• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL TESIS (3) id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL TESIS (3) id. docx"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI SERTIFIKASI

ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Erfianto Bagus Yudhono

Proposal Tesis Program Magister Manajemen Eksekutif Muda

Angkatan VIII

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Jakarta

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulisan...4

1.4 Manfaat Penulisan...5

1.5 Lingkup Penulisan...6

1.6 Sistematika Penulisan...6

BAB 2 KAJIAN TEORI...8

2.1 Sistem Manajemen Mutu...8

2.2 ISO 9001:2008...11

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...32

3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan...32

3.2 Jenis Penelitian...34

3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian...35

(3)

3.5 Metode Pengumpulan data...36

3.6 Metode Analisis Data...37

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN...39

4.1 Sejarah perusahaan...39

4.2 Visi dan Misi...42

(4)

DAFTAR TABEL

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis mendorong timbulnya suatu standar / ketentuan terhadap mutu yang sama sebagai acuan dalam mengukur kualitas dari suatu produk / jasa dan tentu juga mengukur kualitas kinerja suatu perusahaan. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis tersebut, maka suatu perusahaan harus mampu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produksi barang dan jasa yang perusahaan tersebut hasilkan. Tentu saja bukan hanya kualitas dari barang atau jasa tersebut saja yang harus ditingkatkan, tetapi juga kualitas dari kinerja perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang berada pada pasar international menyadari bahwa kualitas produk merupakan faktor yang sangat penting agar produknya dapat bersaing dengan produk-produk dari perusahaan lain / kompetitor. Dengan meningkatnya kualitas produk dan kualitas kinerja perusahaan maka diharapkan sejalan dengan meningkatnya laba / keuntungan perusahaan, hal ini menjadi salah satu strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk menunjukan eksistensinya dalam dunia bisnis.

Menurut Hansen dan Mowen (2005:21) terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas yang dapat didefinisikan :

(7)

4. Features : karakteristik pelengkap yang membedakan suatu produk dengan produk lain yang bisa memberi kesan berbeda.

5. Reliability : keandalan suatu produk jika digunakan selama waktu tertentu.

6. Durability : tingkat keawetan produk yang digambarkan dengan unsur ekonomis produk atau seberapa lama produk memberi manfaat ekonomis.

7. Conformance : kesesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 8. Fitness for Use : kesesuaian produk dengan fungsi-fungsi seperti yang di

pasarkan.

Dibutuhkan suatu standar / ketentuan yang sama untuk mengukur seberapa bagus tingkat kualitas layanan yang diberikan suatu perusahaan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan saingannya. Pada saat ini yang menjadi acuan / standar jelas dari jaminan kualitas produk / jasa perusahaan adalah dengan menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan suatu standard layanan international yang diakui secara global. Sertifikasi ISO 9001:2008 adalah sertifikasi sistem manajemen mutu yang bermanfaat dalam peningkatan performa organisasi, meningkatkan kepercayaan pelanggan dan daya saing organisasi. Dengan penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan laba / keuntungan yang maksimal, baik dari kegiatan operasional maupun kegiatan non-operasional perusahaan.

(8)

keanekaragaman jasa yang dikemas secara terpadu, mempunyai jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai kota di Indonesia serta didukung oleh 2.646 tenaga professional yang ahli di bidangnya. Selain mempunyai kapabilitas untuk menyediakan sertifikasi ISO 9001:2008, PT.SUCOFINDO juga mempunyai kapabilitas untuk menyediakan sertifikasi ISO 14000, OHSAS 18000, SA 8000, RSPO, HAACP, Manajemen Hutan Lestari, Chain of Custody, Legal Source dan lainnya.

Banyak perusahaan di Indonesia memilih SUCOFINDO sebagai penyedia sertifikasi ISO 9001:2008 bagi perusahaannya karena SUCOFINDO memiliki reputasi sebagai salah satu dari lembaga sertifikasi pertama di Indonesia dan memiliki auditor yang mempunyai kualifikasi yang lengkap untuk berbagai sector usaha, SUCOFINDO juga memiliki jaringan layanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan bermitra dengan lembaga sertifikasi asing dan Negara tujuan ekspor, SUCOFINDO juga terdaftar sebagai anggota ALSI (Asosiasi Lembaga Sertifikasi Indonesia) sehingga dalam melaksanakan inspeksi berdasarkan standar-standar internasional yang disepakati dan operasi SUCOFINDO berakreditasi ISO 17020 dan ISO 17025, serta bersertifikat ISO 9001.

(9)

benar perolehan sertifikasi ISO 9001:2008 dapat meningkatkan kinerja perusahaan, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Implementasi Sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap Peningkatan kinerja perusahaan”.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat bahwa banyak perusahaan yang menginginkan untuk memiliki sertifikasi ISO guna meningkatkan profit perusahaanya, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini, yaitu :

1. Apakah ada dampak yang diperoleh perusahaan dengan memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 dengan kinerja perusahaan?

2. Apa benar dengan memiliki sertifikasi ISO maka kinerja perusahaan akan meningkat?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya maka tujuan yang dicapai dalam tesis yaitu :

1. Diketahui apakah ada hubungan atau dampak antara memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dengan kinerja perusahaan.

2. Diketahui apakah dengan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 maka kinerja perusahaan akan meningkat.

(10)

Penulisan tesis ini diharapkan dapat membawa manfaat yang berarti bagi perusahaan dan juga penulis.

1. Manfaat untuk perusahaan

Mendapatkan feedback berupa kepuasan pelanggan / klien terhadap pelayanan dari PT.SUCOFINDO (Persero) sebagai penyedia jasa sertifikasi pada umumnya dan untuk divisi Sertifikasi ISO (SICS) di PT.SUCOFINDO (Persero) pada khususunya

2. Manfaat untuk penulis

Mampu membuat karya tulis yang dapat memberikan pengetahuan tentang hubungan antara memperoleh sertifikasi ISO terhadap kinerja perusahaan. 3. Manfaat akademis

Memperkaya konsep tentang ISO 9001:2008 dan hubungannya dengan kinerja perusahaan.

1.5 Lingkup Penulisan

Ruang lingkup ini dibuat untuk membuat pembatasan terhadap cakupan topik tesis.Pembatasan ini diperlukan karena luasnya bidang kajian dan keterbatasan waktu yang tersedia. Maka ruang lingkup dalam tesis ini adalah:

1. Perusahaan yang diambil hanya perusahaan yang melakukan sertifikasi ISO oleh PT.SUCOFINDO (Persero).

(11)

yang bergerak dibidang manufaktur.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : BAB 1: PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, lingkupan penulisan dan sistematika penulisan.

BAB 2: KAJIAN TEORI

Bab ini berisi kajian terhadap konsep – konsep yang relevan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan. BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi kerangka analisis, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan metode analisis data.

BAB 4: PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini berisi mengenai profil PT SUCOFINDO (Persero) seperti latar belakang perusahaan, jasa perusahaan, struktur perusahaan, visi, misi dan nilai perusahaan.

BAB 5: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang analisis mengenai data hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan penelitian ini.

(12)
(13)

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) menurut Gaspersz (2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang ataupun jasa) terhadap kebutuhan persyaratan tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Gaspersz (2008:273) membagi Sistem Manajemen Mutu menjadi dua macam, yaitu Sistem Manajemen Mutu Informal dan Sistem Manajemen Mutu Formal.

Dalam Sistem Manajemen Mutu Informal, manajemen dalam suatu perusahaan bebas untuk menyusun atau membangun model Sistem Manajemen Mutu Organisasi, tanpa perlu terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi formal. Pihak manajemen perusahaan menyusun model Sistem Manajemen Mutu yang akan diterapkan di dalam organisasinya berdasarkan pemahaman dan keyakinan pihak manajemen akan prinsip-prinsip Manajemen Mutu.

(14)

Australian Business Excellence Award (ABEA), Kanada berupa Canadian Quality Award (CQA), Jepang berupa Deming Prize (DP) dan Amerika Serikat berupa Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sedangkan sistem manajemen mutu formal yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik Quality Award (APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan European Quality Award (EQA). Sedangkan sistem manajemen mutu formal yang diakui secara international menurut Gaspersz (2008:264) adalah ISO. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miguel (2005:38) setidaknya terdapat 76 Sistem Manajemen Mutu yang berlaku secara nasional pada masing-masing negara di seluruh dunia. Negara-negara tersebut mengadopsi salah satu atau kombinasi dari sistem manajemen mutu European Quality Award (EQA), Deming Prize (DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Dan sebanyak 68% dari Negara-negara tersebut mengadopsi dari Baldrige.

Lembaga ISO adalah organisasi yang merangkum sejumlah kepentingan dalam perumusan standar secara independen. Lembaga ISO yang berdiri sejak 1974 pada awalnya tidak khusus merancang standar yang dipakai pada perdagangan, namun dalam perjalanannya kebutuhan standar tidak terlepas dari persyaratan dunia perdagangan. Keberhasilan ISO 9000 pada tahun 1987 menjadikan ISO sebagai standar yang dinilai paling fair dalam perdagangan dunia (Thaheer, 2005). Menurut LPJK (2005), sistem akreditasi dan sertifikasi ISO merupakan pengakuan atas konsistensi standar Sistem Manajemen Mutu.

(15)

sertifikasi secara international. IAF menaungi lebih dari 30 badan akreditasi nasional diseluruh dunia, diantaranya Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Indonesia. Menurut Brown and Van der Wiele, (1998); Mears and Voehl, (1995); Meyer and Allen, (1997); Zink, (1994) dalam Mei Feng, Mile’ Terziovski and Danny Samson, (2006) sistem manajemen mutu ISO dapat dikelompokan dalam tiga framework yaitu :

1. Perencanaan sertifikasi ISO

2. Komitmen organisasi atau perusahaan terhadap mutu 3. Penerapan prosedur standar yang telah ditetapkan.

2.2 ISO 9001:2008 kompetitif adalah dengan mengikuti sistem manajemen mutu yang disarankan dalam standar ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah standar international yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (Quality Objective) serta pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis organisasi / perusahaan berdasarkan persyaratan 8 klausul ISO 9001:2008, yaitu :

(16)

5) Tanggung jawab manajemen 6) Manajemen sumber daya 7) Realisasi produk

8) Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.

Sistem ISO 9001:2008 akan membantu perusahaan menjalankan bisnis lebih terorganisir dan sistematik sehingga produk dan kualitas layanan dapat memberikan kepuasan pelanggan secara optimal. Sampai tahun 2008, sudah banyak perusahaan yang tersebar di sejumlah Negara yang telah mengimplementasikan dan memperoleh sertifikat ISO 9001. Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan, tuntutan konsumen / pelanggan maupun tuntutan persaingan pasar global. Berdasarkan survey oleh organisasi ISO, banyak dari perusahaan-perusahaan tersebut telah memperoleh manfaat yang signifikan dari implementasi ISO 9001:2008, manfaat tersebut yaitu :

1) Manfaat ISO 9001:2008 bagi organisasi / Perusahaan, a) Peningkatan efiesiensi tingkat operasional

b) Peningkatan efiesiensi tingkat organisasi c) Peningkatan produktivitas

d) Peningkatan kinerja proses secara terus-menerus e) Mendapatkan kepercayaan konsumen / pelanggan

f) Mempertinggi posisi organisasi / perusahaan dalam persaingan pasar.

Maanfaat ini dapat tercapai jika :

i. Proses dokumentasi yang ditetapkan secara efektif menyebabkan pekerjaan dapat dilakukan secara konsisten.

(17)

iii. Implementasi proses tindakan perbaikan dan pencegahan secara efektif menyebabkan solusi permanen terhadap permasalahan dapat diterapkan. iv. Pekerjaan ulang dan waste diminimalkan.

v. Kinerja direview secara teratur dan fokus pada pencapaian target.

vi. Penerapan pendekatan proses secara efektif akan menyebabkan organisasi fokus pada proses bisnis.

vii. Proses pemantauan dan pengukuran kinerja proses dilakukan secara terus-menerus.

viii. Proses bisnis yang fokus pada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

2) Manfaat ISO 9001:2008 bagi konsumen,

a) Produk dan jasa bermutu sesuai dengan harapan konsumen / pelanggan. b) Meningkatnya kepuasan konsumen / pelanggan.

c) Kepercayaan yang tinggi, resiko transaksi yang rendah.

Manfaat tersebut dapat dicapai jika :

i. Kesinambungan implementasi akan meningkatkan kemampuan perusahaan yang lebih focus pada pelanggan.

ii. Perusahaan akan berorientasi pada keberhasilan dalam pemenuhan harapan konsumen secara lebih efektif.

iii. Identifikasi harapan konsumen dapat dilakukan secara sistematis, serta digunakan untuk masukan dalam sasaran dan proses bisnis ditingkatkan untuk mendukung sasaran tersebut.

iv. Keluhan pelanggan ditindaklanjuti secara efektif dan ketidakpuasan pelanggan di masa mendatang selalu diupayakan dapat diminimalkan.

(18)

3) Manfaat ISO 9001:2008 bagi karyawan,

a) Meningkatnya kepuasan karyawan dalam bekerja. b) Meningkatnya kebanggan terhadap perusahaan.

c) Timbulnya proses pembelajaran bagi keberhasilan dalam bekerja.

Manfaat tersebut dapat dicapai jika :

i. Proses bisnis yang sistematis akan menuntun karyawan bekerja secara sistematis pula.

ii. Tingkat stress karyawan yang diakibatkan oleh ketidakjelasan dengan tidak adanya sistem yang mendukung mereka bekerja dapat diminimalkan.

iii. Sertifikasi yang diperoleh dari implementasi akan memberikan dampak positif terhadap rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.

iv. Prosedur terdokumentasi, instruksi kerja yang informative, alur kerja yang jelas dapat memberikan kesempatan karyawan baru untuk secara cepat untuk beradaptasi dan karyawan lama mampu meminimalkan kesalahan dalam bekerja.

(19)
(20)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Analisis dan Pembahasan

(21)

Gambar 1. Kerangka Analisis

Dalam menyusun tesis ini digunakan kerangka analisa yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

(22)

menurunkan ke dalam strategi pengembangan sumber daya manusia. PT HK mempunyai 3 strategi bisnis yang merupakan

2. Mengidentifikasikan strategi bisnis perusahaan yaitu dengan melihat strategi bisnis perusahaan maka dapat ditentukan arahan untuk menyusun strategi MSDM yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Penetuan arahan strategi bisnin menggunakan teori Anshoff

3. Strategic Human Resouces Management (SHRM) atau MSDM strategis yangideal untuk perusahaan.

4. Setelah dilakukan arahan yang ideal untuk MSDM strategis dapat ditentukan arahan strategi pengembangan SDM yang ideal untuk perusahaan.

5. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi strategi pengembangan SDM yang saat ini dilakukan oleh PT Hutama Karya.

6. Mengidentifikasi kesenjangan antara strategi pengembangan SDM yang saat ini dilakukan oleh Departemen Human Resources dengan arahan strategi pengembangan yang tepat untuk perusahaan.

7. Menyusun rancangan penyempurnaan dan implementasi strategi pengembangan SDM yang ideal untuk PT Hutama Karya.

3.2 Jenis Penelitian

(23)

lakuya. Pendekatan ini digunakan karena banyak perilaku manusia yang sulit dikuantifikasikan, apalagi penghayatan terhadap berbagai pengalaman pribadi (Poerwandari, 1998).

Karakteristik dari penelitian kualitatif antara lain tidak mengambil sampel dalam jumlah banyak, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, tidak kaku dan tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan pada kecocokan konteks penelitian.

Kelebihan metode penelitian kualitatif yaitu keluasan dan kedalaman yang memungkinkan penulis mempelajari masalah – masalah tertentu secara mendalam dan mendetil, hal ini disebabkan karena pengumpulan informasi peneliti tidak dibatasi pada kategori – kategori tertentu (Poerwandari, 1998).

3.3 Penyusunan Alat Ukur yang Digunakan dalam Penelitian

Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai alat untuk mengukur bagaimana penerapan pengembangan sumber daya manusia di PT Hutama Karya, dan untuk melihat apakah pelatihan dan pengembangan sudah cukup terpenuhi.

3.4 Populasi dan Sampling

(24)

dengan pertimbangan tertentu. Narasumber yang dipilih dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan dalam penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan data

(25)

Table 1. Perincian Pengumpulan Data

No Informasi yang dibutuhkan Metode Sumber Informasi Tujuan Data Primer

Profil Perusahaan Studi Dokumen Data Perusahaan Mengetahui sejarah dan perkembangan

perusahaan

Visi, Misi dan Nilai-nilai Mengetahui visi,misi

dan nilai-nilai Kajian Teori Studi Literatur Data Kepustakaan Mengetahui materi

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diintepretasikan temuannya kepada orang lain (Sugiono, 2006). Tahapan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Pengumpulan Data

(26)

transkripnya, yakni dengan cara menyederhanakan informasi yang terkumpul ke dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami.Setelah itu data-data yang terkumpul dipilih sesuai dengan fokus penelitian ini dan diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam mengkategorikan data-data yang terkumpul.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal-hal yang tidak diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiono, 2006).

3. Penyajian Data

Data yang sudah terangkum ditafsirkan dan dijelaskan untuk menggambarkan rancangan penyempurnaan strategi pengembangan SDM beserta rancangan implementasinya.

4. Penarikan Kesimpulan

(27)

BAB 4

PROFIL PERUSAHAAN

4.1 Latar Belakang Perusahaan

PT SUCOFINDO (Persero) merupakan perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956 oleh Negara Republik Indonesia bersama dengan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS) yang merupakan perusahaan inspeksi terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa, Swiss. Hingga saat ini SGS memiliki 5% saham dari PT SUCOFINDO (Persero) dan 95% saham lainnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Sebelum berbentuk PT, SUCOFINDO merupakan suatu lembaga pemerintah yaitu Lembaga Penyelenggara Perusahaan Industri (LPPI). Pada tahun 1956, lembaga ini ditransformasi oleh pemerintah menjadi perusahaan joint venture bekerja sama dengan Societe General de Surveillance (SGS) SA Geneva Swiss.

Pada awalnya, saham masing-masing sebesar 50%, sampai akhirnya berubah dengan komposisi seperti saat ini. Bisnis SUCOFINDO bermula dari kegiatan penunjang perdagangan terutama pemeriksaan komoditas pertanian kemudian berkembang menjadi pemeriksaan produk dalam rangka menunjang kelancaran arus barang dan pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor impor.

(28)

perusahaan dikemas secara terpadu, didukung oleh tenaga professional yang ahli di bidangnya, kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional serta jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan perusahaan. Pengalaman di bidang Inspeksi, Supervisi, pengkajian, dan pengujian menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi nasional terbesar di Indonesia. Melalui pendekatan manajemen terpadu, SUCOFINDO bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya dalam menghadapi pasar global.

4.2 Jasa Sertifikasi

(29)

Pelaksanaan sertifikasi ISO 9001:2008 oleh PT.SUCOFINDO dilakukan sesuai proses sertifikasi kesesuaian Sistem Manajemen Mutu organisasi / perusahaan terhadap persyaratan standar seri ISO 9001:2008 dilakukan dengan tahapan berikut : a) Pendefinisian ruang lingkup sertifikasi.

b) Kunjungan pendahuluan dilakukan untuk melihat gap analisis dan diagnosis Antara standar yang diterapkan oleh organisasi terhadap ISO 9001:2008.

c) Audit sertifikasi dilakukan delam dua tahap, yaitu : 1. Tahap 1 :

Audit pendahuluan yakni audit dokumen dan pre-audit untuk menguji tingkat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di organisasi, guna persiapan pelaksanaan audit sertifikasi.

2. Tahap 2:

Audit sertifikasi yakni audit komprehensif untuk menilai efektivitas penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan sistem dokumentasi yang telah dibuat dan ruang lingkup aplikasi sistem manajemen mutu.

d) Sertifikat akan diterbitkan oleh SUCOFINDO-ICS sesuai dengan ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan standar yang diaplikasikan oleh perusahaan serta berlaku selama 3 tahun sejak tanggal pengesahaannya. Sertifikat baru bisa diterbitkan setelah organisasi melakukan tindak perbaikan (corrective action) terhadap hasil temuan audit.

e) Audti pengawasan akan dilakukan oleh SUCOFINDO-ICS untuk memantau tingkat pemeliharaan sistem manajemen organisasi.

(30)

g) Pelaporan / Sertifikasi akan dikeluarkan berdasarkan penerapan yang efektif dan dibuktikan dengan hasil audit yang memuaskan, PT.SUCOFINDO akan menerbitkan sertifikat ISO 9001:2008.

4.3 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

PT.SUCOFINDO (Persero) selaku perusahaan inspeksi pertama dan terbesar di Indonesia mempunyai Visi, Misi dan nilai perusahaan sebagai berikut, yaitu :

A. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan jasa yang terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan pemastian di Indonesia dan ASEAN. perekonomian dan masyarakat di tempat kami beroperasi.

C. Nilai-nilai Perusahaan 1) Fokus Pelanggan

Mengerti kebutuhan pelanggan, memberi solusi serta pelayanan terbaik kepada pelanggan.

2) Inovasi

Selalu melakukan inovasi sesuai kebutuhan atau kecenderungan pasar dengan memanfaatkan kompetensi dan teknologi, serta melakukan terobosan dalam proses kerja agar menjadi lebih efektif dan efisien.

(31)

Mengembangkan sikap individu yang dapat diandalkan dan memiliki kompetensi yang sesuai standar.

4) Integritas

Mengutamakan kejujuran, transparasi dan konsistensi antara pikiran, perkataan dan perbuatan.

5) Independensi

Bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak luar perusahaan. 6) Kewirausahaan

Selalu menciptakan peluang usaha, jejaring, dan berani mengambil resiko dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas dan risiko.

7) Kerjasama

(32)

4.3 Struktur Organisasi

(33)

4.5 Prinsip GCG

PT. Hutama Karya, menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance – GCG) dengan standar tinggi yang merupakan komitmen dari seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan. Prinsip-prinsip GCG perusahaan yang baik yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggung jawaban, Responsibility, Independensi, Fairness, kemandirian dan kewajaran telah tertanam dalam nilai-nilai perusahaan dan menjadi budaya perusahaan.Tujuan dari upaya peningkatan penerapan GCG di PT. Hutama Karya adalah, untuk memaksimalkan nilai perseroan dengan terlaksananya pengelolaan perseroan secara profesional dan mandiri, berlandaskan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan ini juga termasuk memperkuat daya saing dan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak, memastikan terlaksananya tanggung jawab sosial perseroan terhadap stakeholders.

4.6 INFRASTRUKTUR GCG

PT. Hutama Karya telah memiliki kelengkapan berbagai kebijakan yang mengatur pelaksanaan GCG yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan mengacu pada berbagai ketentuan yang berlaku di Indonesia. Perangkat GCG yang berlaku di PT. Hutama Karya adalah sebagai berikut:

(34)

diharapkan hal ini akan dapat berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan di mata pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan.

b. Panduan Perilaku (Code of Conduct) Merupakan pedoman bagi setiap individu di Perseroan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. Panduan Perilaku tersebut berisi, antara lain, visi dan misi, komitmen dan praktik usaha Perseroan. Didalamnya juga dijabarkan nilai-nilai utama Perseroan, pedoman kerja organisasi, hubungan industrial, usaha dan pemerintah. Code of Conduct yang telah ditandatangani oleh seluruh pegawai.

c. Panduan bagi Komisaris dan Direksi (Board Manual) Board Manual yang mengatur hubungan kerja antara Direksi dengan Dekom. Merupakan acuan bagi komisaris dan direksi dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pengelolaan perusahaan. Manual tersebut terdiri dari prinsip-prinsip dan tujuan utama dari GCG, organisasi perusahaan, akuntansi finansial, kontrol internal dan kebijakan perusahaan.

STRUKTUR GCG :

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

(35)

informasi yang relevan tentang Perusahaan dan meminta pertanggung jawaban Dewan Komisaris dan Direksi yang berkaitan dengan pengelolaan Perseroan.

DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ utama perusahaan dengan tugas dan tanggungjawab secara mengawasi pengelolaan Perseroan dan memberikan nasihat kepada Direksi jika dipandang perlu demi kepentingan Perseroan. Dewan Komisaris bertanggung jawab memastikan agar Direksi dalam kondisi apapun memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris PT. Hutama karya (Persero) selalu berpegang teguh kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan, panduan Bagi Dewan Komisaris dan Direksi (Board manual) dan Etika Dewan Komisaris yang telah disepakati.

Prinsip-prinsip yang dikembangakan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya adalah:

1. Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan baik diminta atau tidak diminta oleh Direksi dan/atau Pemegang Saham.

2. Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris tidak akan berubah menjadi pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif Perusahaan merupakan kewenangan Direksi.

3. Pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris dilaksanakan baik untuk keputusan yang sudah diambil (ex post facto) maupun terhadap putusan yang akan diambil (preventive basis)

(36)

Komisaris secara kolektif (sebagai Board) atau dilakukan bukan hanya dengan sekedar menerima informasi dari Direksi/RUPS, melainkan juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan yang bersifat kolektif.

5. Fungsi pengawasan adalah proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Dewan Komisaris berkomitmen tinggi untuk menyediakan waktu dan melaksanakan seluruh tugas Dewan Komisaris secara bertanggung jawab

DIREKSI

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertanggungjawab atas tercapainya kepentingan, maksud dan tujuan perseroan dengan tugas memimpin, mengurus dan mengendalikan perseroan atas dasar itikad baik dan tanggungjawab. Keanggotaan dan komposisi Direksi ditetapkan Pemegang Saham dengan kualifikasi personil yang memiliki integritas, keahlian, kompetensi dan reputasi yang memadai.Direksi membentuk struktur organisasi yang bertanggungjawab dalam mengelola perusahaan. Direksi dibantu oleh Kepala Satuan Pengawas Intern (KSPI), Sekretaris Perusahaan, dan struktural yang dibentuk berdasarkan kebutuhan.Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SPI, auditor eksternal dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

(37)

(seluruh anggota Direksi secara kolektif) mempunyai wewenang pengurusan atas tugas yang secara khusus dipercayakan kepada seorang Anggota Direksi dan karenanya wajib melaksanakannya.Direksi Bertanggung Jawab dalam memenuhi Key Performance Indicator (KPI) yang jelas, lengkap, dan berimbang, baik dari aspek keuangan maupun nonkeuangan untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan Perseroan sesuai dengan Statement Corporate Intent (SCI), Melaksanakan RJPP dan RKAP dengan penuh tanggung jawab, Membangun dan menanfaatkan teknologi informasi, menindaklanjuti temuan-temuan audit baik internal maupun eksternal dan melaporkannya ke Dewan Komisaris, melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Dewan Komisaris dan menyelenggarakan Rapat.

KOMITE AUDIT

(38)

WEWENANG KOMITE AUDIT

 Untuk melakukan tugas-tugasnya Komite Audit berhak untuk mendapatkan akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana dan asset serta sumberdaya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

 Komunikasi secara langsung dengan pihak terkait termasuk informasi, kegiatan operasional, keuangan dan manajemen Perusahaan.

 Melakukan pengujian secara uji petik atau mengadakan inspeksi ke lokasi apabila diperlukan.

 Melakukan koordinasi dengan Komite Manajemen Risiko.

 Atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mencari masukan dari para profesional diluar perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atas beban perusahaan.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT

 Komite Audit memiliki tugas membuat Program Kerja Tahunan Komite Audit yang disahkan oleh Dewan Komisaris• Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan serta hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal

 Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas peran dan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal.

(39)

 Melakukan penelaahan atas efektifitas sistem pengendalian internal Perusahaan.

 Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaanya.

 Memberikan saran dan masukan atas permasalahan yang diajukan oleh Dewan Komisaris.

 Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Komite Manajemen Resiko membantu Dewan Komisaris dalam menyusun kebijakan penilaian resiko dan pengelolaan resiko serta dalam mengkaji kecukupan, kelengkapan dan efektivitas penerapan proses-proses manajemen resiko yang dilakukan Perseroan, dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan yang dirasakan perlu, kepada Dewan Komisaris.

Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris dan bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugas serta dalam pelaporannya.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE RISIKO

(40)

 Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan penyelenggaraan manajemen risiko termasuk proses awal, proses inti dan proses penunjang.

 Mengevaluasi langkah langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pemegang Saham dan peraturan perundangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian, khususnya dalam aspek Manajemen Risiko.

 Melakukan evaluasi terhadap permohonan atau usulan Direksi yang berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan Direksi, serta melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris.

(41)

WEWENANG KOMITE RISIKO

 Untuk melakukan tugas-tugasnya Komite Manajemen Risiko berhak untuk mendapatkan akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana dan aset serta sumberdaya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

 Komunikasi secara langsung dengan pihak terkait termasuk informasi, kegiatan operasional, keuangan dan manajemen Perusahaan.

 Melakukan pengujian secara uji petik atau mengadakan inspeksi ke lokasi apabila diperlukan.

 Melakukan koordinasi dengan Komite Audit.

 Atas persetujuan Dewan Komisaris dapat mencari masukan dari para profesional diluar perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas atas beban perusahaan.

Rapat Komite Manajemen Risiko dilaksanakan sekurang kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan dan hasilnya harus dilaporkan secara tertulis kepada Dewan Komisaris PT. Hutama Karya (Persero). Di luar rapat berkala tersebut, Komite Manajemen Risiko dapat melakukan rapat sesuai kebutuhan dengan agenda yang disepakati bersama oleh anggota Komite Manajemen Risiko.

SEKRETARIS PERUSAHAAN

(42)

dengan regulator dan lembaga-lembaga lain, baik kalangan investor, masyarakat luas dan stakeholders lainnya. Selain itu, Sekretaris Perusahaan juga melaksanakan tugas-tugas lain yang dipercayakan Direksi sehubungan dengan peran sebagai pengelola informasi yang terkait dengan lingkungan bisnis Perseroan.

Dengan kedudukannya seperti itu, Perusahaan menyadari pentingnya peranan Sekretaris Perusahaan dalam memperlancar hubungan antara organ perseroan, hubungan antara perseroan dengan stakeholders serta dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan hubungan baik dengan stakeholder, khususnya pemegang saham, akan sangat mendukung kelancaran bisnis dan pengembangan usaha perseroan.

SATUAN PENGAWAS INTERN

Satuan Pengawas Intern (SPI) sebagai salah satu unsur di dalam organisasi PT. Hutama Karya guna membantu manajemen sesuai fungsinya melalui current audit di dalam pengendalian dan pengawasan efektivitas kinerja perusahaan, sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran perusahaan di tahun 2011 dapat dicapai sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan, sehingga di tahun 2011 kita dapat meningkatkan kinerja perusahaan kita dari tahun-tahun sebelumnya.

(43)

konsultasi mengenai pengawasan dan pengendalian; dan koordinasi dengan Komite Audit untuk mengevaluasi kinerja Perseroan dan menangani permasalahan hasil audit yang dilaksanakan oleh pengawas fungsional internal maupun eksternal.

Rencana Masa Depan

Sebagai upaya untuk mendukung Strategi Utama yang ditetapkan Perseroan yaitu Pertumbuhan (Growth Strategy), Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha berdasarkan formulasi antara integrasi vertikal dan integrasi horizontal. Strategi Integrasi Vertikal lebih pada upaya perbaikan operasional melalui backward integration yang lebih menekankan pada upaya memperbaiki daya saing dengan memperbaiki supply chain dan forward integration yang lebih menekankan perbaikan daya saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya rework dan keterlambatan delivery. Strategi ini diformulasi dengan strategi integrasi horizontal sebagai upaya memperkuat forward integration terutama dalam memenangkan persaingan dengan para pesaing di industri konstruksi guna mendapatkan kinerja operasional yang maksimal.Perencanaan strategi Perseroan, lebih pada mensinergikan dan mengintegrasikan kompetensi yang dimiliki oleh seluruh anak perusahaan dalam memaksimalkan kemampuan bisnis utama HK.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Garavan, Thomas N., Pat Costine, and Noreen Heraty. "The Emergence of Strategic Human Resource Development."Journal of European Industrial Training 19.10 (1995): 4-10. Print.

Garavan, Thomas N. "Strategic Human Resource Development." Journal of European Industrial Training 15.1 (1991): n. pag. Print.

Hunger, J. David, and Thomas L. Wheelen. Strategic Management. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 2000. Print.

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2004.

McCracken, Martin, and Mary Wallace. "Towards a Redefinition of Strategic HRD."Journal of European Industrial Training 24.5 (2000): 281-90. Print.

(45)

Millmore, Mike, Phillip Lewis, Mark Saunders, Adrian Tornhill, and Trevor Morrow. Strategic Human Resource Management: Contemporary Issues. Harlow: Financial Times Prentice Hall, 2007. Print.

Nugroho, et al., Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing

media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights.

Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and

HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG and HIVOS. 2012. 44

Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT Rineka Cipta, Jakarta

Poerwandari, E.K. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001.

Porter, Michael E. Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. New York: Free, 1980. Print.

(46)

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta : Jakarta, 2007.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Analisis
Table 1. Perincian Pengumpulan Data
Gambar 2. Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Membantu Kepala Cabang menjalankan, menerapkan dan mengevaluasi sistem manajemen mutu, lingkungan, resiko, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di unit kerjanya yang saat

Menerapkan Peraturan Perundang- undangan Jasa Konstruksi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta Pengendalian Lingkungan Kerja dan Mutu Mengkaji Ruang

 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.  Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis berapa besar level risiko manajemen keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan dan mutu pada setiap variabel dan faktor risiko

a) Ditetapkan sesuai visi, misi, nilai-nilai Perusahaan. b) Mencakup tujuan sistem manajemen yang terkait dengan mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja,

Membantu Kepala Cabang menjalankan menerapkan dan mengevaluasi sistem manajemen mutu, lingkungan, resiko, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di unit kerjanya yang saat