SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO SAHAM LQ45
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
DAHLIA SUMAH 110521163
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO SAHAM LQ45
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dividen adalah bagian laba yang diberikan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen seorang manajer perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS), sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).
Penelitian ini menggunakan Saham LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian Agustus 2008 – Januari 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Firm Size (FS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Sedangkan Return on Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING STOCK DIVIDEND PAYOUT RATIO LQ45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Dividend are payment made by a corporate to its shareholder members which is depend on the dividend policy of each companies. It is interesting to analyze factors that influence dividend policy because too many considerations. Sometimes those consideratios cause conflict between many parties. The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) to the amount of Dividend Payout Ratio (DPR). Independent variable used in this study is the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) while the dependent variable used in this study is Dividend Payout Ratio (DPR).
This study uses LQ45 Stock are listed on Stock Exchanges in Indonesia as an object of research. The study period from 2008 August – 2013 January. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test.
Based on the result of research, Debt to Equity Ratio (DER) influences positively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Firm Size (FS) influences negatively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Return on Asset (ROA) and Current Ratio (CR) influences positively and insignificantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin menucapkan terima
kasih terutama kepada orangtua tercinta yaitu Ayahanda Maruli Sumah dan Ibunda
Nursaimah Lubis yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala
kebutuhan dana dan material, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang
selalu menyertai perjalanan hidup penulis.
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima
bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan
kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.
6. Ibu Beby Kendida, S.E, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk
segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
8. Kepada saudara-saudara penulis: Ahmad Rifai Sumah, Amirrudin Sumah, Rizki
Adinda Sumah, Salsabillah Sumah yang saya cintai dan yang selalu mendoakan
dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada teman-teman penulis: Lisma K butar-butar, Cecilia A.Y Simanungkalit,
Desi Handayani Pospos, Elyasna Sembiring, Ester Meriyanti Sinaga, Lisna
Romaito, Sinthong Sialoho, Ratna Siagian dan lain-lain yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
peneliti lainnya.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 7
1.4.Manfaat Penellitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1. Pengertian Dividen ... 9
2.1.2. Jenis-Jenis Kebijakan Dividen ... 12
2.1.3. Teori Kebijakan Dividen ... 13
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 16
2.2. Dividend Payout Ratio ... 19
2.3. Profitabilitas ... 20
2.4. Leverage ... 20
2.5. Likuiditas ... 21
2.6. Firm Size ... 22
2.7. Penelitian Terdahulu ... 22
2.8. Kerangka Konseptual ... 27
2.8.1. Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio ... 27
2.8.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 28
2.8.3. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 28
2.8.4. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio ... 29
2.9. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 31
3.4. Definisi Operasional ... 32
3.5. Populasi dan Sampel ... 34
3.6. Jenis dan Sumber Data ... 35
3.7. Metode Pengumpulan Data ... 35
3.8. Teknik Analisis Data ... 35
3.8.1. Analisis Deskriptif ... 35
3.8.2. Analisis Regresi Berganda ... 36
3.9. Pengujian Hipotesis ... 37
3.9.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 37
3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 37
3.10. Uji Asumsi Klasik ... 38
3.10.1. Uji Normalitas ... 38
3.10.2. Uji Multikolinearitas ... 39
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... 39
3.10.4. Uji Autokorelasi ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan ... 41
4.2. Hasil Penelitian ... 46
4.2.1. Statistik Deskriptif ... 46
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 47
4.2.2.1. Uji Normalitas ... 47
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 50
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 51
4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 52
4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 52
4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 55
4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 55
4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 55
4.2.4.3. Koefisien Determinasi (R2 4.3. Pembahasan ... 58
) ... 57
4.3.1. Variabel Return on Asset (ROA) ... 58
4.3.2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) ... 59
4.3.3. Variabel Current Ratio (CR) ... 59
4.3.4. Variabel Firm Size (FS) ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 61
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Dividen Tunai Beberapa Perusahaan yang
Tercatat dalam Saham LQ45 Tahun 2011-2012 ... 5
Tabel 1.2 Perkembangan Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size Beberapa Perusahaan yang Tercatat dalam Saham LQ45 Tahun 2011-2012 ... 5
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel ... 34
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 35
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 46
Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 48
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah LN ... 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 51
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 52
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 55
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)... 56
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 50
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 50
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO SAHAM LQ45
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dividen adalah bagian laba yang diberikan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen seorang manajer perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS), sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).
Penelitian ini menggunakan Saham LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian Agustus 2008 – Januari 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Firm Size (FS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Sedangkan Return on Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING STOCK DIVIDEND PAYOUT RATIO LQ45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Dividend are payment made by a corporate to its shareholder members which is depend on the dividend policy of each companies. It is interesting to analyze factors that influence dividend policy because too many considerations. Sometimes those consideratios cause conflict between many parties. The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) to the amount of Dividend Payout Ratio (DPR). Independent variable used in this study is the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) while the dependent variable used in this study is Dividend Payout Ratio (DPR).
This study uses LQ45 Stock are listed on Stock Exchanges in Indonesia as an object of research. The study period from 2008 August – 2013 January. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test.
Based on the result of research, Debt to Equity Ratio (DER) influences positively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Firm Size (FS) influences negatively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Return on Asset (ROA) and Current Ratio (CR) influences positively and insignificantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas
investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam risiko dan
ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh investor. Untuk mengurangi
risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam
informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun
informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu Negara.
Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang Go Public merupakan
kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegang
saham dan manajemen keuangan yang dapat mempunyai kepentingan yang
berbeda. Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang
didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham (Darmaji dan Fakhrudin, 2006:178)
Tujuan utama seorang investor menanamkan dananya yaitu untuk
menperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa dividen maupun capital gain.
Dalam kaitannya dengan dividen, para investor pada umumnya menginginkan
pembagian dividen yang relatif stabil. Kebijakan dividen yang stabil dijalankan
oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Apabila
mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap
perusahaan tersebut lebih besar dibanding jika dividennya dikurangi. Dengan
demikian manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui
kebijakan dividen yang stabil (Riyanto, 2001:207)
Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering
dihadapi perusahaan. Manajemen sering menghadapi kesulitan untuk memutuskan
apakah akan membagi dividen atau akan menahan laba untuk diinvestasikan
kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan
perusahaan. Umumnya perusahaan lebih suka menaham keuntungan daripada
membagikan dalam bentuk dividen, sedangkan investor lebih menyukai
pembayaran dividen saat ini daripada menundanya.
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang
berkepentingan dan saling bertentangan yaitu kepentingan para pemegang saham
dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya,
disamping itu juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya
dividen yang dibayarkan. Kebijakan dividen pada hakekatnya adalah menentukan
porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang
akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (Sutrisno, 2000: 321).
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio
antara lain: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio
(CR), dan Firm Size (FS). Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya
dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat
pengembalian investasi (return) semakin besar. Return on asset (ROA)
merupakan rasio yang diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total aset perusahaannya. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya
akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sri
Sudarsi, 2002).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh
kewajibannya (Sawir, 2003:13). Menurut Prihantoro (2003) menyatakan bahwa
debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah
DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajibannya. Semakin besar penggunaan hutang maka dapat berdampak pada
financial distress dan kebangkrutan. Selanjutnya ditegaskan bahwa penggunaan
hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar
keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya pada
tingkat penggunaan hutang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen
tinggi sehingga sebagian besar keuntungan yang digunakan untuk kesejahteraan
Current Ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto, 2001:196). Munurut Munawir
(2005:72) Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)
kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum
tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo
karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan,
misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat
penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan
menunjukkan adanya over interstment dalam persediaan tersebut atau adanya
saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.
Firm Size mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar
memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil
sebaliknya. Perusahaan yang dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal
maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang
relatif cepat. Oleh karena itu, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar
diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih
besar, sehingga akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002).
Berikut adalah tabel mengenai perkembangan Dividen Tunai, Return on
Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size
Tabel 1.1
Perkembangan Dividen Tunai Beberapa Perusahaan yang Tercatat dalam Saham LQ45 Tahun 2011-2012
Nama Perusahaan Dividen Tunai (Rp)
2011 2012
PT. Astra Agro Lestari Tbk 995 230 PT. Astra Internasional Tbk 1.980 66 PT. Bank Central Asia Tbk 157 43,5
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 2.336 1.666
PT. United Tractor Tbk 820 210
PT. Unilever Tbk 546 300
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa semua perusahaan
mengalami penurunan dalam pembagian dividen tunai yang sangat drastis.
Penurunan yang sangat drastis dialami oleh PT. Astra Internasional Tbk yang
pada tahun 2012 mengalami penurunan dividen tunai sebesar Rp 1.914 (-2.900%)
dari tahun sebelumnya. Sedangkan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk mengalami
paling sedikit penurunan yaitu sebesar Rp 670 (40,2%).
Tabel 1.2
Perkembangan Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size Beberapa Perusahaan yang Tercatat dalam Saham LQ45
Tahun 2011-2012
Nama Perusahaan ROA (%) DER (X) CR (%) Total Aset
2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012
PT. Astra Agro Lestari Tbk
32.66 28.38 0.21 0.33 130.97 68.46 10.204.495 12.419.820
PT.Astra Internasional Tbk
16.79 15.31 1.02 1.03 136.40 139.91 153.521.000 182.274.000
PT. Bank Central Asia Tbk
3.57 2.44 8.09 7.66 108,98 109,67 381.908.353 427.014.666
PT.Indo Tambangraya Megah Tbk
46.24 39.64 0.46 0.49 236.59 221.71 14.313.602 14.420.136
PT. United Tractor Tbk
16.76 14.80 0.69 0.56 171.64 194.65 46.440.062 50.300.633
PT. Unilever Tbk 53.18 39.46 1.85 1.43 68.67 83.95 10.482.312 12.421.910
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa PT. Bank Central Asia Tbk,
PT. United Tractor Tbk, PT. Unilever Tbk mengalami penurunan Debt to Equity
Ratio sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami
penurunan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukan oleh Sartono
(2001:66) yang menyatakan semakin turun Debt to Equity Ratio semakin tinggi
kemampuan perusahaan membayar dividen.
Terjadi kenaikan Current Ratio yang dialami oleh PT. Astra Internasional
Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk, PT. United Tractor Tbk, PT. Unilever Tbk
sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami
penurunan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukan oleh Sartono
(2001:202) yang menyatakan semakin kuat posisi kas atau likuiditas perusahaan
berarti semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen.
Terjadi kenaikan Firm Size yang dialami oleh semua perusahaan
sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami
penurunan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda yang diungkapkan Imran (2011) yang
menyatakan semakin besarnya ukuran perusahaan maka perusahaan akan
mendistribusikan dividen yang lebih tinggi dan konsisten dalam pembayaran
sesuai dengan pendapatan dan ukuran perusahaan.
Terjadinya kenaikan atau penurunan dalam Return on Asset, Debt to
Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size akan mempengaruhi besar kecilnya
Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini membatasi penelitian
terhadap faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio, yaitu Return onAsset
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Firm Size (FS).
Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current
Ratio (CR), Firm Size (FS) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset
(ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS)
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Investor dan Calon Investor
Sebagai masukan dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual
saham sehubungan dengan harapannya terhadap dividen yang dibagikan
perusahaan.
2. Perusahaan (Emiten)
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap kebijakan
dividen agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
3. Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, serta informasi mengenai kebijakan
dividen, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen
Payout Ratio Saham LQ45.
4. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Dividen
Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak
dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan
perusahaan. Menurut Hanafi (2004:112), dividen merupakan kompensasi yang
diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk
dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.
Dividen ditentukan berdasarkan rapat umum anggota pemegang saham dan jenis
pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan. Stice et al., (2004: 902)
mengartikan dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham
perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing
pemilik.
Menurut Brigham dan Houston (2001:84 ) prosedur pembayaran dividen
antara lain:
a. Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal deklarasi, yaitu tanggal pada saat dividen secara resmi diumumkan
oleh Dewan Direksi.
b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
Tanggal pencatatan, yaitu tanggal yang menunjukkan kapan buku transfer
dividen. Biasanya tanggal pencatatan adalah 2 atau 3 minggu setelah tanggal
pengumuman, pada tanggal tersebut disiapkan daftar pemegang saham saat itu.
c. Tanggal ex-dividen (ex-dividend date)
Tanggal ex-dividen, yaitu tanggal dimana saham diperdagangkan tanpa hak
menerima dividen, dalam teori tanggal ex-dividen adalah tanggal setelah
tanggal pencatatan. Namun, dalam praktik pasar modal memajukan tanggal
pencatatan untuk memberikan kesempatan pemindahan kepemilikan saham.
d. Tanggal pembayaran
Tanggal pembayaran, yaitu merupakan tanggal saat pembayaran dividen oleh
perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas
dividen. Jadi pada tanggal tersebut, para investor sudah dapat mengambil
dividen sesuaidengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten
(dividen tunai/dividen saham).
Menurut Baridwan (2001:434) dividen yang akan dibagikan oleh
perusahaan dapat terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Dividen kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan adalah dalam bentuk
kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat
pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada
mencukupi untuk pembagian dividen kas ini dibuat pada tanggal pengumuman
b. Dividen aktiva selain kas
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen
dalam bentuk ini disebut Property Dividends. Aktiva yang dibagikan bisa
berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan,
barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat
dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut. Akan tetapi
perusahaan yang membagi Property Dividends akan mencatat dividen ini
sebesar nilai buku aktiva yang dibagikan.
c. Dividen utang
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk
pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi. Sehingga
pimpinan perusahaan akan mengeluarkan Scrip Dividens. Yaitu janji tertulis
untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
d. Dividen likuidasi
Yang dimaksud dividen likuidasi adalah dividen sebagian merupakan
pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening
pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal
saham. Dalam perusahaan yang memiliki wasting assets yang tidak akan
diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara periodik.
e. Dividen saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham
1. Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham
biasa untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham prioritas, disebut
saham biasa
2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen
saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen saham biasa
untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham spesial.
2.1.2 Jenis-jenis Kebijkan Dividen
Jenis-jenis kebijakan dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham ditinjau dari jumlah yang dibayarkan, terdiri dari (Sundjaja dan Barlian
2002: 342):
1. Kebijakan dividen dengan rasio pembayaran konstan
Merupakan kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari
pendapatan yang dibayarkan kepada pemilik setiap periode pembagian dividen.
Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau
rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah atau tidak ada.
Karena deviden merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang
maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.
2. Kebijakan dividen teratur
Merupakan kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen
dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode.
3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra
Merupakan kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah
pendapatan lebih tinggi dari biasanya pada periode tertentu, perusahaan boleh
membayar tambahan dividen. Dengan dividen rendah tapi teratur dibayar
setiap periode, perusahaan memberi investor pendapatan stabil yang
dibutuhkan untuk membangun kepercayaan pada perusahaan dan dividen
ekstra diberikan sebagai pembagian hasil pada periode yang baik.
2.1.3 Teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam
menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan
pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu.
Ada 3 (tiga) teori tentang kebijakan dividen (Brigham dan Houston, 2001: 315) :
1. Dividend Irrelevance Theory (Dividen Tidak Relevan)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya
modalnya. Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan,
maka hal tersebut tidak relevan. Pendukung dari tidak relevannya kebijakan
dividen adalah Modigliani-Miller (MM). Mereka berpendapat bahwa
bagaimanapun kebijakan dividen itu memang tidak mempengaruhi harga saham
maupun kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa
nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan tersebut.
Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi.
Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk
2. Teori Bird in The Hand
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner
(1956) dalam (Brigham dan Houston, 2001: 315) yang berpendapat bahwa
ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran dividen
dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan
modal (capital gain) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan
seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan Litner berpendapat
bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan
dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. MM
dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung
pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara
dividen dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-Lintner
sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa
investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu
burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend payout
ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan
untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan
bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari
arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh
3. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa
investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang
tinggi, yaitu:
1. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan
dividen. Untuk itu investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham)
mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke
dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan
kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada
efek nilai waktu.
3. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali
tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.
Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin
lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian
para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian
dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan
kebijakan dividen menurut Sjahrial (2002, 311) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya
yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.
3. Rencana perluasan usaha
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat
dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan terhadap perusahaan
Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber
intern antara lain laba. Dengan pertimbangan apabila dibiayai dengan
penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang
saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Sundjaja
dan Barlian, 2002: 339):
1. Peraturan hukum
a. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar
b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para
kreditur dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal.
c. Peraturan mengenai tidak mampu membayar. Peruahaan boleh tidak
membayar dividen jika tidak mampu (bankrut) atau jumlah utang lebih
banyak daripada jumlah harta.
2. Posisi likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan
untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah
diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan
barang-barang lainnya. Bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu,
suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak membayar
dividen karena keadaan likuiditasnya. Memang perusahaan yang sedang
tumbuh biasanya kekurangan dana. Dalam situasi seperti itu mungkin
perusahaan memutuskan untuk tidak membayar dividen dalam bentuk uang
tunai.
3. Membayar pinjaman
Bila perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau
untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh
tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman
itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya
4. Kontrak pinjaman
Kontrak pinjaman apalagi menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali
membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.
5. Pengembangan aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk
membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang
dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan
tidak dibayarkan.
6. Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk
dividen yang dapat digunakan pemegang saham baik ditanamkan kembali
didalam perusahaan maupun ditempat lain.
7. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan
bagaimana keuntunngan dikemudian hari. Maka perusahaan seperti itu
kemungkinan besar akan membagikan keuntunannya dalam bentuk dividen
dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
keuntungannya berfluktuasi.
8. Pasar modal
Perusahaan besar dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang
teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau mudah memperoleh
9. Kendali perusahaan
Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka
pembayaran dividen akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas
pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan
mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham.
Selain itu, penjualan saham tambahan akan memperbesar resiko
berfluktuasinya keuntungan bagi para pemegang saham.
10.Keputusan kebijakan dividen
Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada
tingkat yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan
dengan naiknya keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika
sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu benar-benar tampak cukup
permanen.
2.2 Dividend Payout Ratio
Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah
laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber
pendanaan (Pribadi dan Sampurno, 2012). Rasio ini menunjukkan persentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham yang berupa dividen kas.
Apabila laba yang ditahan untuk keperluan operasional perusahaan dalam jumlah
besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil.
Sebaliknya jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai
dividen, maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba ditahan dan mengurangi
sebagai dividen tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang
saham, sehingga para pemegang saham akan terus menanamkan sahamnya untuk
perusahaan tersebut.
Dividend Payout Ratio = Dividen Kas per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham
2.3 Profitabilitas
Menurut Sartono (2008:122) rasio profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran
tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas
berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan
semakin tingginya profitabilitas. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan
Return on Asset. Menurut Hanafi (2000:83) Return on Asset adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset
(kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk
menandai asset tersebut. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja
perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin
besar.
Return on Asset = ������� ��������
����� �����
2.4 Leverage
Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah
aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen penting
sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan
dalam memenuhi kewajiban tersebut. Debt to equity ratio adalah rasio yang
mengukur sejauhmana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri.
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 200). Rasio ini menunjukkan komposisi atau
struktur modal dari total utang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan komposisi total utang (jangka
pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri,
sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar
(kreditur). Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan
bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima
karena kewajiban (beban tetap) tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian
dividen (Marlina dan Danica, 2009).
Debt to Equity Ratio = ���� �����
����� ������
2.5 Likuiditas
Menurut Munawir (2004:31) Likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya
berarti perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Hanya perusahaan yang
memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham
dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan menggunakan
potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau
lancar dengan hutang lancar. Rasio ini mengindikasikan bahwa dari setiap hutang
lancar dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diperkirakan bisa diubah menjadi
uang tunai dalam waktu singkat (Brigham, 2007:103). Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo.
Current Ratio = ������� �����
������� ����������� x 100%
2.6 Firm Size
Firm Size adalah besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total
aktivanya, dimana besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat
memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaraan dividen pada perusahaan
(Hatta, 2002). Perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang lebih besar
untuk menjaga reputasi dikalangan investor aktual maupun potensial. Tindakan ini
dilakukan untuk memudahkan perusahaan memasuki pasar modal apabila
berencana melakukan emisi saham baru. Sedangkan perusahaan yang memiliki
aset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba
dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah asset perusahaan.
Firm Size = Ln Total Aset
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini antara lain :
Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica berjudul “Analisis
pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap
Dividend Payout Ratio”. Penelitian ini menggunakan 24 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2004-2007 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda, dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t)
variabel Cash Position dan Return on Asset memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel Debt to Equity
Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio.
2. John and Muthusamy (2010)
Penelitian yang dilakukan oleh John and Muthusamy berjudul “Leverage,
Growth and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence
from Indian Paper Industry. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio,
Market Value to Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage, Liquidity, Return on
Asset. Penelitian ini menggunakan 90 perusahaan yang terdaftar di Bombay
Stock Exchange sebagai sampel. Teknik analsis data yang digunakan adalah
regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, hanya variabel Cash
Flow yang berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan
variabel Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market
Value to Book Value Ratio, Leverage, Liquidity, Return on Asset berpengaruh
3. Kadir (2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Kadir berjudul “ Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go
Public di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan
Credit Agencies yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on
Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
penelitian variabel Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deviden Payout Ratio. Sedangkan
variabel Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
4. Pribadi dan Sampurno (2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno berjudul “Analisis
pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan
Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Penelitian ini menggunakan
15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2008 – 2011 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
linear berganda, dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian variabel
Payout Deviden Ratio. Sedangkan variabel Firm Size dan Cash Position
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Namun,
Growth Opportunity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
5. Lopolusi (2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi (2013) berjudul “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran
badan usaha, utang, pertumbuhan, free cash flow. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel
profitabilitas, likuiditas, utang, pertumbuhan, free cash flow berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan
variabel ukuran badan usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Variabel Metode
Analisis Data
Hasil penelitian
1. Marlina dan Danica (2009)
Analisis
pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset
Regresi Linear Berganda
1. Cash Position dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2. Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2. John Muthusamy (2010) Leverage, Growth and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence from Indian Paper Industry Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage,
Liquidity, Return on Asset
Regresi Linear Berganda
1. Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.
2. Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Leverage, Liquidity, Return on Asset berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio.
3. Kadir (2010) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Return on Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover
Regresi Linear Berganda
1. Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Lanjutan tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /
Tahun
Judul Penelitian Variabel Metode
Analisis Data
Hasil penelitian
4. Pribadi dan Sampurno (2012)
Analisis
pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity,
Ownership, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Cash Position, Growth Opportunity, firm size, ownership, dan Return on Asset
Regresi Linear Berganda
1. Ownership dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Firm Size dan Cash
Position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
3. Growth Opportunity
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
5. Ita Lopolusi (2013) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 Dependen: Kebijakan Dividen Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang, pertumbuhan, free cash flow
Regresi Linear Berganda
1. Ukuran badan usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2. Profitabilitas, likuiditas, utang, pertumbuhan, free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
2.8Kerangka Konseptual
2.8.1 Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout ratio
Mondigliani-Miller menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu
sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan
yang baik di masa yang akan datang, berdasarkan teori tersebut menunjukkan
bahwa penghasilan yang tinggi melalui aset yang dimiliki yang tercermin dalam
yang tercermin dalam Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Sartono (2001: 122) yang menyatakan semakin tinggi
Return on Asset maka kemungkinan pembagian dividen semakin besar. Menurut
Marlina dan Danica (2009) dan Pribadi dan Sampurno (2012), Return on Asset
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan
demikian ROA diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.
2.8.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang
dimiliki perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan
menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya.
Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari
laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari
pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti hanya sebagian kecil saja
yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 2001:267).
Menurut Kadir (2010), Debt to Equit Ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Debt to Equit Ratio diprediksi
berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.
Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity
ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan
hutang atau kewajiban lancar (current liability). Menurut Munawir (2004 : 72),
current ratio menunjukan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.
Perusahaan untuk membayar dividen memerlukan aliran kas keluar, sehingga
harus tersedia likuiditas yang cukup. Karena pembagian dividen dibayar dengan
kas, dan tidak dengan laba ditahan, untuk itu perusahaan harus memiliki dana kas
tersedia untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu, posisi likuiditas perusahaan
menanggung langsung kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada
para investor pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan,
maka perusahaan dinilai mampu untuk melakukan pembayaran dividen
(Puspitaningtyas, 2012). Menurut Puspita (2009), Current Ratio berpengaruh
positif terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Current Ratio
diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.
2.8.4 Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio
Brigham dan Houston (2006: 119) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai
rata-rata total aktiva untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun.
Ukuran perusahaan mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar
memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil
sebaliknya. Perusahaan yang besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar
modal, maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu
diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih
besar, sehingga akan mampu membayar deviden yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002). Menurut Puspita (2009) dan Hatta (2002)
Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Dengan demikian Firm Size diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend
[image:41.595.110.511.316.468.2]Payout Ratio.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.9 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Return on Asset, Debt
to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size berpengaruh terhadap Dividend Payout
Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Return on Asset
Debt to Equity Ratio
Dividend Payout Ratio Current Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif dimana penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh antar dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini meneliti pengaruh
Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap
Dividend Payout Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media
internet dengan situs
Maret 2014 sampai dengan April 2014.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh Return on Asset, Debt to
Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio
Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka
ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:
a. Variabel Dependen, yaitu Dividend Payout Ratio.
b. Variabel Independen, yaitu Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current
Ratio, dan Firm Size.
2. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang tercatat di Saham LQ45 periode Agustus 2008 – Januari 2013.
3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada
Bursa Efek Indonesia pada websit
3.4. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.4.1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio.
Dividend Payout Ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap
pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham. Variabel ini
dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah Dividend Payout Ratio
dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk
menghitung Dividend Payout Ratio digunakan rumus: (Gitman, 2003:115)
Dividend Payout Ratio = Deviden kas perlembar Saham
Laba perlembar Saham
3.4.2. Variabel Independen (X)
1. Return on Asset (X1
Return on Asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam
tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung
Return on Asset digunakan rumus: (Brigham dan Houston, 2006: 115)
Return on Asset = ������� ��������
����� �����
2. Debt to Equity Ratio (X2
Debt to Equity Ratio adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah Debt to
Equity Ratio dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Untuk menghitung Debt to Equity Ratio digunakan rumus: (Brigham, 2007: 132) )
Debt to Equity Ratio = ����� ����
����� ������
3. Current Ratio (X3
Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Current ratio mengindikasikan
bahwa dari setiap hutang lancar dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang
diperkirakan bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Variabel ini
dinyatakan dalam persen (%) dan data yang diambil adalah Current Ratio dari
tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung
Current Ratio digunakan rumus: (Brigham, 2007: 103) )
Current Ratio = ������� �����
������� ����������� x 100%
4. Firm Size (X4
Firm Size adalah besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total
memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaraan dividen pada
perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah
Firm Size dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk
menghitung Firm Size digunakan rumus: (Jogiyanto, 20013: 282)
Firm size = Ln Total Aset
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang berturut-turut
tercatat didalam Saham LQ45 pada periode Agustus 2008 – Januari 2013.
Adapun sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang Terdaftar dalam Saham LQ45 Periode Agustus 2008 –
Januari 2013.
2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode
Agustus 2008 – Januari 2013
3. Perusahaan yang tercatat dalam Saham LQ45 yang membagikan dividen secara
[image:45.595.114.508.561.716.2]konsisten pada periode Agustus 2008 – Januari 2013
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No. Karakteristik Perusahaan Jumlah
1. Perusahaan yang berturut-turut tercatat didalam Saham LQ45 pada periode Agustus 2008 – Januari 2013
22
2. Perusahaan yang tidak Terdaftar dalam Saham LQ45 Periode Agustus 2008 – Januari 2013.
-
3. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode Agustus 2008 – Januari 2013
4. Perusahaan yang tercatat dalam Saham LQ45 yang tidak membagikan dividen secara konsisten pada periode Agustus 2008 – Januari 2013
(16)
5. Jumlah Sampel 6
Berdasarkan kriteria penarikan sampel, sampel dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Situmorang et al.,
2011:3). Data sekunder diperoleh melalui media internet dengan situs
www.idx.co.i
berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.
3.7Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi
dokumenter berupa literatur, buku, jurnal penelitian, artikel, serta
laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
3.8. Metode Analisis
No. Nama Perusahaan Tanggal Listing
1. PT. Astra Agro Lestari Tbk 9 Desember 1997 2. PT. Astra Internasional Tbk 4 April 1990 3. PT. Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000 4. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 18 Desember 2007 5. PT. United Tractor Tbk 19 September 1989
Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam
penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini
meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel
independen sebagai variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio.
3.8.2. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis linear berganda
ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). analisis linear berganda memerlukan pengujian secara
serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga
memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah
hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi
akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat
heteroskedastisitas, multikolineritas, autokorelasi (Situmorang dan Lutfi,
2011:151). Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara
tepat dan efisien.
Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X
Dimana :
4
Y = Dividend payout ratio
a = Konstanta
X1
X
= Return on Assets
2
X
= Debt to Equity Ratio
3
X
= Current Ratio
4 = Firm Size
3.9. Pengujian Hipotesis
3.9.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)
Uji f pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah
sebagai berikut :
1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4
2. H
= 0, artinya variabel Return on Asset, Debt to Equity
Ratio, Current Ratio dan Firm Size secara serempak berpengaruh tidak
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45.
1
Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak
adalah sebagai berikut:
: Minimal satu bi ≠ 0, artinya minimal ada satu pengaruh variabel
independen (Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size)
terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45.
1. Jika Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1
2. Jika Sig > 0,05 dan F
diterima
hitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)
Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (ROA, DER,
variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel
yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:
1. H0
2. H
: bi = 0, artinya Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm
Size secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout
Ratio Saham LQ45.
1
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial
adalah sebagai berikut:
: bi ≠ 0, artinya Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm
Size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
Saham LQ45.
1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1
2. Jika Sig > 0,05 dan t
diterima
hitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 d