% Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
4.2.2 Profil Perusahaan Perkotaan Vs Pedesaan
Profil usaha yang dijalankan pengusaha UKM Muslim di Perkotaan
dengan pengusaha UKM Muslim di Pedesaan yang menjadi responden pada
penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Data Responden Berdasarkan Kategori Perusahaan
Data responden berdasarkan kategori kepemilikan perusahaan beserta
dengan jumlah pekerja tetap yang dimiliki responden Perkotaan dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Data Responden Berdasarkan Kategori Perusahaan dan Jumlah Pekerja Perusahaan di Perkotaan
Kategori Perusahaan
Jumlah Pekerja
Total <5 orang 5-10 orang 11-15 orang
Milik Perorangan 29 8 0 37 Total% 58% 16% 0% 74% Milik Keluarga 4 4 2 10 Total% 8% 8% 4% 20% CV 1 0 1 2 Total% 2% 0% 2% 4% PT 0 0 1 1 Total% 0% 0% 2% 2% Total 34 12 4 50 Total % 68% 24% 8% 100%
Sumber : diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, di Perkotaan dapat diketahui bahwa kategori
perusahaan milik perorangan mendominasi responden sebanyak 37 orang atau
74% dari total responden dengan perusahaan yang memiliki jumlah pekerja
kurang dari 5 orang sebanyak 29 perusahaan dan jumlah pekerja 5-10 orang
sebanyak 8 perusahaan. Disusul oleh kategori perusahaan milik keluarga atau
kongsi sebanyak 10 orang atau 20% dari total responden dengan perusahaan yang
pekerja 5-10 orang juga sebanyak 4 perusahaan, dan jumlah pekerja 11-15 orang
sebanyak 2 perusahaan. Selanjutnya kategori perusahaan CV hanya 2 orang atau
4% dari total responden dengan perusahaan yang memiliki jumlah pekerja kurang
dari 5 orang hanya 1 perusahaan dan jumlah pekerja 11-15 orang juga hanya 1
perusahaan. Kemudian responden terkecil adalah responden perusahaan dalam
kategori PT yaitu hanya 1 orang atau 2% dari total responden yang perusahaan
nya memiliki jumlah pekerja 11-15 orang.
Berbeda dengan tabel 4.7 dibawah ini, di Pedesaan mencakup perusahaan
milik perorangan dengan responden sebanyak 44 orang atau 88% dari total
responden dengan perusahaan yang memiliki jumlah pekerja kurang dari 5 orang
sebanyak 38 perusahaan, jumlah pekerja 5-10 orang sebanyak 5 perusahaan dan
jumlah pekerja 11-15 orang hanya 1 perusahaan. Kemudian kategori perusahaan
milik keluarga atau kongsi hanya berjumlah 5 orang atau 10% dari total responden
dengan perusahaan yang memiliki jumlah pekerja kurang dari 5 orang berjumlah
4 perusahaan dan jumlah pekerja 11-15 orang hanya 1 perusahaan saja. Dan
selanjutnya kategori perusahaan CV hanya 1 orang atau 2% dari total responden
dengan perusahaan yang memiliki jumlah pekerja kurang dari 5 orang hanya 1
Tabel 4.7
Data Responden Berdasarkan Kategori Perusahaan dan Jumlah Pekerja Perusahaan di Pedesaan
Kategori Perusahaan
Jumlah Pekerja
Total <5 orang 5-10 orang 11-15 orang
Milik Perorangan 38 5 1 44 Total% 76% 10% 2% 88% Milik Keluarga 4 0 1 5 Total% 8% 0% 2% 10% CV 1 0 0 1 Total% 2% 0% 0% 2% Total 43 5 2 50 Total % 86% 10% 4% 100%
Sumber : diolah dari data primer
Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kategori
perusahaan milik perorangan mendominasi perusahaan pengusaha UKM Muslim
baik yang ada di Perkotaan maupun di Pedesaan. Disamping itu para pengusaha di
Perkotaan dan di Pedesan sama-sama belum mampu menyerap tenaga kerja yang
banyak. Hal ini mungkin karena pengusaha yang memiliki perusahaan milik
perorangan lebih banyak memilih untuk memanfaatkan anggota keluarga sebagai
pekerja, sehingga berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja pada masyarakat
menjadi tidak maksimal.
2. Data Responden Berdasarkan Bidang Usaha
Data responden berdasarkan bidang usaha yang di Perkotaan dapat dilihat
Gambar 4.5
Data Responden Berdasarkan Bidang Usaha Perkotaan
Berdasarkan gambar 4.5 di atas, bidang usaha di Perkotan yang memiliki
jumlah persentase terbanyak adalah bidang usaha dagang/restoran yaitu sebanyak
18 perusahaan, lalu pada bidang usaha produksi makanan dan minuman sebanyak
11 perusahaan, selanjutnya pada bidang usaha olahan kayu/rotan/bambu/bata
berjumlah 3 perusahaan, dan kemudian pada bidang usaha pertanian, perkebunan,
peternakan, pada bidang usaha pertukangan besi, tembaga, dan bidang usaha jasa
transport, pendidikan, hotel masing-masing hanya berjumlah 1 perusahaan pada
setiap bidangnya. Selain dari berbagai bidang usaha yang disebutkan diatas, ada
juga bidang usaha lainnya yang terdapat di Perkotaan dengan jumlah persentase
yang cukup banyak yaitu sebesar 15 perusahaan dimana bidang usaha lain
tersebut meliputi usaha perbengkelan, jasa pertamanan, cuci mobil dan sepeda
motor serta produksi pakaian, keset, dan alas kaki. Selanjutnya, data responden
0 5
10 15
20 Pertanian, perkebunan, peternakan
Produksi makanan dan minuman Olahan kayu/rotan/bambu/bata Pertukangan besi, tembaga Usaha dagang/restoran Jasa transport, pendidikan, hotel Dan lain-lain 1 11 3 1 18 1 15 Frekuensi
berdasarkan bidang usaha yang ada di Pedesaan dapat dilihat pada gambar 4.6
berikut:
Gambar 4.6
Data Responden Berdasarkan Bidang Usaha Pedesaan
Berdasarkan gambar 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa sama seperti di
Perkotaan bidang usaha yang memiliki jumlah persentase tertinggi di Pedesaan
juga bidang usaha dagang/restoran yaitu berjumlah 17 perusahaan, lalu disusul
pada bidang usaha produksi makanan dan minuman sebanyak 13 perusahaan,
selanjutnya pada bidang usaha lainnya sebanyak 12 perusahaan yang meliputi
usaha percetakan, jasa rias pengantin, jasa jahit pakaian, usaha perbengkelan, jasa
klinik, usaha kilang padi dan usaha cuci mobil dan sepeda motor. Kemudian pada
bidang usaha pertanian, perkebunan, peternakan, dan pada bidang usaha jasa
transport, pendidikan, hotel masing-masing hanya berjumlah 2 perusahaan pada
setiap bidangnya. Dan jumlah persentase terendah terdapat pada bidang usaha
pertukangan besi, tembaga yaitu hanya 1 perusahaan saja.
Pertanian, perkebunan, peternakan Produksi makanan dan minuman Olahan kayu/rotan/bambu/bata Pertukangan besi, tembaga Usaha dagang/restoran Jasa transport, pendidikan, hotel Dan lain-lain 0 5 10 15 20 2 13 3 1 17 2 12 Frekuensi
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa para pengusaha Perkotaan dan
Pedesaan sama-sama lebih banyak memilih menjalankan usaha dagang/restoran
karena usaha ini lebih dapat bersaing daripada bidang usaha lainnya, sehingga
pengusaha beranggapan bahwa usahanya akan mudah bertahan dan diterima oleh
masyarakat. Selain itu pada bidang usaha dagang tidak memerlukan keahlian
khusus bagi pengusaha ataupun pekerjanya. Namun diantara kedua domisili ini,
bidang usaha yang terdapat di Perkotaan lebih beragam dibandingkan dengan
bidang usaha yang ada di Pedesaan. Hal ini dikarenakan para pengusaha di
Perkotaan lebih memiliki inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam membuat
ide-ide untuk membuka berbagai macam usaha baru.
3. Data Responden Berdasarkan Lama Perusahaan
Data responden berdasarkan lama berdirinya perusahaan beserta dengan
omset perusahaan yang dijelaskan pada tabel 4.8 dibawah ini dapat dilihat bahwa
responden terbanyak di Perkotaan terdapat pada perusahaan dengan omset
201-250 juta dan >350 juta dengan lama perusahaan selama >12 tahun yang
masing-masing berjumlah 5 responden. Sedangkan di Pedesaan, responden terbanyak
terdapat pada perusahaan dengan omset <100 juta dengan lama perusahaan selama
<4 tahun yaitu sebanyak 11 responden.
Dapat disimpulkan bahwa usaha yang dijalankan responden di Perkotaan
sudah sesuai antara lama berdirinya perusahaan dengan omset yang didapat
perusahaan. Perusahaan yang sudah berdiri >12 tahun memiliki omset yang tinggi,
karena perusahaan tersebut sudah mengalami proses jatuh bangun sehingga telah
Tabel 4.8
Data Responden Berdasarkan Domisili Lama Perusahaan dan Omset
Omset Lama Perusahaan Domisili Total Perkotaan Pedesaan <100 juta <4 tahun 0 11 11 4-6 tahun 1 7 8 7-9 tahun 0 6 6 10-12 tahun 1 1 2 >12 tahun 1 7 8 Sub Total 2 23 25 151-200 juta <4 tahun 3 2 5 4-6 tahun 4 3 7 7-9 tahun 1 2 3 10-12 tahun 3 0 3 >12 tahun 2 1 3 Sub Total 13 8 21 201-250 juta <4 tahun 2 0 2 4-6 tahun 2 0 2 7-9 tahun 2 0 2 10-12 tahun 0 0 0 >12 tahun 5 0 5 Sub Total 11 0 11 251-300 juta <4 tahun 0 0 0 4-6 tahun 1 0 1 7-9 tahun 1 0 1 10-12 tahun 1 0 1 >12 tahun 0 1 1 Sub Total 3 1 4 301-350 juta <4 tahun 2 0 2 4-6 tahun 2 1 3 7-9 tahun 1 0 1 10-12 tahun 1 0 1 >12 tahun 1 0 1 Sub Total 7 1 8 >350 juta <4 tahun 2 0 2 4-6 tahun 3 3 6 7-9 tahun 4 0 4 10-12 tahun 0 1 1 >12 tahun 5 4 9 Sub Total 14 8 22 Total 50 50 100
4. Data Responden Berdasarkan Pemasaran
Data responden berdasarkan luas daerah pemasaran usaha yang telah
dicapai oleh pengusaha sejak berdirinya usaha hingga saat ini dapat dilihat pada
tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Data Responden Berdasarkan Daerah Pemasaran
Derah Pemasaran Perkotaan Pedesaan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Kecamatan 4 4% 34 34%
Kabupaten/kota 37 37% 12 12%
Provinsi 8 8% 3 3%
Nasional 1 1% 1 1%
Total 50 50% 50 50%
Sumber : diolah dari data primer
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terdapat perbedaan luas daerah pemasaran
antara pengusaha di Perkotaan dengan di Pedesaan. Di Perkotaan luas daerah
pemasaran tertinggi terdapat pada daerah kabupaten/kota dengan jumlah
persentase sebanyak 37% dari total responden. Sedangkan di Pedesaan luas
daerah pemasaran tertinggi terdapat pada daerah kecamatan dengan jumlah
sebanyak 34% dari total responden. Disamping itu, terdapat juga persamaan pada
daerah pemasaran nasional yang memiliki jumlah persentase terendah hanya 1%
dari total responden baik di Perkotaan maupun di Pedesaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pengusaha baik di
Perkotaan maupun di Pedesaan masih belum mampu mengelola usahanya dengan
baik sehingga jangkauan pemasarannya hanya berkisar pada daerah kecamatan
dan daerah kabupaten/kota saja. Namun bila dibandingkan diantara kedua domisili
ini, luas daerah pemasaran pengusaha di Pedesaan masih tertinggal daripada luas
di Pedesaan masih kekurangan modal usaha serta kurang memiliki wawasan dan
kemampuan dalam memasarkan usahanya.