• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Profitabilitas

Menurut Sartono (2008:122) rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan

Return on Asset. Menurut Hanafi (2000:83) Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset

(kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja

perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar.

Return on Asset = ������� ��������

����� �����

2.4 Leverage

Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Penurunan kinerja

sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Debt to equity ratio adalah rasio yang mengukur sejauhmana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 200). Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total utang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban (beban tetap) tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen (Marlina dan Danica, 2009).

Debt to Equity Ratio = ���� �����

����� ������

2.5 Likuiditas

Menurut Munawir (2004:31) Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau mendanai operasi perusahaannya. Penelitian ini memproksikan likuiditas

lancar dengan hutang lancar. Rasio ini mengindikasikan bahwa dari setiap hutang lancar dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diperkirakan bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat (Brigham, 2007:103). Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Current Ratio = ������� �����

������� ����������� x 100%

2.6 Firm Size

Firm Size adalah besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total aktivanya, dimana besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaraan dividen pada perusahaan (Hatta, 2002). Perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang lebih besar untuk menjaga reputasi dikalangan investor aktual maupun potensial. Tindakan ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan memasuki pasar modal apabila berencana melakukan emisi saham baru. Sedangkan perusahaan yang memiliki aset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah asset perusahaan.

Firm Size = Ln Total Aset

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica berjudul “Analisis pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Penelitian ini menggunakan 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2004- 2007 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Cash Position dan Return on Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. John and Muthusamy (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh John and Muthusamy berjudul “Leverage, Growth and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence from Indian Paper Industry. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage, Liquidity, Return on Asset. Penelitian ini menggunakan 90 perusahaan yang terdaftar di Bombay Stock Exchange sebagai sampel. Teknik analsis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, hanya variabel Cash Flow yang berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Leverage, Liquidity, Return on Asset berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Kadir (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Kadir berjudul “ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan Credit Agencies yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deviden Payout Ratio. Sedangkan variabel Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Pribadi dan Sampurno (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno berjudul “Analisis pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 – 2011 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian variabel Ownership, dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Payout Deviden Ratio. Sedangkan variabel Firm Size dan Cash Position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Namun, Growth Opportunity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

5. Lopolusi (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi (2013) berjudul “Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang, pertumbuhan, free cash flow. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel profitabilitas, likuiditas, utang, pertumbuhan, free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel ukuran badan usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode

Analisis Data Hasil penelitian 1. Marlina dan Danica (2009) Analisis pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset Regresi Linear Berganda

1. Cash Position dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. John Muthusamy (2010) Leverage, Growth and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence from Indian Paper Industry Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage, Liquidity, Return on Asset Regresi Linear Berganda

1. Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Leverage, Liquidity, Return on Asset berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Kadir (2010) Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Return on Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover Regresi Linear Berganda

1. Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Lanjutan tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode

Analisis Data Hasil penelitian 4. Pribadi dan Sampurno (2012) Analisis pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Cash Position, Growth Opportunity, firm size, ownership, dan Return on Asset Regresi Linear Berganda

1. Ownership dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Firm Size dan Cash

Position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Growth Opportunity

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio 5. Ita Lopolusi (2013) Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 Dependen: Kebijakan Dividen Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang, pertumbuhan, free cash flow

Regresi Linear Berganda

1. Ukuran badan usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Profitabilitas, likuiditas, utang, pertumbuhan, free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8Kerangka Konseptual

2.8.1 Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout ratio

Mondigliani-Miller menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang, berdasarkan teori tersebut menunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui aset yang dimiliki yang tercermin dalam Return onAsset (ROA) menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen

yang tercermin dalam Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001: 122) yang menyatakan semakin tinggi Return on Asset maka kemungkinan pembagian dividen semakin besar. Menurut Marlina dan Danica (2009) dan Pribadi dan Sampurno (2012), Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian ROA diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 2001:267). Menurut Kadir (2010), Debt to Equit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Debt to Equit Ratio diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Menurut Munawir (2004 : 72), current ratio menunjukan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.

Perusahaan untuk membayar dividen memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus tersedia likuiditas yang cukup. Karena pembagian dividen dibayar dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, untuk itu perusahaan harus memiliki dana kas tersedia untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu, posisi likuiditas perusahaan menanggung langsung kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para investor pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka perusahaan dinilai mampu untuk melakukan pembayaran dividen (Puspitaningtyas, 2012). Menurut Puspita (2009), Current Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Current Ratio diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8.4 Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio

Brigham dan Houston (2006: 119) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total aktiva untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Ukuran perusahaan mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil sebaliknya. Perusahaan yang besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal, maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang relatif cepat. Oleh karena itu, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar

diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar, sehingga akan mampu membayar deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002). Menurut Puspita (2009) dan Hatta (2002) Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Firm Size diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dokumen terkait