commit to user
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
MEI WINARSIH F1310062
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
commit to user
ix MOTTO
Ambisi tanpa usaha = Nothing!
(Penulis)
Its possible that you dislike a thing that’s good for you.
But Allah knows (what best for you) & you do not know.
(Islam Quotes)
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan
Berkah-Nya…
Ayah dan Ibu tercinta sebagai inspirator, motivator
dan alasan untuk tetap berjuang keras menggapai
cita-cita…
Kakakku Valestina, ponakan tersayang Asheva serta
Budi Aryadi Wibowo atas semua kasih sayang, doa,
keceriaan, dan supportnya…
Semua orang yang telah berjasa bagiku, selalu
mendukungku baik secara langsung maupun tidak
langsung , dan memberikanku pelajaran hidup untuk
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan, Size, dan Age Terhadap
Timeliness Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia “
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk lulus
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
dan memperoleh gelar kesarjanaan.
Dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan, dorongan, yang penulis
dapatkan serta keterlibatan beberapa pihak untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
Dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M. Si, Ak. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
3. Bapak Nurmadi Harsa S, SE, M.Si, Ak. Selaku pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu dan memberikan banyak pengetahuan, arahan dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh jajaran Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
commit to user
xii
5. Ayah dan Ibu tersayang, yang telah memberikan dukungan moral maupun
materiil hingga penulis mampu menjadi seperti saat ini.
6. Kakak Valestina, sahabat solmate, Weni Estya Sena, Wahyu, atas semua
dukungan, doa, dan support.
7. Budi Aryadi Wibowo (Koko) yang menjadi semangat untuk segera
menyelesaikan skripsi.
8. Tim satu bimbingan 4M 1N (Marisa, Muhammad Ikbal, Muhammad Brian),
atas semangat, kekompakan dan kerjasamanya.
9. Keluarga Besar Akuntansi Swadana Transfer Angkatan 2010, khususnya
Marisa, Lisna, Sandri, Setyo, Widi, Dina, Ewin, Beni, terima kasih atas
semangat dan keceriaannya.
10.Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada penulis
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Akhir kata penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari . Terima kasih
Surakarta, Januari 2012
commit to user
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
ABSTRACT ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Laporan Keuangan ... 11
B. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Timeliness) ... 16
C. Teori Kepatuhan (Compliance Theory) ... 21
commit to user
xiv
E. Kinerja Keuangan ... 24
1. Profitabilitas ... 25
2. Solvabilitas ... 26
F. Ukuran Perusahaan (Size) ... 28
G. Umur Perusahaan (Age) ... 30
H. Penilitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ... 31
1. Profitabilitas dengan Timeliness ... 31
2. Solvabilitas dengan Timeliness ... 32
3. Size dengan Timeliness ... 32
4. Age dengan Timeliness ... 33
I. Kerangka Pemikiran ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Desain Penelitian ... 36
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 37
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
D. Pengukuran Variabel ... 39
1. Variabel Dependen... 39
2. Variabel Independen ... 39
a. Profitabilitas ... 39
b. Solvabilitas ... 40
c. Size ... 40
d. Age ... 41
commit to user
xv
1. Statistik Deskriptif ... 41
2. Uji Hipotesis ... 42
a. Model Analisis ... 43
b. Analisis Logistic Regression (Regresi Logistik) .... 44
1) Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ... 44
2) Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit) ... 45
3) Menguji Koefisien Regresi ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 47
B. Statistik Deskriptif ... 48
C. Uji Hipotesis ... 52
1. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) 52 2. Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit) ... 53
3. Menguji Koefisien Regresi ... 54
D. Pembahasan ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Keterbatasan ... 63
C. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 47
Tabel IV.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 48
Tabel IV.3 Label Perusahaan Minimum dan Maximum ... 48
Tabel IV.4 Deskripsi Data Perusahaan yang Tepat Waktu dan Tidak Tepat Waktu dalam Penyampaian Laporan Keuangan Selama Periode Penelitian ... 51
Tabel IV.5 Goodness of Fit ... 53
Tabel IV.6 Overall Model Fit Test ... 54
Tabel IV.7 Cox and Snell’s R2 dan Nagelkerke R2 ... 54
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
commit to user ABSTRAKSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA
MEI WINARSIH F1310062
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas, solvabilitas), ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data tahun 2008, 2009, 2010, 2011. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, 2) solvabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, 3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dengan tanda koefisien regresi negatif berlawanan dengan hipotesis yang dirumuskan sebelumnya, 4) umur perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
commit to user ABSTRACT
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA
MEI WINARSIH F1310062
The aims of this study is to determine the effect of firm’s financial performance (profitability, solvency), firm size, and firm age to the timeliness of financial statement of banking companies in Indonesia Stock Exchange. This study uses purposive sampling techniques in data collection. This study was conducted by using data from 2008, 2009, 2010, 2011. The study employed logistic regression to analysis the data.
Result of this study shows that 1) profitability has a positive significant influence on the timeliness of financial statement, 2) solvency has no negative effect on the timeliness of financial statement, 3) firm size has no effect on the timeliness of financial statement with negative coefficient regression contrast to hypothesis that formulated previously , 4) age of firm has a positive significant influence on the timeliness of financial statement.
.
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang
mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah
perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan dapat
diperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan
merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja
perusahaan. Perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun
laporan keuangan setiap periodenya. Laporan keuangan digunakan oleh
pihak-pihak berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak
manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, laporan
keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability dan juga
menggambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Penyajian informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut
disajikan secara tepat waktu dan akurat. Hal ini menunjukkan bahwa
ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan ke publik
sangat dibutuhkan dan oleh karena itu tiap-tiap perusahaan diharapkan tidak
commit to user
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Semakin cepat laporan keuangan
disampaikan, informasi yang terkandung di dalamnya semakin bermanfaat,
dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih
baik, baik dari segi kualitas maupun waktu. Kebutuhan akan ketepatan waktu
pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar
penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan
salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan
yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan.
Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat penting
terutama untuk para investor dan kreditor. Keterlambatan penyampaian
laporan keuangan akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks harga saham
di pasar modal. Perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan
keuangannya akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal. Hal
ini disebabkan dalam laporan keuangan memuat informasi penting, seperti
laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu
dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang
dimiliki oleh investor. Informasi laba dari laporan keuangan yang
dipublikasikan perusahaan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan
harga saham. Selain itu, keterlambatan penyampaian laporan keuangan juga
akan merugikan investor karena para investor perlu tahu sejauh mana dan
seperti apa kinerja keuangan perusahaan tempat di mana mereka
commit to user
Ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan
laporan keuangan yang memadai. Keterlambatan pelaporan dapat berakibat
buruk bagi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung, sebagai contoh di pasar modal Australia pada tahun 1974 pernah
terjadi 38 perusahaan yang sahamnya dilarang diperdagangkan karena gagal
menyampaikan laporan keuangan sesuai persyaratan ketepatan waktu bagi
bursa (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Suharli dan Rachpriliani, 2006).
Sedangkan di Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) memprediksi sekitar
10%-11% atau 42 perusahaan dari 421 perusahaan yang tercatat terlambat
menyampaikan laporan keuangannya pada tahun 2010, jumlah ini hampir
sama dengan tahun 2009 (bisnis-jatim.com, 2011). Akibat buruk
keterlambatan pelaporan secara tidak langsung bagi perusahaan adalah
penurunan harga saham. Perusahaan yang terlambat akan menimbulkan
spekulasi negatif tentang kinerja perusahaan tersebut sehingga investor akan
cenderung menjual kepemilikan sahamnya. Masih banyaknya perusahaan
yang belum menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu
menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran perusahaan di Indonesia
dalam menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness)
merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasan UU No.8
commit to user
(BAPEPAM) No.36/PM/2003 tentang kewajiban pelaporan keuangan berkala
dimana setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan
keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada
BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah
tanggal laporan tahunan perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang terlambat
menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh BAPEPAM akan dikenakan sanksi administratif sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Selain sanksi administratif dan denda oleh BAPEPAM, Bursa Efek
Indonesia juga dapat memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik
yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi
batas waktu yang telah ditetapkan oleh bursa. Bursa Efek Indonesia melalui
keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 306/BEJ/07-2004
menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor I-E tentang kewajiban
penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya disesuaikan
dengan peraturan Bapepam No. X.K.2.
Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa
Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H tentang
Sanksi. Bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut,
disebutkan ada empat bentuk sanksi yang dikenakan terdiri atas: 1)
Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan
sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu
commit to user
50.000.000,- apabila mulai hari kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak
lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat
tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; 3)
Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,- apabila mulai hari
kalender ke-61 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu
penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi
kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan
keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda
sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; 4) Suspensi atau
penghentian sementara perdagangan, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak
lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat
tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau
perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak
memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan II dan III. Sanksi suspensi perusahaan tercatat hanya akan dibuka
apabila perusahaan tercatat telah menyerahkan laporan keuangan dan
membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pada nomor II dan
III di atas.
Selain tuntutan untuk mematuhi peraturan-peraturan tersebut,
ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan merupakan hal
penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena: 1) Mematuhi prinsip
keterbukaan di pasar modal Indonesia dan menghindari adanya spekulasi
commit to user
yang menanamkan modal di perusahaan untuk memperoleh informasi laporan
keuangan perusahaan dengan segera; dan 3) Menjaga image atau citra
perusahaan di mata publik (Sulistyo, 2010).
Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan (timeliness). Salah satu faktor tersebut adalah kinerja keuangan
perusahaan. Kinerja keuangan dapat diketahui dengan menganalisis pos-pos
yang terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio
yang dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan.
Rasio-rasio tersebut antara lain profitabilitas dan solvabilitas . Rasio-rasio
tersebut juga digunakan dalam penelitian Almilia dan Setyadi (2006). Faktor
lainnya yang mempengaruhi timeliness adalah ukuran perusahaan (size) dan
umur perusahaan (age) seperti dalam penelitian Iyoha (2012).
Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan kepada publik tepat
waktu sesuai dengan aturan adalah perusahaan yang kinerjanya lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tepat waktu. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan Schwartz dan Soo (1996) dalam Kadir (2008)
yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
(financial distress) cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan
laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami
kesulitan keuangan. Selain itu, menurut Owusu dan Ansah (2000) ketepatan
waktu (timeliness) pelaporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja
commit to user
mengurangi tingkat insider trading dan kebocoran serta rumor-rumor di pasar
saham.
Ketidaktepatwaktuan penyampaian laporan keuangan dipengaruhi
oleh adanya berita buruk (bad news) dan berita baik (good news) sehingga
mengindikasikan adanya noise dalam informasi tersebut (Givoly dan Palmon,
1982 dalam Wirakusuma dan Cindrawati, 2010). Kecenderungan menunda
berita buruk didasarkan adanya motivasi alami manajemen, yaitu (1) untuk
menghindari respons negatif dari pemegang saham, (2) untuk menghindari
gangguan keberlangsungan negosiasi dan kontrak yang belum disepakati, (3)
untuk menyediakan waktu yang cukup guna memperbaiki berbagai situasi
yang tidak menyenangkan (Syafrudin, 2004 dalam Wirakusuma dan
Cindrawati, 2010). Aktas dan Kargin (2011) juga menyatakan bahwa banyak
perusahaan tidak bersedia untuk melaporkan berita buruk, oleh karena itu
perusahaan mengambil lebih banyak waktu untuk menghitung angka-angka
atau menerapkan teknik-teknik akuntansi yang kreatif ketika mereka harus
melaporkan berita buruk.
Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian
Owusu-Ansah (2000) menunjukkan bahwa size, profitabilitas serta age secara
signifikan mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan (timeliness).
Selaras dengan penelitian Lestari (2008) yang menyatakan timeliness
dipengaruhi oleh profitabilitas, size, dan age. Suharli dan Rachprilia (2006)
commit to user
Almilia & Setiady (2006) menemukan bahwa size dan age perusahaan
mempengaruhi timeliness, sedangkan profitabilitas dan solvabilitas tidak
mempengaruhi timeliness. Penelitian Hilmi dan Ali (2008) menyatakan
bahwa profitabilitas mempengaruhi timeliness dan untuk variabel size
perusahaan tidak berpengaruh terhadap timeliness. Rachmawati (2008)
menyimpulkan bahwa solvabilitas dan size mempengaruhi timeliness.
Ifada (2009) menyatakan size perusahaan secara signifikan
berpengaruh terhadap timeliness, sedangkan age perusahaan secara signifikan
tidak berpengaruh terhadap timeliness. Penelitian yang dilakukan Kadir
(2011) menyimpulkan bahwa size, profitabilitas, dan age secara statistik tidak
berpengaruh signifikan terhadap timeliness. Iyoha (2012) dalam penelitiannya
menguji faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness pada perusahaan di
Negeria. Hasil penelitiannya menunjukkan age signifikan menentukan
timeliness, sementara size dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
timeliness.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa telah banyak
penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi timeliness. Namun
demikian, hasil penelitian-penelitian tersebut adalah tidak konsisten. Atas
dasar inilah, maka penulis tertarik untuk menguji kembali pengaruh kinerja
keuangan, size dan age terhadap timeliness. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penelitian ini diberi judul “PENGARUH KINERJA
KEUANGAN, SIZE, DAN AGE TERHADAP TIMELINESS PADA
commit to user B. Perumusan Masalah
Meskipun telah jelas manfaat ketepatan waktu penyajian laporan
keuangan serta aturan-aturan yang mewajibkannya, namun masih terdapat
beberapa perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan di
Indonesia. Publikasi laporan keuangan yang telah diaudit merupakan hal
penting bagi para penggunanya sebagai sumber informasi untuk membuat
kebijakan maupun keputusan bisnis. Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap timeliness?
2. Apakah terdapat pengaruh antara solvabilitas terhadap timeliness?
3. Apakah terdapat pengaruh antara size perusahaan terhadap timeliness?
4. Apakah terdapat pengaruh antara age perusahaan terhadap timeliness?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap timeliness.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh solvabilitas terhadap timeliness.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh size perusahaan terhadap
commit to user
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh age perusahaan terhadap
timeliness.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Bagi regulator
Sebagai bahan masukan dan perbaikan dalam membuat aturan,
menetapkan sanksi dan denda serta menetapkan kebijakan ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.
2. Bagi investor
Dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan yang dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan
yang bergerak di bidang perbankan.
3. Bagi akademisi
Sebagai kontribusi bagi pihak akademisi untuk memahami pentingnya
ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan dapat digunakan
sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
commit to user
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
Tujuan akhir dari proses akuntansi adalah penyajian informasi berupa
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan berisikan tentang kinerja keuangan entitas, posisi keuangan, serta
berbagai kebijakan-kebijakan terkait dengan penyusunan laporan tersebut.
Perusahaan pada umumnya menggunakan pendekatan pelaporan keuangan
sebagai salah satu alat yang tepat menilai keberhasilan dan perkembangan
perusahaan. Selain itu, laporan keuangan merupakan alat interaksi antara
manajemen dengan lingkungan interen maupun eksteren. Laporan keuangan
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan.
Karena laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analisis suatu
perusahaan, maka laporan keuangan harus mudah dipahami oleh mereka yang
mempunyai pengetahuan mengenai kegiatan bisnis dan ekonomis serta ingin
menelaah informasi dengan seksama. Laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi, karena
mencerminkan keputusan manajemen pada masa lalu maupun masa sekarang
commit to user
Tujuan laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI,
2007) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar
mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin
mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK No.1 Tahun 2007,
pengguna laporan keuangan beserta kegunaannya adalah sebagai berikut:
1. Investor
Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen.
2. Karyawan
Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
commit to user 3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan
apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepetingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding pemberi
pinjaman.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila antara perusahaan dan
pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang.
6. Pemerintah
Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui
perkembangan kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya.
Selain itu juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada
commit to user
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan menurut Ikatan
Akuntan Indonesia dalam SAK No. 1 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh
pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memilki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Namun demikian, informasi kompleks yang dimasukkan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini
atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
commit to user
kesalahan material, dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika
keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan
hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan
mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun tepat
untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
secara relatif.
Ada beberapa kendala dalam menghasilkan informasi yang relevan.
Salah satu kendalanya adalah tepat waktu (timeliness). Tepat waktu berkaitan
dengan penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan yang
berakibat informasi kehilangan relevansinya. Sehingga laporan keuangan
tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis oleh pemakai
commit to user
B. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Timeliness)
Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting
dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Ketepatan waktu
mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam
keputusan (Suwardjono, 2008). Informasi laporan keuangan harus
disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari
hilangnya relevansi informasi yang terdapat di dalamnya. Ketepatan waktu
menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan
dengan frekuensi informasi pelaporan. Apabila informasi tersebut tidak
disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut
kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.
Chambers dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan
ketepatan waktu dalam dua cara yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan
sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan
sampai tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan
waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Dari segi
regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu (timeliness) merupakan
kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk
menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Di pasar modal Indonesia
khususnya BEI, laporan keuangan perusahaan dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu laporan keuangan tahunan, laporan tengah tahunan dan laporan
commit to user
Salah satu kewajiban perusahaan yang sudah go public adalah
mempublikasikan laporan keuangannya agar pihak-pihak yang
berkepentingan bisa mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut. Tetapi,
tidak semua perusahaan dapat mempublikasikannya tepat waktu.
Keterlambatan pelaporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam
pelaporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu penyelesaian lebih
lama.
Ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan
kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) No.80/PM/1996 tentang kewajiban pelaporan keuangan
berkala. BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya
peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
BAPEPAM Nomor: KEP-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan
keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang
lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat lambatnya pada akhir
bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Menurut
BAPEPAM batas keterlambatan suatu perusahaan menyampaikan laporan
keuangan adalah tanggal 31 Maret.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang
penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal, bab XII Sanksi
commit to user
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dikenakan
sanksi administratif berupa:
1. Peringatan tertulis
2. Denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu
3. Pembatasan kegiatan usaha
4. Pembekuan kegiatan usaha
5. Pencabutan izin usaha
6. Pembatalan persetujuan
7. Pembatalan pendaftaran
Sanksi sebagaimana dimaksud dalam poin nomor dua dan seterusnya
di atas dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi
peringatan tertulis. Sanksi denda dapat dikenakan secara tersendiri atau
bersama-sama dengan pengenaan sanksi lainnya. Jenis dan besarnya sanksi
ditetapkan oleh BAPEPAM selaku pengawas pasar modal.
Terkait dengan keterlambatan penyampaian laporan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM, dikenakan sanksi administratif
sebagai berikut:
1. Emiten yang pernyataan pendaftaran telah menjadi efektif, dikenakan
sanksi denda Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari
keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan ketentuan bahwa
jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
commit to user
2. Perusahaan publik yang terlambat menyampaikan pernyataan
pendaftarannya, dikenakan sanksi denda Rp.100.000,00 (seratus ribu
rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud
dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
3. Direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik, atau setiap pihak
yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima persen) saham emiten atau
perusahaan publik, dikenakan sanksi denda Rp.100.000,00 (seratus ribu
rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud
dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Ketaatan emiten terhadap peraturan BEI selalu dipantau oleh
BAPEPAM dan secara periodik mempublikasikan hasil pemeriksaannya.
Dalam peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2 menyatakan bahwa emiten atau
perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit oleh akuntan dan disampaikan kepada BAPEPAM
selambat-lambatnya 90 hari terhitung sejak tanggal berakhirnya tahun buku. Untuk
laporan keuangan tengah tahunan disampaikan kepada BAPEPAM dalam
jangka waktu sebagai berikut:
1. Selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah tanggal laporan
commit to user
2. Selambat-lambatnya pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan akuntan dalam rangka
penelaahan terbatas,
3. Selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan akuntan yang
memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
Proses dalam mencapai ketepatan waktu (timeliness) terutama dalam
penyajian laporan keuangan menjadi semakin tidak mudah, mengingat
semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di
Indonesia. Pelaporan keuangan tidak tepat waktu, maka relevansi dan
manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan akan berkurang
(Mamduh dan Halim, 2003 dalam Almilia dan Setiady, 2006). Informasi
yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut
pasti merupakan informasi yang relevan. Apabila informasi tidak
disampaikan dengan tepat waktu maka menyebabkan nilai dari informasi
tersebut berkurang dalam pengambilan keputusan untuk dasar penentuan
tindakan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, pengungkapan dan
transparansi tidak hanya mementingkan isi dari informasi, tetapi juga
ketepatan waktu dalam penyampaian informasi.
Dyer dan Hugh (1975) dalam Almilia dan Setiady (2006)
menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu
commit to user
1. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
C. Teori Kepatuhan (Compliance Theory)
Kepatuhan dapat diartikan sebagai sifat tunduk, ketaatan, patuh pada
ajaran atau peraturan yang telah ditetapkan. Tuntutan akan kepatuhan
terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian pelaporan keuangan
perusahaan go public di Indonesia telah diatur dalam Surat Keputusan Ketua
BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian
laporan keuangan berkala. Peraturan tersebut sesuai dengan teori kepatuhan
(compliance theory). Peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan
adanya kepatuhan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal
Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan secara tepat
waktu.
Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi
peraturan yang berlaku. Menurut Tyler (dalam Saleh dan Susilowati, 2004)
terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental
dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh
commit to user
perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku.
Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai
moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.
Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka
anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka.
Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment
through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap
sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi
(normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan
karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte
perilaku (Saleh, 2004).
D. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Signalling Theory dan asymmetric informations digagas pertama kali
oleh Ackerlof, Spence dan Stigliz yang menjadikan mereka memperoleh
Nobel Ekonomi pada tahun 2001 (Subalno, 2009). Signalling Theory
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik perusahaan. Informasi merupakan unsur
penting bagi para pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya
commit to user
masa lalu, saat ini maupun keadaan di masa yang akan datang untuk
kelangsungan hidup perusahaan.
Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan
yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak
luar karena manajemen lebih banyak tahu tentang prospek perusahaan dan
peluang masa depan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri informasi
akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua
informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal.
Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public
dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada
investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai
pemantauan dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Jadi sangat
penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account
(rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk
diinformasikan kepada investor maupun calon investor (Subalno, 2009).
Pada penelitian ini perusahaan yang berkualitas baik nantinya akan
memberi sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya dengan
tepat waktu. Hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk
karena perusahaan berkualitas buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam
menyampaikan laporan keuangannya. Pada penelitian ini sinyal yang
diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik dianggap sebagai berita baik
(good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang
commit to user E. Kinerja Keuangan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi
kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan
perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja
suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi suatu
perusahaan. Apabila kinerja suatu perusahaan bagus, maka perusahaan
tersebut dalam kondisi baik, demikian pula sebaliknya, apabila kinerja
keuangan perusahaan tidak bagus maka mengindikasikan bahwa perusahaan
memiliki masalah keuangan yang mengakibatkan kondisi perusahaan tidak
baik. Untuk menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan dapat
digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Analisis atas laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen dilakukan untuk melakukan
penilaian terhadap aspek keuangan. Dengan menganalisis pos-pos yang
terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang
dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan
perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas dan solvabilitas. Pemakai informasi terutama investor sering
menggunakan dua rasio ini untuk mengetahui tingkat perusahaan dalam
commit to user 1. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan atau laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu
perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut
dalam menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian
dividen suatu perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan akan
mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yag dilakukan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik
para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya,
sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para
investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri
profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas
pengelolaan perusahaan tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti
penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah suatu
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang.
Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu
perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan lebih
terjamin.
Menurut Dyer dan Hugh (1975) dalam Almilia dan Setiady (2006)
commit to user
menyampaikan laporan keuangannya sedangkan perusahaan yang
mengalami kerugian meminta auditor menjadwalkan pengauditan lebih
lambat dari yang yang seharusnya, akibatnya penyerahan terlambat.
Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi
dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut
mengandung berita baik sehingga akan cenderung menyerahkan laporan
keuangannya tepat waktu.
Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ROA (return on asset)
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. ROA merupakan suatu
ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Apabila nilai ROA tinggi berarti menunjukkan
adanya efisiensi yang dilakukan oleh manjemen dan semakin tinggi
ROA berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan.
2. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi.
Solvabilitas merupakan faktor penting dalam penilaian kinerja
perusahaan karena solvabilitas adalah analisis risiko yang merupakan
imbangan profitabilitas untuk menentukan prospek dan kesehatan suatu
commit to user
(2006) solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
semua hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang) dari harta perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dapat
dikatakan solvable apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup
untuk membayar semua hutang-hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah
aktiva yang tersedia tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya,
maka perusahaan tersebut dapat dikatakan insolvable. Perusahaan yang
insolvable mengandung resiko yang tinggi untuk ditanami investasi,
karena perusahaan yang tidak mampu membayar hutang akan disita
kepemilikan hartanya.
Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko
kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas
yang rendah. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah TDTA ( total debt to total assets) yang menunjukkan nilai relatif
antara nilai total utang terhadap total aktiva. Dengan rasio ini dapat
diketahui seberapa besar pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh
hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar
nilai rasio, maka semakin besar kewajiban perusahaan yang harus
dipenuhi kepada pihak lain.
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) ada dua yang dapat mendukung
penggunaan TDTA dalam menghitung rasio solvabilitas. Pertama, total
debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan.
commit to user
kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian
bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya atau
diandalkan. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit
hutang lebih melibatkan banyak staff dan lebih rumit dibandingkan
mengaudit modal. Dapat disimpulkan bahwa solvabilitas yang diukur
menggunakan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian audit sehingga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan, karena perusahaan yang akan mengumumkan laporan
keuangannya kepada publik wajib menyerahkan laporan keuangan yang
telah diaudit.
F. Ukuran Perusahaan (Size)
Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan yang lebih luas dan tanggung jawab publik yang lebih besar.
Secara umum perusahaan yang lebih besar memiliki arus kas yang lebih
stabil dan kemungkinan pailit lebih kecil dibandingkan perusahaan yang lebih
kecil. Selain itu, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses
yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber,
sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar
commit to user
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangannya, karena
umumnya perusahaan besar lebih mendapat perhatian investor, sehingga ada
tuntutan untuk mengeluarkan informasi pada saat yang tepat. Lestari (2010)
menjelaskan terdapat beberapa alasan yang membuat perusahaan besar lebih
cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pertama, perusahaan besar
memiliki lebih banyak sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem
informasi yang lebih canggih yang menghasilkan laporan tahunan lebih tepat
waktu. Kedua, perusahaan besar memiliki sistem pengendalian intern yang
kuat dengan konsekuensi bahwa auditor menghabiskan lebih sedikit waktu
dalam pelaksanaan uji kesesuaian dan substantif. Maka penundaan audit
dapat diminimalisir dan hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan
secara tepat waktu. Ketiga, perusahaan besar cenderung diikuti oleh relative
banyak analis-analis financial yang biasanya bergantung pada laporan
tahunan yang tepat waktu untuk menegaskan dan merevisi prakiraan mereka
untuk prospek ekonomi perusahaan sekarang dan dimasa yang akan datang.
Sulistyo (2010) juga menyatakan bahwa perusahaan besar mendapat
pengawasan yang lebih dari investor dan regulator serta lebih menjadi
sorotan publik sehingga pelaporan keuangannya tepat waktu.
Untuk menentukan besar atau kecilnya suatu perusahaan dapat diukur
dari nilai total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga
kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin
commit to user
banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin
besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).
G. Umur Perusahaan (Age)
Umur perusahaan (age) dalam penelitian ini adalah umur listing
perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Semakin tua umur listing suatu
perusahaaan dianggap lebih profesional dan lebih berpengalaman dalam
menghadapi masalah listing di pasar modal, sehingga dapat menyampaikan
laporan keuangannya tepat waktu kepada publik. Saleh (2004) menjelaskan
perusahaan dengan umur yang semakin tua, cenderung untuk lebih terampil
dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika
diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup.
Age merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan investor dalam
menanamkan modalnya. Umur perusahaan mencerminkan suatu perusahaan
tetap bertahan dalam dunia industri. Age merupakan bukti bahwa suatu
perusahaaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang
ada dalam perekonomian.
Selain itu perusahaan telah memiliki banyak pengalaman mengenai
berbagai masalah listing yang berkaitan dengan pengolahan informasi dan
cara mengatasinya. Perusahaan juga telah merasakan perubahan-perubahan
yang terjadi selama kegiatan operasinya, sehingga perusahaan cenderung
commit to user
tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih
tepat waktu (Wijayanti, 2009).
H. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1. Profitabilitas dengan Timeliness
Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan
tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita
baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal
ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah yang berarti
mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat
waktu menyerahkan laporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008).
Hasil penelitian Suharli dan Rachpriliani (2006), Hilmi dan Ali (2008),
Lestari (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan. Namun, penelitian-penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil
penelitian Almilia dan Setyadi (2006), Rachmawati (2008), Kadir (2011)
yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap timeliness. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
commit to user 2. Solvabilitas dengan Timeliness
Solvabilitas yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga
perusahaan cenderung berusaha untuk memperbaiki terlebih dahulu
sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan rasio solvabilitas
yang tinggi akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan
laporan keuangannya. Menurut Carslaw & Kaplan (1991) proporsi yang
besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan
kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap
laporan keuangan yang akan diaudit sehingga memakan waktu yang lebih
panjang. Hal ini akan mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan
keuangan yang semakin lama sehingga penyampaian laporan keuangannya
juga semakin lama.
Hasil penelitian oleh Rachmawati (2008) menunjukkan bahwa solvabilitas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentang waktu penyajian
laporan keuangan. Berbeda dengan penelitian Almilia dan Setiady (2006)
yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak perngaruh terhadap timeliness.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
H2: Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap timeliness.
3. Size dan Timeliness
Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu
commit to user
Perusahaan besar akan lebih konsisten tepat waktu dalam menyampaikan
laporan keuangan mereka dibanding perusahaan kecil. Perusahaan yang
besar umumnya didukung tenaga ahli yang lebih professional dan sistem
pengolahan informasi yang lebih canggih. Selain itu, perusahaan yang
lebih besar mendapat pengawasan yang lebih dari investor dan regulator
serta lebih menjadi sorotan publik sehingga ada tuntutan untuk
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
Hasil penelitian Aryati dan Theresia (2005), Almilia dan Setiady (2006),
Lestari (2008), Rachmawati (2008), Ifada (2009) menemukan bahwa
terdapat pengaruh antara size dengan timeliness. Penelitian dengan bukti
sebaliknya dilakukan Hilmi dan Ali (2008), Kadir (2011) yang
menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara size
dengan timeliness. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
H3: Size berpengaruh positif terhadap timeliness.
4. Age dengan Timeliness
Perusahaan dengan umur yang semakin tua, cenderung untuk lebih
terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi
ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang
cukup (Saleh, 2004). Selain itu perusahaan dengan umur listing yang
semakin tua juga telah memiliki banyak pengalaman mengenai berbagai
commit to user
mengatasinya. Hal tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan
laporan keuangan lebih tepat waktu.
Hasil penelitian oleh Almilia dan Setiady (2006), Lestari (2008), Iyoha
(2012) menunjukkan bahwa age memiliki pengaruh terhadap ketepatan
waktu penyajian laporan keuangan. Namun penelitian tersebut tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2009), Kadir (2011) yang
menyatakan age tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas,
maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
H4: Age berpengaruh positif terhadap timeliness.
I. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada hubungan teoritis antara variabel-variabel,
profitabilitas diproksikan dengan ROA (return on assets), solvabilitas dengan
TDTA (total debt to total assets), age dengan first issue ke Bursa Efek
Indonesia, dan size diproksikan dengan total aktiva. Maka kerangka
commit to user
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
Variabel independen Variabel dependen
Profitabilitas
Solvabilitas
Size
Age
commit to user
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian adalah suatu kesatuan atau integritas dari beberapa desain
yang menggambarkan secara detail suatu penelitian (Sekaran, 2006). Tujuan
dari memahami desain penelitian adalah untuk memahami beberapa aspek
yang berbeda dan relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin
keakuratan penelitian, meningkatan kepercayaan diri dalam melakukan
penelitian dan menjamin kemampuan generalisasi penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan
untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara profitablitas, solvabilitas, ukuran perusahaan (size), dan
umur perusahaan (age) terhadap ketepatan pelaporan keuangan pada
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hypotheses testing biasanya
menjelaskan mengenai beberapa hubungan dan pengaruh antar variabel dalam
suatu situasi (Sekaran, 2006).
Penelitian ini dirancang untuk mengamati ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia. Penelitian ini mengkaji pengaruh profitabiltas, solvabilitas, ukuran
perusahaan (size), dan umur perusahaan (age) dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan (timeliness) perbankan di Bursa
commit to user
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah sesuatu yang mengacu pada sekelompok orang,
kejadian (event), atau sesuatu yang menarik perhatian peneliti untuk
melakukan investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Penulis memilih menggunakan jenis perusahaan perbankan karena
beberapa alasan, sebagai berikut:
1. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi
sebagai asset dalam hal pembiayaan maupun asset pendanaan yang erat
hubungannya dengan masyarakat secara langsung, sehingga perusahaan
akan senantiasa menjaga citra di mata masyarakat.
2. Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan cenderung memiliki
teknologi informasi yang lebih maju bila dibandingkan dengan
perusahaan yang bergerak dibidang non perbankan. Bank memiliki sitem
komputerisasi yang lebih canggih untuk menunjang kegiatan
operasionalnya. Logikanya dengan teknologi informasi yang maju,
perusahaan akan lebih cepat dalam menyusun laporan keuangannya.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan
diselidiki dan dianggap dapat mewakili populasi. Sampel terdiri atas sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor perbankan
commit to user
ini adalah dengan menggunakan purposive sampling dengan tujuan untuk
mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria yang dikehendaki peneliti.
Adapun kriteria-kriteria yang dipilih dalam penentuan sampel
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut selama periode 2008, 2009, 2010, dan 2011.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dan menyampaikannya ke BEI
serta mempublikasikannya di ICMD (Indonesian Capital Market
Directory) pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011.
3. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang memiliki kelengkapan
data tentang laporan keuangan yang berkaitan dengan variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini.
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian tetapi
diperoleh dari pihak luar. Data yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang
terdapat pada website resmi Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id),
Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Sebelas Maret Surakarta
(UNS) dan ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun 2008, 2009,
commit to user D. Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel utama, yaitu variabel
independen dan dependen. Adapun pengukuran masing-masing variabel akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen penelitian ini adalah ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan (timeliness). Variabel dependen ini diukur berdasarkan
tanggal upload atau publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang
ada di website resmi Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).
Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan
kategori 0 bagi perusahaan yang tidak memiliki ketepatan waktu
(terlambat) dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu.
Perusahaan dikategorikan tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan
keuangan apabila melaporkannya setelah tanggal 31 Maret, dan
perusahaan yang tepat waktu adalah perusahaan yang menyampaikan
laporan keuangan mulai dari berakhirnya tahun buku sampai dengan
tanggal 31 Maret atau 90 hari tahun berikutnya.
2. Variabel Independen a. Profitabilitas
Variabel profitabilitas diproksikan dengan ROA (Return on Assets).
ROA digunakan sebagai proksi dari profitabilitas karena ROA lebih
commit to user
yang signifikan terhadap tingkat pengembalian aktiva seluruh
perusahaan. Melalui pengukuran parameter ROA, investor dapat
memperoleh gambaran secara jelas tentang tingkat pengembalian
terhadap investasi yang telah dilakukannya pada suatu perusahaan
tersebut. Profitabilitas menurut Kadir (2011) dapat dirumuskan
dengan:
ROA =
b. Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Apabila suatu perusahaan memiliki proporsi
hutang yang tinggi dibandingkan dengan total aset yang dimiliki
maka perusahaan tersebut dapat dikatakan tidak aman karena
mempunyai resiko tinggi sehingga dapat mengalami kerugian. Rasio
solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah TDTA
(Total Debt to Total Assets Ratio) sesuai dengan penelitian (Almilia
dan Setiady, 2006), yang diukur dengan menggunakan rumus :
TDTA =
c. Size
Untuk menentukan besar atau kecilnya suatu perusahaan dapat
diukur dari nilai total nilai aktiva, total penjualan, jumlah saham Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva