• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Kinerja Keuangan

1. Profitabilitas

tidak berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, 3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan tanda koefisien regresi negatif berlawanan dengan hipotesis yang dirumuskan sebelumnya, 4) umur perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

commit to user ABSTRACT

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK

INDONESIA MEI WINARSIH

F1310062

The aims of this study is to determine the effect of firm’s financial

performance (profitability, solvency), firm size, and firm age to the timeliness of financial statement of banking companies in Indonesia Stock Exchange. This study uses purposive sampling techniques in data collection. This study was conducted by using data from 2008, 2009, 2010, 2011. The study employed logistic regression to analysis the data.

Result of this study shows that 1) profitability has a positive significant influence on the timeliness of financial statement, 2) solvency has no negative effect on the timeliness of financial statement, 3) firm size has no effect on the timeliness of financial statement with negative coefficient regression contrast to hypothesis that formulated previously , 4) age of firm has a positive significant influence on the timeliness of financial statement.

.

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Laporan keuangan digunakan oleh pihak-pihak berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability dan juga menggambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Penyajian informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut disajikan secara tepat waktu dan akurat. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan ke publik sangat dibutuhkan dan oleh karena itu tiap-tiap perusahaan diharapkan tidak melakukan penundaan dalam penyajian laporan keuangan. Jika terdapat

commit to user

penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Semakin cepat laporan keuangan disampaikan, informasi yang terkandung di dalamnya semakin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun waktu. Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan.

Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat penting terutama untuk para investor dan kreditor. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks harga saham di pasar modal. Perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal. Hal ini disebabkan dalam laporan keuangan memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Selain itu, keterlambatan penyampaian laporan keuangan juga akan merugikan investor karena para investor perlu tahu sejauh mana dan seperti apa kinerja keuangan perusahaan tempat di mana mereka menanamkan modalnya.

commit to user

Ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Keterlambatan pelaporan dapat berakibat buruk bagi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sebagai contoh di pasar modal Australia pada tahun 1974 pernah terjadi 38 perusahaan yang sahamnya dilarang diperdagangkan karena gagal menyampaikan laporan keuangan sesuai persyaratan ketepatan waktu bagi bursa (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Suharli dan Rachpriliani, 2006). Sedangkan di Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) memprediksi sekitar 10%-11% atau 42 perusahaan dari 421 perusahaan yang tercatat terlambat menyampaikan laporan keuangannya pada tahun 2010, jumlah ini hampir sama dengan tahun 2009 (bisnis-jatim.com, 2011). Akibat buruk keterlambatan pelaporan secara tidak langsung bagi perusahaan adalah penurunan harga saham. Perusahaan yang terlambat akan menimbulkan spekulasi negatif tentang kinerja perusahaan tersebut sehingga investor akan cenderung menjual kepemilikan sahamnya. Masih banyaknya perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran perusahaan di Indonesia dalam menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasan UU No.8 Tahun 1995 dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

commit to user

(BAPEPAM) No.36/PM/2003 tentang kewajiban pelaporan keuangan berkala dimana setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Selain sanksi administratif dan denda oleh BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia juga dapat memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan oleh bursa. Bursa Efek Indonesia melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya disesuaikan dengan peraturan Bapepam No. X.K.2.

Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi. Bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut, disebutkan ada empat bentuk sanksi yang dikenakan terdiri atas: 1) Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan; 2) Peringatan tertulis II dan denda Rp

commit to user

50.000.000,- apabila mulai hari kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; 3) Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-61 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; 4) Suspensi atau penghentian sementara perdagangan, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan II dan III. Sanksi suspensi perusahaan tercatat hanya akan dibuka apabila perusahaan tercatat telah menyerahkan laporan keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pada nomor II dan III di atas.

Selain tuntutan untuk mematuhi peraturan-peraturan tersebut, ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena: 1) Mematuhi prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia dan menghindari adanya spekulasi dalam perdagangan saham perusahaan; 2) Memenuhi hak investor publik

commit to user

yang menanamkan modal di perusahaan untuk memperoleh informasi laporan keuangan perusahaan dengan segera; dan 3) Menjaga image atau citra perusahaan di mata publik (Sulistyo, 2010).

Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness). Salah satu faktor tersebut adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan menganalisis pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan. Rasio-rasio tersebut antara lain profitabilitas dan solvabilitas . Rasio-rasio tersebut juga digunakan dalam penelitian Almilia dan Setyadi (2006). Faktor lainnya yang mempengaruhi timeliness adalah ukuran perusahaan (size) dan umur perusahaan (age) seperti dalam penelitian Iyoha (2012).

Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan kepada publik tepat waktu sesuai dengan aturan adalah perusahaan yang kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tepat waktu. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Schwartz dan Soo (1996) dalam Kadir (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, menurut Owusu dan Ansah (2000) ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing,

commit to user

mengurangi tingkat insider trading dan kebocoran serta rumor-rumor di pasar saham.

Ketidaktepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh adanya berita buruk (bad news) dan berita baik (good news) sehingga mengindikasikan adanya noise dalam informasi tersebut (Givoly dan Palmon, 1982 dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2010). Kecenderungan menunda berita buruk didasarkan adanya motivasi alami manajemen, yaitu (1) untuk menghindari respons negatif dari pemegang saham, (2) untuk menghindari gangguan keberlangsungan negosiasi dan kontrak yang belum disepakati, (3) untuk menyediakan waktu yang cukup guna memperbaiki berbagai situasi yang tidak menyenangkan (Syafrudin, 2004 dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2010). Aktas dan Kargin (2011) juga menyatakan bahwa banyak perusahaan tidak bersedia untuk melaporkan berita buruk, oleh karena itu perusahaan mengambil lebih banyak waktu untuk menghitung angka-angka atau menerapkan teknik-teknik akuntansi yang kreatif ketika mereka harus melaporkan berita buruk.

Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Owusu-Ansah (2000) menunjukkan bahwa size, profitabilitas serta age secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan (timeliness). Selaras dengan penelitian Lestari (2008) yang menyatakan timeliness dipengaruhi oleh profitabilitas, size, dan age. Suharli dan Rachprilia (2006) juga menyatakan profitabilitas secara signifikan mempengaruhi timeliness.

commit to user

Almilia & Setiady (2006) menemukan bahwa size dan age perusahaan mempengaruhi timeliness, sedangkan profitabilitas dan solvabilitas tidak mempengaruhi timeliness. Penelitian Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi timeliness dan untuk variabel size perusahaan tidak berpengaruh terhadap timeliness. Rachmawati (2008) menyimpulkan bahwa solvabilitas dan size mempengaruhi timeliness.

Ifada (2009) menyatakan size perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap timeliness, sedangkan age perusahaan secara signifikan tidak berpengaruh terhadap timeliness. Penelitian yang dilakukan Kadir (2011) menyimpulkan bahwa size, profitabilitas, dan age secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap timeliness. Iyoha (2012) dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness pada perusahaan di Negeria. Hasil penelitiannya menunjukkan age signifikan menentukan timeliness, sementara size dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap timeliness.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa telah banyak penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness. Namun demikian, hasil penelitian-penelitian tersebut adalah tidak konsisten. Atas dasar inilah, maka penulis tertarik untuk menguji kembali pengaruh kinerja keuangan, size dan age terhadap timeliness. Berdasarkan latar belakang di

atas, maka penelitian ini diberi judul “PENGARUH KINERJA

KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA

commit to user B. Perumusan Masalah

Meskipun telah jelas manfaat ketepatan waktu penyajian laporan keuangan serta aturan-aturan yang mewajibkannya, namun masih terdapat beberapa perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan di Indonesia. Publikasi laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal penting bagi para penggunanya sebagai sumber informasi untuk membuat kebijakan maupun keputusan bisnis. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap timeliness? 2. Apakah terdapat pengaruh antara solvabilitas terhadap timeliness? 3. Apakah terdapat pengaruh antara size perusahaan terhadap timeliness? 4. Apakah terdapat pengaruh antara age perusahaan terhadap timeliness?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap timeliness. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh solvabilitas terhadap timeliness. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh size perusahaan terhadap

commit to user

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh age perusahaan terhadap timeliness.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi regulator

Sebagai bahan masukan dan perbaikan dalam membuat aturan, menetapkan sanksi dan denda serta menetapkan kebijakan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

2. Bagi investor

Dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan.

3. Bagi akademisi

Sebagai kontribusi bagi pihak akademisi untuk memahami pentingnya ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan.

commit to user

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

Tujuan akhir dari proses akuntansi adalah penyajian informasi berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan berisikan tentang kinerja keuangan entitas, posisi keuangan, serta berbagai kebijakan-kebijakan terkait dengan penyusunan laporan tersebut. Perusahaan pada umumnya menggunakan pendekatan pelaporan keuangan sebagai salah satu alat yang tepat menilai keberhasilan dan perkembangan perusahaan. Selain itu, laporan keuangan merupakan alat interaksi antara manajemen dengan lingkungan interen maupun eksteren. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Karena laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analisis suatu perusahaan, maka laporan keuangan harus mudah dipahami oleh mereka yang mempunyai pengetahuan mengenai kegiatan bisnis dan ekonomis serta ingin menelaah informasi dengan seksama. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi, karena mencerminkan keputusan manajemen pada masa lalu maupun masa sekarang dan mencatat secara konsisten dan wajar setiap transaksi bisnis yang terjadi.

commit to user

Tujuan laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK No.1 Tahun 2007, pengguna laporan keuangan beserta kegunaannya adalah sebagai berikut: 1. Investor

Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

2. Karyawan

Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

commit to user 3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepetingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding pemberi pinjaman.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang.

6. Pemerintah

Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.

commit to user

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK No. 1 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memilki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu. 2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

commit to user

kesalahan material, dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut. 4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif.

Ada beberapa kendala dalam menghasilkan informasi yang relevan. Salah satu kendalanya adalah tepat waktu (timeliness). Tepat waktu berkaitan dengan penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan yang berakibat informasi kehilangan relevansinya. Sehingga laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis oleh pemakai laporan keuangan.

commit to user

B. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Timeliness)

Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Ketepatan waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan (Suwardjono, 2008). Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi yang terdapat di dalamnya. Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi informasi pelaporan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.

Chambers dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness) merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Di pasar modal Indonesia khususnya BEI, laporan keuangan perusahaan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan keuangan tahunan, laporan tengah tahunan dan laporan keuangan triwulanan atau disebut juga sebagai laporan keuangan intern.

commit to user

Salah satu kewajiban perusahaan yang sudah go public adalah mempublikasikan laporan keuangannya agar pihak-pihak yang berkepentingan bisa mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut. Tetapi, tidak semua perusahaan dapat mempublikasikannya tepat waktu. Keterlambatan pelaporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam pelaporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu penyelesaian lebih lama.

Ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.80/PM/1996 tentang kewajiban pelaporan keuangan berkala. BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Menurut

Dokumen terkait