• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (KPBK) PENGAWAS PEKERJAAN INTERIOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (KPBK) PENGAWAS PEKERJAAN INTERIOR"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1

KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

(KPBK)

PENGAWAS PEKERJAAN INTERIOR

A. PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Pelatihan Berdasarkan kompetensi perlu diselenggarakan karena adanya ”Kesenjangan Kompetensi” (Competency Gap). Apabila tidak ada kesenjangan kompetensi sebenarnya tidak perlu pelatihan dan dapat mengikuti uji kompetensi, kecuali apabila terjadi perubahan penerapan metode pelaksanaan tugas baru sesuai tuntutan perkembangan pengalaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau untuk penyegaran kembali.

Pada dasarnya tugas Manajemen Mutu Pelatihan Berdasarkan Kompetensi adalah untuk memenuhi tuntutan ”Kompetensi Yang Diinginkan” atau upaya memperkecil, bila perlu menghilangkan ”Kesenjangan Kompetensi” (Competency Gap) yaitu perbedaan kompetensi yang ada dengan kompetensi yang diinginkan dalam hal ini tuntutan yang harus dicapai dinyatakan ”Kompetensi Minimal” seperti digambarkan dalam matrik di bawah ini :

Permasalahan atau persoalannya adalah sudah adakah rincian kompetensi suatu tugas pekerjaan/ jabatan sebagai alat tolok ukur untuk mengukur kesenjangan kompetensi dan perangkat lainnya untuk melakukan Pelatihan Berdasarkan Kompetensi.

(2)

2

Untuk mendapatkan tolok ukur yang akan dipergunakan mengukur kesenjangan kompetensi maupun penyusunan Standar Kompetensi Jabatan dapat dilakukan analisis kompetensi jabatan dengan metodologi tertentu.

Dalam hal tertentu memang diperlukan pencapaian nilai kompetensi 100% yaitu apabila tugas / pekerjaannya mengandung risiko sangat tinggi, misalnya pilot pesawat terbang atau ahli bedah, perencanaan dan pelaksanaan gelagar jembatan dengan bentang sangat panjang dan sebagainya.

Namun karena masih banyaknya hambatan, perbedaan persepsi, kendala dan hal-hal lain serta mengingat masih dalam tahap transisi, maka pada kondisi tertentu tingkat pencapaian yang dianggap berhasil sementara dapat ditentukan dibawah 100%, misalnya minimal 75% yang makin lama makin dinaikkan.

Dengan uraian diatas perlu kiranya segera ada perubahan persepsi bahwa pelatihan tidak sekedar melaksanakan kursus, target sekian, realisasi sekian, tetapi diperlukan suatu pengelolaan melalui suatu proses sebagai ”Benang Merah” yang merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan maupun dilompati.

b. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum Pelatihan

Salah satu unsur proses yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan Pelatihan adalah tersedianya Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi yang disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kerja.

Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK) untuk pemangku jabatan kerja dilingkungan sektor jasa konstruksi berdasarkan : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/ PRT/M/2009, tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, lampiran II Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi dan DSM/PUSAT-4/PP/11 Rev.03.

Pengertian Kurikulum menurut Permen PU Nomor : 14/PRT/M/2009, Tentang Pedoman Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi pasal 1, butir 3 sebagai berikut: Kurikulum Pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu.

(3)

3

c. Penyusunan Kurikulum Mengacu SKK

Penyusunan Kurikulum dan Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi dilakukan dengan mentransformasi unsur Standar Kompetensi Kerja menjadi unsur-unsur Mata atau Materi Pelatihan, dengan uraian sebagai berikut :

a. Judul Unit Kompetensi merepresentasi Judul Mata Materi Pelatihan.

b. Judul Elemen Kompetensi merepresentasi Judul Silabus Pelatihan dirumuskan menjadi Bab Materi/ Modul Pelatihan.

c. Judul Kriteria Unjuk Kerja (KUK) merepresentasi Judul Sub Silabus Materi Pelatihan dirumuskan menjadi Sub Bab Materi/ Modul Pelatihan.

Adapun tahapan utama proses penyusunan kurikulum adalah : a. Strategi Pencapaian Tujuan Kompetensi

Strategi pencapaian tujuan kompetensi dalam pembuatan kerangka silabus / sub silabus berdasarkan identifikasi dan analisis serta kajian posisi Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan (IUK) masing-masing Kriteria Unjuk Kerja (KUK) terhadap Aspek Kompetensi, Tingkat Kinerja, dan Dimensi Kompetensi. b. Identifikasi dan analisis Kompetensi

Identifikasi dan analisis kompetensi mengacu pada judul Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja. Setiap Kriteria Unjuk Kerja dianalisis persyaratan kompetensinya untuk mengungkapkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, kemudian dirangkum dan dirumuskan silabus dan sub silabusnya.

c. Strategi pencapaian tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan rumusan silabus / sub silabus, kemudian dikaji dan ditetapkan :

a) Kegiatan pembelajaran Teori (T) dan/ atau Praktek (P) b) Metodologi dan media pembelajaran

c) Waktu Pembelajaran

Waktu pembelajaran dihitung dari masing-masing Kriteria Unjuk Kerja, melalui cara mengukur perkiraan waktu pembelajaran yang dibutuhkan berdasarkan kajian Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan (IUK) dan fakta peserta pelatihan, dengan mempertimbangkan beberapa variabel seperti pengalaman kerja, latar belakang, tingkat dan mutu pendidikan formal yang disesuaikan dengan sosial budaya tenaga kerja.

(4)

4

Secara matriks dapat digambarkan sebagai berikut :

NO. KODE/ JUDUL UNIT KOMPETENSI : ... ELEMEN KOMPETENSI : ...

Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dan Indikator Unjuk Kerja (IUK)

Silabus Pembelajaran Metoda/ Media Pembelajaran

Waktu Pembelajaran

T P T P JML

Dari hasil identifikasi silabus, strategi pencapaian tujuan pelatihan dan pembelajaran dapat dituangkan dalam format Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi.

B. TUJUAN PELATIHAN

Perumusan tujuan pelatihan mengacu kepada pencapaian minimal kompetensi yang ditentukan dengan indikator kompetensi yaitu : Dalam kondisi tertentu (K) mampu melakukan suatu pekerjaan (X), sesuai volume, dimensi dan estetika yang ditentukan (Y), dengan kualitas sesuai standar mutu/ spesifikasi (Z), dan selesai dalam tempo yang ditentukan (T).

Penetapan waktu dan metodologi Pelatihan dapat disesuaikan dengan variabel-variabel kondisi peserta pelatihan dan tersedianya prasarana dan sarana pelaksanaan Pelatihan, namun yang pasti dan paling penting tetap berpegang teguh kepada tercapainya tujuan pelatihan yang sudah ditentukan.

Tujuan Pelatihan dirumuskan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan mampu : melakukan pengawasan pekerjaan interior dalam rangka mengendalikan mutu dan waktu pekerjaan berdasarkan gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknis.

b. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan mampu :

1) Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

(5)

5

2) Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

3) Melakukan Persiapan Kerja Pengawasan 4) Mengawasi pekerjaan plafon

5) Mengawasi

Pekerjaan Dinding dan Partisi

6) Mengawasi

Pekerjaan Lantai

7)

Mengawasi pekerjaan Perabot (furniture)

8) Melaksanakan Pekerjaan Akhir Pengawasan 9) Membuat Laporan Hasil Pengawasan

C. PERSYARATAN PESERTA PELATIHAN a. Persyaratan Peserta

Peserta adalah tenaga kerja konstruksi yang memiliki : a. Sikap, perilaku, dan potensi yang meliputi :

1) Moral yang baik;

2) Dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasi; 3) Kemampuan menjaga reputasi diri dan perusahaannya; 4) Jasmani dan rohani yang sehat;

5) Motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi / profesional; b. Berijazah serendah-rendahnya SMK Bangunan .

c. Pengalaman kerja minimal 6 (enam) tahun dibidang iluminasi

b. Seleksi Peserta

Seleksi dilakukan untuk menjamin peserta Pelatihan akan ditempatkan pada posisi atau peran sesuai kompetensi yang didapat dari pelatihan.

D. LAMA PELATIHAN

Berdasarkan hasil analisis dan kajian posisi Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan (IUK) telah dihitung kebutuhan waktu pembelajaran di klas dalam menit, kemudian diformulasikan ke dalam jam pelajaran @ 45 menit menjadi sebagai berikut :

1. Mata Pelatihan Kompetensi Umum = 5 jam pelajaran.

2. Mata Pelatihan Kompetensi Inti = 53 jam pelajaran

3. Mata Pelatihan Kompetensi Pilihan / Khusus = - jam pelajaran.

4. Praktek / Studi Kasus = 16 jam pelajaran

5. Evaluasi / Ujian = 8 jam pelajaran

(6)

6

E. MATA PELATIHAN : Pengawas Pekerjaan Iluminasi

II. Kompetensi Inti Kompetensi Inti Mata Pelatihan

Jam Pelatihan (mnt atau JPL) Teori Praktek Jumlah

1.

Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) 135 - 135 3 - 3 1.1 Menginventarisasi Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi 1.1 Menginventarisasi Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) 45 - 45 1.2 Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi 1.2 Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) 45 - 45 1.3 Mengevaluasi pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.3 Mengevaluasi pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan

(7)

7

dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi

2

Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja 90 - 90 2 - 20 2.1 Menginterpretasi kan informasi dan instruksi atasan

2.1 Menginterpretasi kan informasi dan instruksi kerja 30 - 30 2.2 Melakukan komunikasi dengan rekan kerja 2.2 Mengomunikasi-kan instruksi kerja 30 - 30 2.3 Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit terkait 2.3 Melaksanakan koordinasi 30 - 30 3. Melakukan Persiapan Pengawasan Pekerjaan interior Melakukan Persiapan Pengawasan Pekerjaan interior 180 90 270 4 2 6 3.1 Menginventarisasi dokumen yang akan digunakan untuk menyusun rencana kerja pengawasan 3.1 Menginventarisasi dokumen kerja pengawasan 45 - 45 3.2 Melakukan peninjauan ke lokasi kerja

3.2 Meninjau lokasi kerja 45 - 45

3.3 Memeriksa contoh bahan (material) untuk pekerjaan interior yang diajukan pelaksana 3.3 Memeriksa contoh bahan (material) 45 45 90 3.4 Membuat program kerja berdasarkan dokumen kontrak 3.4 Membuat program kerja

45

45

90

4. Mengawasi pekerjaan plafon Mengawasi pekerjaan plafon 180 180 360 4 4 8 4.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan plafon 4.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan plafon 45 - 45 4.2 Memeriksa bahan pembentuk plafon 4.2 Memeriksa bahan pembentuk plafon 30

30

60

(8)

8

4.3 Memeriksa leveling

dan marking bentuk plafon

4.3 Memeriksa leveling dan marking bentuk plafon

30

50

80

4.4 Mengontrol proses pekerjaan plafon 4.4 Mengontrol proses pekerjaan plafon

30

50

80

4.5 Mengevaluasi hasil pekerjaan plafon 4.5 Mengevaluasi hasil pekerjaan plafon 45 50 95 5. Mengawasi pekerjaan dinding dan partisi

Mengawasi pekerjaan

dinding dan partisi 180 180 360

4 4 8 5.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan dinding dan partisi 5.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan dinding dan partisi 45 - 45 5.2 Memeriksa bahan pembentuk dinding dan partisi 5.2 Memeriksa bahan pembentuk dinding dan partisi 30

30

60 5.3 Memeriksa bahan penutup dinding dan partisi 5.3 Memeriksa bahan penutup dinding dan partisi

30

50

80

5.4 Mengontrol proses pekerjaan dinding, partisi, kusen, pintu, dan jendela

5.4 Mengontrol proses pekerjaan

30

50

80

5.5 Mengevaluasi hasil pekerjaan dinding dan atau partisi

5.5 Mengevaluasi hasil pekerjaan dinding dan atau partisi

45 50 95 6. Mengawasi pekerjaan lantai Mengawasi pekerjaan lantai 225 135 360 5 3 8 6.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan lantai 6.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan lantai 45 - 45 6.2 Memeriksa bahan (material) penutup lantai 6.2 Memeriksa bahan (material) penutup lantai

45

45

80

(9)

9

6.3 Mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan lantai 6.3 Mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan lantai

90

45

80

6.4 Mengevaluasi hasil pekerjaan lantai 6.4 Mengevaluasi hasil pekerjaan lantai 45 45 90

7.

Mengawasi Pekerjaan Perabot (Furniture) Mengawasi Pekerjaan Perabot (Furniture)

225

90

315

5

2

7

7.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan perabot (furniture) 7.1 Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan perabot (furniture) 45 - 45 7.2 Memeriksa pembuatan furniture sesuai bentuk, ukuran, dan spesifikasi perabot (furniture) di bengkel perabot 7.2 Memeriksa pembuatan furniture

45

-

45

7.3 Mengontrol proses penempatan perabot (furniture)sesuai dengan tata letak

7.3 Mengontrol proses penempatan perabot

90

45

135

7.4 Mengevaluasi hasil pekerjaan perabot (furniture) 7.4 Mengevaluasi hasil pekerjaan perabot (furniture) 45 45 90 8. Melaksanakan Pekerjaan Akhir Pengawasan Pekerjaan Akhir Pengawasan 225 225 450 5 5 10 8.1 Mengawasi pelaksanaan uji coba teknis dan material

(commisioning test)

8.1 Mengawasi

pelaksanaan uji coba teknis dan material (commisioning test) 45 45 90 8.2 Menganalisis kemajuan pelaksanaan pekerjaan (opname) 8.2 Menganalisis kemajuan pekerjaan (opname) 45 90 105 8.3 Mengevaluasi kemajuan/progres pekerjaan 8.3 Mengevaluasi kemajuan/progres pekerjaan 90 60 150

(10)

10

8.4 Menyusun

kelengkapan data untuk proses akhir pengawasan

8.4 Menyusun

kelengkapan data untuk proses akhir pengawasan

45 30 90

9. Membuat Laporan Hasil Pengawasan

Membuat Laporan Hasil Pengawasan

135 135 270

3 3 6

9.1 Menginvetarisasi data hasil kegiatan pengawasan

9.1 Data Hasil Kegiatan Pengawasan

45 15 60

9.2 Mengklasifikasi data laporan teknis dan non teknis

9.2 Klasifikasi Data Laporan

45 30 75

9.3 Menyusun laporan 9.3 Penyusunan Laporan

45 90 135

Jumlah jam Pelajaran Kompetensi Inti Menit 1575 1035 2610

JPL 35 23 58

III. Kompetensi Khusus / Pilihan

Mata Pelatihan Khusus / Pilihan

Kegiatan

Teori Praktek Jumlah

IV Studi Kasus / Praktek Studi Kasus / Praktek

Kegiatan

Teori Praktek Jumlah

1. Studi Kasus Studi Kasus 8 - 8

2. Peninjauan Lapangan Peninjauan lapangan 8

Jumlah jam Pelajaran Studi Kasus / Peninjauan Lapangan

8

8

16

V Studi Kasus / Praktek Studi Kasus / Praktek

1. Evaluasi

8

-

8

(11)

11

F. HASIL BELAJAR

Struktur uraian materi mata pelatihan mengacu analisis dan kajian posisi IUK, dikembang kan sebagai berikut :

 Unit Kompetensi direpresentasikan sebagai : judul materi mata Pelatihan dan dirumuskan sebagai Tujuan Pembelajaran Umum

 Elemen Kompetensi sebagai judul : Silabus dirumuskan menjadi : Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian, direpresentasikan sebagai Silabus Materi Pelatihan

 Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dirumuskan sebagai : Indikator hasil pelatihan, dapat direpresentasikan sebagai Sub Silabus Materi Pelatihan.

 Uraian detail materi pelatihan berupa modul atau audio visual selalu mengacu kepada hasil analisia dan kajian posisi Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan yang relevan.

a. Mata Pelatihan Kompetensi Umum

1. Judul Mata Pelatihan : Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) merepresentasikan

Unit Kompetensi, Menerapkan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem

Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L).

Tujuan Pembelajaran Umum:

Mampu menerapkan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem

Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

.

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian: 1) Mampu menginventarisasi Peraturan Perundang-Undangan, Sistem

Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi sebagai sub silabus :

Menginventarisasi Peraturan Perundang-Undangan, Sistem

Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

(12)

12

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi.

1.2 Merangkum Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi

1.3 Mendokumentasikan hasil inventarisasi berdasarkan rangkuman tentangPeraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi

.

2) Mampu melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan iluminasi sebagai sub silabus : Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

,

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Mengidentifikasi rencana pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi disusun berdasarkan hasil identifikasi.

2.2 Memeriksa realisasi pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi.

2.3 Membuat laporan Realisasi pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem

(13)

13

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi

.

3) Mampu mengevaluasi pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi sebagai sub silabus : Mengevaluasi pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Memverifikasi hasil pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi

3.2 Menganalisis hasil pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi.

3.3 Menyimpulkan hasil pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dalam pengawasan pekerjaan iluminasi

.

2.

Judul Mata Pelatihan : Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

merepresentasikan Unit Kompetensi: Melakukan Komunikasi di Tempat

Kerja.

Tujuan Pembelajaran Umum:

Mampu : Melakukan Komunikasi di Tempat Kerja

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian:

1) Mampu menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja dari atasan sebagai sub silabus : Menginterpretasikan Informasi dan

(14)

14

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi informasi dan instruksi atasan yang terkait dengan pekerjaan

1.2 Menyusun langkah kerja berdasarkan informasi dan instruksi atasan

1.3 Melakukan instruksi dari atasan dengan penuh rasa tanggungjawab

2) Mampu melakukan komunikasi dengan rekan kerja sebagai sub

silabus Mengomunikasikan Instruksi Kerja

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Menjelaskan informasi yang didapat dari atasan langsung kepada rekan kerja.

2.2 Melaksanakan pembagian tugas dalam tim terkait pelaksanaan pekerjaan berdasarkan instruksi atasan langsung.

2.3 Merumuskan hal-hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pekerjaan dengan rekan kerja

3) Mampu melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sebagai sub silabus : Melaksanakan Koordinasi,

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1

Mengidentifikasi rencana koordinasi pengawasan

pekerjaan dengan pihak terkait.

3.2 Melakukan koordinasi dengan pihak terkait sesuai jadwal. 3.3 Mengevaluasi kesesuaian hasil koordinasi pelaksanaan

pekerjaan dengan rencana semula.

b. Mata Pelatihan Kompetensi Inti

1. Judul Mata Pelatihan : Persiapan Kerja Pengawasan merepresentasikan

Unit Kompetensi Melakukan Persiapan Kerja Pengawasan pekerjaan interior.

Tujuan Pembelajaran Umum.

(15)

15

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian

1) Mampu: Menginventarisasi dokumen yang akan digunakan untuk menyusun rencana kerja pengawasan sebagai sub silabus :

Menginventarisasi dokumen.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi dokumen pelaksanaan pekerjaan interior dengan cermat.

1.2 Menjelaskan dokumen pelaksanaan pekerjaan interior dengan rinci.

1.3 Membuat catatan hasil identifikasi dokumen pelaksanaan pekerjaan interior untuk menyusun rencana kerja pengawasan

.

.

2) Mampu: Melakukan peninjauan ke lokasi kerja sebagai sub silabus

Meninjau Lokasi Kerja.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Mengidentifikasi secara cermat lokasi kerja berdasarkan lingkup pekerjaan dan permasalahan yang akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan

2.2 Memeriksa kondisi dan kesiapan lokasi kerja

2.3 Membuat laporan hasil peninjauan sesuai format yang tersedia

3) Mampu: memeriksa contoh bahan (material) untuk pekerjaan interior yang diajukan pelaksana sebagai sub silabus : Memeriksa Contoh

Bahan (material).

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Mengidentifikasi Contoh bahan (material) yang terkait dengan pekerjaan interior

3.2 Membandingkan kesesuaian kualitas contoh material/bahan iluminasi terhadap spesifikasi teknis dalam dokumen kontrak dan harus ada penandaan sesuai dengan standar.

3.3 Membuat laporan hasil pemeriksaan terhadap contoh bahan (material) yang diajukan pelaksana sesuai format yang tersedia

.

4) Mampu Membuat program kerja berdasarkan dokumen kontrak

(16)

16

4.1 Mengidentifikasi secara cermat semua pekerjaan yang telah

ditetapkan berdasarkan persyaratan dokumen kontrak kerja. 4.2 Memeriksa peralatan dan perlengkapan pengawasan untuk

menjamin semuanya dalam kondisi siap pakai. 4.3 Menyusun jadwal rencana kerja dengan lengkap

.

2. Judul Materi: Mengawasi pekerjaan plafon merepresentasikan Unit Kompetensi Mengawasi pekerjaan plafon.

Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: Mengawasi pekerjaan plafon

.

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian 1) Mampu: Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan plafon sebagai

sub silabus : Memeriksa Kesiapan pekerjaan plafon Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi rencana kerja pekerjaan plafon yang disampaikan pelaksana dengan teliti.

1.2 Memeriksa gambar dan metoda kerja yang diajukan pelaksana secara cermat

1.3 Memeriksa kelengkapan dan kelayakan peralatan serta perlengkapan yang akan digunakan dengan teliti.

1.4 Memeriksa kesiapan kondisi lapangan sesuai dengan rencana pekerjaan.

1.5 Membuat laporan kesiapan rencana pelaksanaan pekerjaan 1.6 Mendokumentasikan rencana pekerjaan yang telah disetujui

dengan baik

.

2) Mampu memeriksa bahan pembentu plafon sebagai sub silabus:

memeriksa bahan pembentu plafon. Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Membandingkan kesesuaian jenis, dimensi, dan tekstur bahan pembentuk plafon terhadap contoh yang disetujui

2.2 Membuat catatan atas hasil pemeriksaan bahan pembentuk plafon dengan lengkap

(17)

17

2.3 Menetapkan keputusan penggunaan material berdasarkan hasil

pemeriksaan

3) Mampu memeriksa leveling dan marking bentuk plafon

sebagai sub

silabus:

memeriksa leveling dan marking bentuk plafon.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Mengidentifikasi Leveling marking bentuk plafon dan penempatan titik-titik instalasi yang ada di plafon, berdasarkan gambar pelaksanaan

3.2 Mencocockkan Leveling dan marking bentuk plafon yang dibuat pelaksana dengan gambar pelaksanaan

3.3 Membuat catatan hasil pemeriksaan leveling dan marking bentuk plafon secara lengkap

3.4 Membuat laporan hasil pemeriksaan leveling dan marking bentuk plafon

4) Mampu: Mengontrol proses pekerjaan plafon sebagai sub silabus : Mengontrol proses pekerjaan plafon

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Memeriksa konstruksi rangka plafon sesuai dengan bentuk dan spesifikasi plafon yang akan dibuat.

2.2 Memantau pemasangan penutup plafon sesuai dengan spesifikasi plafon yang terdapat pada gambar pelaksanaan

2.3 Membuat usulan perbaikan terhadap ketidaksesuaian dengan gambar pelaksanaan

2.4 Membuat laporan hasil pengawasan proses pekerjaan plafon sesuai format yang tersedia

5) Mampu: Mengevaluasi hasil pekerjaan penataan posisi luminer sebagai sub silabus : Evaluasi Hasil Pekerjaan Penataan Posisi

Luminer

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Mengidentifkasi daftar simak (check list) hasil pengawasan pekerjaan plafon

(18)

18

3.2 Membandingkan kesesuaian hasil pekerjaan plafon (pola dan

bentuk plafon) baik secara kualitas maupun kuantitas dibandingkan kesesuaiannya terhadap gambar kerja dan spesifikasi teknis

3.3 Memeriksa kesesuaian kelengkapan titik-titik instalasi yang terdapat pada plafon terhadap gambar pelaksanaan

3.4 Memeriksa kebersihan dan kerapian lokasi kerja dari sisa bahan-bahan yang tidak terpakai

3.5 Menyimpulkan hasil pekerjaan plafon setelah melalui pemeriksaan secara detail

3.6 Membuat rekomendasi hasil pengawasan pekerjaan plafon sesuai dengan format yang tersedia dan dilampiri daftar simak hasil pemeriksaan

3. Judul Mata Pelatihan Mengawasi Pekerjaan Dinding dan Partisi merepresentasikan Unit Kompetensi Mengawasi Pekerjaan Dinding dan

Partisi

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: Mengawasi Pekerjaan Dinding dan Partisi

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian

1) Mampu: Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan dinidng dan partisi sebagai sub silabus : Memeriksa Kesiapan pekerjaan

dinidng dan partisi.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi rencana kerja pekerjaan dinding dan partisi yang disampaikan pelaksana dengan teliti

1.2 Memeriksa gambar dan metoda kerja yang diajukan pelaksana dengan cermat

1.3 Memeriksa kelengkapan dan kelayakan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk pekerjaan dinding dan partisi dengan teliti

1.4 Memeriksa kesiapan kondisi lapangan sesuai dengan rencana pekerjaan

(19)

19

1.5 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan setelah kondisi

lapangan dinyatakan siap.

1.6 Mendokumentasikan rencana pekerjaan yang telah disetujui dengan baik dan benar

.

2) Mampu: memeriksa bahan pembentuk dinding dan partisi sebagai

sub silabus : Memeriksa bahan pembentuk dinding dan partisi

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Membandingkan kesesuaian jenis dan dimensi bahan pembentuk dinding dan atau partisi yang disampaikan pelaksana terhadap contoh yang telah disetujui

2.2 Membuat catatan atas hasil pemeriksaan bahan pembentuk dinding dan atau partisi dengan lengkap

2.3 Membuat rekomendasi penggantian bahan , jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknik dan gambar pelaksanaan

2.4 Membuat persetujuan terhadap bahan pembentuk dinding dan partisi yang telah memenuhi syarat

3) Mampu: Memeriksa bahan penutup dinding dan partisi sebagai sub

silabus: Memeriksa bahan penutup dinding dan partisi.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Membandingkan kesesuaian jenis dan dimensi bahan penutup dinding dan atau partisi yang disampaikan pelaksana terhadap contoh yang telah disetujui

3.2 Membuat catatan atas hasil pemeriksaan bahan penutup dinding dan atau partisi dengan lengkap

3.3 Membuat rekomendasi penggantian bahan , jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknik dan gambar pelaksanaan

3.4 Membuat persetujuan terhadap bahan penutup dinding dan partisi yang telah memenuhi syarat.

(20)

20

4) Mampu Mengontrol proses pekerjaan dinding, partisi, kusen, pintu, dan jendela sebagai sub silabus Mengontrol proses pekerjaan dinding, partisi, kusen, pintu, dan jendela.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

4.1 Mengidentifikasi pekerjaan dinding, partisi, kusen, pintu, dan jendela berdasarkan gambar pelaksanaan

4.2 Mengawasi proses pembuatan kusen, pintu, dan jendela di bengkel kerja (workshop) sesuai gambar kerja

4.3 Memeriksa marking untuk pembuatan dinding dan atau partisi dengan teliti

4.4 Memantau cara kerja pekerjaan dinding dan atau partisi disesuaikan dengan metoda kerja yang diajukan pelaksana 4.5 Memeriksa leveling vertikal dinding dan atau partisi secara

teliti

4.6 Mencocokkan letak lubang pintu, jendela, ventilasi pada dinding sesuai dengan gambar pelaksanaan

4.7 Memeriksa kesesuaian pemasangan kusen pintu, kusen jendela, dan kusen ventilasi terhadap gambar kerja

4.8 Memeriksa kesesuaian pemasangan daun pintu dan daun jendela beserta penggantung dan pengunci (aksesoris) dengan gambar pelaksanaan

4.9 Membuat usulan perbaikan terhadap pekerjaan dinding dan atau partisi yang tidak sesuai dengan gambar pelaksanaan 4.10 Membuat catatan-catatan hasil pengawasan proses pekerjaan

dinding dan atau partisi dengan lengkap.

5) Mampu: Mengevaluasi hasil pekerjaan pemasangan luminer sebagai

sub silabus Evaluasi Hasil Pemasangan Luminer Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

5.1 Mengidentifikasi daftar simak (cek list) hasil pemeriksaan pekerjaan dinding dan partisi

5.2 Membandingkan kesesuaian hasil pekerjaan dinding dan atau partisi baik secara kualitas maupun kuantitas terhadap gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknis

(21)

21

5.3 Memeriksa kesesuaian penempatan kusen pintu, jendela, dan ventilasi serta kelengkapan aksesorisnya terhadap gambar pelaksanaan

5.4 Memeriksa kebersihan dan kerapian lokasi kerja dari sisa bahan-bahan yang tidak terpakai

5.5 Menyimpulkan hasil pekerjaan dinding dan atau partisi setelah melalui pemeriksaan secara detail.

5.6 Membuat rekomendasi hasil pengawasan pekerjaan dinding dan atau partisi sesuai format dan dilampiri daftar simak hasil pemeriksaan

.

4. Judul Mata Pelatihan : Mengawasi pekerjaan lantai merepresentasikan Unit Kompetensi Mengawasi pekerjaan lantai.

Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: Mengawasi pekerjaan lantai

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian 1) Mampu: Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan lantai sebagai

sub silabus: Memeriksa Kesiapan Pekerjaan Lantai. Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi rencana kerja pekerjaan lantai yang disampaikan pelaksana

1.2 Memeriksa gambar dan metoda kerja yang diajukan pelaksana dengan cermat

1.3 Memriksa kelengkapan dan kelayakan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dengan cermat

1.4 Memeriksa kesiapan kondisi lapangan sesuai dengan rencana pekerjaan

1.5 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan setelah kondisi lapangan dinyatakan siap

1.6 Mendokumentasikan rencana pekerjaan yang telah disetujui dengan baik dan benar.

2) Mampu: Memeriksa bahan (material) penutup lantai sebagai sub

(22)

22

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Mencocokkan jenis dan dimensi bahan penutup lantai yang akan digunakan sesuai dengan bahan (material) yang telah disetujui bersama

2.2 Membuat catatan atas hasil pemeriksaan bahan penutup lantai dengan lengkap

2.3 Membuat rekomendasi penggantian bahan,jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknik dan gambar pelaksanaan

2.4 Membuat persetujuan terhadap bahan penutup lantai yang telah memenuhi syarat

3) Mampu: Mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan lantai sebagai

sub silabus: Mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan lantai

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Mengidentifikasi pekerjaan lantai berdasarkan gambar pelaksanaan

3.2 Memeriksa tinggi rendahnya permukaan (leveling) serta pola (marking) lantai dengan teliti

3.3 Mengontrol kesesuaian pembuatan awal penutup lantai dan cara pengakhirannya dengan metode baku dan spesifikasi yang ada 3.4 Membandingkan kesesuaian pola (marking) penutup lantai

terhadap gambar pelaksanaan

3.5 Membuat usulan perbaikan terhadap pekerjaan lantai yang tidak sesuai dengan gambar pelaksanaan

3.6 Membuat catatan-catatan hasil pengawasan proses pekerjaan secara lengkap

4) Mampu mengevaluasi hasil pekerjaan lantai sebagai sub silabus:

Evaluasi Hasil Pekerjaan Lantai

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

4.1 Mengidentifikasi daftar simak (cek list) hasil pemeriksaan pekerjaan lantai

4.2 Memriksa kualitas hasil pekerjaan lantai dari segi kerataan, dan kerapihan

(23)

23

4.3 Memeriksa pola penutup lantai kesesuaiannya terhadap gambar

pelaksanaan

4.4 Memeriksa kebersihan dan kerapian lokasi kerja dari sisa material yang tidak terpakai

4.5 Menyimpulkan hasil pekerjaan lantai setelah melalui pemeriksaan secara detail

4.6 Membuat rekomendasi hasil pengawasan pekerjaan lantai sesuai format dan dilampiri daftar simak hasil pemeriksaan

5. Judul Mata Pelatihan : Mengawasi Pekerjaan Perabot (Furniture)

merepresentasikan Unit Kompetensi Mengawasi Pekerjaan Perabot (Furniture)

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: Mengawasi Pekerjaan Perabot (Furniture)

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian

1) Mampu:

Memeriksa kesiapan pelaksanaan pekerjaan

perabot (furniture)

sebagai sub silabus :

Memeriksa

kesiapan pelaksanaan pekerjaan perabot (furniture)

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengidentifikasi rencana kerja pekerjaan perabot (furniture) yang disampaikan pelaksana dengan cermat

1.2 Memeriksa gambar dan metoda kerja yang diajukan pelaksana dengan teliti

1.3 Memeriksa kelengkapan dan kelayakan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dengan cermat

1.4 Memeriksa kesiapan kondisi lapangan sesuai dengan rencana pekerjaan

1.5 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan setelah kondisi lapangan dinyatakan siap.

1.6 Mendokumentasikan rencana kerja yang telah disetujui dengan baik dan benar

.

(24)

24

2) Mampu: Memeriksa pembuatan furniture sesuai bentuk, ukuran, dan spesifikasi perabot (furniture) di bengkel perabot sebagai sub

silabus: Memeriksa pembuatan furniture

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Membandingkan kesesuaian jenis, dimensi, dan bentuk perabot (furniture) yang akan dipasang terhadap mock up dan gambar pelaksanaan telah disetujui

2.2 Membuat catatan-catatan hasil pemeriksaan terhadap perabot (furniture) yang akan dipasang

2.3 Membuat laporan hasil pemeriksaan bentuk dan ukuran perabot (furniture)

.

3) Mampu: Mengontrol proses penempatan perabot (furniture) sesuai dengan tata letak sebagai sub silabus: Mengontrol proses

penempatan perabot.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Mengidentifikasi kembali tata letak , jenis, bentuk dan dimensi perabot (furniture) berdasarkan gambar pelaksanaan

3.2 Memeriksa kesesuaian penempatan perabot (furniture) disetiap ruang dengan tata letak pada gambar pelaksanaan

3.3 Membuat catatan-catatan hasil pengawasan penempatan perabot (furniture) sesuai format

3.4 Membuat usulan perbaikan terhadap penempatan perabot (furniture) yang tidak sesuai dengan gambar pelaksanaan.

4) Mampu : Mengevaluasi hasil pekerjaan perabot (furniture), sebagai

sub silabus Mengevaluasi hasil pekerjaan perabot (furniture)

Dengan indicator hasil pelatihan mampu :

4.1 Mengidentifikasi daftar simak (cek list) hasil pemeriksaan pekerjaan perabot (furniture)

4.2 Membandingkan kesesuaian jenis, bentuk dan kuantitas perabot (furniture) disetiap ruang terhadap spesifikasi teknik dan gambar pelaksanaan

(25)

25

4.3 Memeriksa kebersihan dan kerapian ruang yang telah terisi

perabot (furniture) dari bahan-bahan yang tidak terpakai.

4.4 Menyimpulkan hasil pekerjaan perabot (furniture) setelah melalui pemeriksaan secara detail

4.5 Membuat rekomendasi hasil pengawasan pekerjaan perabot (furniture) sesuai format dan dilampiri daftar simak hasil pemeriksaan

.

6. Judul Mata Pelatihan : Melaksanakan Pekerjaan Akhir Pengawasan

merepresentasikan Unit Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Akhir Pengawasan

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: Melaksanakan Pekerjaan Akhir Pengawasan

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian

1) Mampu: Mengawasi pelaksanaan uji coba teknis dan material (commisioning test) sebagai sub silabus : Mengawasi pelaksanaan uji coba teknis dan material (commisioning test)

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengontrol kesesuaian proses uji coba teknis dan material (commisioning test) sesuai ketentuan

1.2 Memeriksa data hasil uji coba teknis dan material (commisioning test) dengan teliti

1.3 Membuat usulan perbaikan terhadap hasil uji coba teknis dan material yang tidak sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi sesuai format yang tersedia

1.4 Memantau tindak lanjut perbaikan terhadap hasil uji coba teknis dan material yang tidak sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi dengan cermat

1.5 Menyimpulkan hasil pelaksanaan uji coba teknis dan material (commisioning test) dengan teliti.

2) Mampu: Menganalisis kemajuan pelaksanaan pekerjaan (opname) sebagai sub silabus: Menganalisis Kemajuan Pekerjaan

(26)

26

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

2.1 Mengidentifikasi volume pekerjaan, kualitas pekerjaan, dan gambar kerja sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan pelaksana

2.2 Menginventarisasi laporan data dan rekomendasi yang dibuat dari hasil pengawasan dengan cermat

2.3 Mengelompokkan data yang dibutuhkan untuk analisis kemajuan pekerjaan yang telah dilakukan pelaksana

2.4 Membandingkan kesesuaian kualitas hasil pekerjaan terhadap persyaratan yang terdapat dalam spesifikasi teknik dan gambar pelaksanaan

2.5 Menghitung kuantitas hasil pekerjaan dengan teliti untuk mendapatkan hasil opname.

2.6 Merangkum hasil analisis kuantitas dan kualitas pekerjaan kedalam format yang tersedia

3) Mampu: Mengevaluasi kemajuan/progres pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak sebagai sub silabus: Evaluasi Kemajuan

Pekerjaan.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Mengidentifikasi jadwal kerja dan rencana pencapaian progress termasuk kurva S pekerjaan iluminasi pelaksana secara cermat 3.2 Menganalisis kemajuan pekerjaan dengan teliti

3.3 Membandingkan hasil perhitungan kemajuan pekerjaan terhadap rencana kerja dan BQ

3.4 Membuat usulan perbaikan terhadap ketidaktercapaian kemajuan kerja/progres sesuai prosedur

3.5 Mengawasi tindak lanjut berdasarkan usulan perbaikan dengan teliti

3.6 Menyimpulkan hasil pemeriksaan terhadap usulan perbaikan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dengan cermat

3.7 Merangkum hasil evaluasi kemajuan/progres pekerjaan sesuai format.

(27)

27

4) Mampu : Menyusun kelengkapan data untuk proses akhir

pengawasan, sebagai sub silabus Penyusunan Kelengkapan Data

untuk Proses Akhir Pengawasan

Dengan indicator hasil pelatihan mampu :

4.6 Mengidentifikasi kebutuhan data untuk proses serah terima pekerjaan dan penyusunan laporan akhir

4.7 Memeriksa kelengkapan data untuk proses serah terima pekerjaan dan penyusunan laporan akhir

4.8 Membuat rekomendasi terhadap hasil pemeriksaan

Kelengkapan data untuk proses serah terima pekerjaan dan penyusunan laporan akhir sesuai format

.

7. Judul Mata Pelatihan : Laporan Hasil Pengawasan merepresentasikan Unit Kompetensi Membuat Laporan Hasil Pengawasan.

Tujuan Pembelajaran Umum.

Mampu: Membuat Laporan Hasil Pengawasan

Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian 1) Mampu: Menginvetarisasi data hasil kegiatan pengawasan sebagai

sub silabus : Inventarisasi Data Hasil Pengaawasan.

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

1.1 Mengumpulkan data yang dibutuhkan dan rekomendasi yang telah dibuat untuk bahan penyusunan laporan

1.2 Memeriksa laporan pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan dan bulanan dengan teliti

1.3 Merangkum hasil pemeriksaan laporan kegiatan sebagai bahan untuk penyusunan laporan

2) Mampu: Mengklasifikasi data laporan teknis dan non teknis sebagai

sub silabus : Mengklasifikasi Data Laporan.

(28)

28

2.1 Memverifikasi data hasil kegiatan pengawasan dan data

pendukung (berita acara uji coba, berita cara serah terima pekerjaan, photo dokumentasi, Prosedur Operasional Standar (POS) peralatan, Gambar Purna Bangun/as-built drawing) dengan teliti

2.2 Memvalidasi data hasil kegiatan pengawasan dan data pendukung lainnya

2.3 Mengelompokan data hasil kegiatan pengawasan baik yang bersifat teknis maupun non-teknis dengan teliti

2.4 Merangkum hasil klasifikasi data laporan sebagai bahan untuk penyusunan laporan

3) Mampu: Menyusun laporan sebagai sub silabus: Penyusunan

Laporan

Dengan indikator hasil pelatihan mampu:

3.1 Memeriksa format laporan bulanan, triwulan, akhir dan khusus (jika ada) sesuai dengan standar laporan yang telah ditetapkan dengan teliti.

3.2 Membuat draft laporan bulanan, triwulan, akhir dan khusus sesuai dengan format yang telah ditetapkan dengan cermat 3.3 Mengonsultasikan draft laporan kepada atasan untuk mendapat

arahan terhadap penyempurnaan laporan

3.4 Melakukan penyempurnaan draft laporan sehingga menjadi laporan yang dapat diterima oleh semua pihak

3.5 Menyusun bukti hasil kegiatan pengawasan sebagai data pendukung laporan (berita acara uji coba, berita cara serah terima pekerjaan, foto dokumentasi, Prosedur Operasional Standar (POS) peralatan, Gambar Purna Bangun/as-built drawing secara teratur

3.6 Mendokumentasikan laporan hasil pengawasan sesuai POS

G. STRATEGI PEMBELAJARAN

a. Metodologi Pencapaian Tujuan Pelatihan

Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka metodologi

(29)

29

pencapaian tujuan pelatihan perlu disesuaikan sehingga lebih efektif, antara lain : Participatory Training, E Training, Multimedia Based Training, Distance Training atau metodologi lainnya yang tepat.

Untuk mengembangkan metodologi pelatihan tersebut diatas perlu didukung dengan materi pelatihan berupa modul atau media audio visual dengan pola pembelajaran mandiri (self instructional).

b. Metodologi Pencapaian Tujuan Pembelajaran

Metodologi pembelajaran untuk mencapai tujuan Pelatihan disesuaikan dengan teknik pembelajaran teori maupun praktek.

1. Strategi Pembelajaran teori:

Proses pembelajaran teori disesuaikan dengan urutan materi Pelatihan : 1) Metodologi

(a) Ceramah/Diskusi

(b) Loka Karya Terstruktur/Terencana atau seminar. (c) Peragaan/ Demontrasi/ Visualisasi/ Simulasi (d) Widya karya dan lain-lain

2) Media/bahan

(a) OHT+OHP atau LCD+Lap top.

(b) Papan tulis lengkap flipchart dan alat tulis. (c) Materi pembelajaran.

(d) Ruang kelas lengkap dengan perlengkapannya 2. Strategi Pelaksanaan Praktek

Strategi pelaksanaan praktek terdiri dari :

1) Strategi pelaksanaan praktek (khususnya tenaga ahli) dilakukan dengan memberikan gambaran nyata apa yang dijelaskan dalam pembelajaran teori dengan menunjukan, mendemonstrasikan, memperagakan secara visual antara lain menggunakan :

a) Wall diagram.

b) Gambar-gambar visualisasi. c) Alat peraga.

d) Alat demonstrasi.

2) Strategi pelaksanaan praktek (khususnya tenaga terampil) dilakukan dengan praktek langsung di lapangan atau tempat kerja (OJT/OJE = On The Job Training / On The Job Experience), baik pada tahap

(30)

30

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan, mengacu pedoman OJE, termasuk melakukan penilaian hasilnya.

Pelaksanaan praktek ini didukung prasarana dan sarana yang disediakan oleh Lembaga Pelatihan antara lain:

a) Peralatan dan perlengkapan b) Bahan / material praktek

c) Areal praktek : Pada lokasi proyek atau Lembaga Pelatihan d) Waktu: Sesuai kebutuhan / dalam hari / minggu / bulan

c. Widyaiswara / Instruktur / Fasilitator

1. Harus mengacu SKJF dan KDBK yang relevan. 2. Harus menguasai teknis substansi yang diajarkan.

3. Harus mempunyai sertifikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

4. Dalam memberikan materi Pelatihan, Widyaiswara / instruktur / fasilitator dapat berinovasi dan berimprovisasi dengan metodologi yang tepat.

d. Penyelenggaraan

Penyelenggara harus konsisten dan disiplin dalam mencapai tujuan Pelatihan yang telah ditentukan.

e. Referensi

1. SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia),. 2. Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi (KPBK). 3. Standar Operation Prosedur (SOP) terkait dan sesuai. 4. Materi pelatihan.

H. EVALUASI PELATIHAN

Evaluasi terhadap program Pelatihan jasa konstruksi dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, widyaiswara, dan pasca Pelatihan.

a. Evaluasi Peserta

Penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu : 1. Aspek sikap dan perilaku dengan bobot 30%;

2. Aspek akademis/penguasaan materi dengan bobot 70%.

(31)

31

1. Aspek Sikap dan Perilaku

a. Unsur yang dinilai mengenai aspek dan perilaku serta bobotnya adalah sebagai berikut;

1) Disiplin ………10%

2) Kerjasama ………..10%

3) Prakarsa ………..10%

Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek sikap dan perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1) Disiplin

Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan peserta terhadap seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara.

Indikator disiplin adalah : a) Kerapihan ;

b) Ketepatan hadir dalam setiap kegiatan Pelatihan; c) Kesungguhan mengikuti setiap kegiatan;

d) Kejujuran dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas. 2) Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan untuk berkoordinasi dalam menyelesaikan tugas secara tim, serta mampu meyakinkan dan mempertemukan gagasan.

Indikator kerjasama adalah :

a) Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama; b) Membina keutuhan dan kekompakan kelompok; c) Tidak mendikte atau mendominasi kelompok; d) Mau menerima pendapat orang lain.

3) Prakarsa.

Prakarsa adalah kemampuan untuk mengajukan gagasan yang bermanfaat bagi kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas.

a) Membantu membuat iklim Pelatihan yang mengarahkan; b) Mampu membuat saran demi kelancaran Pelatihan; c) Aktif mengajukan pertanyaan yang relevan;

(32)

32

b. Penilaian

Penilaian terhadap sikap dan perilaku peserta dilakukan berdasarkan pengamatan yang cermat oleh widyaiswara, penyelenggara, pembimbing, pendamping, pengamat dan lain-lain pihak yang secara fungsional bertanggungjawab dalam proses belajar mengajar selama Pelatihan berlangsung baik kegiatan di dalam maupun di luar kelas, meliputi:

1) Kegiatan belajar di kelas; 2) Kegiatan harian di asrama;

3) Diskusi, penyusunan kertas kerja/ tugas-tugas, dan seminar; 2. Aspek Akademis/ Penguasaan Materi.

a. Unsur yang dinilai mengenai aspek penguasaan materi dan bobotnya adalah sebagai berikut:

1) Hasil ujian akhir = 40%;

2) Kertas Kerja Kelompok (KKK) = 20%;

3) Seminar = 10%

Jumlah = 70%.

Nilai aspek akademis/ penguasaan materi merupakan penjumlahan nilai bobot hasil ujian akhir, kertas kerja perorangan (KKK), dan nilai seminar (presentasi) dengan ketentuan :

1) Ujian akhir

Ujian akhir terutama difokuskan pada aspek kemampuan kognitif dan bersifat komprehensif, dilakukan setelah seluruh mata pelatihan dalam kurikulum Pelatihan diberikan.

Penyiapan soal ujian akhir, penyelenggaraan ujian, koreksi, dan penilaiannya dilakukan oleh Tim Penilai.

2) Penilaian terhadap kualitas dan penguasaan materi KKK.

KKK adalah karya tulis yang ditulis oleh setiap kelompok berupa kertas ilmiah dari bidang Teknik Pengairan sesuai tugas yang akan diembannya sebagai pejabat fungsional Teknik Pengairan Terampil. Nilai KKK diberikan oleh widyaiswara dan atau pembimbing pada saat pendalaman dan penyajian dalam seminar yang meliputi indikator sebagai berikut:

(33)

33

(2) Analisis masalah;

(3) Sistimatika penulisan.

3) Penilaian terhadap seminar (presentasi) yang meliputi indikator sebagai berikut :

(1) Efektifitas teknik presentasi; (2) Penguasaan materi

3. Evaluasi Akhir

a. Evaluasi akhir dilakukan untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta, oleh suatu Tim Evaluasi terdiri dari:

1) Kepala Lembaga Pelatihan

2) Penanggung jawab harian program Pelatihan yang berjalan; 3) Seorang penjabat fungsional instansi penyelenggara; 4) Penanggung jawab evaluasi program Pelatihan.

Kepala lembaga pelatihan bertindak selaku ketua tim evaluasi akhir. b. Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap

aspek sikap dan perilaku serta aspek akademis/ penguasaan materi. c. Nilai sikap dan perilaku serta nilai akademis/ penguasaan materi

direkapitulasi dengan pembobotan masing-masing sehingga menghasilkan nilai akhir.

4. Kualifikasi kelulusan

Kualifikasi kelulusan peserta ditetapkan sebagai berikut: a. Sangat memuaskan (skor : 92,5 – 100);

b. Memuaskan (skor : 85,0 – 92,4);

c. Baik sekali (skor : 77,5 – 84,9);

d. Baik (skor : 70,0 – 77,4);

e. Tidak lulus (skor : di bawah 70,0).

Apabila nilai rata-rata akhir yang dicapai peserta kurang dari 70 dinyatakan tidak lulus. Ketidakhadiran peserta melebihi 5% dari keseluruhan jumlah jampel (dari sejak pembukaan sampai dengan penutupan) dinyatakan gugur.

b. Evaluasi Terhadap Materi Pelatihan

Penilaian terhadap materi pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut : 1. Keterkaitan materi dengan tugas

(34)

34

3. Kualitas materi

4. Tingkat kesulitan materi

5. Media pendukung (ilustrasi, transparansi, gambar dsb) 6. Waktu/durasi penyajian materi

Penilaian terhadap materi pelatihan dilakukan oleh peserta pelatihan, terhadap materi Pelatihan/modul pelatihan.

Hasil penilaian diolah oleh penyelenggara dan disampaikan ke PUSBIN-KPK sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas Kurikulum Pelatihan yang akan datang.

c. Evaluasi Widyaiswara/ Instruktur/ Fasilitator

Aspek yang dinilai dari widyaiswara adalah sebagai berikut 1. Pencapaian tujuan instruksional;

2. Sistematika penyajian;

3. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program Pelatihan; 4. Ketepatan waktu dan kehadiran;

5. Penguasaan metode dan sarana Pelatihan; 6. Sikap dan perilaku;

7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta; 8. Penguasaan bahasa;

9. Pemberian motivasi kepada peserta; 10. Penguasaan materi;

11. Kerapihan berpakaian;

12. Kerjasama antar widyaiswara (dalam tim).

Penilaian terhadap widyaiswara/ instruktur/ fasilitator dilakukan oleh peserta dan penyelenggaran pelatihan. Hasil diolah dan disampaikan oleh penyelenggaran kepada setiap widyaiswara sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-masing widyaiswara pada masa yang akan datang.

d. Evaluasi Kinerja Penyelenggara

Aspek yang dinilai terhadap kinerja penyelenggara antara lain sebagai berikut: 1. Efektivitas penyelenggara;

2. Kesiapan dan ketersediaan sarana Pelatihan; 3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana; 4. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria, toilet;

(35)

35

5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan Pelatihan;

6. Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan ibadah; 7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;

8. Administrasi Pelatihan yang meliputi:

a. Sejauhmana penatausahaan Pelatihan telah dilaksanakan dengan baik b. Tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan Pelatihan dalam satu

file.

Penilaian terhadap kinerja penyelenggara dilakukan oleh widyaiswara dan peserta.

Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh penyelenggara

sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program pelatihan yang

akan datang dan bahan akreditasi lembaga pelatihan.

e. Sertifikat

1. Kepada peserta Pelatihan yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik sesuai dengan kriteria penilaian pada Bab Evaluasi, diberikan Sertifikat Pelatihan.

2. Kepada Pengajar yang telah menyelesaikan tugasnya dengan meraih prestasi tinggi berdasarkan hasil penilaian peserta pelatihan, diberikan Piagam.

3. Kepada Unit Pelaksana Pelatihan (UPD) yang menunjukkan prestasi tinggi berdasarkan penilaian peserta dan Tim dari PUSBIN-KPK, diberikan Piagam.

I. LEMBAGA PELAKSANA PELATIHAN

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan yang terakreditasi.

Referensi

Dokumen terkait

Premis P 1 : Jika prestasi belajar siswa tidak tinggi, maka bebera siswa belajar tidak dengan.. sungguh-sungguh, maka prestasi belajar

Statute approach yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi serta membahas peraturan perundang-undangan yang berlaku,Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tentang : Skrining pendengaran pada pekerja pabrik minyak goreng di Kawasan Industri Medan.. Intensitas kebisingan unit kerja : dBA (diisi

Jika hal itu seperti yang mereka katakan, maka tidak akan ada bezanya antara ‘Arsy dan bumi yang tujuh, kerana Allah berkuasa ke atas segala sesuatu.

Diagnosis GPAB pada pekerja adalah sederhana dengan melihat riwayat lama paparan bising pada telinga yang tidak memakai alat pelindung telinga terhadap paparan

Namun baik fakta empiris sosiologis menunjukkan bahwa kesatuan masyarakat saat ini tidak seidealistis nilai-nilai filosofis Indonesia yang ada, sulit untuk

Menentukan ungkapan komunikatif/kosakata yang tepat dalam percakapan tulis sederhana tema kehidupan sekolah.. Menentukan ungkapan komunikatif/kosa kata yang tepat dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil usaha ternak kerbau yang dijalankan oleh peternak kerbau di Desa Dangdang, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang dan