• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN EVALUASI

4.2. Profil Perusahaan

4.2.1. PT Bank Agroniaga, Tbk

Bank Agro didirikan dengan akte notaris Raden Soekarsono, SH. di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.

Bank Agro pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988, DAPENBUN mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan di bidang agrobisnis.

Keberhasilan Bank Agro tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agro serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agribisnis, seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.

4.2.2. PT Bank ICB Bumiputera, Tbk

PT Bank ICB Bumiputera dahulu dikenal sebagai PT Bank Bumiputera Indonesia, Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Sri Rahayu, SH. No. 49 tanggal 31 juli 1989 dan mulai beroperasi sejak 12 Januari 1990. Bank Bumiputera merupakan perusahaan yang dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Bank Bumiputera telah menjadi perusahaan go public sejak tahun 2002, dengan struktur kepemilikan pemegang saham pada saat itu adalah AJB Bumiputera (37,50%), PT Cipta Usaha Citra Dana (37.50%) dan Masyarakat (25,00%).

4.2.3. PT Bank Capital Indonesia, Tbk

PT Bank Capital Indonesia, Tbk yang dahulu bernama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia dan didirikan pada tanggal 20 April 1989 merupakan bank campuran (joint venture) antara Credit Lyonnais SA, Prancis dengan PT Bank Internasional Indonesia, Tbk Jakarta.

Dengan persetujuan Bank Indonesia melalui surat Nomor 6/2/DpG/DPIP/Rahasia tanggal 3 Maret 2004, sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 31 Agustus 2004, secara resmi saham Credit Lyonnais diakuisisi oleh Danny Nugroho yang hingga kini menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Capital.

Untuk memperkokoh pilar bisnis melalaui penguatan permodalan, maka sejak 4 Oktober 2007 Bank Capital telah mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan menjadi bank publik.

4.2.4. PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk

PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk dahulu bernama PT. Bank Mitra Raharja didirikan berdasarkan akta Notaris Winnie Hadiprodjo, SH. No. 31 tanggal 31 Mei 1989. Sejak beroperasi pada tanggal 8 Maret 1990, Bank Ekonomi dinyatakan oleh Bank Indonesia sebagai bank yang sehat selama 24 bulan berturut-turut dan tetap bertahan hingga saat ini. Karena hasil evaluasi yang baik, maka pada tahun 1992, Bank Ekonomi berhasil mengakreditasi status menjadi Bank Devisa sehingga bentuk pelayanan kepada masyarakat semakin dapat diperluas dan dikembangkan.

Pada tanggal 22 Mei 2009, HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited telah berhasil menyelesaikan akuisisis 88,99% dari kepemilikan Bank Ekonomi. Pada saat ini, Bank Ekonomi sudah resmi menjadi anggota dari Grup HSBC, yang memiliki lebih dari 9500 kantor di 86 negara dan teritori dengan aset US$2.527 miliar (tertanggal 31 Desember 2008), yang sekarang ini merupakan salah satu institusi perbankan dan layanan keuangan internasional terbesar di dunia.

4.2.5. PT Bank Central Asia, Tbk

Bank BCA mulai beroperasi pada tanggal 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta. Bank BCA didirikan dengan nama NV Perseroan Dagang Industrie Semarang Kritting Factory sebagai cikal bakal Bank BCA. Setelah melakukan perubahan nama beberapa kali, perubahan terakhir pada tanggal 21 Mei 1974, yaitu PT. Bank Central Asia.

Pada September 2010, Bank BCA telah memiliki 897 kantor cabang pembantu dan memiliki 2 kantor perwakilan yang berada di luar negeri yaitu Singapura dan Hongkong. Bank BCA memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada anak perusahaan PT BCA Finance, BCA Finance Limited, dan PT Bank BCA Syariah.

4.2.6. PT Bank Bukopin, Tbk

Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 memfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan consumer.

Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerpkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang,

4.2.7. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

BNI berdiri sejak tahun 1946 merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. BNI mulanya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tanggal 5 Juli 1946.

Sehubungan dengan perubahan modal tahun 1955, status BNI diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

4.2.8. PT Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

Bank BNP didirikan berdasarkan akta Notaris Komar Andasasmita, SH., No. 47 tanggal 18 Januari 1972. Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sektor ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan.

Pada Agustus 1994 guna melengkapi ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk mengakomodir transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impornya, maka Bank BNP dilengkapi dengan izin ssebagai Bank Devisa.

Bank BNP merupakan lembaga keuangan yang berkedudukan di Indonesia. Bank BNP bergerak dalam aktivitas umum perbankan dan didukung

oleh 9 kantor cabang, 19 kantor sub cabang, dan 22 titik kantor pembayaran di seluruh Indonesia.

4.2.9. PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

Bank BTN didirikan pada tanggal 9 Februari 1950 dengan nama Bank Tabungan Pos. Seiring dengan program pemerintah dalam pembangunan perumahan, terutama perumahan untuk segmen berpenghasilan rendah, maka pada tahun 1974 Bank BTN ditunjuk sebagai lembaga pembiayaan KPR. Selanjutnya, pada tahun 1989 status Bank BTN diubah menjadi bank komersial dan menjadi Persero pada tahun 1992. Pada tahun 1994, Bank BTN mulai beroperasi sebagai Bank Devisa. Sejak tahun 2005 Bank BTN telah memulai bisnis syariah.

Bank BTN melangkah maju pesat sebagai perusahaan publik dengan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Desember 2009. Seiring dengan langkah tersebut, Bank BTN tetap fokus pada inti bisnisnya yaitu sebagai penyedia kredit perumahan dan menjadi market leader dalam pembiayaan perumahan hingga saat ini.

4.2.10. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Bank BRI berawal dari sebuah badan pengelola dana Mesjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosce Hulp en Spaarbankder Inlandsche Hoofden.

Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat.

Setelah mengalami beberapa kali mengalami perubahan nama dan perubahan status akhirnya Bank BRI secara resmi ditetapkan pemerintah sebagai bank umum berdasakan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968.

Sejak 10 November 2003 Bank BRI telah menjadi Perseroan Terbuka dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek Indonesia. Saham Bank BRI sampai saat ini tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue-chip) di BEI.

4.2.11. PT Bank Danamon Indonesia, Tbk

Bank Danamon didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Pada tahun 1988, Bank Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta.

Pada tahun 2003, Asa Financial (Indonesia) Pte.Ltd mengakuisisi Danamon, melalui konsorsium Fullerton Financial Holdings, anak perusahaan sepenuhnya yang dimiliki Temasek Holdings dan Deutsche Bank AG yang merupakan pemegang saham pengendali.

4.2.12. PT Bank Kesawan, Tbk

PT Bank Kesawan, Tbk didirikan pada tanggal 1 April 1913, dengan nama NV Chungwha Shangyeh Maatschappij (The Chinese Trading Company Limited)

berdasarkan Akta Notaris Leonard Hendrick Willem van Sandick No. 53 tanggal 28 April 1913 di Medan.

NV Chunghwa Shangyeh selain bergerak dalam bidang simpan pinjam juga bergerak dalam bidang perdagangan umum. Setelah kemerdekan yaitu tahun 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Changhwa Shangyeh.

Pada tahun 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan dan untuk lebih memantapkan posisi Bank maupun pengembangan usaha yang lebih baik, Kantor Pusat Bank Kesawan direlokasi atau hijrah ke Jakarta pada tahun 1990.

Bank Kesawan menjadi Bank Publik pada tahun 2002 dengan Penawaran Saham Umum Perdana sejumlah 78,8 juta lembar melalui Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran umum saham ini dikeluarkan pula Waran Seri I dengan jangka waktu pelaksanaan di tahun 2003 sampai dengan 2005.

Tahun 2009 Bank Kesawan melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

4.2.13. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk

Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank

Dagang Negara, Bank Ekspor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia berdasarkan aset dan berkontribusi yang sangat besar dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

Pada tanggal 2 Juni 2003, Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering yang selanjutnya disebut IPO) kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan telah dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-1551/PM/2003 tanggal 27 Juni 2007.

Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar saham Biasa Seri B, dengan nilai nominal Rp. 500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga Rp. 675 (nilai penuh) per lemba r saha,. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik pemerintah. Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa seri B Bank Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.

4.2.14. PT Bank Bumi Arta, Tbk

Bank Bumi Arta semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta tanggal 3 Maret 1967 dengan Kantor Pusat Operasional di Jalan Tiang

Bendera III No. 24, Jakarta Barat. Untuk memudahkan pengenalan masyarakat, maka pada tanggal 14 September 1992 dengan izin dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti menjadi Bank Bumi Arta.

Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Penggabungan usaha tersebut bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, Manajemen bank, dan memperluas jeringan operasional bank.

Selanjutnya seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober (PAKTO) 1988 dimana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dengan persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa.

Untuk memperkuat struktur permodalan, operacional bank, dan pengelolan bank yang lebih profesional dan transparan, berprinsip pada Good Governence dan Risk Management, maka pada tanggal 1 Juni 2006 Bank Bumi Arta melaksanakan Penawaran Umum Perdana (IPO/Initial Public Offering) dengan mencatatkan sahamnya sebanyak 210.000.000 saham atau sebesar 9,10% dari saham yang ditempatkan, sehingga sejak saat itu Bank Bumi Arta menjadi Perseroan Terbuka.

4.2.15. PT Bank CIMB Niaga, Tbk

Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama hádala pada membangun nilai-nilai Inti profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas dan terpercaya.

Bank CIMB Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank Niaga dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas.

Pada Bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi Bank CIMB Niaga. Bergabungnya Lippobank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan lompatan besar di sector perbankan Asia Tenggara. Penggabungan ini juga menjadikan Bank CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dalam hal aktiva, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang.

4.2.16 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk

PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) didirikan pada tanggal 15 Mei 1959. Setelah mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada tahun 1988, BII mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia atau BEI) pada tahun 1989. Sejak menjadi perusahaan publik, BII telah tumbuh menjadi salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia.

BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 327 cabang termasuk lima cabang Syariah, serta 937 ATM dan 15 CDM (Cash Deposit Machines) BII di seluruh Indonesia, dan juga telah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan jaringan MEPS di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor cabang luar negeri di Mauritius, Mumbai, dan Cayman Islands. Per 31 Desember 2010, total simpanan nasabah sebesar Rp. 60 triliun dan aset sebesar Rp. 75 triliun.

4.2.17. PT Bank Permata, Tbk

Bank Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu PT Bank Bali, Tbk, PT Bank Universal, Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2004, Bank Standard Chartered dan PT Astra International, Tb mengambil alih Bank Permata dan memulai proses transformasi secara besar-besaran di dalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap Bank Permata, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,01 % pada tahun 2006.

Saat ini Bank Permata telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. Bank Permata memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di

Indonesia, dengan fokus di segmen konsumer dan komersial. Bank Permata sampai saat ini telah melayani sekitar 1,9 juta nasabah di 55 kota di Indonesia, memiliki 278 cabang (termasuk 10 cabang Syariah) dan 631 ATM dengan akses tambahan di lebih 40.000 ATM (VisaPlus, VisaElectron, MC, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima).

4.2.18. PT Bank Swadesi, Tbk

Keberadaan Bank Swadesi berawal dari sebuah bank pasar bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun 1984, kepemilikan Bank diambil alih oleh Keluarga Chugani yang menumbuhkembangkan bank ini sehingga pada tanggal 2 September 1989, Bank Swadesi secara resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swadesi.

Pada tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang berkedudukan di Surakarta untuk dapat membuka kantor cabang di Jakarta dan setelah memperoleh ijin dari Bank Indonesia, pada tahun 1992 Bank Swadesi menjalankan usaha sebagai pedagang valuta asing.

Proses tumbuh dan berkembang ini terus berlanjut di bawah kepemilikan dan manajemen yang baru dan pada tanggal 11 November 1994 Bank Swadesi mendapatkan peningkatan status dari Bank Indonesia dan secara resmi beroperasi menjadi Bank Devisa. Dengan status ini, semakin memperkokoh posisi Bank

Swadesi sebagai lembaga kepercayaan yang memberikan jasa dan layanan perbankan yang lebih beragam sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi perkembangan perbankan di masa mendatang, khususnya dalam aspek permodalan, pada tahun 2002 Bank Swadesi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan tercatat sebagai lembaga perbankan ke-22 yang go public.

4.2.19. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk

PT Bank Tabungan Nasional, Tbk (BTPN) didirikan di Bandung pada 5 Februari 1958, yang awalnya bernama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan status usaha sebagai badan perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan untuk membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik angkatan bersenjata maupun sipil.

Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan ijin sebagai bank tabungan. Pada tahun 1993 status BTPN menjadi bank umum.

Pada tanggal 12 Maret 2008, BTPN sukses melakukan go public dengan melepas saham milik pemerintah c.q. PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar 28,39%. Pada tanggal 14 Maret 2008, TPG Nusantara, S.a.r.l. mengakuisisi 71,6% saham BTPN sehingga menjadi pemegang saham utama.

4.2.20. PT Bank Victoria, Tbk

PT. Bank Victoria Tbk. berdiri sejak tahun 1992 dan memulai kegiatan operasional sebagai bank umum sejak 5 Oktober 1994. Sebagai bank publik, Bank Victoria telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1999 dan hingga saat ini aktif melaksanakan aksi korporasi seperti penawaran umum terbatas dan menerbitkan obligasi.

Selain itu, untuk mendukung Arsitektur Perbankan Indonesia (API), pada tahun 2007 Bank Victoria telah melakukan akuisisi terhadap Bank Swaguna dan melakukan penyetoran modal untuk meningkatkan modal Bank Swaguna sehingga sesuai dengan persyaratan minimum permodalan bank menurut API, dan mempersiapkan konversi Bank Swaguna sebagai Bank Victoria Syariah sehingga dapat resmi beroperasi pada tahun 2010.

Bank Victoria terus mengukuhkan eksistensi sebagai bank retail dalam persaingan di dunia perbankan nasional. Sampai dengan 31 Desember 2009, Bank Victoria berhasil mencatat total asset sebesar Rp. 7, 36 triliiun dan memiliki 76 jaringan kantor.

4.2.21. PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk

Bank Artha Graha didirikan pada tanggal 7 September 1973, yang berawal dari sebuah Lembaga Keuangan Bukan Bank bernama PT Inter-Pacific Financial Corporation, yang merupakan perusahaan patungan antara: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) – Jakarta, Indonesia ; Continental Bank S.A./NV.Brussels – Belgia ; The Sanwa Bank Ltd. – Osaka, Jepang dan Credit Commercial De

France S.A. – Paris, Perancis. Dalam perkembangannya, pada tanggal 24 Februari 1993, berubah status menjadi bank campuran yang melakukan aktivitas Bank Umum dengan nama PT Inter-Pacific Bank.

Lima tahun kemudian, pada tanggal 1 Juli 1998, terjadi perubahan nama menjadi PT Bank Inter-Pacific, Tbk.

Pada tanggal 23 Desember 2003, Bank Indonesia memberikan ijin untuk mengambil alih kepemilikan saham sebesar 99,11% kepada konsorsium PT Bank Artha Graha dan PT Cerena Arthaputra.

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Inter-Pacific, Tbk tanggal 14 April 2005 disetujui penggabungan usaha PT Bank Artha Graha ke dalam PT Bank Inter-Pacific, Tbk.

Pada tanggal 15 Juni 2005, Bank Indonesia memberi ijin penggabungan usaha (merger) PT Bank Artha Graha ke dalam PT Bank Inter-Pacific ,Tbk.

Pada tanggal 11 Juli 2005 Bank Artha Graha telah efektif bergabung dengan PT Bank Inter-Pacifiic, Tbk dan pada tanggal 14 Juli 2005 (berdasarkan surat ijin dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No. C-19621 HT.01.04.TH2005) berubah nama menjadi PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk.

4.2.22. PT Bank Mayapada Internasional, Tbk

Bank Mayapada didirikan berdasarkan Akta No. 196 tanggal 7 September 1989, dari Notaris Edison Jingga, SH, pengganti Misahardi Wilamarta, SH.

Ruang lingkup usaha kegiatan Bank Mayapada adalah melakukan usaha di sektor perbankan berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku.

Kantor pusat Bank Mayapada berlokasi di Mayapada Tower Lantai 2, Jalan Sudirman Kav.28, Jakarta. Pada September 2010, Bank Mayapada memiliki 1 kantor pusat operasional, 23 kantor cabang, 98 kantor pendukung, 18 kantor kas dan 1 payment point.

4.2.23. PT Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk

PT Bank Windu Kentjana International, Tbk (Bank Windu) merupakan bank hasil penggabungan (merger) antara PT Bank Multicor, Tbk Dengan PT Bank Windu Kentjana.

Penggabungan tersebut secara legal telah dituangkan dalam Akta Merger No. 171 tanggal 28 November 2007 dan disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia No. 9/67/KEP/GBI/2007 tanggal 18 Desember 2007.

Melalui persetujuan Gubernur Bank Indonesia No.10/9/KEP.GBI/2008 tanggal 8 Februari 2008, ijin usaha atas nama PT Bank Multicor, Tbk Berubah menjadi ijin usaha atas nama PT Bank Windu Kentjana International, Tbk sekaligus dengan penggantian atau pembaharuan logo dan juga perubahan tampak depan seluruh jaringan kantor.

Latar belakang dari penggabungan usaha ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing bank sehingga dapat menciptakan sinergi yang baru, baik dalam penggunaan modal, jaringan usaha yang lebih luas maupun sumber daya manusia.

4.2.24. PT Bank Mega, Tbk

Berdirinya Bank Mega berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama

Dokumen terkait