lingkungan masing – masing.

Dalam upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pengelolaan persampahan, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :

 Menumbuhkan, mengembangkan dan mengarahkan peran serta masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat.

 Mengembangkan dan memberdayakan kelompok – kelompok masyarakat.

 Menciptakan iklim kerjasama dan investasi diantara masyarakat dengan stakeholder dalam mengolah kembali sampah.

 Membeerikan informasi dan masukan akan arti pentingnya proses Reduce, Reuse dan Recyle.

Dokumen terkait