• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERUSAHAAN

Dalam dokumen PROPOSAL TESIS (3) id. docx (Halaman 11-46)

Bab ini berisi mengenai profil PT SUCOFINDO (Persero) seperti latar belakang perusahaan, jasa perusahaan, struktur perusahaan, visi, misi dan nilai perusahaan.

BAB 5: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang analisis mengenai data hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan penelitian ini.

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan penulisan tesis dan saran penulis apabila diperlukan untuk memberikan masukan kepada perusahaan mengenai layanan dari divisi sertifikasi ISO (SICS) PT.SUCOFINDO (Persero).

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) menurut Gaspersz (2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang ataupun jasa) terhadap kebutuhan persyaratan tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Gaspersz (2008:273) membagi Sistem Manajemen Mutu menjadi dua macam, yaitu Sistem Manajemen Mutu Informal dan Sistem Manajemen Mutu Formal.

Dalam Sistem Manajemen Mutu Informal, manajemen dalam suatu perusahaan bebas untuk menyusun atau membangun model Sistem Manajemen Mutu Organisasi, tanpa perlu terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi formal. Pihak manajemen perusahaan menyusun model Sistem Manajemen Mutu yang akan diterapkan di dalam organisasinya berdasarkan pemahaman dan keyakinan pihak manajemen akan prinsip-prinsip Manajemen Mutu.

Sistem Manajemen Mutu Formal biasanya terdiri dari sebuah kerangka kerja yang memiliki nilai-nilai inti serta prinsip-prinsip keunggulan. Prinsip-prinsip ini merupakan landasan untuk membangun kerangka kerja, yang terdiri dari sejumlah penilaian kriteria. Sistem Manajemen Mutu Formal ada yang berlaku secara Nasional, Regional dan International. Menurut Miguel (2005:36) sistem manajemen mutu formal yang berlaku secara nasional mula-mula dikembangkan di Australia berupa

Australian Business Excellence Award (ABEA), Kanada berupa Canadian Quality Award (CQA), Jepang berupa Deming Prize (DP) dan Amerika Serikat berupa Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sedangkan sistem manajemen mutu formal yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik Quality Award (APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan European Quality Award (EQA). Sedangkan sistem manajemen mutu formal yang diakui secara international menurut Gaspersz (2008:264) adalah ISO. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miguel (2005:38) setidaknya terdapat 76 Sistem Manajemen Mutu yang berlaku secara nasional pada masing-masing negara di seluruh dunia. Negara-negara tersebut mengadopsi salah satu atau kombinasi dari sistem manajemen mutu European Quality Award (EQA), Deming Prize (DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Dan sebanyak 68% dari Negara-negara tersebut mengadopsi dari Baldrige.

Lembaga ISO adalah organisasi yang merangkum sejumlah kepentingan dalam perumusan standar secara independen. Lembaga ISO yang berdiri sejak 1974 pada awalnya tidak khusus merancang standar yang dipakai pada perdagangan, namun dalam perjalanannya kebutuhan standar tidak terlepas dari persyaratan dunia perdagangan. Keberhasilan ISO 9000 pada tahun 1987 menjadikan ISO sebagai standar yang dinilai paling fair dalam perdagangan dunia (Thaheer, 2005). Menurut LPJK (2005), sistem akreditasi dan sertifikasi ISO merupakan pengakuan atas konsistensi standar Sistem Manajemen Mutu.

International Accreditation Forum (IAF) merupaka badan federasi dunia yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan akreditasi dan

sertifikasi secara international. IAF menaungi lebih dari 30 badan akreditasi nasional diseluruh dunia, diantaranya Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Indonesia. Menurut Brown and Van der Wiele, (1998); Mears and Voehl, (1995); Meyer and Allen, (1997); Zink, (1994) dalam Mei Feng, Mile’ Terziovski and Danny Samson, (2006) sistem manajemen mutu ISO dapat dikelompokan dalam tiga framework yaitu :

1. Perencanaan sertifikasi ISO

2. Komitmen organisasi atau perusahaan terhadap mutu 3. Penerapan prosedur standar yang telah ditetapkan.

2.2 ISO 9001:2008

Di era globalisasi saat ini, tuntutan pasar semakin meningkat dan tingkat persaingan semakin ketat, perusahaan dituntut untuk beroperasi lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara konsisten. Perusahaan yang mampu memenuhi tuntutan-tuntutan ini akan dapat bertahan hidup dan memenagkan persaingan global. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang kompetitif adalah dengan mengikuti sistem manajemen mutu yang disarankan dalam standar ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah standar international yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (Quality Objective) serta pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis organisasi / perusahaan berdasarkan persyaratan 8 klausul ISO 9001:2008, yaitu :

1) Ruang lingkup 2) Rujukan normatif 3) Istilah dan definisi 4) Sistem manajemen mutu

5) Tanggung jawab manajemen 6) Manajemen sumber daya 7) Realisasi produk

8) Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.

Sistem ISO 9001:2008 akan membantu perusahaan menjalankan bisnis lebih terorganisir dan sistematik sehingga produk dan kualitas layanan dapat memberikan kepuasan pelanggan secara optimal. Sampai tahun 2008, sudah banyak perusahaan yang tersebar di sejumlah Negara yang telah mengimplementasikan dan memperoleh sertifikat ISO 9001. Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan, tuntutan konsumen / pelanggan maupun tuntutan persaingan pasar global. Berdasarkan survey oleh organisasi ISO, banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut telah memperoleh manfaat yang signifikan dari implementasi ISO 9001:2008, manfaat tersebut yaitu :

1) Manfaat ISO 9001:2008 bagi organisasi / Perusahaan, a) Peningkatan efiesiensi tingkat operasional

b) Peningkatan efiesiensi tingkat organisasi c) Peningkatan produktivitas

d) Peningkatan kinerja proses secara terus-menerus e) Mendapatkan kepercayaan konsumen / pelanggan

f) Mempertinggi posisi organisasi / perusahaan dalam persaingan pasar.

Maanfaat ini dapat tercapai jika :

i. Proses dokumentasi yang ditetapkan secara efektif menyebabkan pekerjaan dapat dilakukan secara konsisten.

ii. Variasi yang tidak memenuhi standar mutu dapat diminimalkan dan tingkat kesalahan dapat dihindarkan.

iii. Implementasi proses tindakan perbaikan dan pencegahan secara efektif menyebabkan solusi permanen terhadap permasalahan dapat diterapkan. iv. Pekerjaan ulang dan waste diminimalkan.

v. Kinerja direview secara teratur dan fokus pada pencapaian target.

vi. Penerapan pendekatan proses secara efektif akan menyebabkan organisasi fokus pada proses bisnis.

vii. Proses pemantauan dan pengukuran kinerja proses dilakukan secara terus-menerus.

viii. Proses bisnis yang fokus pada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

2) Manfaat ISO 9001:2008 bagi konsumen,

a) Produk dan jasa bermutu sesuai dengan harapan konsumen / pelanggan. b) Meningkatnya kepuasan konsumen / pelanggan.

c) Kepercayaan yang tinggi, resiko transaksi yang rendah.

Manfaat tersebut dapat dicapai jika :

i. Kesinambungan implementasi akan meningkatkan kemampuan perusahaan yang lebih focus pada pelanggan.

ii. Perusahaan akan berorientasi pada keberhasilan dalam pemenuhan harapan konsumen secara lebih efektif.

iii. Identifikasi harapan konsumen dapat dilakukan secara sistematis, serta digunakan untuk masukan dalam sasaran dan proses bisnis ditingkatkan untuk mendukung sasaran tersebut.

iv. Keluhan pelanggan ditindaklanjuti secara efektif dan ketidakpuasan pelanggan di masa mendatang selalu diupayakan dapat diminimalkan.

v. Pengelolaan proses-proses sistem manajemen yang efektif menghasilkan masalah terhadap kualitas tidak ditentukan oleh pelanggan, namun telah dikendalikan secara efektif oleh perusahaan.

3) Manfaat ISO 9001:2008 bagi karyawan,

a) Meningkatnya kepuasan karyawan dalam bekerja. b) Meningkatnya kebanggan terhadap perusahaan.

c) Timbulnya proses pembelajaran bagi keberhasilan dalam bekerja.

Manfaat tersebut dapat dicapai jika :

i. Proses bisnis yang sistematis akan menuntun karyawan bekerja secara sistematis pula.

ii. Tingkat stress karyawan yang diakibatkan oleh ketidakjelasan dengan tidak adanya sistem yang mendukung mereka bekerja dapat diminimalkan.

iii. Sertifikasi yang diperoleh dari implementasi akan memberikan dampak positif terhadap rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.

iv. Prosedur terdokumentasi, instruksi kerja yang informative, alur kerja yang jelas dapat memberikan kesempatan karyawan baru untuk secara cepat untuk beradaptasi dan karyawan lama mampu meminimalkan kesalahan dalam bekerja.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan kajian awal kerangka teoritis yang telah diuraikan melalui studi kepustakaan, penulis telah membuat kerangka analisis mengenai hubungan antara implementasi sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap kinerja perusahaan. Kerangka analisis dipaparkan melalui gambar di bawah ini.

Gambar 1. Kerangka Analisis

Dalam menyusun tesis ini digunakan kerangka analisa yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Mempelajari visi, misi, nilai – nilai serta sasaran dan strategi bisnis perusahaan. Hal ini dilakukan untuk memahami cita – cita perusahaan yang tertuang dalam visi dan misi. Pemahaman ini akan mempermudah dalam

menurunkan ke dalam strategi pengembangan sumber daya manusia. PT HK mempunyai 3 strategi bisnis yang merupakan

2. Mengidentifikasikan strategi bisnis perusahaan yaitu dengan melihat strategi bisnis perusahaan maka dapat ditentukan arahan untuk menyusun strategi MSDM yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Penetuan arahan strategi bisnin menggunakan teori Anshoff

3. Strategic Human Resouces Management (SHRM) atau MSDM strategis yangideal untuk perusahaan.

4. Setelah dilakukan arahan yang ideal untuk MSDM strategis dapat ditentukan arahan strategi pengembangan SDM yang ideal untuk perusahaan.

5. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan SDM yang saat ini dilakukan oleh PT Hutama Karya.

6. Mengidentifikasi kesenjangan antara strategi pengembangan SDM yang saat ini dilakukan oleh Departemen Human Resources dengan arahan strategi pengembangan yang tepat untuk perusahaan.

7. Menyusun rancangan penyempurnaan dan implementasi strategi pengembangan SDM yang ideal untuk PT Hutama Karya.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang sering dipakai dalam bidang studi atau penelitian tentang manusia dan berbagai bentuk tingkah

lakuya. Pendekatan ini digunakan karena banyak perilaku manusia yang sulit dikuantifikasikan, apalagi penghayatan terhadap berbagai pengalaman pribadi (Poerwandari, 1998).

Karakteristik dari penelitian kualitatif antara lain tidak mengambil sampel dalam jumlah banyak, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, tidak kaku dan tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konteks penelitian.

Kelebihan metode penelitian kualitatif yaitu keluasan dan kedalaman yang memungkinkan penulis mempelajari masalah – masalah tertentu secara mendalam dan mendetil, hal ini disebabkan karena pengumpulan informasi peneliti tidak dibatasi pada kategori – kategori tertentu (Poerwandari, 1998).

3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian

Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai alat untuk mengukur bagaimana penerapan pengembangan sumber daya manusia di PT Hutama Karya, dan untuk melihat apakah pelatihan dan pengembangan sudah cukup terpenuhi.

3.4 Populasi dan Sampling

Populasi dari penelitian ini adalah lima jabatan yang berada pada level manajerial di PT Hutama Karya. Mereka diharapkan memilki pengetahuan dan informasi yang langsung berkaitan dengan strategi pengembangan SDM yang dibutuhkan PT Hutama Karya. Teknik sampling menggunakan purposive. Seperti telah dikemukakan oleh Sugiyono (2007), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Narasumber yang dipilih dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan dalam penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan data

Bila dilihat dari sumber data, maka data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya dan tanpa perantara sedangkan data sekunder diambil secara tidak langsung dari sumbernya (Irawan, 2004). Pengambilandata pada penelitian ini adalah dengan cara mengumpulkan data primer dari pemangku jabatan melalui wawancara terfokus pada data – data penting yang sesuai dengan kebutuhan penelitian (Poerwandari, 2001) dalam hal ini proses wawancara terfokus pada kemampuan – kemampuan yang dibutuhkan organisasi untuk dapat bersaing dalam industri dan mencapai sasaran strategi bisnis perusahaan. Metode serta tujuan pengumpulan data dan sumber informasinya akan dijabarkan pada tabel berikut.

Table 1. Perincian Pengumpulan Data

No Informasi yang dibutuhkan Metode Sumber Informasi Tujuan Data Primer

1 Sasaran dan strategi perusahaan GM SDM&Umum GM Pengembangan GM Keuangan GM Operasi 1&2 Menentukan arahan SHRM dan SHRD di PT Hutama Karya 2 Strategi dan Implementasi

pengembangan Semua narasumber PT Hutama Karya Mengetahui penerapan strategi pengembangan SDM PT Hutama Karya Rancangan strategi dan

implementasi pengembangan SDM Semua narasumber PT Hutama Karya Mendapatkan saran, masukan serta kesepakan mengenai penyempurnaan rancangan strategi dan

implementasi pengembangan SDM di PT Hutama Karya Data Sekunder

Profil Perusahaan Studi Dokumen Data Perusahaan Mengetahui sejarah dan perkembangan

perusahaan

Visi, Misi dan Nilai-nilai Mengetahui visi,misi

dan nilai-nilai perusahaan

Proses Bisnis Mengetahui proses

bisnis perusahaan Penerapan fungsi

pengembangan bisnis

Mengetahui strategi serta sasaran strategi bisnis perusahaan Kajian Teori Studi Literatur Data Kepustakaan Mengetahui materi

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diintepretasikan temuannya kepada orang lain (Sugiono, 2006). Tahapan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.Pada tahapan ini data-data yang sudah terkumpul dibuat

transkripnya, yakni dengan cara menyederhanakan informasi yang terkumpul ke dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami.Setelah itu data-data yang terkumpul dipilih sesuai dengan fokus penelitian ini dan diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam mengkategorikan data-data yang terkumpul.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal-hal yang tidak diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiono, 2006).

3. Penyajian Data

Data yang sudah terangkum ditafsirkan dan dijelaskan untuk menggambarkan rancangan penyempurnaan strategi pengembangan SDM beserta rancangan implementasinya.

4. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang sudah dilakukan.Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kurang jelas sehingga diteliti menjadi lebih jelas (Sugiyono, 2006).

BAB 4

PROFIL PERUSAHAAN

4.1 Latar Belakang Perusahaan

PT SUCOFINDO (Persero) merupakan perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 oleh Negara Republik Indonesia bersama dengan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS) yang merupakan perusahaan inspeksi terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa, Swiss. Hingga saat ini SGS memiliki 5% saham dari PT SUCOFINDO (Persero) dan 95% saham lainnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Sebelum berbentuk PT, SUCOFINDO merupakan suatu lembaga pemerintah yaitu Lembaga Penyelenggara Perusahaan Industri (LPPI). Pada tahun 1956, lembaga ini ditransformasi oleh pemerintah menjadi perusahaan joint venture bekerja sama dengan Societe General de Surveillance (SGS) SA Geneva Swiss.

Pada awalnya, saham masing-masing sebesar 50%, sampai akhirnya berubah dengan komposisi seperti saat ini. Bisnis SUCOFINDO bermula dari kegiatan penunjang perdagangan terutama pemeriksaan komoditas pertanian kemudian berkembang menjadi pemeriksaan produk dalam rangka menunjang kelancaran arus barang dan pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor impor.

Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha, SUCOFINDO melakukan langkah kreatif dan menawarkan inovasi jasa-jasa baru berbasis kompetensinya. Diversifikasi tersebut meliputi Inspeksi dan Audit, Pengujian dan Analisa, Sertifikasi, Pelatihan, dan Konsultasi, yang terbagi 152 jenis jasa. Keanekaragaman jenis jasa

perusahaan dikemas secara terpadu, didukung oleh tenaga professional yang ahli di bidangnya, kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional serta jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan perusahaan. Pengalaman di bidang Inspeksi, Supervisi, pengkajian, dan pengujian menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi nasional terbesar di Indonesia. Melalui pendekatan manajemen terpadu, SUCOFINDO bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya dalam menghadapi pasar global.

4.2 Jasa Sertifikasi

PT.SUCOFINDO adalah salah satu dari lembaga sertifikasi pertama di Indonesia dan terdaftar sebagai anggota ALSI (Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia) dan operasi SUCOFINDO berakreditasi ISO 17020 dan ISO 17025 serta memiliki sertifikat ISO 9001 dan melaksanakan inspeksi berdasarkan standar-standar international yang disepakati. SUCOFINDO memiliki cakupan sertifikasi untuk sistem manajemen (Mutu, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja), Sertifikasi produk dan HACCP serta berbagai sertifikasi yang lain. PT.SUCOFINDO sendiri memiliki auditor-auditor yang mempunyai kualifikasi yang lengkap untuk berbagai sektor usaha.

Pelaksanaan sertifikasi ISO 9001:2008 oleh PT.SUCOFINDO dilakukan sesuai proses sertifikasi kesesuaian Sistem Manajemen Mutu organisasi / perusahaan terhadap persyaratan standar seri ISO 9001:2008 dilakukan dengan tahapan berikut : a) Pendefinisian ruang lingkup sertifikasi.

b) Kunjungan pendahuluan dilakukan untuk melihat gap analisis dan diagnosis Antara standar yang diterapkan oleh organisasi terhadap ISO 9001:2008.

c) Audit sertifikasi dilakukan delam dua tahap, yaitu : 1. Tahap 1 :

Audit pendahuluan yakni audit dokumen dan pre-audit untuk menguji tingkat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di organisasi, guna persiapan pelaksanaan audit sertifikasi.

2. Tahap 2:

Audit sertifikasi yakni audit komprehensif untuk menilai efektivitas penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan sistem dokumentasi yang telah dibuat dan ruang lingkup aplikasi sistem manajemen mutu.

d) Sertifikat akan diterbitkan oleh SUCOFINDO-ICS sesuai dengan ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan standar yang diaplikasikan oleh perusahaan serta berlaku selama 3 tahun sejak tanggal pengesahaannya. Sertifikat baru bisa diterbitkan setelah organisasi melakukan tindak perbaikan (corrective action) terhadap hasil temuan audit.

e) Audti pengawasan akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS untuk memantau tingkat pemeliharaan sistem manajemen organisasi.

f) Audit sertifikasi-Ulang akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS setelah 3 tahun dengan melakukan audit sertifikasi secarakeseluruhan terhadap organisasi yang telah disertifikasi.

g) Pelaporan / Sertifikasi akan dikeluarkan berdasarkan penerapan yang efektif dan dibuktikan dengan hasil audit yang memuaskan, PT.SUCOFINDO akan menerbitkan sertifikat ISO 9001:2008.

4.3 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

PT.SUCOFINDO (Persero) selaku perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia mempunyai Visi, Misi dan nilai perusahaan sebagai berikut, yaitu :

A. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan jasa yang terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan pemastian di Indonesia dan ASEAN.

B. Misi Perusahaan

1) Kami menyediakan layanan yang inovatif, handal dan berkualitas tinggi dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi dan jasa terkait kepada pelanggan.

2) Kami mewujudkan lingkungan kerja yang menantang, apresiatif dan berlandaskan pengetahuan bagi karyawan.

3) Kami menciptakan nilai bagi pemegang saham dan berkontribusi kepada perekonomian dan masyarakat di tempat kami beroperasi.

C. Nilai-nilai Perusahaan 1) Fokus Pelanggan

Mengerti kebutuhan pelanggan, memberi solusi serta pelayanan terbaik kepada pelanggan.

2) Inovasi

Selalu melakukan inovasi sesuai kebutuhan atau kecenderungan pasar dengan memanfaatkan kompetensi dan teknologi, serta melakukan terobosan dalam proses kerja agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Mengembangkan sikap individu yang dapat diandalkan dan memiliki kompetensi yang sesuai standar.

4) Integritas

Mengutamakan kejujuran, transparasi dan konsistensi antara pikiran, perkataan dan perbuatan.

5) Independensi

Bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak luar perusahaan. 6) Kewirausahaan

Selalu menciptakan peluang usaha, jejaring, dan berani mengambil resiko dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas dan risiko.

7) Kerjasama

Bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan melalui sinergi berdasarkan prinsip saling percaya dan berbagi pengetahuan.

4.3 Struktur Organisasi

4.5 Prinsip GCG

PT. Hutama Karya, menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance – GCG) dengan standar tinggi yang merupakan komitmen dari seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan. Prinsip-prinsip GCG perusahaan yang baik yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, Responsibility, Independensi, Fairness, kemandirian dan kewajaran telah tertanam dalam nilai-nilai perusahaan dan menjadi budaya perusahaan.Tujuan dari upaya peningkatan penerapan GCG di PT. Hutama Karya adalah, untuk memaksimalkan nilai perseroan dengan terlaksananya pengelolaan perseroan secara profesional dan mandiri, berlandaskan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan ini juga termasuk memperkuat daya saing dan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak, memastikan terlaksananya tanggung jawab sosial perseroan terhadap stakeholders.

4.6 INFRASTRUKTUR GCG

PT. Hutama Karya telah memiliki kelengkapan berbagai kebijakan yang mengatur pelaksanaan GCG yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan mengacu pada berbagai ketentuan yang berlaku di Indonesia. Perangkat GCG yang berlaku di PT. Hutama Karya adalah sebagai berikut:

a. Panduan Tata Kelola (Code of Corporate Governance) Merupakan panduan bagi manajemen dan seluruh jajaran PT. Hutama Karya dalam implementasi prinsip-prinsip GCG pada pelaksanaan kegiatan sehari-hari sehingga

diharapkan hal ini akan dapat berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan di mata pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan.

b. Panduan Perilaku (Code of Conduct) Merupakan pedoman bagi setiap individu di Perseroan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. Panduan Perilaku tersebut berisi, antara lain, visi dan misi, komitmen dan praktik usaha Perseroan. Didalamnya juga dijabarkan nilai-nilai utama Perseroan, pedoman kerja organisasi, hubungan industrial, usaha dan pemerintah. Code of Conduct yang telah ditandatangani oleh seluruh pegawai.

c. Panduan bagi Komisaris dan Direksi (Board Manual) Board Manual yang mengatur hubungan kerja antara Direksi dengan Dekom. Merupakan acuan bagi komisaris dan direksi dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pengelolaan perusahaan. Manual tersebut terdiri dari prinsip-prinsip dan tujuan utama dari GCG, organisasi perusahaan, akuntansi finansial, kontrol internal dan kebijakan perusahaan.

STRUKTUR GCG :

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ Perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. RUPS berhak memperoleh seluruh

informasi yang relevan tentang Perusahaan dan meminta pertanggung jawaban Dewan Komisaris dan Direksi yang berkaitan dengan pengelolaan Perseroan.

DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ utama perusahaan dengan tugas dan tanggungjawab secara mengawasi pengelolaan Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi

Dalam dokumen PROPOSAL TESIS (3) id. docx (Halaman 11-46)

Dokumen terkait