• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang dilakukan terhadap 15 petani garam diketahui gambaran luas lahan dan bentuk petak-petak kolam penyimpanan air, pemekatan atau penguapan hingga pengkristalan yang dikerjakan masing- masing petani garam dan juga produksi yang dihasilkan, yang dapat dilihat pada contoh petakan Lahan Petani Garam di Desa Bontokape dan di Desa Donggobolo Berikut ini.

1. Petani Garam (H. Yasin).

Gambar 12. Lahan Tambak Milik H. Yasin Dengan Luas 1 Ha.

Pada Lahan tambak milik H Yasin di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan H Yasin sebagai petani garam yang telah berumur 65 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 40 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. H Yasin dilahan tambak garamnya memproduksi garam hingga 127 karung isi 50 kg atau 6,35 ton garam, hal ini disebabkan kondisi iklim yang bersahabat,waktu persiapan lahan yang disiapkan lebih awal sebelum musim garam yaitu bulan Mei dan kualitas air laut yang baik pada lahan tambak garam H. Yasin.

2. Petani Garam (Suhardin).

Gambar 13. Lahan Tambak Milik Suhardin Dengan Luas 0,93Ha.

Pada Lahan tambak milik Suhardin di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Suhardin sebagai petani garam yang telah berumur 42 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 15 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Suhardin dilahan tambak garamnya belum bisa memproduksi garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang sangat terlambat karena kurangnya modal dan kurang tepat dalam mengukur kosentrasi air laut sebagai bahan baku pembuatan garam di tiap-tiap petak dari waduk hingga ke meja kristalisasi.

3. Petani Garam (Sayful).

Gambar 14. Lahan Tambak Milik Sayful Dengan Luas 0.9 Ha.

Pada Lahan tambak milik Sayful di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Sayful sebagai petani garam yang telah berumur 32 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Sayful baru menghasilkan garam 49 karung isi 50 kg atau 2,45 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang terlambat dan sebagian luas lahan tambak yang dimiliki Sayful kurang di maksimalkan artinya ada lahan tidur yang tidak digunakan sebagai tempat produksi yang luasnya kurang lebih 30 are sehingga garam yang dihasilkan tidak sebanding dengan luas lahan yang dimiliki Sayful.

4. Petani Garam (H. M. Ali).

Gambar 15. Lahan Tambak Milik H. M. Ali Dengan Luas 0.7 Ha.

Pada Lahan tambak milik H. M. Ali di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan H. Ali sebagai petani garam yang telah berumur 53 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 35 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. H. M. Ali telah menghasilkan garam 214 karung isi 50 kg atau 10,7 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

5. Petani Garam (Aminah).

Gambar 16. Lahan Tambak Milik Aminah Dengan Luas 0.7 Ha.

Pada Lahan tambak milik Aminah di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Aminah sebagai petani garam yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 20 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Aminah pada lahan tambak garam yang dimilikinya belum menghasilkan garam, hal ini disebabkan pekerjaan dalam menyiapkan lahan tambak garamnya sampai dengan pertengahan bulan Juli belum selesai karena kendala pendanaan untuk membayar buruh dan baru selesai pada awal bulan Agustus tapi tidak semua luas lahan yang dimiliki disiapkan dengan baik, Dari luas lahan 70 are yang dimiliki Aminah, 15 are nya masih berupa kolam penyimpanan air laut dan juga sebagai kolam ikan bandeng.

Hal lain disebabkan kondisi fisik Aminah sebagai seorang petani garam berjenis kelamin Perempuan, karena dalam bertani garam dibutuhkan kondisi fisik yang prima.

6. Petani Garam (Usman Muhdar).

Gambar 17. Lahan Tambak Milik Usman Muhdar Dengan Luas 0.65 Ha.

Pada Lahan tambak milik Usman Muhdar di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Usman Muhdar sebagai petani garam yang telah berumur 46 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 20 tahun di Desa Donggo Bolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Usman Muhdar telah memproduksi garam sebanyak 73 karung isi 50 kg atau 3,65 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan banyaknya petak kolam pengkristalan yang dimiliki dan juga bagus dalam memprediksikan volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

7. Petani Garam (Ahmad).

Gambar 18. Lahan Tambak Milik Ahmad Dengan Luas 0.53 Ha.

Pada Lahan tambak milik Ahmad di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ahmad sebagai petani garam yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 18 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ahmad dapat memproduksi garam sebanyak 280 karung isi 50 kg atau 14 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

Dan pengaturan kolam sangat baik sehingga bahan baku terus terpenuhi menyebabkan waktu panen yang tidak terputus .

8. Petani Garam (Ismail Akhmad).

Gambar 19. Lahan Tambak Milik Ismail A. Dengan Luas 0.5 Ha.

Pada Lahan tambak milik Ismail Ahmad di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ismail Ahmad sebagai petani garam yang telah berumur 40 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 20 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ismail Ahmad hanya dapat memproduksi garam sebanyak 7 karung isi 50 kg atau 0,35 ton garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air pada kolam pemekatan dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

9. Petani Garam (Firdaus M. Ali).

Gambar 20. Lahan Tambak Milik Firdaus M. Ali Dengan Luas 0.45 Ha.

Pada Lahan tambak milik Firdaus di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Firdaus sebagai petani garam yang telah berumur 36 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 19 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ismail Ahmad belum dapat memproduksi garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air pada kolam pemekatan maupun kolam pengkristalan dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

10. Petani Garam ( Rudi).

Gambar 21. Lahan Tambak Milik Rudi Dengan Luas 0.35 Ha.

Pada Lahan tambak milik Rudi di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Rudi sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 5 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Rudi dapat memproduksi garam sebanyak 133 karung isi 50 kg atau 6,65 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan.

11. Petani Garam (Mansyur)

.

Gambar 22. Lahan Tambak Milik Mansyur Dengan Luas 0.3 Ha.

Pada Lahan tambak milik Mansyur di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Mansyur sebagai petani garam yang telah berumur 45 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Mansyur dapat memproduksi garam sebanyak 179 karung isi 50 kg atau 8,95 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan menetukan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik.

12. Petani Garam (H. Masrun).

Gambar 23. Lahan Tambak Milik Ismail H Masrun Dengan Luas 0.24 Ha.

Pada Lahan tambak milik Ismail H. Masrun di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ismail H. Masrun sebagai petani garam yang telah berumur 50 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 30 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ismail H. Masrun belum dapat memproduksi garam, hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing- masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan dan tidak mengandalkan pengalaman yang dimiliki.

13. Petani Garam (H. Syamsul).

Gambar 24. Lahan Tambak Milik H. Syamsul Dengan Luas 0.2 Ha.

Pada Lahan tambak milik H. Syamsul di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan H. Syamsul sebagai petani garam yang telah berumur 50 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 25 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. H, Syamsul dapat memproduksi garam sebanyak 228 karung isi 50 kg atau 11,4 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik.

14. Petani Garam (Yusuf).

Gambar 25. Lahan Tambak Milik Yusuf Dengan Luas 0.2 Ha.

Pada Lahan tambak milik Yusuf di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Yusuf sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 17 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Yusuf dapat memproduksi garam sebanyak 182 karung isi 50 kg atau 9,1 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik dan optimal dalam menggunakan lahan.

15. Petani Garam (Ridwan).

Gambar 26. Lahan Tambak Milik Ridwan Dengan Luas 0.2 Ha.

Pada Lahan tambak milik Ridwan di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ridwan sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima.

Sedangkan di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ridwan hanya dapat memproduksi garam sebanyak 4 karung isi 50 kg atau 0,2 ton garam , hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan dan sedikitnya petak kolam pengkristalan yang dimiliki Ridwan.

Berdasarkan perhitungan produktivitas yang dilakukan terhadap 15 petani garam di Desa Bontokape dan di Desa Donggobolo diketahui contoh petakan Lahan yang terbaik yaitu lahan tambak milik H. Syamsul dengan luas 0,2 hektar yang dapat memproduksi garam 57 ton/hektar. Hasil ini melebihi hasil produksi dari 14 petani garam lainnya.

E. Analisis Produktivitas, Mutu, dan Kinerja Finansial Usaha Petani

Dokumen terkait